yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacad, kelemahan.
Kencenderungan orang pada masa kini untuk tidak atau mengurangi obatobatan produk kimia dan kembali keobat-obatan tradisional, membuat makin
dirasa penting usaha untuk mengungkapkan produk-produk masa lampau sebagai
warisan budaya, yang dalam bidang kesehatan khususnya menyediakan informasi
tentang obat-obatan, proses pembuatanya dan pengonsumsiannya. Sehubungan
dengan aspek kesehatan dan obat-obatan, untuk kepentingan merawat kesehatan
pada
akhir-akhir
ini
dipergunakan
bahan-bahan
dari
hasil
bumi
dan
pengobatan
tradisional
tidak
semua
anggota
masyarakat
pemahaman
negatif terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat
merupakan penyebab bermacam-macam penyakit baik dizaman primitif maupun
di masyarakat yang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya. Ditinjau
dari segi biologis penyakit merupakan :
kelainan
berbagai
kemasyarakatan
organ
yang
tubuh
sudah
manusia,
keadaan
sedangkan
sakit
dianggap
dari
segi
sebagai
irasional mempunyai ciri yang sulit untuk menentukan penyebabnya, dan tidak
dapat ditunjukan bagian mana yang terasa sakit, karena yang merasakan sakit
adalah fisik atau pikiran, baik secara sadar atau tidak sadar.
Dalam pandangan masyarakat Buton sakit yang bersifat tidak nyata jauh
lebih berbahaya daripada sakit yang nyata, terutama ditinjau dari kemampuan
untuk mengobatinya. Sakit yang tidak nyata dan dipercayai sepenuhnya oleh
masyarakat Buton yaitu sakit kemasukan roh jahat (guna-guna) sakit ingatan
(amagila) dan sakit yang sering menimpa anak-anak seperti dalam bahasa daerah
disebut lebuta. Penyakit ini oleh masyarakat diidentifikasikan sebagai penyakit
yang terkena teguran leluhur atau melanggar pantangan tertentu, dan cara
pengobatannya harus ditangani oleh ahlinya.
Sakit yang dalam bahasa Buton disebut dengan amapii, panaki yang
berarti orang tersebut harus istirahat dari aktivitas. Kepada mereka yang sakitnya
ringan dan masih dapat melaksanakan tugasnya seadanya dikatakan Parangara
(tanda-tanda sebelum sakit). Sakit ringan menurut batasan amapii adalah masuk
angin, batuk, sakit kepala, sakit gigi, sakit perut, demam, gatal-gatal dan sariawan.
Kepercayaan tentang makhluk gaib yang jahat menimbulkan banyak istilah
penyakit yang bersifat tidak nyata. Dalam lingkungan masyarakat Buton sakit
yang tidak jelas namanya dan tidak dapat diidentifikasikan sendiri jenis
pengobatannya, dianggap sebagai perbuatan makhluk gaib, yang menurut
kepercayaan masyarakat setempat dianggap sebagai perbuatan yang melanggar
sesuatu kebiasaan (adat) atau akibat perbuatan manusia dengan menggunakan roh
jahat. Sebagaimana yang dikatakan oleh La Niampe bahwa :
adanya kekuatan gaib yang dipakai untuk menyerang manusia itu
disebabkan oleh kepercayaan mereka, sesungguhnya ilmu mereka itu
hanya berupa mantra oleh karena saking percayanya maka ilmu itu manjur
dan dapat mencelakakan manusia sesama dan dapat pula menyelamatkan
seseorang.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa
Buton
pandangan masyarakat
dicontohkan disini sesuatu pengetahuan tentang sakit pada masyarakat Buton yang
telah dinetralisasikan kedalam sistem kepribadian masyarakat. Di samping itu
pandangan sakit bagi masyarakat Buton dapat pula dilihat dari dimensi
perkembangan kebudayaan Buton, dimana presepsi yang diinternalisasikan dalam
di daerah Buton
tentang sakit. Pembicaraan pandangan tentang sakit pada orang Buton selanjutnya
akan dilihat berdasarkan konsep Foster yang menyoroti penyebab penyakit. Ada
dua macam secara tradisional yakni sistem personalistik dan sistem naturalistik
(Foster dan Anderson, 1986 :63).
Sistem personalistik mengatakan bahwa sakit disebabkan oleh adanya
agen (perantara). Perantara dapat dilakukan oleh orang Misalnya tukang sihir dan
paraka yaitu sebagai sosok makhluk jejadian yang dapat membunuh manusia
sesama. Untuk masyarakat Buton misalnya roh jahat atau sosok supranatural (hal
yang gaib) misalnya alam yang mempunyai kekuatan gaib.
Sistem naturalistik mengatakan bahwa sakit bukan disebabkan oleh agen
perantara. Hal ini terjadi oleh sebab-sebab alami dan tanpa adanya sebab dari luar,
lebih jauh lagi dikatakan bahwa sakit disebabkan oleh suatu keadaan seperti
dingin, panas, angin, udara lembab dan ketidak seimbangan antara unsur-unsur
yang ada dalam tubuh. Sistem naturalistik mengenai kesehatan dikaitkan dengan
modal keseimbangan. Konsep sehat dan sakit yang dianut oleh pengobat
tradisional sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan
yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan
serta gejala yang dirasakan.
Berdasarkan konsep personalistik dan Naturalistik, ada suatu perbedaan
pandangan terhadap sakit dan penyakit. Konsepsi seperti ini mengandung makna
yang sama dengan penyebab penyakit yang ada pada daerah Buton, Konsepsi ini
akan dipakai untuk melihat bagaimana pandangan Masyarakat Buton tentang (1),
Sebab-sebab penyakit (2), Aspek diagnose dan terapi tentang penyakit (3) aspek
preventif penyakit dan cara penyembuhannya.
untuk
4. Penutup
A. Simpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bahwa pandangan masyarakat Buton
DAFTAR PUSTAKA
Adimihardja, Kusnaka. 1983. Kerangka Studi Antropologi Sosial Dalam
Pembangunan. Bandung : Tarsito.
Alisjabana, Takdir,S.1986. Antropologi Baru, Jakarta PT. Dian Rakyat.
Anceaux. J.C. 1987. Wolio Dictionary (Wolio-English-Indonesia). Dordrecht:
Foris Publ.
Agoes, Azwar dan T. Jacb.1992. Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid I. Jakarta:
Anggota IKAPI.
Bouman, BJ. 1982. Sosiologi, Pengertian dan Masalah, Yogyakarta. Kanisius.
Badan Pusat Statistik Kota Bau-Bau, 2004. Kota Bau-Bau Dalam Angka, Planet
grafika, Bau-Bau.
Badan Pusat Statistik, 2004, Kecamatan Betoambari Dalam Angka 2004. Planet
Grafika, Bau-Bau.
Departemen Kesehatan RI. 1985. Tanaman Obat Indonesia, Jilid I. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
10
11
Konsep Sehat, Sakit, dan Penyakit Dalam Konteks Sosial Budaya melalui
<http://www.kalbefarfa.com/fiks/cdk/fiks14-149.html
12