Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pengobatan tradisional merupakan subunsur kebudayaan
masyarakat sederhana. Dalam masyarakat tradisional, sistem pengobatan
tradisional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang
sama seperti mempelajari pranata social umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli ( tradisional ) adalah rasional dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.
Contohnya kebudayaan adat Jawa. Menurut orang Jawa, “sehat “ adalah
keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin . Bahkan, semua itu berakar
pada batin. Jika “ batin karep ragu nututi “, artinya batin berkehendak,
raga/badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti “ waras “.
Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan sosialnya sehari-
hari, misalnya bekerja di ladang, sawah, selalu semangat bekerja,
semangat hidup, kondisii inilah yang dikatakan sehat. Dan ukuran sehat
untuk anak – anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak
dan selalu bersemangat main.
Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu
konsep personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik,
penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk gaib, dewa),
makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia
(tukang sihir, tukang tenung). Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “
ora sabaene “ ( tidak wajar / tidak biasa ). Penyembuhannya adalah
berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supranatural, misalnya
melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit
ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan, keluban, keguna-
guna, atau digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya.
Penyembuhan dapat melalui seorang dukun atau “ wong tuwo “.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli
dalam mengobati penyakit melalui “Japa Mantera “, yakni doa yang
diberikan oleh dukun kepada pasien.
Pada makalah ini saya akan membahas tentang persepsi dan perilaku
masyarakat Jawa tentang sehat-sakit.
B. Perumusan Masalah
1. Apa perbedaan sehat dan sakit menurut orang Jawa ?
2. Bagaimana persepsi orang Jawa tentang pendekatan medis dan
pendekatan perilaku kesehatan ?
3. Jelaskan perubahan perilaku orang Jawa tentang sehat-sakit !
BAB II
ANALISA PERMASALAHAN
A. PENDEKATAN MEDIS

B. PENDEKATAN PERILAKU KESEHATAN

Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang mempunyai nama
dan fungsi masing – masing :
a) Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan bayi, dan orang yang hendak melahirkan.
b) Dukun pijat/tulang (sangkal putung) : khusus menangani orang yang sakit
terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat.
c) Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna-guna atau “ digawe
uwong “.
d) Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan
roh halus.
e) Dukun hewan : khusus mengobati hewan.

Sedangkan konsep naturalistik, penyebab penyakit bersifat natural dan


mempengaruhi kesehatan tubuh, misalnya karena cuaca, iklim, makanan beracun,
bisa, kuman atau kecelakaan. Di samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan
ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau udara
lembab. Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan penyakit “ Lumrah “ atau biasa.
Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan dan keselarasan,
artinya dikembalikan pada keadaan semula sehingga orang sehat kembali.
Misalnya orang sakit masuk angin, penyembuhannya dengan cara “ kerokan “
agar angin keluar kembali. Begitu pula penyakit badan dingin atau disebut
“ndrodok” (menggigil, kedinginan), penyembuhannya dengan minum jahe hangat
atau melumuri tubuhnya dengan air garam dan dihangatkan dekat api . Disamping
itu juga banyak pengobatan yang dilakukan dengan pemberian ramuan atau
“dijamoni“. Jamu adalah ramuan dari berbagai macam tumbuhan atau dedaunan
yang di paur, ditumbuk, setelah itu diminum atau dioleskan pada bagian yang
sakit. Di samping itu ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap, misalnya
kulit pohon randu yang sudah diberi mantera.
Dari perhitungan – perhitungan Jawa , dapat ditarik berbagai jenis penyakit yaitu :
1. Dari Allah
2. Karena perkataannya sendiri
3. Dari jin / setan
4. Dari perbuatan jahat orang lain ( teluh tarangyana ).
Etiologi penyakit menurut primbon ini dapat dikatakan sebagai salah satu
bentuk “ diagnose penyakit “ yang disesuaikan dengan pandangan dan kondisi
jaman primbon tersebut pertama kali ditulis. Sebagai contoh, etiologi penyakit
dapat ditentukan berdasarkan lenggahipun dinten ( tempat duduk hari ). Tempat
duduk hari tersebut dapat dilihat dalam table berikut ini :
Nama Hari dan Tempat duduk penyakit
• Senin : Telinga
• Selasa : Hidung
• Rabu : Perut
• Kamis : Tulang
• Jumat : Mata
• Sabtu : Tungkai
Berdasarkan hari dimulainya sakit juga dapat ditentukan tentang jenis – jenis
penyakit sebagaimana diuraikan dalam Kitab Primbon Betal Jemur Ada Makna,
yang dibuat sebagai berikut :
Nama Hari dan Sebab Penyakit
• Senin : Mempunyai nadzar yang belum dilaksanakan.
• Selasa : Diguna – guna oleh oran lain.
• Rabu : Diganggu oleh makhluk halus/setan.
• Kamis : Terkena tulah dari orang lain.
• Jumat : Diganggu makhluk halus yang ada di kolong rumah.
• Sabtu : Diganggu oleh setan yang berasal dari hutan.
• Minggu : Diganggu oleh makhluk halus / setan
Selain hari – hari biasa , Budaya Jawa juga memiliki hari– hari yang disebut
hari pasaran dengan urutan : Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing. Adapun beberapa
contoh pengobatan tradisional masyarakat Jawa yang tidak terlepas dari tumbuhan
dan buah –buahan yang bersifat alami adalah :
• Daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan di dahi.
• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut, diperas dan
airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan, dapat ditambah sedikit gula batu
dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.
• Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B.
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi , yakni dengan
dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya.
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri , peredam panas , dan
penambah nafsu makan.
• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan
kepercayaan ) berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara
dioleskan dibagian yang terkena cacar.
• Daun sirih untuk membersihkan vagina.
• Lidah buaya untuk kesuburan rambut.
• Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal.
• Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.
• Daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan influenza.
• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum
ataupun dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki.
• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu
dengan cara 1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan
sekaligus , tidak boleh kelapa yang sudah tua.
2. Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga
bersifat sosial budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat
( orang sunda ) adalah muriang untuk demam, nyerisirah untuk sakit kepala,
yohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena
lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman. Pencegahan sakit umumnya dengan
menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang
terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut, sebagian kecil menggunakan
obat tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.

a. Pengertian Sehat Sakit


Menurut orang sunda, orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak
walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang
dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit, panas atau makan
terasa pahit, kalau anak kecil sakit biasanya rewel, sering menangis, dan serba
salah / gelisah. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang
sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat. Orang disebut sakit
ringan apabila masih dapat berjalan kaki, masih dapat bekerja, masih dapat
makan-minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang
dibeli di warung . Orang disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak
dapat melakukan kegiatan sehari-hari, sulit tidur, berat badan menurun, harus
berobat ke dokter/puskesmas, apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya
mahal.Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik
penderita melakukan kegiatan sehari-hari, dan sumber pengobatan yang
digunakan. Berikut beberapa contoh sakit dengan penyebab, pencegahan dan
pengobatan sendiri.

a) Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala (bahasa sunda = rieut
atau nyeri sirah, kepala terasa berputar/pusing/bahasa sunda = Lieur), dan sakit
kepala sebelah/migraen (bahasa sunda = rieut jangar). Penyebab sakit kepala
adalah dengan menghindari terkena sinar matahari langsung, dan jangan banyak
pikiran. Pengobatan sendiri, sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung
yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.

b) Sakit Demam
Keluhan demam (bahasa sunda = muriang atau panas tiris) ditandai
dengan badan terasa pegal-pegal, menggigil , kadang-kadang bibir biru. Penyebab
demam adalah udara kotor, menghisap debu kotor, pergantian cuaca, kondisi
badan lemah, kehujanan, kepanasan cukup lama, dan keletihan. Pencegahan
demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap, makan teratur,
olahraga cukup, tidur cukup, minum cukup, kalau badan masih panas/berkeringat
jangan langsung mandi, jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah.
Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional, yaitu
kompres badan dengan tumbukan daun melinjo, daun cabe atau daun singkong,
atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh
nomor 16.

c) Keluhan Batuk
Batuk TBC, yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut,
batuk biasa (bahasa sunda = fohgoy), dan batuk yang terus menerus dengan
suaranya melengking (bahasa sunda = batuk bangkong) dengan gejala
tenggorokan gatal, terkadang hidung rapet, dan kepala sakit ). Penyebab batuk
TBC adalah karena orang tersebut menderita penyakit TBC paru, sedangkan batuk
biasa atau batuk bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru
tertimpa hujan, alergi salah satu makanan, makanan basi, masuk angin, makan
makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak baik, atau tersedak
makanan/keselek. Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga badan agar
jangan kedinganan, jangan makan makanan basi, tidak kebanyakan minum es,
menghindari makanan yang merangsang tenggorokan, atau menyebabkan alergi.
Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin
atau oikadryl . Bila batuk ringan dapat minum obat tradisional yaitu air perasan
jeruk nipis dicampur kecap, daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat
setengah gelas atau rebusan jahe dengan gula merah.

d) Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan (bahasa sunda = salesma), yaitu hidung tersumbat
atau berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala, demam, badan
terasa pegal dan tenggorokan kering. Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap
debu kotor, menghisap asap rokok, menghisap air, pencegahan pilek adalah
jangan kehujanan, kalau badan berkeringat jangan langsung mandi, apabila muka
terasa panas (bahasa sunda = singhareab), jangan mandi langsung minum obat,
banyak minum air dan istirahat. Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan
obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang. Dapat
juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi keluhan, misalnya minyak
kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.

e) Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang
terasa panas biasanya yang disertai demam (menggigil). Untuk mengobatinya,
orang sunda biasa dengan menggunakan labu (waluh) yang diparut (dihaluskan),
kemudian dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas
tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan
kompres air dingin.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung atau
obat yang ada di desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional.
Masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat
biaya dan hemat waktu. Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu
penanggulanan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri. Tindakan
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya
masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan
yang tercantum pada setiap kemasan obat.

3. Budaya Batak
Arti “ sakit “ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya
berbaring, dan penyembuhannya melalui cara-cara tradisional, atau ada juga yang
membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “. Dalam
kehidupan sehari – hari orang batak, segala sesuatunya termasuk mengenai
pengobatan jaman dahulu, untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri
pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya.
Bagi orang Batak, di samping penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik
penyakit supernatural, yaitu :
a.    Jika mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan
yang tidakbaik ( mis : mengintip ). Cara mengatasinya agar matanya tersebut
sembuh adalah dengan mengoleskan air sirih.

b.    Nama tidak cocok dengan dirinya ( keberatan nama ) sehingga membuat orang
tersebut sakit.Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama
yang lain , yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama
keluarga.
c.    Ada juga orang batak sakit karena tarhirim
Misal : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi
janji tersebut tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak bisa
menjadi sakit.
d.   Jika ada orang batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap
telah menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan
masyarakat.
Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan” yang
isinya diantaranya adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :
“Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya
masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang
dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk
kehidupanmu“
e.    Dappol Siburuk ( obat urut dan tulang )
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat
dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di
praktikkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak
menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
f.     Untuk mengobati sakit mata.
Menurut orang batak, mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam
kehidupan manusia, dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja
Simosimin. Berdasarkan pesan dari si raja batak, untuk mengeluarkan penyakit
dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu
tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan menarik
seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Gunakan waktu 1x 19 hari, supaya mata
tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti
mencabut ( mengeluarkan ), nama ramuannya sama dengan tujuannnya.
Disamping itu, Si Raja Batak berpesan kepada keturunannya, supaya manusia
dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah : apapaga, airman, anggir,
adolorab, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya
Batak juga dikenal dengan adanya charisma, wibawa dan kesehatan menurut
orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya
diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan
beras ( nitak ), jeruk purut, sirih beserta perlengkapannya.

Contoh Kasus Perilaku Sehat Sakit (pipit kakinya keram)


Kasus ini terjadi pada saudara saya tepatnya anak tante saya yang bernama
pipit, Dia berumur 20 tahun yang bekerja di sebuah PT di Jakarta. Dia sudah
bekarja disitu sudah satu tahun lebih, pekerjaannya berdiri dan jalan-jalan terus
karena harus melayani konsumen dan harus mengantarkan konsumen untuk
melihat-lihat produk PT tersebut, sehingga dia merasa kesakitan pada kedua
kakinya.
Kemudian pada saat dia kerja waktu itu hari kamis sore jam 17.00, tiba-
tiba dia merasa kakinya keram dan tidak bisa berjalan. Dan akhirnya dia di bawa
ke kontrakannya karena di bawa ke rumah sakit dia tidak mau. Setelah tiba di
kontrakannya, sekitar habis mahrib dia teriak-teriak ketakutan di kamarnya.
Karena di kontrakan tersebut dia tinggal sama kaka ipar perempuannya. Kakak
iparnya juga panik dan takut karena dengar adiknya teriak-teriak di kamarnya
akhirnya dia menghubungi keluarga di kampung suruh datang ke Jakarta. Karena
perjalanan dari Brebes ke Jakarta memerlukan waktu yang banyak akhirnya
keluarga minta bantuan ke seorang dukun langganan Omnya pipit. Setelah minta
bantuan ke dukun, kata dukunnya, pipit kemasukkan roh orang tua kakek-kakek
yang berasal dari tempat kerjanya, kemudian dukun memberi air putih yang sudah
di beri jambi-jambi untuk diminumkan dan memberi ramuan obat yaitu daun
salam yang masih segar dan serai wulung. Kemudian Ibu dan kakak laki-lakinya
langsung berangkat ke Jakarta dan membawa syarat-syarat dari dukun tersebut.
Karena pipit teriak-teriak terus dan omongannya ngawur karena
kemasuakkan roh halus, kakak iparnya bingung mau ngapain akhirnya
menghubungi keluarga yang tinggal di Jakarta tapi Jakartanya jauh dari
kontrakannya dan karena keluarga tersebut sedang sibuk jadi mereka datang sudah
malam. Kemudian sekitar jam 21.00 keluarga dari jakarta datang dengan
membawa seorang dukun, dan dukun tersebut mencoba untuk mengeluarkan roh
halus tersebut. Kemudian roh halus tersebut keluar dari tubuh pipit dan pipit
diberi air putih yang sudah diberi jambi-jambi dari dukun tersebut. Setelah itu
pipit kembali sadar dan istirahat dikamarnya.
Pada pagi harinya keluarga dari kampung tiba di kontrakan pipit, tepat ibu
dan kakaknya datang disitu pipit kembali teriak-teriak dan ucapannya ngawur
kemudian dicipreti air dengan daun salam dan serai yang dibawa oleh ibunya dari
dukun kampung. Kemudian roh halus tersebut keluar dari tubuh pipit dan pipit
sadar tapi kakinya masih terasa keram sedikit, setelah sadar pipit minta untuk
berangkat kerja tapi tidak diizinkan oleh ibunya. Sekitar jam 12.00 siang pipit
kembali kemasukan roh halus tersebut, kemudian memanggil dukun yang dari
keluarga Jakarta. Dukun tersebut mengeluarkan roh halus tersebut dan menyuruh
roh halus tersebut untuk kembali ke tempat asalnya dan mengatakan jangan
kembali ke tubuh pipit lagi dan roh tersebut patuh tidak kembali lagi ke tubuh
pipit.
Setelah itu dukun tersebut mengatakan bahwa roh tersebut dari tempat
kerjanya pipit, tempat kerjanya itu asalnya rawa yang banyak penghuninya yaitu
roh halus kemudian di bangun PT. Dan dukun tersebut juga menyarankan kepada
pipit untuk tidak melamun di tempat itu. Akhirnya sampai saat ini pipit tidak
kemasukkan roh halus lagi.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut budaya
– budaya yang ada di bbrp tempat di Indonesia diantaranya adalah :

Anda mungkin juga menyukai