Anda di halaman 1dari 4

1.

Teori Sibernetika Talcott Parsons


Teori sibernetika dicetuskan pertama kali oleh Talcott Parsons, dimana dalam teorinya
Parsons menganggap bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian-
bagian (sub-sub) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi secara timbal balik. Parson
berpandangan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem secara fungsional yang terintegrasi
dalam bentuk equilibrium. Meski integrasi sosial tidak akan pernah dapat dicapai secara
sempurna, namun secara prinsip sistem sosial selalu cenderung untuk bergerak kepada harmoni
yang bersifat dinamis. Secara lebih spesifik teori ini menyebutkan bahwa di dalam sebuah
masyarakat terdapat berbagai macam sub sistem, dimana antara sub sistem satu dengan sub
sistem lainya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sub sistem
sebagaimana dimaksud meliputi sub sistem antara lain adalah, sub sistem budaya, sub sistem
sosial, sub sistem politik dan sub sistem ekonomi, atau yang populer dikenal dengan istilah
AGIL
Sub sistem sebagaimana disebutkan dalam teori ini akan saling berkaitan/berhubungan
satu sama lain, hubungan antara sub sistem demikian yang kemudian oleh Satjipto Rahardjo
disebut sebagai hubungan Sibernetik, dimana hubungan antara subsistem satu dengan
subsistem lainya dapat dilihat ketika sistem-sistem yang memiliki informasi tinggi tetapi energi
rendah (sub sistem budaya dan subsistem sosial) mengatur sistem-sistem yang memiliki
informasi lebih rendah tetapi energi lebih tinggi (subsistem politik dan subsistem ekonomi)
masing-masing dari sub sistem sebagaimana dimaksud akan saling mempengaruhi berdasarkan
fungsi primer dari masing-masing sub sistem tersebut, seperti sub sistem budaya yang memiliki
fungsi primer mempertahankan pola, subsistem sosial sebagai fungsi integritas, fungsi politik
sebagai fungsi pencapaian tujuan, dan fungsi subsistem ekonomi sebagai fungsi yang adaptif
---------
Teori Sibernetika Talcott Parsons yang mengemukakan teori mengenai masyarakat
yang bersifat menyeluruh dengan bertitik tolak pada tindakan-tindakan individu dengan segala
keterkaitannya yang luas di dalam masyarakat. Menurut Talcott Parsons tingkah laku individu
tidak merupakan tingkah laku biologis, tetapi sebagai tingkah laku yang mempunyai arti
sosiologis. Tingkah laku individu itu selalu dapat diberi tempat dalam suatu hubungan sosial
tertentu, yang berarti bahwa tingkah laku itu merupakan tindakan yang berstruktur. Selanjutnya
Talcott Parson dalam teori sistemnya mengemukakan bahwa sistem sosial yang luas ini terdiri
dari sub-sistem tindakan-tindakan individu dalam bidang budaya, sosial, kepribadian dan
organisme kelakuan. Tindakan-tindakan manusia di dalam masyarakat ini dibatasi oleh dua
lingkungan dasar yang masing-masing bersifat fisik yaitu lingkungan fisik- organik (phisic-
organic environment) dan yang bersifat ideal yang disebut realitas tertinggi (the ultimate reality
environment). Di antara kedua lingkungan dasar tersebut terdapat sub sistem yang merupakan
suatu kesatuan hierarkis yaitu sub sistem budaya dengan fungsi mempertahankan pola; sub
sistem sosial dengan fungsi integrasi; sub sistem politik dengan fungsi mengejar tujuan dan
sub sistem ekonomi dengan fungsi melakukan adaptasi.
Bagan Talcott Parsons juga menunjukkan hubungan yang dinamakan hubungan
sibernetika. Hubungan sibernetika antara sub sistem-sub sistem dalam masyarakat berlangsung
melalui proses arus informasi dari sub sistem dengan tingkat informasi tinggi ke sub sistem
dengan informasi rendah. Sebaliknya juga terjadi arus dari sub sistem dengan tingkat informasi
rendah, yang dalam hat ini dikondisikan oleh sub sistem yang memiliki tingkat energi lebih
tinggi.
Menurut Parsons, sistem sosial terdiri atas konfigurasi sub-sub sistem yang mengemban
fungsi primernya masing- masing. Sub-sub sistem itu adalah sub sistem budaya yang
mempunyai fungsi mempertahankan pola, sub sistem sosial yang berfungsi integrasi, sub
sistem politik yang memiliki fungsi mengejar tujuan, dan sub sistem ekonomi yang berfungsi
untuk adaptasi96
Hubungan sibemetik terjadi antara sub-sub sistem dalam masyarakat berlangsung
melalui proses arus informasi yang datang dari sub sistem dengan tingkat informasi tinggi
kepada yang rendah. Terjadi juga sebaliknya, yaitu sub sistem dengan informasi yang lebih
tinggi justru dikondisikan oleh sub-sub sistem yang lebih rendah kemampuannya untuk
memberi informasi
-
Talcott Parson adalah tokoh sosiolog kontemporer dari Amerika yang menggunakan
pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan
prosesnya. Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di
Amerika. Hasil pemikiran dari Talcott Parson juga dipengaruhi berbagai pemikiran dari
Auguste Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber.
Sebelum berbicara lebih dalam lagi tentang Teori Sibernetika. Perlu dipahami dulu
pengertian dari teori dan dasar pemikiran dari Talcott Parson itu sendiri sendiri. Teori
merupakan dalil atau ilmu pasti, pedoman praktek, ajaran atau paham berupa pandangan
tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal atau logika (rasio) dan juga merupakan patokan
dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan. Sedangkan prinsip dasar pemikiran
Talcott Parson, tindakan individu manusia itu diarahkan pada suatu tujuan. Tindakan itu
dilakukan pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti dan unsur lainnya digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan
penentuan alat dan tujuan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai
kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar dengan unsur berupa alat, tujuan, situasi, dan
norma. Setiap individu memakai berbagai instumen yang ada untuk mencapai tujuan dengan
berbagai macam cara. Individu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dalam memilih tujuan yang
tercapai. Tindakan individu manusia juga ditentukan oleh orientasi subjektifnya berupa
motivasional dan orientasi nilai.
Dengan pemahaman atas pengertian teori serta dasar pemikiran dari Talcott Parson
maka akan lebih mudah memahami teori yang dilahirkan Talcott Parson. Teori Sibernetika
adalah sebuah pemikiran dari Talcott Parson. Dimana keterkaitan sistem hukum dengan sistem
lain ditunjukkan secara sangat baik oleh Talcott Parson dengan Teori Sibernetika. Dalam
teorinya, yang kemudian menjadikan Talcott Parson sebagai legenda dalam studi sosiologi
hukum. Teori ini lebih dikenal dengan sebutan Sibernetika Talcott Parson (Talcott Parson’s
Cybernetics) tentang ada empat subsistem yaitu :
 Budaya
 Sosial
Suatu sinergi antara berbagai sub sistem sosial yang saling mengalami ketergantungan
dan keterkaitan. Adanya hubungan yang saling keterkaitan, interaksi dan saling ketergantungan
 Politik

 Ekonomi
Hukum, agama, pendidikan, budaya, ekonomi, politik, sosial adalah bagian-bagian yang tidak
dapat terpisahkan dan saling berinteraksi.
Menurut Talcott Parson, ada 4 subsistem yang menjalankan fungsi utama dalam kehidupan
masyarakat:
1. Fungsi adaptasi (adaptation) dilaksanakan oleh subsistem ekonomi. Misalnya dengan
melaksanakan produksi dan distribusi barang dan jasa.
2. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment) dilaksanakan oleh subsistem politik. Misalnya
melaksanakan distribusi distribusi kekuasaan dam memonopoli unsur paksaan yang sah
(negara).
3. Fungsi integrasi (integration) dilaksanakan oleh subsistem hukum dengan cara
mempertahankan keterpaduan antara komponen yang beda pendapat/konflik untuk mendorong
terbentuknya solidaritas sosial.
4. Fungsi mempertahankan pola dan struktur masyarakat (lattent pattern maintenance)
dilaksanakan oleh subsistem budaya menangani urusan pemeliharaan nilai-nilai dan norma-
norma budaya yang berlaku dengan tujuan kelestarian struktur masyarakat dibagi menjadi
subsistem keluarga, agama, Pendidikan
Diantara keempat subsistem tersebut, ekonomi menempati kedudukan paling kuat, diikuti
subsistem politik, subsistem sosial (termasuk hukum didalamnya), subsistem budaya. Melihat
dari sudut pandang yang berbeda subsistem budaya justru yang paling kaya, kemudian
subsistem sosial, subsistem politik, dan subsistem ekonomi. Antar seluruh subsistem tersebut
saling mempengaruhi dan saling mendominasi. Keempat subsistem (pranata) ini bekerja secara
mandiri. Namun saling bergantung satu sama lain untuk mewujudkan keutuhan dan kelestarian
sistem sosial secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai