Anda di halaman 1dari 16

E

T
(
I
I R F)
D EL
S
M

PENDAHULUAN
Diri (self) adalah segala seuatu yang dapat dikatakan orang tentang
dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan psikisnya
sendiri saja, melainkan juga tentang anak istrinya, rumahnya,
pekerjaannya, nenek moyangnya, teman0temannya, miliknya,
uangnya.
William James diri (the self) sebagai sebuah proses mengetahui dan
berpikir, dengan sebuah subyek (I : diri yang sadar dan aktif) dan
sebuah obyek (Me : diri yang disadari atau diri yang menjadi obyek
renungan kita).
3 aspek Me :

Material self

Social self

Spiritual self

KEGIATAN BELAJAR
1. KONSEP DIRI (SELF-CONCEPT)
A. PENGERTIAN DIRI (SELF-CONCEPT)
B. SUMBER-SUMBER KONSEP DIRI
a) Self-esteem (harga diri)
b) Social evaluation (penilaian sosial)
i. Reflected appraisal
ii. Direct feedback
C. TEORI-TEORI KONSEP DIRI
a) Social comparison (pembandingan sosial)
i. Similarity hypothesis (hipotesis kesamaan)
ii. Related attributes hypothesis (hipotesis atribut yang
berhubungan)
iii. Downward comparisons (pembandingan ke bawah)
iv. Consequences of social comparison (konsekuensi dari
pembandingan sosial)

KEGIATAN BELAJAR
b) Persepsi diri (self-perception)
i. Self attribution (atribusi diri)
ii. Overjustification (pembenaran yang berlebih)
D. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KOMUNIKASI
2. KOGNISI SOSIAL TENTANG DIRI
A. PENGERTIAN
KOGNISI
SOSIAL
PENGEMBANGAN DIRI
B. SELF MOTIVATION (MOTIVASI DIRI)

TENTANG

DIRI

DAN

KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DIRI (SELFCONCEPT)


A. PENGERTIAN DIRI (SELF-CONCEPT)

Konsep diri adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai


dirinya sendiri.

William D. Brooks konsep diri adalah persepsi yang bersifat


fisik, sosial, dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat
dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain.

Rakhmat, 2003 konsep diri adalah pandangan dan perasaan


tentang diri kita . Persepsi tentang diri ini dapat bersifat
psikologis, sosial, dan fisis.

Konsep diri muncul dari dorongan dalam diri seseorang dan


pengaruh dari luar terhadap seseorang.

B. SUMBER-SUMBER KONSEP DIRI


1. Self-esteem (harga diri)
: penilaian, baik positif atau negatif) individu terhadap diri sendiri.
Konsep diri : komponen kognitif (self-image / citra diri) dan
komponen afektif (harga diri).
2. Social evaluation (penilaian sosial)
Informasi tentang diri sendiri kebanyakan didapat dari orang lain.
a) Reflected appraisal
Pendapat kita tentang diri sendiri adalah pantulan dari
penilaian nyata orang lain terhadap kita.
b) Direct feedback
Significant others menyatakan penilaiannya kepada kita maka
kita menerima umpan balik langsung tentang kualitas dan
kemampuan kita.

C. TEORI-TEORI KONSEP DIRI


1. Social Comparison (Pembandingan Sosial) fokus pada bagaimana
pembandingan dengan orang lain mempengaruhi keyakinan kita.
Empat prinsip dasar : (lihat modul halaman 4.8)
Kecenderungan-kecenderungan dalam melakukan perbandingan sosial :
i.

Similarity hypothesis (hipotesis kesamaan) membandingkan diri


hanya dengan orang yang memiliki kesamaan dengan kita.

ii.

Related attributes hypothesis (hipotesis atribut yang berhubungan)


membandingkan penampilan tidak hanya dengan mereka yang
memiliki kesamaan dengan kita tapi juga yang kita pikir sama.

iii.

Downward comparisons (pembandingan ke bawah) membandingkan


diri dengan orang yang kita pikir lebih rendah (inferior).

iv.

Consequences of social comparison (konsekuensi dari pembandingan


sosial) membandingkan diri dengan hal lain yang relevan, orang lain
dengan latar belakang atau tujuan yang sama.

2. Persepsi Diri (Self-Perception) menguji hubungan


antara tindakan dan pemahaman kita terhadap sikap
dan tujuan kita.
i. Self attribution (atribusi diri) : ketika kita mencoba memahami
bagaimana perasaan kita, kita melihatnya pada wajah kita.
ii. Overjustification (pembenaran yang berlebih) : seorang anak
yang jika mendapat ranking 1, akan dibelikan sepeda. Motivasi si
anak untuk belajar bukan lagi untuk memperoleh ilmu tapi lebih
ke arah untuk memperoleh sepeda dengan cara mendapat
ranking 1 di kelasnya.

D. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KOMUNIKASI


Nubuat yang dipenuhi sendiri : anda berperilaku sesuai dengan
konsep diri (label) yang anda miliki.
Konsep diri berpengaruh terhadap perilaku sehingga jelas konsep
diri juga berhubungan erat dengan komunikasi.
Konsep diri : positif dan negatif,
Ciri-ciri dan karakteristik konsep diri positif dan negatif : (lihat
modul halaman 4.12 4.14)

KEGIATAN BELAJAR 2 : KOGNISI SOSIAL


TENTANG DIRI
A. PENGERTIAN
KOGNISI
SOSIAL
TENTANG
DIRI
DAN
PENGEMBANGAN DIRI
Seseorang bisa menjadi obyek pikirannya sendiri kognisi sosial
(William James).
Self development becoming : kita mengembangkan,
memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman
tentang diri sendiri diri kita dan konsep kita tentang diri kita
sendiri (Gordon Allport).
Significant others : orang-orang yang mempengaruhi perilaku,
pikiran, dan perasaan kita.
Affective others : orang lain yang dengan mereka, kita mempunyi
ikatan emosional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang
(lihat modul halaman 4.21 gambar 4.1)

1. SELF AWARENESS (KESADARAN DIRI)

Definisi : perhatian seseorang yang terfokus pada diri sendiri,


perasaannya, nilai, maksud, dan/atau evaluasi dari orang lain.

Joseph Luft dan Harry Ingham (1984) Johari Window (lihat modul
halaman 4.22 gambar 4.2)
Open self (daerah terbuka) : diketahui oleh diri sendiri dan orang
lain
Blind self (daerah buta) : diketahui oleh orang lain tapi tidak
diketahui oleh diri sendiri. Blind self << open self
meningkatkan
self-awareness
dan
kualitas
komunikasi
interpersonal.
Hidden self (daerah tersembunyi) : diketahui oleh diri sendiri
tapi tidak diketahui oleh orang lain.
Unknown self (daerah tidak diketahui / tidak dikenal) : tidak
diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.

5 hal untuk meningkatkan kesadaran diri :


1. Bertanya tentang diri kepada diri sendiri (self-talk)
2. Mendengarkan orang lain.
3. Mencari informasi tentang diri sendiri.
4. Melihat diri kita dari sisi yang lain.
5. Meningkatkan open-self membuka diri kepada orang lain (selfdisclosure).
Deindividuation : penurunan self-awareness : berkurangnya nilai
keindividuan seseorang,
Deindividuation dapat terjadi akibat stimuli kondisi tertentu.

2. SELF-SCHEMATA (SKEMA DIRI)

Definisi : seperangkat susunan self-generalizations (hal-hal yang


umum) dari diri seseorang yang didapat dari penilaian yang
dilakukan sendiri atau orang lain.

Schematic traits : sifat-sifat yang berhubungan atau relevan dan


penting bagi pikiran seseorang mengenai dirinya sendiri.

Aschematic traits : sifat-sifat kepribadian yang tidak penting bagi


self-concept seseorang.

Self-reference (rujukan diri) : informasi yang relevan dengan


deskripsi seseorang.

Self-reference effect : kecenderungan mengikuti dengan lebih baik


dan mengingat lebih akurat self-reference.

Self-schemata terdiri dari standar atau ukuran bagi diri seseorang


mengekalkan self-esteem yang rendah.

Self-discrepancies (ketidaksesuaian diri) : pengalaman dan informasi


yang berlawanan dengan self-schemata : perbedaan antara actual
self atau real self dengan ideal self harus bisa berkompromi.

Possible selves : mungkin kita akan menjadi orang yang berbeda


jika memilih jalan yang dulu tidak kita ambil.

Possible selves mendorong kita untuk memperbaiki atau melakukan


perubahan diri.

B. SELF-MOTIVATION (MOTIVASI DIRI)


Motivasi diri dapat dilihat dalam 3 hal : self-consistency, self-enhancement,
dan self-control. Self-control banyak diulas dalam psikologi klinis.
1.

Self-consistency (konsistensi diri)


Gambaran kita tentang diri sendiri sulit untuk berubah.
Bentuk penting dari self-motivation melibatkan rasionalitas. Tidak setiap
perilaku meliki logika yang baik sebelum dilakukan. Ketika dilakukan,
perilaku tersebut baru dirasionalkan. Mendukung sebuah perilaku setelah
perilaku tersebut dilakukan disebut self-justification.
Cognitive dissonance : pengalaman ketegangan ketika elemen-elemen
kognisi bertentangan.
Keadaan yang menimbulkan kebutuhan akan pembenaran diri :
.

Insufficient justification : membangun rasionalisasi self-justification


untuk memulihkan self-consistency dirinya.

Decission making (pembuatan keputusan) : self-justification dibuat


dengan cepat setelah seseorang membuat suatu keputusan yang sulit.

2.

Self-enhancement (peningkatan diri)


Self-motivation yang besar perlindungan self-esteem.
Self-esteem yang rendah membuat orang menderita, karenanya perlu
dilakukan self-enhancement.
Bentuk-bentuk self-enchancement selain downward comparisons dan selfjustification :
a)

Self-serving processes (proses pengutamaan diri)


i.
Egocentric bias (bias egosentris) : pemusatan diri (self-centeredness)
bisa membuat pengolahan dan pengingatan indormasi menjadi bias.
ii.
False comparison effects (efek pembandingan palsu)

Melakukan hal yang baik dan yakin bahwa tidak semua orang dapat
berbuat baik seperti anda : false-uniqueness effect 9efek keunikan
palsu)

Melakukan hal buruk dan yakin bahwa orang lain juga akan berbuat
yang sama : false-consensus effect (efek konsensus palsu)
iii.
Beneffectance : kecenderungan untuk mengedepankan hal-hal baik dari
kesuksesan kita dan menjauhkan kegagalan kita.

a)

Self-presentation (penyajian diri)


i.
Impression management : pengelolaan kesan.
Seseorang tampil di hadapan orang lain untuk mendapatkan kesan
tertentu.
Front : peralatan lengkap yang digunakan untuk menampilkan diri.
Front terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan
gaya bertingkah laku (manner).
ii.
Social accounting : tekanan yang membuat kita bertindak
semestinya.
iii. Self-monitoring (pengawasan diri) : pengawasan terhadap tindakan
kita guna mencapai tujuan tertentu.
.
High self monitoring : memberi perhation lebih pada orang lain,
melihat dan menanggapi orang lain untuk menyenangkan mereka.
.
Low self monitoring : berperilaku konsisten pada situasi apa pun
yaitu
dengan
mempertahankan
nilai-nilai
mereka
dan
mengarahkan perilaku sesuai dengan prinsip yang dimilki, bukan
karena alasan pragmatis

Anda mungkin juga menyukai