Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam thypoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di


negara yang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminilitas dan kekurangan
air besih yang dapat diminum. kebanyakan demam thypoid ini tertular pada
manusia pada daerah – daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan
yang belum baik, hygiene personal yang buruk.
Di Indonesia demam thypoid masih tetap merupakan masalah kesehatan
masyarakat, berbagai upaya untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum
memuaskan. kejadian demam thypoid meningkat terutama pada musim hujan.
menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per tahun dan 600 ribu
diantaranya berakhir dengan kematian. sekitar 70% dari seluruh kasus kematian itu
menimpa penderita demam thypoid di Asia.
Demam Thypoid merupakan masalah global terutama di negara dengan
hygine buruk. Etiologi utama indonesia adalah salmonella enterika subspesies
enterika serovartyphy ( S. Thypi ) dan Salmonella enterika subspesies enterika
serovar paratyphi a ( S. Paratyphi ).Demam thypoid sebenarnya dapat menyerang
semua golongan umur, tetapi biasanya menyerang anak usia 5 tahun. itulah
sebabnya demam thypoid merupakan salah satu penyakit yang memerlukan
perhatian khusus. penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor
kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik, daya
tahan tubuh dan kekebalan. perlu penanganan yang tepat terhadap pasien. tidak
hanya dengan pemberian antibiotik, namun perlu juga asuhan keperawatan yang
baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien dengan demam thypoid.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis penting mengambil
masalah, Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. A dengan Demam Thypoid di
Ruang Meranti RS. Bhakti Asih Brebes ??

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini meliputi tujuan utama dan tujuan
khusus .
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien demam thypoid pendekatan dengan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Laporan in dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan
pada Ny. k Dengan Demam Thypoid di RS. Bhakti Asih Brebes yang meliputi
a. Perawat dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan demam thypoid.
b. Perawat dapat menentukan masalah keperawatan pada klien dengan demam
thypoid.
c. Perawat dapat merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
demam thypoid.
d. Perawat dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
demam thypoid
e. perawat dapat melakukan evaluasi pada klien dengan demam thypoid.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan informasi kepada rumah sakit selaku pemberi pelayanan
kesehatan mengenai penyakit demam thypoid.
2. Bagi Keluarga
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang
penyakit serta penangananya.
3. Bagi Penulis
Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta memberikan asuhan keperawatan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan
gangguan kesadaran. ( Ngastiyah, 1997).

Typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman Salmonella Thypii. (Arif Mansjoer, 2000).

Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman Salmonella Thypii dan Salmonella Thypii A,B,C, sinonim dari penyakit ini
adalah typoid dan para typhoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).

Typoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi


Salmonella Thypii. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella. (Bruner and Sudart, 1994).

B. Etiologi
Etiologi typoid adalah salmonella thypii. Salmonella para typi A, B, dan C.
ada dua sumber penularan salmonella thypi yaitu pasien dengan demam typoid dan
pasien dengan carier. Carier adalah orang sembuh dari demam thypoid dan masih
terus mengsekresi salmonella thypii dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1
tahun.

3
C. Patofisiologi
Penularan salmonella thypii dapat ditularkan memalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan, kuku),
fomitus(muntah), fly(lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita
typoid dapat menularkan kuman salmonella thypi pada orang lain. Kuman tersebut
dapat ditulakan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang
dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypii masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Salmonella thyposa masuk melalui saluran pencernaan kemudian masuk ke
lambung. Basil akan masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan
mencapai jaringan limfoid. Didalam jaringan limfoid ini kuman berkembang biak,
lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bekterimia, kuman selanjutnya masuk limfa, usus halus dan kandung
empedu ke organ utama hati dan limfa serta berkembang biak sehingga organ-
organ tersebut membesar. (Ngastiyah, 2005).

4
D. Pathway
Salmonella thypii

Mulut

Lambung

Usus halus

Bakterimia (salmonella thypi) HIPERTEMI

Peradangan / nekrosis

Iritasi tukak mukosa usus halus Sekresi enzim cerna


meningkat

Gangguan rasa nyaman nyeri Asam lambung meningkat

Mual/muntah/anoreksia

Gangguan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

5
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30
hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:
a. Demam
Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu
tinggi. Selama minggu pertama duhu berangsur-angsur meningkat, biasanya
turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada
minggu ke-2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya
berangsur-angsur normal.
b. Gangguan pada saluran pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor
(coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa
membesar. disertai nyeri pada perabaan.
c. Gangguan kesadaran
Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai
samnolen. Disamping gejala-gejala tersebut ditemukan juga pada pungggung
dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit.

F. Komplikasi
Komplikasi serius yang mungkin terjadi akibat thypoid adalah perdarahan
yang biasanya muncul pada minggu ketiga. Selain itu, terjadi pula perdarahan usus
yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, yang diikuti dengan munculnya
darah pada feses atau tinja. Kematian akibat thypoid dapat terjadi akibat infeksi
berat, pneumonia, perdarahan usus atau perforasi usus.

6
G. Tindakan Medis
a. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium antara
lain sebagai berikut:
a) Pemeriksaan darah tepi
b) Pemeriksaan sumsum tulang
c) Biakan empedu untuk menemukan salmonella thyposa
d) Pemeriksaan widal digunakan untuk membuat diagnosis tifus
abdominalis yang pasti
b. Penatalaksanaan
Pengobatan/penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah sebagai
berikut:
a) Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian
b) Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi
c) Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu
d) Diet makanan harus mengandung cukup cairan dan tinggi protein
e) Obat Kloramfenikol

H. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
a) Keperawatan kesehatan masa lalu
 Leukemia, karsinoma lanjut
 Vaksinasi sebelumnya
 Infeksi oleh salmonella sebelumnya
b) Pengobatan
 Anti mikroba, penggunaan dini AB sebelum pemeriksaan

b. Diagnosa Keperawatan
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi
b) Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
c) Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder
terhadap diare

7
d) Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder
terhadap infeksi akut
e) Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi
informasi, kurang mengingat
c. Intervensi
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi
nutrisi
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi:
i. Dorong tirah baring
Rasional:
Menurunkan kebutuhan metabolic untuk meningkatkan penurunan
kalori dan simpanan energi
ii. Anjurkan istirahat sebelum makan
Rasional:
Menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi makan
iii. Berikan kebersihan oral
Rasional :
Mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan
iv. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan
menyenangkan
Rasional:
Lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk
makan
v. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Rasional:
Nutrisi yang adekuat akan membantu proses
vi. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi
Rasional:
Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal, sementara
memberikan nutrisi penting.

8
b) Hipertermi b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Intervensi:

i. Pantau suhu klien


Rasional:
Suhu 380 C sampai 41,10 C menunjukkan proses peningkatan
infeksius akut
ii. pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur
sesuai dengan indikasi
Rasional:
Suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan
suhu mendekati normal
iii. Berikan kompres mandi hangat
Rasional :
Dapat membantu mengurangi demam
iv. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional:
Untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya hipotalamus
c) Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan
sekunder terhadap diare
Tujuan:
Mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor
kulit baik, kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan
urin normal
Intervensi:
i. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak
terlihat
Rasional:
Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit
penyakit usus yang merupakan pedoman untuk penggantian cairan

9
ii. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit
dan pengisian kapiler
Rasional:
Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
iii. Kaji tanda vital
Rasional :
Dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan
iv. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring
Rasional:
Kalau diistirahkan utnuk penyembuhan dan untuk penurunan
kehilangan cairan usus
v. Kolaborasi utnuk pemberian cairan parenteral
Rasional:
vi. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan cairan untuk
mempertahankan kehilangan
d) Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme
sekunder terhadap infeksi akut
Tujuan: Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi
aktivitas
Intervensi:
i. Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung
Rasional:
Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan
ii. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik
Rasional:
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada
area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan
iii. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi
Rasional :
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan
aktifitas yang menganggu periode istirahat

10
iv. Berikan aktifitas hiburan yang tepat (nonton TV, radio)
Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan hambatan energi
e) Kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d kesalahan interpretasi
informasi, kurang mengingat
Tujuan: Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit
Intervensi:
i. berikan nformasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan
yang memuaskan dilingkungan yang jauh dari rumah
Rasional:
Membantu individu untuk mengatur berat badan
ii. Tentukan persepsi tentang proses penyakit
Rasional:
Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan
belajar individu
iii. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor
pendukung
Rasional :
Faktor pencetus/pemberat individu, sehingga kebutuhan pasien untuk
waspada terhadap makanan, cairan dan faktor pola hidup dapat
mencetuskan gejala

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal/jam : Kamis 15 agustus 2019 / jam 16.00 WIB
Oleh : Wiwi Aningsih
Metode : Anamnesa, Observasi
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Tempat pengkajian : Ruang Meranti RS Bhakti Asih Brebes

B. BIODATA
a. Biodata Klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 16 october 1950
Umur : 65 tahun
Status : Janda
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Tidak sekolah
Alamat : Prapag Kidul rt 02/01 Losari
Tanggal masuk : 15 agustus 2019
No. RM : 237128
b. Biodata penanggung jawab
Nama : Tn.F
Umur : 42 th
Alamat : prapag Kidul rt02/01 Losari
Hubungan dengan klien : Anak

12
C. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya demam
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke IGD RS Bhakti Asih Brebes dengan keluhan demam sejak 2
hari yang lalu, naik turun, nyeri perut bagian ulu hati,( P = klien mengatakan
nyeri perut, Q = nyeri seperti di remas – remas, R = nyeri pada perut, S = skala
nyeri 7, T = nyeri hilang timbul ), mual, lemas, nafsu makan turun. Ny. K
dibawa ke RS Bhakti asih Brebes untuk diperiksa dan dirawat di ruang meranti
RS Bhakti Asih Brebes.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit yang seperti ini dan
biasanya sembuh setelah memeriksakan di dokter. Klien sebelumnya tidak
pernah dirawat dirumah sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami penyakit
seperti yang di alaminya sekarang ini.
e. Genogram

13
Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Tinggal serumah

: Pasien

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmetis
Tanda – tanda vital
 TD : 100/60 mmhg
 Nadi : 86x/mnt
 RR : 20 x/mnt
 Suhu : 39oC
c. Berat badan dan tinggi badan
 BB Sebelum sakit :58 kg
 BB Selama sakit :55 kg
 Tinggi badan : 146 cm

14
2. Pengkajian
a. Kepala
a) Kepala
Bentuk mesocepal, tidak ada luka, kulit kepala bersih, rambut hitam
bersih
b) Mata
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.
c) Hidung
Bersih, tidak ada polip
d) Mulut
Bibir kering, lidah ditutupi selaput putih ( coated tongue ), gigi bersih,
tidak ada karies gigi.
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c. Thorak dan paru
Betuk simetris, irama pernafasan teratur, irama paru vesikuler.
d. Abomen
Tak tampak adanya luka, terdengar peristaltic usus 20x/m, terdapat nyeri
tekan.
e. Genetalia
Tidak terpasang kateter.
f. Ekstremitas
Atas : Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm, akral hangat, kuku
bersih.
Bawah : Akral hangat, tidak ada luka, bentuk simetris.
g. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik.

15
E. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
a. Pola istirahat-tidur
Sebelum sakit dan selama sakit tidak ada gangguan dalam pola tidur. lama
tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8jam.
b. Pola persepsi – pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan kesehatan itu penting karena kalau klien sakit
aktifitasnya akan terganggu, klien selalu berobat apabila sakit ke tempat
pelayanan terdekat.
c. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Klien biasanya makan 3x sehari dengan porsi satu piring
habis dan minum 7 – 8 gelas sehari.
Selama sakit : Klien mengatakan nafsu makan menurun, porsi makan
yang di sajikan hanya dimakan ¼ porsi dan minum 5 – 6 gelas sehari.
d. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Klien biasa BAB 1 x sehari, BAK ± 4 – 5 x sehari dengan
warna kuning.
Selama sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam BAB dan
BAK.
e. Pola aktivitas – latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ ROM

16
Keterangan :
1 : Mandiri
2 : Dibantu alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu orang lain dan alat
5 : Tergantung total
d. Pola kognitif – perseptual
Keadaan umum tampak sakit, pendengaran dan penglihatan pasien tidak
mengalami gangguan.
e. Pola konsep diri
Klien mengatakan sudah tenang karena tahu tentang penyakitnya.
f. Pola peran hubungan
Klien mengatakan bahasa yang di gunakan klien sehari-hari yaitu bahasa
Indonesia dan Jawa, hubungan dengan keluarga dan tetangga baik.

g. Pola seksual
Klien berjenis kelamin perempuan dan klien mempunyai 4 orang anak. Dan
klien sudah menopaus.
h. Pola nilai – keyakinan
Klien beragama islam sebelum sakit klien selalu menjalankan shalat lima waktu
tetapi selama sakit klien hanya berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 15-07-2019
Jam : 08.00 WIB
Nama pemeriksaan Hasil Angka normal Satuan
Hematologi
Hemoglobin 11,0 11,0-14,0 g/dl
Eritrosit 3.79 4,0-5,5 Jt/ol
Leukosit 7.460 4.000-11.000 /ul
Trombosit 194.000 150.000-450,000 /ul
Hematokrit 33.7 40-52 %

17
MCV 88,9 79-99 FL
MCH 29,0 26,5-33,5 Pg
MCHC 32,6 31,5-35,0 g/dl
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 1,7 1-4 %
Basofil 0,4 0-1 %
Segmen 64.7 50-70 %
Limfosit 21.3 20-40 %
Monosit 11.9 2-6 %
Golongan darah -O-
Salmonella typhi O 1/320 Negatif
Salmonella typhi H 1/320 Negatif

G. THERAPI
 Tanggal 15-08-2019 (IGD)
Infus : RL 20 tpm
Injeksi :-
Po : Canderin 1x 8mg
Prosogan 1x1
Braxidin 2x1
Cefila 2x1
Biogesik 4x1

 Tanggal 15-08-2019 (dr. Bambang Sp, pd)


Infus : Ring As 20 tpm
Injeksi : Anbacim + ns 100 1gram/24jam
Profenid sup 1/12jam
Per Oral : Canderin 1x 8mg
Prosogan 1x1
Braxidin 2x1
Cefila 2x1
Biogesik 4x1
 Tanggal 16-08-2019 (dr. Bambang Sp, pd)
Infus : Ring As 20 tpm
Injeksi : Anbacim + ns 100 1gram/24jam
Profenid sup 1/12jam

18
Per Oral : Canderin 8mg/24jam
Prosogan 30mg/24jam
Braxidin 2x1
Cefila 200mg/12jam
Biogesik 500mg/6jam
 Tanggal 17-08-2019(dr. Bambang Sp, pd)
Pasien pulang
Therapi pulang :
Ciprofloxaxin 500mg/12jam
Ranitidin 150mg/8jam
Asam mefenamat 500mg/8jam
Domperidon 10mg/8jam
Scanaflam 50mg/12jam

H. ANALISA DATA
N Tanggal Data Etiologi Problem
O

19
1. 15 -08 -2019 DS : Proses penyakit Hipertermi
Klien mengatakan (salmonella thypii)
badannya demam sejak 2
hari, demam naik turun.
DO :
Suhu : 390C
TD : 100/00 mmhg
Nadi : 86 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Salmonelle typhi O 1/320
Salmonella typhi H 1/320
2. 05-06-2018 DS : Gangguan
Iritasi pada mukosa
P: Klien mengatakan rasa nyaman
usus halus
perut terasa sakit nyeri
di bagian ulu hati
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Nyeri pada perut
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri hilang timbul
DO :
Klien tampak merintih
kesakitan
05-06-2018 DS :
3. Klien mengatakan tidak Anoreksia Gangguan
nafsu makan, perut mual, nutrisi
DO : kurang dari
Porsi makan yang di sajikan kebutuhan
hanya habis ¼ porsi tubuh
BB Sebelum sakit : 58 kg
BB Selama sakit : 55 kg

20
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d Proses penyakit (salmonella thypii)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Iritasi pada mukosa usus halus
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal NO Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional Paraf
DX Hasil
15/08/19 1 setelah dilakukan 1. Kaji KU klien 1. Untuk Tami
tindakan memonitor
keperawatan selama kondisi klien
3x24 selama
jam masalah suhu tubuh perawatan
turun/ normal dapat 2. Pantau TTV .
teratasi dengan KH : 2. Suhu 38 – 41,1
0
Suhu tubuh dalam batas C menunjukan
normal 36 - 37,5 0C proses
peningkatan
infeksius akut.
3. Anjurkan kompres
hangat 3. Terjadi
vasodilatasi
perifer yang

21
dapat
menurunkan
4. Anjurkan panas
menggunakan
pakaian yang tipis 4. Memberikan
menyerap keringat rasa nyaman
dan pakaian
yang tipis
mudah
menyerap
keringat dan
tidak
merangsang
peningkatan
suhu tubuh
5. lakukan kolaborasi
sesuai advis dokter
dalam pemberian 5. Untuk
obat mengurangi
demam dengan
aksi
sentralnya
hipotalamus

15/08/19 2 setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk Tami


tindakan nyeri, intensitas, mengetahui
keperawatan selama 3x lokasi, durasi, dan tingkat dan
24 frekuensi lokasi nyeri
jam masalah nyeri dapat
tertasi dengan KH :
Klien tampak tenang dan 2. Anjurkan klien 2. Aktifitas klien
rileks, skala nyeri 1 untuk banyak yang tidak
istirahat terkontrol

22
dapat
menimbulkan
nyeri berulang.

3. Berikan posisi 3. Posisi yang


yang nyaman nyaman
akan membuat
klien lebih
rileks
4. Lakukan
kolaborasi 4. Dengan
dengan dokter obat analgetik
dalam akan menekan
pemberian obat atau
analgetik mengurangi
nyeri

15/08/19 3 Setelah dilakukan 1. Kaji KU pasien 1. Mengetahui Tami


tindakan keperawatan keadaan pasien
selama 3x 24 jam
diharapkan nutrisi 2. Anjurkan klien 2. Untuk
klien terpenuhi dengan untuk makan membantu
KH : sedikit tapi sering pemenuhan
Porsi makan yang kebutuhan
disajikan habis nutrisi
3. Jelaskan
pentingnya nutrisi 3. Nutrisi yang
yang adekuat adekuat
akan
membantu
proses
penyembuhan

23
4. Berikan
makanan selagi 4. Makanan
hangat yang hangat
dapat
mengurangi rasa
mual

5. Ukur/timbang BB
tiap hari 5. Untuk
mengetahui
peningkatan /
penurunan
BB pasien

24
K. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan hari 1 ( 15/08/2019 )
Tanggal Jam NO. Implementasi Respon Paraf
DX
15/08/19 16.00 1,2,3 Mengkaji ku klien DS : Wiwi
Klien mengatakan
badannya demam
dan perutnya terasa
nyeri
dan mual.
DO :
Klien tampak gelisah
17.00 1 Memonitor TTV Wiwi
DS :
Klien mengatakan
mau diperiksa
DO :
Suhu : 30 0C
Nadi : 86 x/mnt
RR : 22 x/mnt
TD : 100/60 mmhg
18.00 2 Mengkaji nyeri PQRST Wiwi
DS :
P: Klien mengatakan
nyeri perut
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Nyeri pada perut
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri hilang

25
timbul
DO :
Klien tampak
19.00 1 Anjurkan klien untuk merintih kesakitan Tami
kompres air hangat DS :
klien mengatakan
mau di kompres
DO:
klien dan keluarga
kooperatif
keluarga mau
membantu kompres
hangat pada klien
16.00 3 Menimbang BB klien Wiwi
DS :
Klien mengatakan
mau ditimbang
DO :
klien kooperatif
BB = 55 kg
17.00 3 Anjurkan klien untuk Wiwi
makan sedikit tapi DS :
sering Klien mengatakan
tidak nafsu makan
DO :
klien terlihat
menghabiskan ¼
porsi
makanan yang
17.10. 3 Menjelaskan disediakan RS Wiwi
pentingnya
makanan yang adekuat DS :
klien mengatakan

26
paham tentang
makanan yang
dijelaskan perawat
18.00 1,2 DO: Wiwi
Mengkolaborasi dalam klien kooperatif
pemberian obat sesuai DS :
advis dokter klien mengatakan
Injeksi : mau minum obat
Anbacim 1gram DO :
/24jam klien kooperatif
Oral :
Asam mefenamat
500mg
/8jam
Ranitidin 150mg/8jam
Domperidon
10mg/8jam
Tami
13.30 2 Menganjurkan klien
untuk banyak istirahat
DS :
klien mengtakan
mau
istirahat
Do : Tami
14.00 Operan dines pagi ke klien kooperatif
siang klien terlihat
istirahat

15.00 1 Mengkaji Ku klien DS : Mei


klien mengatakan
masih demam, nyeri
perut dan mual

27
DO :
klien terlihat
Mengkaji Nyeri PQRST
kesakitan
16.00 2 DS : Mei
P: Klien mengatakan
nyeri perut
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Nyeri pada perut
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang
timbul
DO :
Klien tampak
merintih kesakitan

Memberikan klien

16.30 2 posisi nyaman DS : Mei


klien mengatakan
sudah dalam posisi
nyaman
DO :
klien terlihat
tidur terlentang

Memonitor TTV

17.00 1 DS : Mei
klien mau di periksa
DO :
TD : 120/80mmHg
S : 37,7◦C
N : 80x/m

28
RR : 20x/m

Menganjurkan klien

17.10 3 untuk kompres hangat DS : Mei


klien mau
untuk dikompres
DO :
Klien terlihat sedang
dikompres
Memberikan makanan
17.30 1,2 DS : Mei
selagi hangat
klien mengatakan
masih mual dan
tidak
nafsu makan
DO :
klien terlihat
menghabiskan ¼
Memberikan terapi porsi
17.40 1 sesuai advis dokter makanan Mei

Oral : DS :

Asam mefenamat klien mengatakan

500mg akan minum obat

/8jam DO :

Ranitidin 150mg/8jam klien terlihat minum

Domperidon obatnya

10mg/8jam

20.10 Menganjurkan klien Mei

untuk memakai pakain


tipis DS :

29
klien mengatakan
mau memakai
pakain tipis
21.00 Operan dines dari siang DO : Mei
klien kooperatif
ke malam

22.00 1,2,3 Mengganti cairan infus DS : Aji


klien mengatakan
masih nyeri perut
DO :
klien terlihat
kesakitan

23.00 2 Mengkaji tingkat nyeri DS : Aji


P : Klien
PQRST
mengatakan
nyeri perut
Q : Nyeri seperti di
remas-remas
R : Nyeri pada perut
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri hilang
timbul
DO :
Klien tampak
meringis kesakitan
23.30 2 Aji

30
Menganjurkan klien
DS :
untuk banyak istirahat
Klien mengatakan
mau istirahat
DO :
05.00 1 klieen terlihat Aji
Memonitor TTV
istirahat
DS :
Klien mengatakan
mau di periksa
DO :
TD : 120/80 mmHg
S : 37,3 ◦C
N : 80x/m
3 RR : 20x/m Aji
Menganjurkan makan
sedikit tapi sering
DS :
klien mengatakan
makan habis ½ porsi
yang disediakan RS
DO :
Klien terlihat
makanan habis
07.00 ½ porsi Aji
Operan dines dari
malem ke pagi

31
L. EVALUASI
Evaluasi 1 ( O5/06/18 )
Tanggal jam NO EVALUASI Paraf
DX
05/06/18 08.00 1 S: Tami
Klien mengatakan badannya masih panas
O:
TD : 120/80 mmHg
S : 37,3 ◦C
N : 80x/m
RR : 20x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan kompres hangat
3. Anjurkan menggunakan pakaian
4. yang tipis dan menyerap
keringat

08.00 2 S: Tami
P : Klien mengatakan nyeri perut
Q : Nyeri seperti di remas-remas
R : Nyeri pada perut
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri hilang timbul
O : Klien terlihat kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri

32
2. Anjurkan klien banyak istirahat
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Kolaborasi pemberian obat
sesuai
advis dokter

08.00 3 S: Tami
Klien mengatakan tidak nafsu makan dan
mual
O:
Porsi makan yang dihabiskan hanya ½
porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Anjurkan klien makan sedikit
tapi
sering
2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang
adekuat
3. Berikan makanan selagi hangat
4. Timbang BB tiap hari

33
Implementasi Keperawatan Hari 2 ( 06/06/2018 )
Tanggal Jam No. Tujuan Dan Kriteria Respon Paraf
DX Hasil
06/07/18 08.00 1,2,3 Mengkaji Ku Klien DS : Tami
Klien mengatakan
nyeri perut
berkurang dan
sudah
tidak demam
DO :
Klien terlihat rileks
09.00 2 Mengkaji tingkat nyeri Tami
PQRST DS :
P : klien
mengatakan
nyeri perut
berkurang
Q : nyeri seperti
di remas –
remas
R : nyeri pada
perut
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang
timbul
DO :
Klien terlihat rileks

34
10.00 3 Menimbang BB klien Tami

DS :
klien mau
ditimbang
DO :
11.00 3 Menjelaskan pentingnya BB 64 kg Tami
nutrisi yang adekuat

DS :
klien mengatakan
makan habis ½
porsi
yang disediakan RS
DO :
11.00 1 Memonitor TTV Klien terlihat Tami
makanan habis
½ porsi

DS :
klien mau di
periksa
DO :
12.00 1,2 Memberikan terapi TD : 120/80 mmHg
sesuai advis dokter S : 36,8 ◦C Tami
injeksi : RR : 20x/m
cefoparazon 1gram/ N : 80x/m
24jam
paracetamoi DS :
1gram/12jam Klien mengatakan
dexametason 5mg/8jam bersedia diberikan
oral : obat
Asam mefenamat 500mg DO :

35
/8jam Klien kooperatif
Ranitidin 150mg/8jam klien tampak
Domperidon 10mg/8jam minum
obat dengan baik
14.00 Tami
operan dines pagi ke
siang
15.00 3 Menjelaskan pentingnya DS : Mei
makanan yang adekuat klien mengatakan
paham tentang
makanan
yang dijelaskan
perawat
DO :
klien kooperatif
klien terlihat
mendengarkan

15.30 3 memberikan makanan DS : Mei


selagi hangat klien mengatakan
mau makan
mkanan yang
disediakan RS
DO:
klien terlihat
habis 1 posi

16.00 1,2 memberikan DS : Mei


terapi sesuai advis klien mengatakan
dokter akan meminum
Oral : obat yang
Asam mefenamat 500mg diberikan perawat

36
/8jam DO :
Ranitidin 150mg/8jam klien terlihat
Domperidon 10mg/8jam minum obatnya

16.30 1 Memonitor TTV DS : Mei


Klien mengatakan
sudah tidak demam
DO :
TD : 120/80mmHg
S : 36,7◦C
N : 80x/m
RR : 20x/m

17.00 2 Mengkaji tingkat nyeri DS : Mei


PQRST P : klien
mengatakan
nyeri perut
berkurang
Q : nyeri seperti
di remas –
remas
R : nyeri pada
perut
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang
timbul
DO :
Klien terlihat rileks

21.00 operan dines siang ke Mei

37
malem

23.00 2 menganjurkan klien DS : Aji


untuk banyak istrahat klien mengatakan
mau istirahat
DO :
klien kooperatif
klien terlihat
sedang
istirahat
24,00 1,2 memberikan terapi Aji
sesuai advis dokter DS :
injeksi klien mengatakan
Paracetamol 1gr/12jam mau di suntik
DO :
klien terlihat rileks

02.00 1,2 menganti cairan infus Aji


DO : -
DS :
klien terlihat
sedang istirahat

05.00 1 memonitor TTV Aji


DS :
klien mengatakan
mau diperiksa

38
DO:
TD : 120/80 mmHg
S : 36,2◦C
N : 80x/m
RR : 20x/m

05.10 Mengkaji tingkat nyeri Aji


PQRST DS :
P : klien
mengatakan
nyeri perut
berkurang
Q : nyeri seperti
di remas –
remas
R : nyeri pada
perut
S : skala nyeri 2
T : nyeri hilang
timbul
DO :
Klien terlihat rileks
05.30 1.2. memberikan terapi Aji
sesuai advis dokter DS :
Oral : klien mengatakan
Asam mefenamat 500mg akan meminum
/8jam obatnya
Ranitidin 150mg/8jam DO :
Domperidon 10mg/8jam klien terlihat
meminum obatnya

06.00 3 Menganjurkan makanan Aji

39
selagi hangat DS :
klien mengatakan
sudah tidak nyeri
perut dan sudah
tidak mual
DO:
klien terlihat
menghabisakan 1
porsi makananan
yang disedikan di
RS
06.30 3 Menimbang BB Aji
DS :
klien mengatakan
mau di timbang BB
DO :
BB = 64 kg
07.00 operan dines malem ke Aji
pagi

07/06/18 08.50 Mendampingi visit Hanif


dokter klien boleh DS :
pulang klien mengatakan
boleh pulang
DO :
klien terlihat
senang
obat pulang :
cefixime 100mg/
12jam
ciprofloxaxin 500
mg/12jam
ranitidin 150mg/

40
8jam
asam mefenamat
500mg/8jam
11.00 Mengantar klien pulang Hanif
DS : -
DO ;
klien terlihat
senang

Evaluasi 2 ( 06/09/18 )
Tanggal Jam NO EVALUASI Paraf
DX
06.06/18 08.00 1 S: Tami
klien mengatakan sudah tidak demam
0:
TD : 120/80 mmHg
S : 36,2◦C
N : 80x/m
RR : 20x/m
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

Tami
08.00 2 S:
P : klien mengatakan nyeri perut berkurang
Q : nyeri seperti di remas – remas
R : nyeri pada perut
S : skala nyeri 2
T : nyeri hilang timbul
O:
klien terlihat rileks

41
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

08.00 3 S: Tami
Klien mengatakan sudah tidak mual
O:
klien terlihat menghabiskan 1 porsi makanan
yang disediakan RS
BB = 64 kg
A:
Masalah Teratasi
P :
Hentikan intervensi

07/06/18 11.00 Persiapan klien pulang Tami


obat pulang :
Cefixim 100mg/12jam
Ciprofloxaxin 500mg/12jam
Ranitidin 150mg/8jam
Asam mefenamat 500mg/8jam

42
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil proses keperawatan yang dilaksanakan terhadap klien dengan demam
thypoid di ruang rawat inap bangsal mahoni, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan:
1. Pada klien demam typoid ditemukan tanda dan gejala demam sejak 2 hari yang
lalu, naik turun, nyeri perut bagian ulu hati, mual, lemas, nafsu makan turun.

2. Dari hasil pengkajian dapat dirumuskan masalah keperawatan pada klien


dengan demam typoid adalah Hipertermi, Gangguan rasa nyaman nyeri,
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Intervensi

Dalam merumuskan perencanaan diperlukan literatur yang lengkap serta


membantu tenaga keperawatan dan tim kesehatan lainnya yang ada di Rumah
Sakit serta kerjasama yang baik dari klien dan keluarga

4. Implementasi

Pada pelaksanaan tidak semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan


rencana karena adanya kendala atau hambatan sehingga pada implementasi ini
sangat diperlukan kerjasama yang baik antara tim kesehatan yang ada

5. Evaluasi

Asuhan keperawatan yang dilakukan hanya sebagian yang tercapai sesuai


dengan tujuan karena dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

43
demam typoid memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyelesaikan
masalah sesuai kriteria.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan yang dilakukan maka
penulis dapat memberi saran antara lain:
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan demam typoid
hendaklah benar-benar memperhatikan keluhan yang dirasakan oleh klien guna
mendapatkan diagnosa yang tepat dan hasil yang baik
2. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid agar
memenuhi kebutuhan dari klien maka diperlukan adanya kerjasama yang baik
antara tim kesehatan dengan klien dan keluarga klien.

44
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, ed. IV. Jakarta : EGC

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit, ed. 2. Jakarta : EGC

Marylin, E Doengoes. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, ed. 3. Jakarta : EGC

Kuncara, H. Y. dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart,
Jakarta: EGC

45

Anda mungkin juga menyukai

  • Thypoid Vs DHF
    Thypoid Vs DHF
    Dokumen2 halaman
    Thypoid Vs DHF
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • BAB I, II, III, IVms2003
    BAB I, II, III, IVms2003
    Dokumen40 halaman
    BAB I, II, III, IVms2003
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab I, Ii, Iii, Iv
    Bab I, Ii, Iii, Iv
    Dokumen36 halaman
    Bab I, Ii, Iii, Iv
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab I, Ii, Iii, Iv
    Bab I, Ii, Iii, Iv
    Dokumen40 halaman
    Bab I, Ii, Iii, Iv
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • INTERVENSI
    INTERVENSI
    Dokumen3 halaman
    INTERVENSI
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • PP Kasus
    PP Kasus
    Dokumen15 halaman
    PP Kasus
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Presus Demam Typoid
    Presus Demam Typoid
    Dokumen43 halaman
    Presus Demam Typoid
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Demam Typoid
    Sap Demam Typoid
    Dokumen9 halaman
    Sap Demam Typoid
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen35 halaman
    Bab 3
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Kasus Demam Typoid
    Kasus Demam Typoid
    Dokumen44 halaman
    Kasus Demam Typoid
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Resume CHF
    Resume CHF
    Dokumen7 halaman
    Resume CHF
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Askep DHF
    Askep DHF
    Dokumen35 halaman
    Askep DHF
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • 2020 Isi Kasus
    2020 Isi Kasus
    Dokumen3 halaman
    2020 Isi Kasus
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen49 halaman
    BBLR
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Nafas Dalam
    Sap Teknik Nafas Dalam
    Dokumen7 halaman
    Sap Teknik Nafas Dalam
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi Keluarga
    Sap Hipertensi Keluarga
    Dokumen7 halaman
    Sap Hipertensi Keluarga
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Nafas Dalam
    Sap Teknik Nafas Dalam
    Dokumen7 halaman
    Sap Teknik Nafas Dalam
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Resume CHF
    Resume CHF
    Dokumen4 halaman
    Resume CHF
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Askep BBLR
    Askep BBLR
    Dokumen16 halaman
    Askep BBLR
    Al Vivo
    0% (1)
  • LP CHF
    LP CHF
    Dokumen20 halaman
    LP CHF
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi Gerontik
    Sap Hipertensi Gerontik
    Dokumen7 halaman
    Sap Hipertensi Gerontik
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan 4
    Laporan Pendahuluan 4
    Dokumen5 halaman
    Laporan Pendahuluan 4
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Sap Demonstrasi Kompres Hangat
    Sap Demonstrasi Kompres Hangat
    Dokumen7 halaman
    Sap Demonstrasi Kompres Hangat
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan 5
    Laporan Pendahuluan 5
    Dokumen5 halaman
    Laporan Pendahuluan 5
    Syufah Mutoharoh
    Belum ada peringkat