Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PENELITIAN HUKUM

MELIHAT BERBAGAI SISTEM HUKUM DI DUNIA DALAM KAJIAN PENGANTAR


ILMU HUKUM
Penulis:
Savanah hendrawan (231010200920)
Siti ulandari (231010200907)

Abstrak

Terdapat sebuah ungkapan lama dalam bahasa belanda yang menyebutkan bahwasanya hukum itu
ketinggalan dari peristiwanya. Kendatipun tidak begitu sependapat dengan ungkapan tersebut, sebab hukum
itu geen persoon tetapi adalah sebuah sistem yang terdiri dari sub-sub sistem. Konsekuensinya, jika terjadi
kekurangan pada suatu subsistem, maka akan ditutupi oleh subsistem yang lain. Mempelajari sistem hukum
tentu akan memudahkan penguasaan terhadap kompleksitas kenyataan permasalahan yang ada. Tidak
selamanya suatu peristiwa hukum hanya terkait suatu bidang hukum semata. Sering kali suatu permasalahan
hukum meliputi beberapa bidang hukum. Dalam konteks ini sistem hukum lebih memudahkan penyelesaian
atas permasalahan yang timbul dari suatu peristiwa hukum. Kompleksitas hukum akan dipermudah oleh
sistem hukum itu sendiri yang terdiri dari subsistem-subsistem untuk memberikan pemahaman terhadap
bidang hukum tertentu, baik sebagai bagian dari sistem hukum maupun sebagai satu kesatuan dalam sistem
hukum.

Kata kunci: Sistem Hukum, SubSistem, Peristiwa Hukum, Kompleksitas Hukum

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah


Sistem memiliki definisi sebagai tatanan hukum juga sebagai instrumen pembantu untuk
atau kesatuan yang utuh yang berhubungan dari menelusuri suatu lembaga hukum. Sebagai suatu
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling sistem, hukum tidak hanya memuat aturan-aturan
berkaitan erat satu sama lain. Antara satu bagian hukum semata, tetapi juga memiliki struktur hukum
atau unsurharus dilihat keterkaitan dengan bagian termasuk lembaga-lembaga hukum yang tentunya
atau unsur yang lain sebagai satu kesatuan. Masing- berfungsi dan berwenang untuk menegakkan
masing bagian tidak berdiri sendiri atau terlepas hukum itu sendiri. Hukum itu menjadi dinamis
satu dengan lain tetapi saling terkait. Sistem terdiri justru karena ada lembaga hukum yang
dari subsistem-subsistem.Kekurangan pada suatu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
subsistem akan dilengkapi atau akan termasuk berbagai faktor di luar hukum yang
disempurnakan subsistem e-Journal Komunitas mempengaruhi bekerjanya sistem hukum. Sistem
Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha. Hukum juga memungkinkan untuk menemukan
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 4 dan mengisi kekosongan hukum dengan sederhana.
Nomor 3 November 2021) lainnya. Id perfectum Sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem-
est quod ex omnibus suis partibus constat : subsistem, kekurangan pada suatu subsistem akan
kesempurnaan hanya didapatkan ketika semua dilengkapi oleh subsistem lainnya. Demikian pula
bagian lengkap. Adagium ini memuat kedalaman jika terjadi kelemahan pada suatu subsistem akan
makna bahwasanya kesempurnaan suatu sistem disempurnakan oleh subsistem lainnya. Misal,
justru terletak pada subsistem-subsistem yang aturan hukum tidak mungkin mengatur kehidupan
membangun sistem secara sistematis dan manusia secara detil dan terperinci. Jika terjadi
terstruktur.Sistem hukum tentu dapat memotivasi problematika yang mana tidak diatur oleh hukum,
pemecahan hukum. Dalam rangka memecahkan maka penyelesaiannya dapat merujuk pada suatu
masalah-masalah hukum, penguasaan terhadap kebiasaan atau suatu doktrin sebagai subsistem-
sistem hukum itu sendiri merupakan ketentuan subsistem dari sistem hukum secara keseluruhan.
mutlak.Artinya, setelah mengetahui dan memahami Di dalam sistem hukum pastinya akan mengulas
sistem hukum yang ada, kemudian dihubungkan pengertian ataupun hakikat sistem hukum, ciri-ciri
dengan berbagai permasalahan untuk selanjutnya sistem hukum, unsur sistem aturan hukum, fungsi
dicarikan pemecahan atau solusi yang tepat atas. sistem hukum dan berbagai sistem hukum yang ada
permasalahan tersebut. Tak hanya itu, peran sistem di dunia.
situasi dan kondisi kekinian tetapi juga harus
PEMBAHASAN mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa
yang mendatang. Kalaupun terjadi perubahan,
Pengertian Sistem Hukum maka harus ada kesinambungan dari pengaturan
Sudikno Mertokusumo memberi suatu sebelumnya. Demikian pula sistem hukum bersifat
definisi sistem hukum sebagai tatanan atau independen. Artinya, jika terjadi problematika,
kesatuan maka akan diselesaikan oleh sistem itu sendiri ciri
yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau yang.
unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama Ketiga dari sistem hukum yakni mengenal
lain yaitu kaedah atau pernyataan tentang apa yang penguraian di dalamnya. Secara umum
seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan ada beberapa penguraian hukum seperti hukum
system normatif Dapat diartikan, suatu kumpulan materiil dan hukum formil. Hukum materiil adalah
unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama substansi yang berisi suatu pokok permasalahan
lain yang merupakan satu kesatuan yang yang akan diatur, sedangkan hukum formil adalah
terorganisasi dan kerjasama ke arah tujuan untuk melaksanakan ataupun mempertahankan
kesatuan. Sedangkan struktur merupakan bagian- hukum materiil.
bagian atau unsur- unsur dalam sistem yang Keempat dari sistem hukum yaitu tidak
memiliki hubungan khusus dan merupakan tatanan menghendaki adanya konflik antara unsur-unsur
yang khusus pula. atau bagian-bagian. Kaitan dalam hal ini, antara
Dapat disimpulkan, bahwasanya sistem hukum subsistem yang satu dengan subsistem yang lain
adalah himpunan unsur-unsur yang ada dalam tidak boleh terjadi pertentangan. Hal ini didasarkan
interaksi satu sama lain sebagai satu kesatuan yang pada postulat non est certandum de regulis juris
terorganisasi dan kerjasama ke arah kesatuan tidak ada hukum yang bertentangan antara satu
Arti pentingnya tiap bagian terletak dalam ikatan dengan lainnya. Muncul pertanyaan kemudian apa
sistem sebagai satu kesatuan dengan hubungan yang terjadi jika antara unsur-unsur atau bagian-
yang sistematis antara peraturan yang satu dengan bagian terjadi pertentangan?Jika terjadi demikian
peraturan lainnya. Oleh karena itu, fractionem diei maka akan diselesaikan oleh sistem hukum itu
non recipit lex, hukum tidak memiliki kekurangan. sendiri. Di sinilah arti penting sistem hukum
Dalam kapasitasnya sebagai sistem normatif, sebagai satu kesatuan yang terdiri dari bagian-
unsur-unsur yang membangun sistem adalah kaidah bagian atau unsur-unsur
atau putusan pengadilan tentang apa yang kelima dari sistem hukum adalah sebagai
seharusnya. Oleh karena itu dua faktor penentu dan pelengkap. Sebagai sistem norma, sistem hukum
merupakan identitas sistem adalah ruang lingkup tidak hanya terdiri peraturan hukum konkrit semata
berlakunya dan sumber-sumbernya. Ruang lingkup tetapi juga terdiri dari asas-asas hukum, doktrin,
berlaku suatu sistem adalah kepada siapa aturan yurisprudensi dan lain sebagainya sebagai
tersebut ditujukan. Kaitan dalam hal ini, kita subsistem dari sistem hukum secara utuh.
berbicara keenam atau yang keenam, sistem hukum
memiliki konsep yang Mendasar. Artinya, suatu
Ciri-cri Sistem Hukum sistem hukum dikonstruksi berdasarkan nilai-nilai,
asas-asas yang paling fundamental dalam interaksi
Berikutnya ialah mengenai ciri-ciri dari sistem hubungan antara individu dengan individu yang
hukum. lain maupun antara individu dengan negara.
Pertama, suatu sistem hukum terikat
pada waktu dan tempat. Keberlakuan suatu norma Unsur/Komponen Sistem Aturan Hukum.
hukum tidaklah bersifat abadi namun selalu
mengalami perkembangan untuk disesuaikan Friedman menyebutkan ada tiga unsur
dengan dinamika dalam tatanan masyarakat. Oleh atau komponen dalam sistem hukum, atau biasa
karena itu, sistem hukum terikat dengan waktu. dikenal e-Journal Komunitas Yustisia Universitas
Demikian pula suatu sistem hukum ada kalanya Pendidikan Ganesh Program Studi Ilmu Hukum
hanya berlaku pada wilayah tertentu. Sebagai dengan Three Elemens of Legal Sistem, merupakan
contoh, peraturan daerah yang berkonsep syariat faktor yang mempengaruhi penegakan
Islam di Aceh yang disebut dengan Qanun. Sistem hukum ,antara lain:
ini hanya berlaku di daerah Aceh dan tentunya Struktur Hukum merupakan bagian dari
tidak berlaku di wilyah daerah lainnya. sistem hukum yang bergerak di dalam suatu
Kedua sistem hukum adalah mekanisme, berkaitan dengan lembaga pembuat
berkelanjutan ataupun berkesinambungan dan undang-undang, pengadilan, penyidikan, dan
independen.Terkait dengan sistem norma berbagai badan yang diberi wewenang untuk
keberlakuan suatu aturan hukum dimaksudkan menerapkan dan menegakkan hukum. Struktur
untuk jangka waktu yang lama. Artinya, adalah kerangka atau rangkanya sistem hukum,
pembentukan hukum tidak hanya menunjukkan bagian yang tetap bertahan, bagian yang
memberikan semacam bentuk dan batasan terhadap yang boleh dilakukan dan mana perbuatan yang
keseluruhan bangunan hukum. Struktur hukum tidak boleh dilakukan. Mana perbuatan yang harus
termanifestasikan dalam bentuk.lembaga-lembaga dilakukan dan mana perbuatan yang bersifat
atau individu petugas pelaksana lembaga perkenaan. Pelanggaran terhadap norma yang berisi
tersebut.Ia kemudian memberi contoh struktur larangan atau tidak mematuhi norma yang bersifat
sebagai Mahkamah Agung Amerika Serikat dengan perintah hampir selalu disertai dengan sanksi.
sembilan Hakim Agung di dalamnya. Struktur Dengan demikian hukum berfungsi memberikan
hukum ini termasuk di dalamnya struktur sanksi bagi perilaku yang meyimpang.
institusi.institusi penegak hukum, Seperti Fungsikedua, berkenaan dengan
Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan. penyesuaian terhadap kehidupan masyarakat.
Substansi hukum merupakan unsur kedua Sistem aturan
yang meliputi aturan, norma, dan pola perilaku hukum tidaklah statis melainkan dinamis. Artinya,
nyata manusia yang berada dalam sistem tersebut. sistem aturan hukum bisa menyesuaikan dengan
Atau dapat dikatakan sebagai suatu hasil perkembangan zaman.Program Studi Ilmu Hukum
nyata,produk yang dihasilkan, yang diterbitkan (Volume 4 Nomor 3 November 2021)
oleh sistem hukum tersebut. Elemen substansi Perkembangan dalam masyarakat sangat
meliputi peraturan-peraturan sesungguhnya, norma dipengaruhi oleh kemajuan di bidang ilmu
dan pola perilaku dari orang-orang di dalam sistem pengetahuan dan teknologi. Hal ini berdampak
tersebut.Hasil nyata ini dapat berbentuk inconcreto, sudah tidak ada lagi pemisah antar negara, antar
atau norma hukum individu yang berkembang masyarakat bahkan antar individu. Walaupun
dalam masyarakat, hukum yang hidup dalam demikian, dalam kerangka perlindungan, hukum
masyarakat (living law), maupun hukum harus disesuaikan dengan berbagai kemajuan
inabstracto, atau norma sehingga tercipta masyarakat modern yang damai
hukum umum yang tertuang dalam kitab undang- dan sejahtera.
undang (law in books). Fungsi terakhir, hal-hal yang sifatnya
Legal Culture atau budaya hukum administratif. Hal ini erat kaitannya dengan
merupakan keseluruhan jalinan nilai sosial yang pembuktian
berkenaan dengan hukum beserta sikap tindak yang dalam sistem aturan hukum. Sebagai contoh,
mempengaruhi hukum, seperti adanya rasa malu, kepemilikan seseorang terhadap benda-benda tidak
rasa bersalah apabila melanggar hukum dan bergerak mesti didokumentasikan sebagai tanda
sebagainya. Budaya hukum juga merupakan kepemilikan. Demikian juga dalam berbagai
komponen yang amat penting dalam sistem hukum, Tindakan hukum atau hubungan hukum haruslah
karena budaya hukum menunjukkan pemikiran dan dicatat. Hal ini bertujuan sebagai bukti bilamana di
kekuatan masyarakat yang menentukan bagaimana kemudian hari terjadi sengketa, baik dalam konteks
hukum tersebut ditaati, dihindari,atau keperdataan, pidana maupun administratif.
disalahgunakan. Pentingnya budaya hukum dengan
memberikan kiasan filosofis ikan dengan air, Macam-macam Sistem Hukum
adalah sebagai berikut: Hukum tanpa budaya
hukum adalah seperti ikan mati dalam suatu ember, Ada empat masam sistem hukum di dunia antara
bukan ikan yang hidup berenang di samudera lain:
wahananya. Budaya hukum sesungguhnya ialah PERTAMA, Civil Law System atau lebih
suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang dikenal sebagai sistem hukum sipil atau sistem
menentukan bagaimana hukum digunakan, Eropa Kontinental. Berdasarkan sejarahnya, sistem
dihindari, atau disalahgunakan. Tanpa budaya hukum Eropa Kontinental berasal dari hukum-
hukum, sistem hukum itu sendiri tidak berdaya, hukum Romawi. Kodifikasi hukum Romawi
seperti ikan mati yang terkapar di keranjang, bukan dilakukan pada zaman Kaisar Justianus di Negara
seperti ikan hidup yang berenang di lautnya. Byzantium 3 . Secara umum kodifikasi hukum
Romawi terdiri dari tiga himpunan hukum
Fungsi Sistem Hukum Romawi, yakni Edikta Theodoricus yang
diundangkan oleh Raja Goten Timur di Italia Utara,
Berkenaan dengan fungsi sistem hukum, terdapat Lex Romana Burgondionum, hukum Romawi
beberapa fungsi tersebut antara lain, orang-orang Burgondia dan Lex Romana
FungsiPertama Melindungi Visigothorum, hukum Romawi orang-orang Goten
Kepentingan. Acap kali dalam pelaksanaan hak dan Barat Terjadi Romanisasi di Eropa barat pada abad
kewajiban terjadi konflik kepentingan antara satu V sampai dengan abad VII, hukum Romawi
dengan yang lain sehingga muncul perselisihan mengalami evolusi dengan hukum-hukum
atau sengketa. Dalam konteks ini hukum berfungsi kebiasaan Germana. Pada saaat itu pula Leges
untuk mencari solusi dari sengketa tersebut. Dalam Babarorum juga berlaku di Eropa barat yang
rangka melindungi kepentingan tersebut, sistem memuat naskah-naskah hukum kuno, antara lain
aturan hukum hampir selalu berisi mana perbuatan adalah Lex Salica.Lex Salica merupakan kitab
hukum yang dikenal dengan nama Franka Salia XIX hanya berperan sebagai penunjang sedangkan
yang banyak berisi ketentuan-ketentuan pidana5. dalam Civil Law sejak abad XIII sampai pada abad
Kebangkitan hukum Romawi terjadi pada akhir XIX secara bertahap menjadi sumber hukum
abad XI yang ditandai dengan gerakan di Bologna, terpenting. Oleh karena itu, tatanan hukum Civil
Italia. Pada saat itu ilmu pengetahuan hukum Law sebagian besar adalah tatanan hukum yang
diajarkan di berbagai perguruan, lebih khususnya dikodifikasi, sedangkan diCommon Law tidak
terkait hukum romawi. Salah satu ciri dari sistem mengenal suatu kodifikasi.
Eropa kontinental adalah kodifikasi atau penyatuan KETIGA, hukum Islam,Pada prinsipnya
berbagai hukum hukum dalam suatu kitab UU. hukum Islam berlaku bagi semua kalangan yang
Hukum tidak dibuat berdasarkan kasus per kasus, beragama Islam. Dalam artian, sistem hukum ini
melainkan oleh lembaga yang memiliki otoritas tidak dibatasi oleh teritorial suatu negara. Akan
legislatif. Ciri lain dari sistem Eropa kontinental tetapi, tak semua negara yang mayoritas
adalah bidang penemuan hukum, yang akan penduduknya beragama Islam memakai sistem
dibahas secara lebih rinci dalam bab yang berbeda. hukum ini. Hukum Islam condong pada aspek
KEDUA, Common Law System atau agama yang secara garis besar terdiri dari teologi
Anglo Saxon System. Nama tersebut merujuk sebagai dogma yang diyakini keabsahannya oleh
kepada tatanan hukum yang tumbuh dan yang beragama Islam dan Syariat yang berisi
berkembang di Inggris ketika dipimpin Raja hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan yang
Edward6. Ungkapan Common Law digunakan berisi perintah atau larangan. Sistem Hukum Islam
untuk menyebutkan hukum Inggris secara bersumber dari Alqur’an yang merupakan kitab
menyeluruh ntah itu berlaku di Inggris maupun suci Agama Islam yang terdiri dari 30 juz, 114
yang berlaku di daerah protektoratnya seperti surat dan 6666 ayat. As-Sunnah,ialah semua yang
Amerika, Canada, Australia, Selandia Baru dan lain diriwayatkan dari Rassululah SAW baik itu ucapan,
sebagainya. Sedangkan istilah Anglo Saxon berasal tindakan dan pengakuan terhadap suatu perbuatan
dua suku asal Jerman yaitu Anglo dan Saxon yang yang dilakukan para sahabat (qauliyyah, fi’liyyah,
mendiami Inggris pada abad ke V, namun hukum atapun tagririyyah). Ijma, ialah kesepakatan para
yang dipakai Anglo dan Saxon bersumber dari ulama besar terdahulu mengenai suatu cara hidup
Skandinavia (Denmark dan Norwergia). Hukum- yang ketentuannya belum dijelaskan secara detail
hukum dari kedua suku tersebut kemudian menjadi oleh Alquran dan As sunnah. Qiyas, suatu analogi
kebiasaan dan tradisi hukum di Inggris. Sebutan dalam menelusuri sebanyak mungkin persamaan
common law atau commune loy atau loi commune antara dua atau lebih kejadian untuk ditarik
adalah untuk memisahkan dengan sebutan Law kesimpulan yang melahirkan hukum baru.
French sebagai bahasa hukum yang digunakan Beberapa negara yang menganut sistem hukum ini
secara umum berdasar hukum Romawi yang seperti Alzasair, Mesir, Libya, Maroko dan Sudan.
berlaku di daratan Eropa. Istilah “common law” Sedangkan di benua Asia seperti di Arab Saudi,
sendiri di daratan Eropa memuat makna ius Iran, Irak, Suria, Afganistan dan Pakistan.
commune atau hukum umum untuk Walaupun Indonesia merupakan penduduk muslim
menggabungkan hukum yang dipelajari di terbesar namun hukum Islam hanya berlaku secara
perguruan yang berdasar hukum Romawi. parsial, khusus hukum perdata bagi para pemeluk
Perkembangan lebih lanjut, para juris di Inggris agama Islam semata. Seiring perkembangan dengan
memakai istilah common law untuk adanya otonomi khusus, di Aceh, sistem hukum
membandingkannya dengan civil law. Common lokal menggunakan Qanun/syariat Islam.
law sistem pada dasarnya adalah judge made law. KEEMPAT, atau yang terakhir adalah
Artinya, hukum yang dilahirkan oleh para hakim Customory Law System atau sistem hukum
melalui putusan pengadilan dan kekuatan mengikat kebiasaan.Pada prinsipnya hukum kebiasaan
terhadap putusan hakim sebelumnya yang dikenal berawal dari tradisi yang tumbuh, hidup dan
dengan istilah the binding force of precedent. berkembang dalam suatu tatanan masyarakat. Agar
Beberapa perbedaan prinsip antara Common Law suatu kebiasaan dapat menjadi sebuah hukum maka
dengan Civil Law adalah sebagai berikut: diperlukan beberapa persyaratan. Pertama, hal
Common Law adalah “judge made law” sedangkan tersebut bukan merupakan kebiasaan individual,
dalam Civil Law, peradilan hanya memainkan melainkan kebiasaan kelompok masyarakat. Dapat
peranan yang sangat minim di dalam pembentukan diartikan, kebiasaan tersebut tidak sebatas seorang
dan perkembangan tatanan-tatanan hukum. anggota masyarakat tetapi dilakukan oleh
Perbedaan selanjutnya, pada Common Law, masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
kebiasaan- kebiasaan lokal tidak memiliki peranan Kedua, Kebiasaan tersebut merupakan ranah suatu
yang cukup besar di dalam evolusi Common Law, perbuatan positif dalam pengertian melakukan
sedangkan di Civil Law, pengaruh-pengaruh suatu perbuatan atau tidak melakukan suatu
kebiasaan sampai pada abad XVIII masih cukup perbuatan. Ketiga, kehidupan sebagai suatu
dipandang. Kemudian, dalam Common kebiasaan untuk melakukan atau tidak melakukan
Law,perundang perundangan sampai dengan abad sesuatu harus dialami oleh masyarakat sehingga
memiliki kekuatan mengikat. Keempat, kebiasaan kesatuan dengan hubungan yang sistematis antara
tersebut harus dikukuhkan oleh penguasa umum. peraturan yang satu dengan peraturan lainnya. Arti
Beberapa negara di dunia yang memakai sistem penting sistem hukum yakni setelah memahami
custumory law antara lain adalah Sebagian negara sistem hukum yang ada, kemudian dihubungkan
di Afrika dan Cina.Hukum kebiasaan atau dikenal dengan berbagai permasalahan untuk kemudian
juga sebagai hukum adat merupakan kebiasaan dicarikan pemecahan atau solusi yang tepat atas
yang memiliki akibat hukum (dass sein das sollen). permasalahan tersebut. Ciri sistem hukum salah
Berbeda halnya dengan kebiasaan (dalam artian satunya tidak menghendaki adanya konflik antara
biasa), kebiasaan yang merupakan penerapan dari unsur-unsur atau bagian-bagian. Tegasnya, antara
hukum adat ialah tindakan-tindakan yang dilakukan subsistem yang satu dengan subsistem yang lain
berulang-ulang dalam hal yang sama merujuk tidak boleh terjadi pertentangan. Hal ini didasarkan
kepada Rechtsvaardige Ordening Der pada postulat nonest certandum de regulis juris:
Semenleving. Secara umum sistem hukum tidak ada hukum yang bertentangan antara satu
kebiasaan atau adat memiliki ciri khas yakni dengan lainnya. Unsur hukum terdiri dari Pertama,
tradisional dengan berdasar pada kehendak nenek legal structure atau struktur hukum. Kedua, legal
moyang. Tolak ukur kemauan yang dilakukan oleh substance atau substansi hukum dan ketiga adalah
manusia ialah berpangkal pada wujud bakti legal culture atau budaya hukum. Fungsi sistem
terhadap kehendak suci dari leluhurnya. Umumnya hukum antara lain, Pertama, menyelesaikan
sistem hukum adat akan berubah-ubah seiring sengketa dan, memberi hukuman bagi perilaku
pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih yang menyimpang. Kedua, pendorong perubahan
berganti. Dengan sifatnya yang mudah berganti sosial perilaku manusia. Ketiga atau yang terakhir
ataupun menyesuaikan dengan perkembangan adalah sebagai pencatatan atau dokumentasi, ini
situasi sosial, maka hukum adat sendiri memiliki penting ketika di kemudian hari terjadi sengketa.
sifat elastik. Mengenai perubahan dalam hukum Setidaknya ada empat sistem hukum di dunia
adat acap kali tidak dapat diketahui bahkan kadang antara lain, Civil Law System atau sistem hukum
kala tanpa disadari masyarakat, karena biasanya John Gilissen & Frits Gorle, Op.Cit., hlm. 23-25.
terjadi sendiri di dalam aktivitas kehidupan sehari- Sudika Mangku, Pengantar Ilmu Hukum
hari. Karena sumber dari hukum kebiasaan ini tidak (Klaten:Lakeisha, 2019)., hlm. 105.e-Journal
tertulis, maka dari itu mempunyai sifat yang tidak Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan
kaku dan gampang dalam hal menyesuaikan diri. Ganesha Program Studi Ilmu Hukum (Volume 4
Tentunya, keadaan ini sangat berbeda bila Nomor 3 November 2021) sipil atau sistem Eropa
disandingkan dengan hukum yang peraturan- Kontinental. Menurut sejarahnya, sistem hukum
peraturannya tertulis dan terkodifikasi dalam Eropa Kontinental berasal dari hukum-hukum
sebuah kitab undang-undang atau peraturan Romawi. Kodifikasi atau menyatukan berbagai
perundangan lainnya yang tidak mudah untuk dapat aturan hukum dalam suatu kitab undang-undang
diubah secara cepat dalam hal penyesuaian situasi adalah salah satu ciri sistem ini. Kedua, Common
sosial tertentu, karena dalam perubahannya Law System atau Anglo Saxon System adalah
dibutuhkan alat pengubah melalui alat-alat sebuah hukum pengadilan, yang di dalam
kelengkapan negara yang memiliki otoritas untuk pembentukannya, proses pengadilan memegang
itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang peranan yang besar. Ketiga, Islamic Law ialah
baru.Dalam hal ini yang melakoni pelaksanaan aspek agama yang secara garis besar terdiri dari
sistem hukum adat ialah pemangku adat. Posisi teologi sebagai dogma yang diyakini kebenarannya
pemangku adat yakni pemimpin yang disegani, oleh yang beragama Islam dan Syariat yang berisi
memiliki pengaruh besar dalam lingkup hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan yang
Masyarakat adat untuk memelihara dan menjaga berisi perintah atau larangan. Keempat, Hukum
keutuhan hidup sejahtera masyarakat yang Kebiasaan atau Adat merupakan hukum yang lahir
dipimpinnya sendiri. Umumnya pemangku adat dari tradisi yang hidup dalam masyarakat.
dipercaya sebagai oyang yang paham dan mengerti Membahas Sistem Hukum dalam Kajian Pengatar
serta mampu menjalankan dan memelihara Ilmu Hukum sesungguhnya sama sekali tidak
peraturan serta senantiasa dipatuhi oleh anggota mengulas secara detail suatu sistem hukum yang
masyarakatnya berlandaskan keyakinan kepada berlaku di suatu negara tertentu. Melainkan hanya
nenek moyang atau leluhur. membahas secara umum terkait dengan sistem
hukum yang ada di dunia atau secara ringkas dan
KESIMPULAN universal. Karena sifat dari kajian PIH tidak
mencakup sistem hukum pada suatu negara A
Sistem hukum merupakan suatu kumpulan unsur- ataupun B.
unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain
sebagai satu kesatuan yang terorganisasi dan DAFTARPUA
kerjasama ke arah kesatuan. Arti pentingnya tiap
bagian terletak dalam ikatan sistem sebagai satu
Dirdjosisworo, Soedjono. 2018. Pengantar Ilmu
Hukum. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Friedman, L.M. 2009. Sistem Hukum: Perspektif
Ilmu Sosial. Bandung: Nusa Media.
Gilissen, John dan Gorle, Frits, 2009, Sejarah
Hukum;Suatu Pengantar, Refika Aditama,
Bandung.Mangku, D.G.S. 2019. Pengantar Ilmu
Hukum. Klaten: Lakeisha.Marzuki, PM. 2017.
Pengantar Ilmu Hukum. Dalam
https://perpusupb.files.wordpress.com/2018/07/
pengantar-ilmu-hukum. Diunduh 31
Desember 2021.
Mertokusumo, Sudikno & Pitlo, A., 1993, Bab-Bab
tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bhakti,
Bandung.
Phillips, O., Hood and Hudson, A.H., 1988, First
Book of English Law, Sweet & Maxwell, London.
Stein, Peter, 2007, Roman Law In European
History, Cambridge University Press.
Warjiyati, Sri. 2018.
Memahami Dasar Ilmu Hukum. Dalam
https://core.ac.uk/download/pdf/304686433.
Diakses 1 Januari 2021Itasari, E. R. (2019).
Fulfillment Of Education Rights In The Border
Areas Of Indonesia And Malaysia. Ganesha
Law Review, 1(1), 1-13.
Purwendah, E. K. (2019). The Eko-Teocracy
Concept In Disposal Settlement Of Oil Pollution In
The e-Journal Komunitas Yustisia Universitas
Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 4 Nomor 3
November 2021)
967
Sea By Tanker Ship. Ganesha Law Review, 1(1),
14-26.
Malik, F. (2019). Basic Ideas For
Determining Death Criminal Threats In
Law Number 35 Of 2009

Anda mungkin juga menyukai