Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

RETORIKA

DOSEN PEMBIMBING

Febby Amelia Trisakti, S.I.Kom., M.Si

DISUSUN OLEH

Briyan ilham pratama(12040312447)

ILMU KOMUNIKASI 2G

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. Setelah mempelajari ilmu retorika saya sadar retorika sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat,seperti yang sudah di pelajari,retorika merupakan seni dalam
berbicara,dimana dalam kehidupan sosial kita butuh berkomunikasi agar tetap
terhubung,dengan mempelajari retorika kita akan dapat berbicara dengan baik,
terstruktur,menarik,sehingga akan memikat banyak orang ketika kita bicara,daya pikat
itulah yang dapat kita manfaatkan untuk menyampaikan tujuan kita terhadap orang
banyak,kita akan lebih di dengar,dihargai bahkan mempengaruhi orang lain ketika kita
bicara dengan menggunakan ilmu retorika,khususnya dalam era digital saat ini ilmu retorika
sangat dibutuhkan karena banyak hal yang bisa dilakukan dalam era digital,tidak terkecuali
berorasi,berjualan,membuat konten edukasi dan banyak hal lainya yang sudah beralih ke
dunia digital,disinilah peran retorika sangat penting untuk menjaga komunikasi agar tetap
terstruktur,menarik,mudah dipahami,dan dapat diterima banyak kalangan,contohnya saja
seorang influencer jika menghadirkan suatu konten di sebuah platform digital,jika dia
menguasai ilmu retorika,maka kualitas komunikasi ataupun cara bicaranya dalam
menyampaikan suatu topic akan lebih mudah di mengerti,enak didengar,dan menarik
banyak orang untuk mendengarkan apa yang ia sampaikan di kontenya,jika orang tersebut
tidak menguasai ilmu retorika atau tidak terlalu fasih dalam berbicara,maka konten yang ia
hadirkan tidak akan menarik untuk didengar dan pesan yang disampaikan belum tentu
dapat dipahami oleh pendengar,tidak hanya influencer,sebagai masyarakat umumpun jika
kita paham akan ilmu retorika maka kita akan lebih percaya diri dalam berkomunikasi
sehari-sehari dan orang akan lebih menerima pendapat serta argument yang kita utarakan
baik dalam digital contohnya media social maupun dalam dunia nyata.

2. Salah satu tokoh yang saya kagumi karena kemampuanya dalam retorika yaitu Deddy
Corbuzier,pada awalnya belau dikenal sebagai seorang pesulap professional di
Indonesia,namun setelah iya berhasil menjadi seorang host tv,beliau pensiun dari dunia
sulap,beliau sukses sebagai seorang host tv dengan acara talkshow yang berjudul “hitam
putih” dimana bintang tamu yang di hadirkan yaitu sosok inspiratif yang bisa memotifasi
banyak orang,ini yang salah satu yang saya suka dari acara beliau,yaitu mengutamakan
sisi inspiratif dibanding sensasi,namun karena di Indonesia lebih banyak yang suka sensasi
skarang acara talkshow hitam putih sudah berhenti penayanganya,sekarang Deddy
Corbuzier dikenal sebagai youtuber dengan konten podcast berjudul “close the door”,yang
mana konten youtube belau sangat di kenal di Indonesia,alasan saya mengagumi beliau
sebagai sebagai tokoh retorika yaitu,beliau merupakan pribadi yang pintar dalam bertutur
kata,cara dia menyampaikan pendapat dan argument mencerminkan bahwa dia merupakan
orang yang pintar,bisa masuk kedalam pembahasan apa saja,berfikir terbuka dan mampu
mendebat atau menyampaikan ketidak setujuanya akan sesuatu yang disampaikan oleh
bintang tamu namun tidak menyinggung,open minded dan tau cara membahas sesuatu
yang bianggab tabu atau controversial untuk dibahas,dengan segala kemampuan beliau
dalam berbicara tersebut membuat konten podcastnya sangat terkenal dan berpengaruh di
Indonesia.
3. Naskah pidato

Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan di Indonesia

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna


linahtadiya laula an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-tilkumul jannah,
uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.Pertama dan terutama sekali,marilah kita panjatkan puji
berserta syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan kita
rahmat,nikmat,serta karunianya sehingga kita senantiasa dilancarkan perkuliahan daring di masa
pandemi Covid-19 ini,salawat beriringan salam tak lupa dan tak bosanya kita hadiahkan kepada
rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mana telah mengantarkan kita dari zaman kebodohan ke
zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.Yang saya hormati
ibu Febby Amelia Trisakti, S.I.Kom., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah retorika,rekan-rekan
perangkat kelas 2G,dan seterusnya kepada teman-teman kelas 2G yang seperjuangan dengan
saya.pada kesempatan kali saya akan membahas mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap
pendidikan di Indonesia.

Telah setahun lebih dunia dilanda wabah covid-19,tak terkecuali dengan Negara kita tercinta
Indonesia,pandemi ini telah menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia,baik di sektor
pendidikan,ekonomi,pariwisata,sosial,dan masi banyak lagi sektor yang terdampak oleh covid-19
ini,sebelum saya membahas dampak dari covid ini,tentu kita harus tau dulu,apa itu covid-19 dan dari
mana covid-19 ini berasal,berikut saya akan menjabarkan sejarah munculnya covid-19.Coronavirus atau
yang biasa kita sebut dengan covid-19 merupakan sebuah virus baru yang berasal dari Kota
Wuhan,China,kasus ini bermula pada laporan pertama wabah COVID-19 yang berasal dari sekelompok
kasus pneumonia pada Desember 2019,gejala awal yang dirasakan pada orang yang didiaknosa
terjangkit virus ini meliputi demam, malaise, batuk kering, dan dispnea yang didiagnosis sebagai gejala
infeksi virus pneumonia. Awalnya, penyakit itu disebut pneumonia Wuhan oleh pers karena gejala yang
serupa pneumonia. Hasil sekuensing genom menunjukkan bahwa agen penyebabnya adalah coronavirus
baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sementara menamai virus baru 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi mengubahnya menjadi penyakit
coronavirus 2019 (COVID-19) pada 12 Februari 2020.

Coronavirus penyebab COVID-19 secara resmi dinamai Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) oleh International Committee on Taxonomy of Viruses berdasarkan analisis
filogenetik dan taksonomi. SARS-CoV-2 diyakini sebagai limpahan dari coronavirus hewan yang
kemudian beradaptasi dan berpindah penularannya dari manusia ke manusia. Pada 11 Maret 2020,
WHO akhirnya membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi, menyusul flu
Spanyol 1918, flu Asia 1957, flu Hong Kong 1968, dan flu Pandemi 2009, yang masing-masing
menyebabkan sekitar 50 juta, 1,5 juta, 1 juta, dan 300.000 kematian manusia.Coronavirus manusia
biasanya menyebabkan penyakit ringan pada saluran pernapasan bagian atas. Namun pada beberapa
kasus virus corona yang ditularkan dari hewan, SARS-CoV dan MERS-CoV, telah menyebabkan
pneumonia parah dan kematian di manusia.
Karena virus ini sangat mudah menular, ia menyebar dengan cepat dan terus bermultiplikasi pada
populasi manusia.Coronavirus adalah keluarga besar dari berbagai virus yang sudah lama berada dalam
kehidupan manusia. Beberapa di antaranya menyebabkan flu biasa pada manusia, yang lainnya
menyebabkan batuk dan gangguan pernapasan ringan. Coronavirus menginfeksi hewan, termasuk
kelelawar, unta, dan sapi. Ilmuwan telah mengklasifikasikan coronavirus ke dalam empat sub-grup yaitu
alpha, beta, gamma, dan delta. SARS-CoV-2 ini merupakan anggota ketujuh dari keluarga virus corona
yang menginfeksi manusia.coronavirus manusia berasal dari hewan sebagai inang alami. Seperti yang di
kutip dari (JVI) Kelelawar mungkin merupakan inang alami dari coronavirus,namun Hewan peliharaan
juga dapat menderita penyakit dan berperan sebagai inang perantara yang menyebabkan penularan
virus dari inang alami ke manusia.

Itulah sejarah dari munculnya covid-19,tidak hanya tanah air kita tercinta,namun seluruh dunia
merasakan dampak dari pandemi ini,pandemi covid-19 cukup besar dampaknya terhadap pendidikan di
Indonesia,selama berlansungnya pandemi covid-19 kita melakukan kegiatan pembelajaran dirumah
secara online atau yang biasa kita sebut dengan pembelajaran secara daring,sebagai mahasasiswa
baru,saya pribadi merasa sulit untuk beradaptasi dengan perkulihan dan banyak materi perkuliahan yang
tidak dapat diserap secara maksimal,selain itu banyak sekali moment sebagai mahasiswa baru
terlewatkan,yang seharusnya kita mengenal kampus secara lansung,namun karena pandemi ini kita
disambut dengan suasana perkuliahan secara online.secara umun dampak pandemi covid-19 pada
sektor pendidikan sangat besar dirasakan baik oleh peserta didik,guru,orang tua,bahkan
pemerintah,karena masalah ini dirasakan secara tiba-tiba dan untuk pertama kalinya, sejak hadirnya
wabah Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu mengikuti alur yang
sekiranya dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah perlu memaksakan diri
menggunakan media daring. Namun penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, banyak masalah
yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan metode daring
diantaranya,Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa,Sarana dan Prasarana
yang Kurang Memadai,Akses Internet yang terbatas ,Kurang siapnya penyediaan Anggaran.selain itu
Ada kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah ataupun kampus.

Banyak ujian yang mestinya dilakukan oleh murid pada kondisi normal,sekarang dengan mendadak
karena dampak covid-19, maka ujian dibatalkan ataupun di tunda. Penilaian internal bagi sekolah
barangkali dianggap kurang urgent tetapi bagi keluarga murid informasi penilaian sangat penting. Ada
yang menganggap hilangnya informasi penilaian murid sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa
depan murid.Misalkan saja target-target skill maupun keahlian tertentu murid yang mestinya tahun ini
mendapatkan penilaian sehingga berdampak treatment untuk tahun yang akan datang, maka pupus
sudah bagi murid yang telah mampu menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak
memperoleh penilaian yang semestinya.tidak hanya itu Lulusan universitas ataupun pendidikan
menengah yang mencari pekerjaantahun ini mengalami gangguan yang hebat karena pandemi Covid-19.

Para mahasiswa maupun siswa yang tahun ini lulus mengalami gangguan pengajaran di bagian akhir
studi mereka. Dampak langsung yang dialami oleh mereka adalah gangguan utama dalam penilaian
akhir yang mestinya mereka dapatkan. Namun dengan kondisi apapun mereka tetap lulus dalam kondisi
resesi global yang memilukan ini. Kondisi pasar kerja yang cenderung sulit merupakan kendala baru bagi
lulusan. Persaingan dipasar kerja sangat ketat dan berhimpit dengan para pekerja yang juga sudah
mengalami Putus Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan dimana mereka bekerja. Adapun jika mereka
sebagai lulusan baru Universitas maka mereka mau tidak mau akan menerima upah lebih rendah dan
mereka akan mempunyai efek dalam persaingan karier Lulusan universitas yang awalnya memprediksi
dirinya akan mendapatkan pekerjaan dan upah yang memadai akan tetapi kenyataan di Indonesia
disebabkan karena covid-19 mengakibatkan mereka harus berpikir ulang tentang pendidikan yang di
tempuh dan mendapatkan upah yang diharapkan. Kebijakan belajar di rumah pada institusi pendidikan
jelas menyebabkan gangguan besar, seperti pembelajaran siswa, gangguan dalam penilaian,
pembatalan penilaian, peluang mendapatkan pekerjaan setelah lulus pendidikan, pembatalan penilaian
publik untuk kualifikasi dalam seleksi pekerjaan. Sekolah memerlukan sumber daya untuk membangun
kembali kehilangan dalam pembelajaran,ketika mereka kembali membuka aktivitas pembelajaran.
Rekoveri untuk pemulihan ini harus dilakukan secara cepat dan tepat dengan pengalokasian anggaran
dari pemerintah untuk pendidikan. Pemangkasan birokrasi pendidikan harus segera dijalankan untuk
menangani dampak Covid-19 ini bagi dunia pendidikan. Kebijakan penting yang harus dilakukan oleh
menteri pendidikan adalah merekoveri penilaian untuk pembelajaran, bukan menghilangkan, disebabkan
pentingnya faktor penilaian bagi siswa, sehingga kebijakan yang lebih baik adalah menunda penilaian
bukan melewatkan penilaian internal sekolah.

Dari dampak covid-19 terhadap sektor pendidikan di Indonesia ada beberapa upaya dan penetapan
kebijakan untuk menanggulangi kondisi pandemi covid-19 ini antara lain perlunya koordinasi dengan
dinas pendidikan setempat, penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun, pembersihan lingkungan
sekolah, melakukan skrining awal terhadap warga sekolah yang mengalami keluhan sakit, hingga
menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
merespons protokol tersebut dengan menerbitkan tersebut diikuti dengan terbitnya Surat Edaran
Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 di satuan pendidikan pada 9 Maret
2020. Isi surat edaran tersebut hampir sama dengan protokol yang dikeluarkan oleh KSP sebelumnya.
Berbagai imbauan yang disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim dalam surat tersebut
mencerminkan bahwa kegiatan pembelajaran masih dapat dilakukan di satuan pendidikan (sekolah)
dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.Mengikuti perkembangan pandemi yang begitu cepat,
pada 17 Maret 2020, Menteri Pendidikan menerbitkan surat edaran bernomor 36962/MPK.A/HK/2020
tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19. Surat tersebut ditujukan kepada semua kepala dinas pendidikan dasar, menengah, hingga
tinggi.

Di dalamnya disampaikan imbauan untuk mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan oleh
Kantor Staf Presiden di atas.Selain itu, Mendikbud mengimbau agar semua satuan pendidikan di bawah
Kemendikbud untuk menunda penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta atau
menggantikannya dengan video conference atau komunikasi daring lainnya. Khusus untuk daerah yang
sudah terdampak Covid-19, diberlakukan pembelajaran dari rumah secara daring dan dipandang sama
seperti kehadiran di sekolah atau perguruan tinggi. Dengan surat edaran tersebut, dimulailah belajar dari
rumah sebagai strategi memenuhi hak pendidikan anak selama pandemi.Pada 24 Maret 2020,
Mendikbud kembali mengeluarkan Surat Edaran, yakni SE Mendikbud 4/2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Di dalamnya, salah satunya, diatur
proses belajar dari rumah. Beberapa ketentuan yang diatur, antara lain semangat dasar pembelajaran
daring, fokus belajar dari rumah, aktivitas dan tugas pembelajaran selama belajar dari rumah, serta peran
guru dalam memberikan umpan balik.SE Mendikbud 4/2020 tersebut diikuti dengan SE Sekjen
Kemendikbud 15/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR) dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19 pada 18 Mei 2020. Pedoman tersebut ditujukan kepada dinas pendidikan,
kepala satuan pendidikan, pendidik, peserta didik, hingga orang tua/wali.Pedoman ini dibuat untuk
memastikan pemenuhan hak anak dalam mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19,
melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan
Covid-19, serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang
tua.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi dan melakukan Perkembangan strategi
penanganan Covid-19 berpengaruh terhadap kebijakan belajar di rumah. Pemerintah membuka peluang
untuk membuka sekolah dan menjalankan proses pembelajaran tatap muka dengan memperhatikan
perkembangan penyebaran Covid-19.Pada tahun ajaran baru 2020/2021, pemerintah tidak mengubah
kalender pembelajaran sehingga tahun ajaran baru tetap dimulai pada bulan Juli 2020. Penetapan
tersebut dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran Baru Pada Masa
Pandemi Covid19. Panduan tersebut terdapat dalam lampiran Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri yang ditetapkan pada
15 Juni 2020.Panduan ini mencoba tetap memberikan hak pendidikan bagi anak walau berada di tengah
situasi pandemi. Mengingat pembelajaran tatap muka di sekolah dapat meningkatkan risiko penularan
Covid-19, Kemendikbud menempuh jalan yang paling konservatif untuk tetap memenuhi hak pendidikan
anak, yakni dengan menempatkan keamanan sebagai prioritas utama.Prinsip kebijakan pendidikan pada
masa pandemi Covid-19 yang digunakan adalah “kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan
pembelajaran”.

Panduan tersebut menetapkan bahwa daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah risiko
penularan Covid-19 dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Sekolah yang
berada zona tersebut tetap melanjutkan belajar di rumah.Sekolah yang berada pada zona hijau bisa
melakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol yang sangat ketat. Pertama, sekolah perlu
mendapatkan izin dari pemda/kanwil/kantor kemenag untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Lembaga yang memberikan izin tersebut sebelumnya perlu mendapatkan persetujuan dari kepala Gugus
Tugas Penanganan Covid-19 tingkat daerah untuk mengeluarkan izin persekolahan tatap
muka.Selanjutnya, sekolah tersebut perlu memenuhi semua daftar periksa standar kesiapan
pembelajaran tatap muka. Daftar kesiapan tersebut, antara lain ketersediaan sarana sanitasi dan
kebersihan, tersedia akses fasilitas layanan kesehatan, siap menerapkan area wajib masker di sekolah,
memiliki thermogun untuk mengukur suhu tubuh warga sekolah, mampu memetakan warga sekolah yang
tidak boleh melakukan kegiatan di sekolah, dan membuat kesepakatan bersama komite sekolah untuk
memulai pembelajaran tatap muka. Ketika semua sudah memberikan izin, pembelajaran tatap muka bisa
dimulai.

Pemerintah juga memberikan keleluasaan bagi orang tua yang merasa anaknya belum siap untuk
melakukan pembelajaran tatap muka untuk memutuskan anaknya tetap belajar dari rumah. Hal ini
selaras dengan berbagai pertanyaan orang tua tentang jaminan kesehatan bila sekolah kembali dibuka
(Kompas, 9 Juni 2020). Para orang tua khawatir terhadap perilaku anak yang belum terbiasa
mengenakan masker dan tertib sepanjang waktu di sekolah dan belum mencuci tangan.Bagi sekolah
yang berada di zona hijau, pembelajaran tatap muka dilaksanakan secara bertahap, yakni masa transisi
selama dua bulan pertama dan masa kebiasaan baru.Jenjang yang boleh memulai pembelajaran tatap
muka paling cepat adalah SMA, SMK, MA, MAK, SMP, dan MTs, yakni pada bulan Juli 2020.Untuk
jenjang SD, MI, dan SLB di zona hijau dapat memulai pembelajaran tatap muka paling cepat pada bulan
September 2020. Sedangkan untuk jejang PAUD paling cepat dibuka pada bulan November 2020.
Meski banyak pihak yang dirugikan karena terjadinya pandemi ini,masi ada sisi positif yang dapat kita
rasakan dalam sektor pendidikan,diantaranya siswa akan terbiasa dengan perkembangan
teknologi,pembelajaran dilakukan tampa batas waktu maupun tempat artinya kita bisa belajar kapan saja
dan dimana saja,dapan berkumpung dan menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga,dan masi
banyak dampak positif lainya jika kita mempunyai sudat pandang lain dalam melihat pandemi
ini,walaupun dalam masa pandemi ini semua pihak memang merasakan dampaknya khususnya pada
sektor pendidikan kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada,baik peserta
didik,pendidik,maupun pihak orang tua,harus bisa bekerjasama mendukung upaya pemerintah agar
pandemi ini cepat teratasi dan kondisi kembali normal,itulah yang dapat saya sampaikan pada
kesempatan kali ini,saya Briyan ilham pratama mohon maaf jika ada kekurangan serta kesalahan
kata,saya berharap semoga pidato ini dapat bermanfaat bagi banyak orang,akhir kata saya akhiri
dengan, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai