Anda di halaman 1dari 7

TEORI FUNGSIONALISME

M.Albertrand Jusendo Arfan

albertrandarfan18@gmail.com

2010003600059

Universitas Ekasakti

A.PENDAHULUAN

Antropologi hukum adalah kajian antropologis terhadap makna sosial dari dan pentingnya
hukum dengan menelaah bagaimana hukum di buat termasuk bagaimana konteks sosial
pembuatan hukum tersebut, bagaimana hukum mempertahankan dan mengubah institusi sosial
lainnya, dan bagaimana hukum membangun perilaku sosial. Namun seiring perkembangan
zaman dan tatanan politik dunia pasca-Perang Dingin, cakupan kajian antropologi hukum meluas
di antaranya membahas keterkaitan antara konflik sosial dengan kesenjangan ekonomi dan
batasan-batasan hukum dalam melakukan rekayasa sosial. Antropologi hukum kini turut
mengkaji hubungan antara politik dan hukum yang juga berubah dalam konteks pasca-Perang
Dingin tersebut. Sebagai akibat dari perluasan cakupan tersebut, bahkan ada kalangan yang
menyebut kajian antropologi hukum pada abad ke-19 sebagai kajian antropologi protolegal.

Apa saja yang di pelajari di dalam Antropologi Hukum ?

Antropologi Hukum merupakan ilmu yg mempelajari manusia dengan kebudayaan,


khususnya di bidang Hukum, atau ilmu tentang Manusia dalam kaitannya dengan Kaidah-kaidah
sosial yang bersifat Hukum

Mempelajari Antropologi Hukum memiliki manfaat yaitu untuk mengetahui gambaran


bekerjanya hukum sebagai pengendali sosial yang dilatar-belakangi oleh budaya. ... dapat
mengetahui suku bangsa / masyarakat mana yang memiliki norma-norma perilaku hukum yang
sudah tinggi dan mana yang belum tinggi.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang Teori Fungsionalisme pada Antropologi
Hukum .

Teori adalah suatu pendapat bagaimana dan kenapa sebuah fakta terjadi. (Macionis,
1997:15). Sedangkan Scupin dan De Corse (1995)mendefinisikan teori adalah kumpulan
hipotesis yang tidak berhubungan yang menawarkan penjelasan secara umum untuk fenomena
natural atau sosial. Salah satu teori Antropologi adalah fungsionalisme.
Sedangkan Fungsionalisme ialah teori Filsafat atau sebuah pemikiran yang tidak menolak
substansi imaterial, tetapi menyatakan bahwa pada akhirnya semua substansi bersifat
material. Fungsionalisme melihat masyarakat sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang
saling berhubungan satu dengan lainnya. Satu bagian tidak bisa dipahami terpisah dari
keseluruhan.Dengan demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada beberapa persyaratan atau
kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem sosial bisa bertahan.

Sdangkan ,Teori fungsionalisme adalah teori dominan dalam antropologi. Teori ini memandang
budaya sebagai satu kesatuan, dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara
bagian-bagian masyarakat yang tercipta dan bagaimana bagian ini fungsional (bermakan
memiliki konsekuensi yang menguntungkan pada individu dan masyarakat) dan disfungsional
(bermakna memiliki konsekuensi yang negatif). Teori ini memandang masyarakat sebagai
sistem yang kompleks yang mana bagian tersebut bekerja bersama untuk mempromosikan
solidaritas dan stabilitas diri masing masing .Ini menandakan bahwa kehidupan sosia kita
dituntun berdasar pada struktur sosial, yang pola perilaku sosialnya secara relatif stabil
(Macionis, 1997)

B.PEMBAHASAN

Struktural – fungsionalisme lahir sebagai reaksi terhadap teori evolusionari .Jika tujuan dari
kajian – kajian evolusionari adalah untuk membangun tingkat – tingkat perkembangan budaya
manusia , maka tujuan dari kajian-kajian structural – fungsionalisme adalah untuk membangun
suatu system social , atau sruktur social, melalu pengajian terhadap pola hubungan yang
berfungsi antar individu individu , antara kelompok kelompok , atau antara instuisi instuisi social
didalam suatu masyarakat , pada suatu kurun masa tertentu .Jadi pendektan evolusionari lebih
bersifat historis dan diakronis , sedangkan pendekatan structural- fungsional lebih bersifat statis
dan sinkronis , Struktural – fungsional adalah penggabungan dari dua pendekatan , yang bermula
dari pendektan fungsional Durkheim , kemudian digabungkan dengan pendekatan structural R-B
,Karena itu untuk memahami pendekatan structural – fungsional , orang harus melihat dulu
sejarah perkembangan pendekatan nasional.

Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan ‘struktural fungsional’ merupakan hasil
pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana pendekatan fungsionalisme yang
diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara
mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Fungsionalisme struktural atau ‘analisa sistem’
pada prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah konsep
fungsi dan konsep struktur.
Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan
antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-
bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan
dalam hal fungsi dari elemen-lemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi

Teori yang akan di gunakan untuk medasari makalah ini adala teori structural fungsional
Radcliffe- Brown dan Talcott Parsons .Alasan di gunakannya satu teori yang berasal dari dua
orang tokok tersebut karena keduanya mempunyai persepsi yang sama teori struktiural
fungsional itu . Aneh nya , antara Radcliffe – Brown dengna Talcott Parsons adalah dua ilmuan
yang menekuni disiplin ilmu yang berbeda .Radcliffe – Brown memfokuskan kajiannya pada
bidang Antropologi Sosial sedangkan Talcott Parsons lebih memfokuskan kajian nya terhadap
bidang Sosiologi .Namun demikian , ternyata teorinya tentang stuktural fungsional memiliki
kesamaan yang secara fundamental tidak bisa di bedakan . Perbedaan yang ada hanyalah mula
teori itu di dapat dari hasil penilitian pada lapangan atau focus yang berbeda .

Teori Struktural fungsional Redcliffe- Brown

Arthur Reginald Radcliffe –Brown adalah seorang ahli antroipologi social yang
mendasarkan teorinya mengenai perilaku manusia pada konsep fungsionalisme .Radcliffe-Brown
merasa bahwa berbagai aspek perilaku social , bukanlah berkembang untuk memuaskan
kebutuhan Individual , justru timbul untuk mempertahankan struktur social masyarakat . Struktur
social dari suatu masyarakat adalh seluruh jaringan dari hubungan hubungan social yang ada .

Satu contoh kongret dari pendektan yang bersifat structural – fungsional dari Radcliffe – Brown
adalah analisisnya tentang cara penanggulanganya mengenai ketegangan yang cenderung timbul
di antara orang orang yang telah terikat oleh perkawinan , di masyarakat tertentu .

Teori structural – fungsional Talcott Parsons

Perspektif structural fungsional Parsons , berkaitan pula dengan tujuan untuk mewujudkan
keutuhan suatu struktur social masyarakat , seperti hal nya perspektif structural fungsional
Radcliffe-Brown .Berkait dengan ini Parsons mengemukakan bahwa 1). Masyarakat adalah suatu
sitem yang secara keseluruhan terdiri dari bagian bagian yang saling bergantung ,2). Keseluruhan
atau system yang utuh itu menentukan bagian bagian . Artinya bagian yang satu tak bisa
dipahami secara terpisah kecuali dengna memperhatikan hubungannya dengan system
keseluruhannya yang lebih luas dimana bagian bagian menjadi unsurnya. Bagian bagian tersebut
seperti nilai kultural, pranata hukum , pola organisasi kekeluargaan ,pranata politik dan
organisasi ekonomi teknologi ,3). Bagian bagian yang harus dipahami dalam kaitannya dengan
fungsinya terhadap keseimbangan system keseluruhan sebagai satu system terdapat hubungan
fungsional. 4). Premis terpenting untuk maksud ini adalah logika .
Seperti yang telah saya sampaikan tadi bahwa Teori fungsionalisme adalah teori dominan
dalam antropologi. Teori ini memandang budaya sebagai satu kesatuan, dan mencoba untuk
menjelaskan bagaimana hubungan antara bagian-bagian masyarakat yang tercipta dan bagaimana
bagian ini fungsional (bermakan memiliki konsekuensi yang menguntungkan pada individu dan
masyarakat) dan disfungsional (bermakna memiliki konsekuensi yang negatif). Teori ini
memandang masyarakat sebagai sistem yang kompleks yang mana bagian tersebut bekerja
bersama untuk mempromosikan solidaritas dan stabilitas diri masing masing .Ini menandakan
bahwa kehidupan sosia kita dituntun berdasar pada struktur sosial, yang pola perilaku sosialnya
secara relatif stabil.

Dalam khsanah ilmu antropologi dan Ilmu sosial umumnya, teori fungsionalisme yang
dirintis oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) merupakan teori klasik yang begitu
berpengaruh pada awal perkembangan ilmu Antropologi pada abad ke-19. Namun dan demikian,
meskipun teori itu dikenal sebagai teori klasik, sebagai sebuah grand theory yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan teori antropologi kontemporer, teori tersebut masih banyak
dijadikan landasan konseptual para ilmuwan sosial masa kini dalam berbagai kajian masyarakat
dan kebudayaan. Demikian halnya dalam studi tentang sistem religi, dalam banyak hal teori ini
masih relevan untuk menjadi sebuah acuan teoretis dalam melakukan telaah antropologis
terhadap fenomena sosial keagamaan. Tulisan berikut mengurai kembali asumsi dasar dan
landasan konseptual yang dibangun oleh Malinowski dalam mengembangkan teori
fungsionalisme implikasinya terhadap kajian agama-agama.

Seluruh struktur sosial berkntribusi pada operasi masyarakat. Dua antropolog inggris
terkemuka Radcliff Brown dan Bronslaw Malinowski, menggambarkan dua standar teori:
Struktural fungsionalisme, yang menekankan pada keunggulan dari masyarakat dan menyusun
para individu, dan bagaimana berbagai macam elemenfungsi struktur sosial untuk memelihara
permintaan sosial dan keseimbangan. Dan Psikologi strukturalisme, yang mana menekankan
pada kbutuhan individual untuk bertemu dengan masyarakat.

Kelemahan teori fungsional adalah gagalnya menjelaskan kenapa masyarakat itu berbeda atau
justru memiliki kesamaan. Ontropolog fungsionalisme menganggap dunia tertib, memberi sedikit
perhatian atau bahkan tidak memberi perhatian pada kompetisi dan konflik (Howard dan Dunaif-
Hattis, 1992). Teori ini tidak berhubungan dengan sejarah, mengabaikan proses sejarah. (Scupin
dan De Corse, 1995) teori ini juga tidak dapat menjelaskan perubahan sosial dan budaya,
sebagaimana ia dulu memandang masyarakat sebagai sesuatu yang stabil dan tetap. meskipun
memiliki kelemahan, teori fungsionalisme mempengaruhi perjanjian besar penelitian empirik
dalam antropologi.
Dilihat dari Teori Fungsionalisme Struktural; Berbagai aspek perilaku sosial bukanlah
berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual, tapi justru timbul untuk mempertahankan
struktur sosial masyarakat. Struktur sosial dari suatu masyarakat adalah seluruh jaringan dan
hubungan-hubungan sosial yang ada. Munculah sistem kekerabatan dalam suatu kebudayaan.

C. PENUTUP

Struktural – fungsionalisme ter -lahir sebagai reaksi terhadap teori evolusionari.


Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan ‘struktural fungsional’ juga merupakan
hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana pendekatan fungsionalisme
yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu biologi sebagai reaksi terhadap teori evolusionari

Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi
yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang
saling berhubungan.

Dalam makalah ini kita membahas teori tersebut menurut sudut pandang dua orang ahli yaitu
Redcliffe- Brown dan Talcott Parsons. dimana menuru Redcliffe – Brown bahwa berbagai
aspek perilaku social , bukanlah berkembang untuk memuaskan kebutuhan Individual , justru
timbul untuk mempertahankan struktur social masyarakat . Struktur social dari suatu masyarakat
adalh seluruh jaringan dari hubungan hubungan social yang ada . sedangkan menurut Talcott
Parsons Masyarakat adalah suatu sitem yang secara keseluruhan terdiri dari bagian bagian yang
saling bergantung , Keseluruhan atau system yang utuh itu menentukan bagian bagian . Artinya
bagian yang satu tak bisa dipahami secara terpisah kecuali dengna memperhatikan hubungannya
dengan system keseluruhannya yang lebih luas dimana bagian bagian menjadi unsurnya. Bagian
bagian tersebut seperti nilai kultural, pranata hukum , pola organisasi kekeluargaan ,pranata
politik dan organisasi ekonomi teknologi , Bagian bagian yang harus dipahami dalam kaitannya
dengan fungsinya terhadap keseimbangan system keseluruhan sebagai satu system terdapat
hubungan fungsional, Premis terpenting untuk maksud ini adalah logika .
DAFTAR PUSTAKA

Gokma Toni Parlindungan S, Asas Nebis In Idem Dalam Putusan Hakim Dalam Perkara Poligami Di
Pengadilan Negeri Pasaman Sebagai Ceriminan Ius Constitutum, Volume 2, Nomor 1, 2020.

Gokma Toni Parlindungan S, Pengisian Jabatan Perangkat Nagari Pemekaran Di Pasaman Barat Dalam
Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari
2019,

Harniwati, Peralihan Hak Ulayat Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, Volume 1, Nomor 3,
2019.

Jasmir, Pengembalian Status Hukum Tanah Ulayat Atas Hak Guna Usaha, Soumatera Law Review,
Volume 1, Nomor 1, 2018.

Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam Menciptakan Lingkungan
Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia Education Review, Vol 2, No 3 (2020): Volume 2 No.3
Desember 2020

Mia Siratni, Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di Sebelum Dan Sesudah
Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Ensiklopedia Of
Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari 2019,

Remincel, Dimensi Hukum Pelanggaran Kecelakaan Lalu Dan Angkutan Jalan Lintas Di Indonesia,
Ensiklopedia Social Review, Volume 1, Nomor 2, 2019.

R Amin, B Nurdin, Konflik Perwakafan Tanah Muhammadiyah di Nagari Singkarak Kabupaten Solok
Indonesia 2015-2019, Soumatera Law Review, Volume 3, Nomor 1, 2020.

Anda mungkin juga menyukai