Anda di halaman 1dari 11

i

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


“Sistem Hukum”
Dosen Pengampu : MUTMAIN NATULAILA NOVIANA, M.Sos

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5

Pina Sopiana
Halimatussakdiah
Sarniati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA
2023/2024
i

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberiakan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya, kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
kami dengan baik. Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat
sehat-nya baik itu sehat akal pikiran, sehat jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat
menyelesaiakan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah kami dengan judul “Sistem Hukum” dibuat dengan tujuan untuk
melengkapi tugas kelompok dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan. Penulis sangat berharap makalah ini dapat menjadi sebuah wawasan yang
bermanfaat bagi para pembaca dan juga penulisnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Mungkin dari
segi bahasa, sususnan kalimat atau hal lain yang tidak kami sadari. Untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran demi kemajuan penulis dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, baik yang terkait secara
langsung, maupun tidak langsung.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan memberkahi semua
amal baik kita semua. Amin ya Allah..

Keruak, 14 November 2023

Tim penulis
ii

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem hukum...........................................................................................2
B. Unsur-unsur hukum...................................................................................................3
C. Ciri-ciri hukum..........................................................................................................3
D. Sifat-sifat hukum.....................................................................................................3
E. Tujuan hukum..........................................................................................................4
F. Sumber hukum.........................................................................................................5

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Dalam suatu sistem yang
baik tidak boleh terdapat suatu pertentangan antara bagian-bagian. Selain itu
juga tidak boleh terjadi tumpang tindih diantara bagian-bagian itu. Suatu sistem
mengandung beberapa asas yang menjadi pedoman dalam pembentukannya.
Bagian-bagian dari hukum merupakan unsur-unsur yang mendukung
hukum sebagai suatu kesatuan (integral) dalam suatu jaringan dengan hubungan
yang fungsional, resiprosal dan interdepedensi. Misalnya HTN (Hukum Tata
Negara), HAN(Hukum Administrasi Negara), hukum pidana, hukum perdata,
dan seterusnya yang mengarah pada tujuan yang sama yaitu menciptakan
kepastian hukum keadilan dan kegunaan. Dengan kata lain sistem hukum
adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain
yang merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dankerjasama ke arah tujuan
kesatuan. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Hukum bertujuan
semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepentingan
daya guna dan kemanfaatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem hukum ?
2. Apa Unsur-unsur hukum ?
3. Apa ciri-ciri hukum?
4. Apa sifat hukum?
5. Apa tujuan hukum?
6. Apa sumber hukum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem hukum
2. Untuk mengetahui unsur-unsur hukum
3. Untuk mengetahui ciri-ciri hukum
4. Untuk mengetahui sifat hukum
5. Untuk mengetahui apa tujuan hukum
6. Untuk mengetahui apa sumber hukum
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Hukum

Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan
berkaitan secara erat. Untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu kerja sma
antara bagian-bagian atau unsur- unsur tersebut menurut rencana dan pola tertentu.

Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Prof. Subekti, SH menyebutkan
sistem adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri
atas bagian-bagian. yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana
atau pola, hasil dari suatu penulisan untul mencapai suatu tujuan.

Dalam suatu sistem yang baik tidak boleh terdapat suatu pertentangan antara
bagian-bagian. Selain itu juga tidak boleh terjadi duplikasi atau tumpang tindih
diantara bagian-bagian itu. Suatu sistem mengandung beberapa asas yang menjadi
pedoman dalam pembentukannya.

Dapat dikatakan bahwa suatu sistem tidak terlepas dari asas- asas yang
mendukungnya. Untuk itu hukum adalah suatu sistem artinya suatu susunan atau
tatanan teratur dari aturan-aturan hidup, keseluruhannya terdiri bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa sistem hukum adalah kesatuan
utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu
sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat. Untuk mencapai suatu
tujuan kesatuan tersebut perlu kerja sma antara bagian-bagian atau unsur-unsur
tersebut menurut rencana dan pola tertentu.1

B. Unsur-unsur hukum
1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
3

Berdasarkan definisi tentang hukum, dapatlah ditarik kesimpulan adanya unsur


hukum. Unsur-unsur Hukum dimaksud yaitu;

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarkat.

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.

3. Peraturan itu bersifat memaksa.

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.2

C. Ciri-ciri hukum
Untuk dapat mengenal hukum itu kita harus dapat mengenal Ciri-ciri Hukum, yaitu :
1. Adanya perintah dan/atau larangan.
2. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.
Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata
tertib dalam masyarakat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itulah hukum meliputi pelbagai peraturan yang menentukan dan mengatur
perhubungan orang yang satu dengan yang lain, yakni peraturan-peraturan hidup
kemasyarakatan yang dinamakan Kaidah (Kaedah) Hukum.2

D. Sifat-sifat Hukum

Bahwa agar tata tertib dalam masyarakat itu tetap terpelihara, maka haruslah
kaedah-kaedah hukum itu ditaati. Akan tetapi tidaklah semua orang mau mentaati
kaedah-kaedah hukum itu, dan agar supaya sesuatu peraturan hidup kemasyarakatan
benar-benar dipatuhi dan ditaati sehingga menjadi kaedah hukum, maka peraturan
hidup kemasyarakatan itu harus diperlengkapi dengan unsur memaksa.

Dengan demikian hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Hukum
merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas
(berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau patuh mentaatinya (C.S.T Kansil,
1989: 40).
1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
4

Selain pembagian sifat di atas, hukum juga mengenal pembagian sifat sebagai
berikut:

a) Hukum yang imperatif. Maksudnya hukum itu bersifat a priori harus ditaati,
bersifat mengikat dan memaksa.

b) Hukum yang fakultatif. Maksudnya ialah hukum itu tidak secara a priori
mengikat. Fakultatif bersifat sebagai pelengkap.

Hukum itu mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Hukum itu
juga dapat memaksa tiap-tiap orang untuk mematuhi tata tertib atau peraturan dalam
kemasyarakatan. Akibatnya bila terdapat orang yang melanggarnya dapat dikenakan
sanksi yang tegas terhadap siapapun yang tidak menaatinya.3

E. Tujuan Hukum

Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam perhubungan antara


anggota masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang diadakan atas kehendak
dan keinsyafan tiap-tiap anggota masyarakat itu. Peraturan-peraturan hukum yang
bersifat mengatur dan memaksa anggota masyarakat untuk patuh mentaatinya,
menyebabkan terdapatnya keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat.
Setiap hubungan kemasyarakatan tak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dalam perturan hukum yang ada dan berlaku dalam masyarakat (C.S.T Kansil, 1989: 40).

Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus


dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat, maka peraturan-peraturan hukum yang
ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari
masyarakat tersebut. Dengan demikian, hukum bertujuan menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu
asas-asas keadilan dari masyarak itu.

Berkenaan dengan tujuan hukum, kita mengenal beberapa pendapat sarjana


hukum yang di antaranya sebagai berikut:

Mertokusumo (2009), menyebutkan ada 3 (tiga) unsur cita hukum yang harus
1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
5

ada secara proporsional, yaitu: kepastian hukum (Rechtssicherkeit), keadilan


(Gerechtigkeit) dan kemanfaatan (Zweckmasigkeit). Cita hukum tersebut merupakan
satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu persatu, ketiganya harus diusahakan ada
dalam setiap aturan hukum. Dalam pelaksanaannya ketiga unsur cita hukum tersebut
saling membutuhkan. Keadilan tidak akan dapat tercapai jika masyarakatnya kacau
atau tidak tertib, ketertiban masyarakat memerlukan kepastian hukum. Sebaliknya
kepastian hukum tidak ada gunanya jika ternyata hukum itu tidak adil dan tidak
bermanfaat bagi masyarakat.

Wiryono Prodjodikoro sebagaimana dikutip R Soeroso (2002) mengemukakan


bahwa tujuan hukum adalah mengadakan keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib
dalam masyarakat.

Sementara dalam beberapa literatur yang ada, tujuan hukum menurut teori etis
semata-mata adalah untuk keadilan. Geny sebagaimana dikutip oleh Mertokusumo
(1996) menyatakan tujuan hukum adalah semata-mata menghendaki keadilan.
Sementara tujuan hukum menurut teori utilitis yakni menjamin kebahagiaan manusia
dalam jumlah yang sebesar-besarnya. Tujuan hukum menurut teori ini yakni manfaat
dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang
yang terbanyak.3

F. Sumber Hukum

Istilah sumber hukum mengandung banyak pengertian. Hal ini disebabkan


berkenaan dengan sudut pandang mana sumber hukum itu diartikan. Misalnya sumber
hukum dilihat dari sisi filsafat tidak sama dengan sumber hukum dari sisi sejarah atau
historis. Demikian pula pengertian sumber hukum dari sisi ekonomi tidak sama
dengan pengertian sumber hukum dari sisi sosiologis.

1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
6

Menurut Paton (1972: 188), para ahli hukum menggunakan istilah sumber
hukum dalam dua arti yaitu sumber hukum tempat orangorang untuk mengetahui
hukum dan sumber hukum bagi pembentuk undang-undang menggali bahan-bahan
dalam penyusunan undangundang. Sumber hukum dalam arti tempat orang-orang
mengetahui hukum adalah semua sumber-sumber hukum tertulis dan sumbersumber
hukum lainnya yang dapat diketahui sebagai hukum pada saat, tempat dan berlaku
bagi orang-orang tertentu. Untuk mencari sumber hukum berupa undang-undang,
outusan hakim di pengadilan, akta, buku literatur hukum, jurnal. Sementara sumber
hukum bagi pembentuk undang-undang untuk menggali bahan-bahan dalam
penyusunan undang-undang berkaitan dengan penyiapan rancangan undang-undang.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa pengertian sumber hukum


dapat berbeda-beda. Untuk itu sebagai pegangan dalam mempelajari makna sumber
hukum, di bawah ini pengertian dari beberapa ahli tentang sumber hukum.

Zevenbergen sebagaimana dikutip Achmad Ali (1996:116), menyatakan


sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.

Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala apa saja yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni
yang aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
C.S.T Kansil (1989: 46).3

1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai Sistem Hukum. Pembahasan kali ini tidak
hanya membahas definisi dari sistem saja namun juga membahas lebih jauh bagaimana
sifat, unsur, sumber dan lain sebagainya.
Memahami pengertian dari siste. hukum memberikan kita pengetahuan
tambahan mengenai berbagai produk hukum yang berkembang hingga saat ini.
Mempelajari siste. hukum juga dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana
hukum dibentuk.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa sebaiknya mempelajari sistem hukum, karena dengan
mempelajari sistem hukum, kita sebagai mahasiswa setidaknya bisa menjadi pelopor
penegak hukum dan tidak hanya bergantung kepada aparat hukum lainnya.

1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.
8

DAFTAR PUSTAKA

Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal
TAPIs, Vol 11, No 1.
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama
Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM)
Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.

1
Nurhardiyanto, Fajar. 2015. Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs, Vol 11, No 1.
2
Sulaiman, Abdullah.(2018).Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM) Jakarta. Jalan Sawah Barat Dalam II No. 56-B, Duren Sawit,
Jakarta Timur.
3
Wantu, Fence M. (2015). Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDIKIA.

Anda mungkin juga menyukai