Anda di halaman 1dari 9

ANTRO KESEHATAN DAN GIZI

Nama Anggota :

1. Arika Kartika Putri (071811733008)


2. Hani Elza Niken (071811733009)
3. Auliyya Salsabila (071811733048)
4. Avieza Aini Al Azizi (071811733050)
5. Amillia Suci K. P (071811733051)

KONSEP SEHAT DAN SAKIT MENURUT PANDANGAN BERBAGAI ETNIS DI


INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN KONSEP KAUSALITAS ETNOMEDISIN

Etnis Dayak

Dalam pandangan Etnis Dayak, definisi sehat berartikan apabila tubuh tidak mengalami
penyakit atau gangguan, sehingga tidak diperlukannya pelaksanaan ritual belian. Selain itu, sehat
dikatakan apabila badan segar, mental kuat dan mampu beraktifitas sehari – hari dengan lancar.
Sedangkan definisi sakit berlaku didalam individu apabila tubuh mengalami kelumpuhan atau
menderita sakit yang membuat individu tersebut kehilangan fungsi tubuhnya. Terdapat 2
klasifikasi sakit dalam etnis dayak yaitu sakit nyata seperti terjatuh, sedangkan tidak nyata
(berhubungan dengan psikologis) yaitu sakit ingatan, sakit jiwa dan badan lemah.

Apabila dikaitkan dengan ketiga konsep dari etnomedisin, pandangan etnis dayak ini
termasuk kedalam konsep kausalitas dalam sistem medis emotionalistik (kecemasan) dan
personalitik (adanya ritual belian).

Etnis Palembang

Dalam pandangan Etnis Palembang, definisi sehat berlaku apabila jasmani tidak ada
penyakit yang menyerang dan juga rohani jauh dari halangan. Selain itu, ada rasa nyaman dalam
tubuh dan tidak mengalami kecemasan yang dapat menganggu poduktivitas sehari – hari.
sedangkan definisi sakit dalam pandangan Etnis Palembang adalah ketika individu tidak merasa
nyaman terhadap dirinya sendiri, fisik merasa terluka dan adanya kecemasan yang dapat
menganggu produktivitas sehari – hari. apabila dikaitkan dengan ekologi, harmonisasi dengan
lingkungan hidup terganggu.
Apabila dikaitkan dengan ketiga konsep dari etnomedisin, pandangan etnis dayak ini
termasuk kedalam konsep kausalitas dalam sistem medis emotionalistik (rasa tidak nyaman pada
diri sendiri dan kecemasan) dan naturalistik (harmonisasi dengan lingkungan terganggu).

Etnis Madura

Dalam pandangan Etnis Madura, pengertian sehat adalah ketika kondisi kekebalan tubuh
tidak terganggu. Sedangkan pengertian sakit adalah ketika kondisi imun tubuh menurun.

Keterkaitan pengertian sehat dan sakit dengan etnomedism dapat dilihat dari beberaoa
konsep kausalitasnya. Dalam pengertian sehat dan sakit yang diberikan oleh orang Madura
termasuk kedalam konsep kausalitas dalam system medis naturalistik. Sistem naturalistik
mengakui adanya suatu model keseimbangan alam, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap
dalam tubuh, seperti panas, dingin, dan cairan tubuh yang ada dalam keadaan seimbang menurut
usia dan lingkungan alamiah dan sosialnya. Apabila keseimbangan terganggu maka hasilnya
adalah tubuh akan sakit (Ayu, 2015). Orang Madura dalam menjabarkan pengertian sehat dan
sakit lebih cenderung ke patologi humoral. Patologi humoral adalah cairan ketidakseimbangan
antara coolnes dan heatness. Dengan adanya tidak keseimbangan cairan tersebut membuat tubuh
menjadi sakit atau imun tubuh menurun. Dalam pengobatannya, hal ini bisa di obati oleh dokter
atau meminum obat. Dalam proses pengobatan ke dokter bisa dilakukan private healing yang
artinya dokter tersebut akan membawa orang yang sakit ke sebuah ruangan sendiri dan akan
lebih fokus dalam masaa pengobatannya.

Etnis Papua

Dalam pandangan Etnis Papua, pengertian sehat adalah ketika tubuh kita merasakan
keseimbangan dalam hal fisik dan rohani. Menurut orang Papua, definisi sehat berkaitan dengan
spiritual atau kepercayaan terhadap kekuatan nenek moyang dan roh jahat, jika seseorang itu
ingin tetap sehat maka harus menjaga dan melaksanakan norma yang ada. Pengertian sakit
menurut orang Papua adalah ketika banyak roh jahat yang masuk ke dalam tubuh manusia yang
dikarenakan orang tersbeut melanggar ketentuan adat.

Keterkaitan pengertian sehat dan sakit dengan etnomedism dapat dilihat dari beberaoa
konsep kausalitasnya. Dalam pengertian sehat dan sakit yang diberikan oleh orang Papua
termasuk kedalam kosnep kausalitas dalam system medis personalistic. Sistem persoanlistik
adalah sistem dimana penyakit disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang dapat berupa
makhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa) maupun makhluk manusia (tukang sihir) mapun
mahluk bukan manusia (hantu, roh) (Ayu, 2015). Orang Papua masih meyakini adanya roh nenek
moyang dalam kehidupan sehari-harinya dan segala kejadian yang terjadi pasti dikaitkan dengan
roh nenek moyang atau makhluk halus. Dalam penyembuhannya setiap daerah memiliki ciri khas
sendiri-sendiri. Dalam masyarakat Papua yang masih percaya dengan roh nenek moyang
biasanya menggunakan cara penyembuhan pribadi atau penyembuhan yang dilakukan oleh suatu
komunitas adat tersebut. Selain itu bisa juga masyarakat tersebut mendatangi sebuah dukun atau
orang yang dianggap ahli dan pintar dalam urusan roh halus.

Etnis Batak

Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera Utara. Suku Batak
memiliki 6 sub suku-suku bangsa yaitu, Batak karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak
Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Masing–masing etnis Batak tentunya memiliki
keberagaman budaya yang berbeda antara etnis satu dengan yang lainnya, begitu pula terkait
dengan persepsi sakit dan sehat serta etnomedicine yang ada di setiap etnis. Beberapa paparan
tentang persepsi yang ada di masyarakat tentang konsepetnomedicine dapat dijabarkan beberapa
contoh dari 2 etnis besar dari suku batak yaitu Batak karo dan batak toba.

 Batak Karo
Konsep sehat menurut masyarakat batak karo ialah Menjuah-juah, yang
berarti sehat sejahtera lahir batin, damai, bersemangat serta adanya keselarasan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan
Tuhannya. Sebaliknya, konsep sakit bagi masyarakat batak karo ialah ketika tidak
dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik. Orang sakit berarti juga orang
yang sedang membutuhkan penyembuhan, baik fisik maupun psikis yang
disebabkan oleh reaksi tubuh secara normal maupun sakit yang datang dari
kiriman orang lain seperti aziturtur atau guna-guna.
 Batak Toba
Konsep sehat bagi masyarakat Batak Toba adalah sehat secara lahir batin
dan tidak ada marabahaya yang menimpa baik secara klinis maupun non klinis.
Menurut perspektif Batak Toba seseorang dikatakan sakit apabila tidak dapat
beraktivitas. Ada 2 jenis penyakit: penyakit yang disebabkan oleh virus atau
kuman penyakit, ditandai dengan lemas, kurangnya nafsu makan, demam dan
jenis penyakit yang kedua adalah penyakit karena diguna-guna atau disebut
”aziturtur” misalnya penyakit ”gadam” yaitu tidak dapat disembuhkan. Hanya
orang yang memiliki keahlian khusus yang dapat membedakan kedua jenis
penyakit ini (Nainggolan, 2009).

Menurut kepercayaan orang Batak, apabila seseorang jatuh sakit, tondi (roh) si sakit pergi
kesuatu tempat meninggalkan tubuhnya. Tondi harus dipanggil kembali masuk ke dalam tubuh
orang sakit tersebut (Tondi Mulak Tu Badan) agar orang yang sakit dapat sembuh, Jika tondi itu
sudah dipanggil berulang-ulang tidak pulang juga, berarti orang tersebut tidak ada harapan untuk
sembuh atau hidup. Selain itu, kebudayaan masyarakat Batak mempercayai pengobatan
tradisional yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kepercayaan masyarakat
(kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit, seperti Kuning, minyak Pengalun dan
Sembur.

Dalam pengertian sehat dan sakit yang ada pada budaya masyarakat batak, dapat
disimpulkan bahwa adanya keterkaitan dengan konsep kausalitas dalam sistem medis
personalistik. Dimana sistem medis personalistik disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang
aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural ( makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan
manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir atau
tukang tenung). Hal ini tentunya juga berkaitan dengan tiga konsep yang dipercaya oleh Suku
Batak, yaitu Tondi, Sahala dan Begu. Dalam proses pengobatannya, masyarakat suku batak
cenderung menggunakan proses self-healing yaitu mengobati dirinya sendiri dengan
menggunakan obat-obat tradisional yang sudah lama diwariskan secara turun-temurun.
Etnis Jawa

Dalam pandangan Etnis Jawa, dikatakan sehat apabila orang tersebut bisa bekerja, makan
enak/nyaman, bisa bergerak, hati gembira, organ tubuh berfungsi normal, Jasmani dan rohani
seimbang. Sedangkan konsep sakit yang dirasakan oleh masyarakat suku jawa adalah kebalikan
dari konsep sehat seperti Tidak bisa bekerja, Makan tidak enak, Ludah terasa pahit, Tidak bisa
bekerja, Ketika tubuh mengalami penurunan kualitas, Sakit karena santet, Tidak harmonis
dengan lingkungan. Dalam mengatasi hal tersebut, Jamu tradisonal menjadi salah satu alternatif
untuk menghilangkan sakit.

Apabila konsep sehat dan sakit menurut orang suku Jawa dikaitakan dengan konsep
kausalitas dalam etnomedisin, dapat dikategorikan dalam sistem medis personalistik. Dimana
keadaan seseorang dipengaruhi dengan adanya beberapa faktor seperti santet, hantu dan adanya
roh nenek moyang. Dalam masyarakat Jawa mengenal kegiatan ruqiyah , atau bisa juga meminta
pengobatan ke dukun dalam istilah suwuk.

Etnis Jambi

Pengertian Sehat menurut suku Jambi adalah ketika seseoarang dapat beraktivitas.
Menurut masyarakat suku jambi walaupun sedang sakit seperti flu, sakit kepala, sakit perut jika
orang tersebut tetap dapat melakukan aktivitas maka orang tersebut dianggap sehat. Ada dua hal
yang saling berkaitan terhadap pembentukan arti sehat yaitu sehat badaniah yaitu kondisi
badan/fisik yang baik. Yang kedua adalah sehat lahiriah yang berkaitan dengan kondisi psikis
yang tidak mengalami masalah. Konsep sakit menurut masyarakat suku Jambi seperti Tidak
dapat beraktifitas secara normal. Untuk itu upaya yang dilakukan jika seseorang sakit adalah
dengan mengkompres air hangat jika demam, ada pula yang pergi ke dukunn kampung untuk
dipijat. Selain itu adapula ramuan tradisional khas suku jambi seperti kulit duku untuk obat
malaria, daun waribang untuk menurunkan panas.

Untuk mengkategorikan konsep sehat dan sakit, masuk dalam konsep kausalitas dalam
system medis naturalistik dimana, sakit menurut masyarakat jambi tidak dapat beraktifitas
secarqa normal karena bisa ditimbulkan oleh pathogen yang bisa menghambat aktivitas. Jika
dilihat dari cara penyembuhan yang dilakukan oleh masyarakat suku Jambi termasuk ekdalam
humoral healing system. Contoh dalam penggunaan air hangat untuk kompres ketika demam
yang dapat menyeimbangkan kondisi panas seseorang agar terserap oleh air.

Etnis Toraja

Masyarakat suku Toraja seseorang dikatakan sehat ketika memiliki kekuatan, memiliki
gairah dan bersemangat. Sedangkan konsep sakit disebutkan dengan adanya gaangguan psikis,
sedang tidak bergairah. Suku Toraja terkenal dengan konsep kematian. Menurut orang Tanah
Toraja orang benar-benar mati apabila telah melakukan upacara kematian. Apabila orang yang
baru mati, belum melakukan upacara masih dianggap sebagai orang yang sakit.

Jika dikategorikan dalam konsep kausalitas dalam system medis emotionalistik dimana
keadaan sakit yang di alami oleh masyarakat suku Toraja karena adanya ganguan psikis yang
mengarah kepada ganguan kecemasan, karena psikis berhubungan dengan jiwa.

Etnis Aceh

Masyarakat Aceh terkenal dengan ketaatannya terhadap agama dan sangat menjunjung
tinggi budaya serta adat-istiadatnya. Masyarakat Suku Gayo Aceh mendefinisikan konsep sehat
menurut mereka ialah dimana tidak adanya gangguan kesehatan, secara fisik dapat beraktifitas
normal. Sedangkan terkait konsep sakit, masyarakat aceh percaya bahwa sakit dan penyakit
merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi
Adam. Dimana tubuh merasakan lemah dan tidak berdaya. Selain dapat dikatakan pula sakit
apabila mengalami kelelahan secara psikis dan mental yang menyebabkan dibutuhkannya suatu
proses penyembuhan.

Masyarakat Aceh terkenal akan kepercayaan agama islamnya yang sangat dijunjung
tinggi, hal tersebut menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap seseorang pemuka agama
sangat tinggi. Beberapa masyarakat percaya berkah dan meminta air yang sudah diberikan doa-
doa tertentu (dirajah) karena diyakini dapat bermanfaat bagi menyembuhkan segala macam
penyakit. Namun secara umum sebagian besar masyarakat percaya akan obat-obatan tradisional
yang sudah diwariskan secara turun temurun. Tumbuhan Euphorbiaceae, Arecaceae, dan
Asteraceae merupakan jenis yang paling banyak digunakan sebagai obat. Bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai obat adalah daun, buah, getah, kulit batang, bunga, biji, tunas muda,
tempurung, air buah, kulit buah, akar, rimpang, dan umbi (Wardiah, Hasanuddin, &
Mutmainnah, 2015).

Dalam pengertian sehat dan sakit yang ada pada budaya masyarakat batak, dapat
disimpulkan bahwa adanya keterkaitan dengan konsep kauslitas dalam sistem medis naturalistik.
Yang dimana penyakit (illness) dalam istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi. Sehat terjadi
karena unsur-unsur yang seimbang dalam tubuh, sesuai dengan usia dan kondisi individu dalam
lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya. Pengobatan penyakit naturalistik, biasanya
digunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan (animalmedicine) atau
gabungan keduanya.

Etnis Bali

Pada masyarakat Bali konsepsi tentang kondisi sehat atau sakit mengacu pada prinsip
keseimbangan dan ketidakseimbangan sistemik unsur-unsur pembentuk tubuh dan unsur-unsur
yang ada di dalam tubuh manusia, serta keseimbangan hubungan dengan lingkungan yang 5Bih
luas. Keseimbangan dan berfungsinya unsur-unsur sistemik dalam tubuh serta terpeliharanya
keharmonisan hubungan dengan lingkunggan, baik fisik maupun sosial, budaya dan psikis
menjadi penyebab utama terbentuknya kondisi sehat. Sebaliknya, ketidakseimbangan unsur-
unsur tersebut menjadi faktor utama gangguan kesehatan atau penyebab sakit. Dengan demikian,
menurut konsepsi orang Bali sehat tidak hanva menyangkut bebas dari sakit atau penyakit, tetapi
juga untuk menikmati seterusnya tanpa terputus-putus terhadap keadaan fisik, mental dan
spiritual yang bahagia dan utuh.

Keterkaitan pengertian sehat dan sakit dengan etnomedism dapat dilihat dari beberaoa
konsep kausalitasnya. Dalam pengertian sehat dan sakit yang diberikan oleh orang Bali termasuk
kedalam kosnep kausalitas dalam system medis personalistic.

Etnis Sunda – Betawi

Kondisi sehat fisik, psikis, lingkungan, Mampu mengerjakan dan mampu memenuhi
kebutuhan keseharian. Sorot matanya segar. Makan terasa enak, tidur nyenyak dan tidak ada
keluhan. Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga bersifat sosial
budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat (orang sunda) adalah
muriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala, yohgoy untuk batuk dan salesma untuk
pilek / flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman.
Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya
menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut, sebagian kecil
menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
Pengertian sehat sakit menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan
terasa enak walaupun dengan lauk seadanya,  dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan
, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak
kecil sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah . Dalam bahasa sunda
orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.

Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung. obat yang ada di
desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional . Masyarakat melakukan pengobatan
sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya dan hemat waktu . Pengobatan sendiri sifatnya
sementara, yaitu penanggulanan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri . Tindakan
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat
membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan yang tercantum pada setiap
kemasan obat. Apabila dikaitkan dengan ketiga konsep dari etnomedisin, pandangan etnis dayak
ini termasuk kedalam konsep kausalitas dalam sistem medis emotionalistik (rasa tidak nyaman
pada diri sendiri dan kecemasan).

Etnis Konsep Konsep Konsep


Emotionalistik Personalistik Naturalistik
Etnis Dayak √ √
Etnis √ √
Palembang
Etnis √
Madura
Etnis Papua √
Etnis Batak √
Etnis Aceh
Etnis Toraja √
Etnis Jawa √
Etnis Jambi √
Etnis Aceh √
Etnis Bali √
Etnis Sunda- √
Betawi

Sumber :
Ayu, Ihda. 2015. Belajar Antropologi Kesehatan. blog.unnes.ac.id.
http://blog.unnes.ac.id/ihdaay/2015/11/11/antropologi-kesehatan/

Nainggolan G., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing
pp. 1094

Wardiah. Hasanuddin. And Mutmainah. 2015. Medical Ethnobotany of the South Pulo Bereuh
Settlement Pulo Aceh District, Aceh Besar District. Edubio Tropika Journal. 3 (1): 25-30.

Anda mungkin juga menyukai