Oleh :
Nama: Muhammad Edi Supriadi
NIM : 020.01.1050
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan
tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang
menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu lintas. Dalam ruang lingkup Perencanaan
Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan.
Meskipun perkerasan termasuk bagian dari perencanan geometrik sebagai bagian dari
perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang aman,
efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya
pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman
dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan,
sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas.
Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk menghasilkan bentuk dan
ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan
yang diharapkan.
Namun di makalah ini kita hanya akan membahas atau berfokus sampai Alinyemen Horizontal
(Trase jalan) saja.
BAB II
STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA
1. Ketentuan Dasar
Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.
2. Lalu Lintas
Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”.
3. Keadaan Topografi
Menurut fungsinya jalan raya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu jalan Primer, jalan
Sekunder dan jalan raya penghubung.
a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-
kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor.
Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk melayani lalu lintas
yang sangat cepat dan berat.
b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi
antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah di
sekitarnya.
c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai
sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau
berlainan.
5. Alinyemen Horizontal
Alinyemen Horizontal haruslah memenuhi syarat-syarat dasar teknik lalu lintas. Bukan
hanya bagian dari alinyemennya saja yang memenuhi syarat, tapi dari keseluruhan bagian
jalan haruslah memberikan kesan aman dan nyaman. Termasuk juga dalam perencanaan
drainase harus dipertimbangka n sebaik-baiknya dan memperkecil pekerjaan tanah yang
diperlukan. Penambahan biaya di kemudian hari juga haruslah ditekan sekecil mugkin. Baik
itu dikarenakan adanya peningkatan kekuatan perkerasan, perbaikan alinyemen baik
horizontal maupun vertical, maupun perbaikan dan atau penambahan lain dari bagian jalan
itu sendiri.
Dimana:
2
R= V
127 (e + ƒm)
e : Miring tikungan……………………………..(%)
2. Jari-Jari Lengkung Minimum Dimana Miring Tikungan Tidak Diperlukan
Suatu tikungan dengan jari-jari lengkung yang cukup besar sampai batas-batas
tertentu tidak perlu diadakan miring tikungan.ari-jari
3. Lengkung Peralihan
Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian
lurus maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan
tikungan.Besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I .
A. ALINYEMEN HORIZONTAL
Pada Peta Topograpfi suatu daerah dengan Skala 1 : 1000 dengan interval kontur 1,00 m,
direncanakan sebuah jalan Kelas II B dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik
II. Dimana titik A terletak pada Koordinat (3120 ; 2540) dan terletak pada Tangent dengan
0
JJ. Azimut 120 pada Stasion 60+350.
Dari data-data yang ada, dicoba direncanakan suatu atau trase jalan dari titik A
menuju titik C melalui titik I dan titik II.
369
425 348
SKETSA TRASE JALAN
a. Menghitung Sudut
a 900 850 50
arcTg 53 0
0.124 7.10
1
425
II arcTg 142 0.384 21.040 369
III arcTg 172 0.494 26.300 348
0
7.10 21.04 28.14 2808'24"
0 0
1 1 II
2 II III 21.040 26.300 47.340 4720'24"
b. Menghitung Jarak
d AI 425 2 53 2
428 .29 m
d I II 369 2 142 2395 .37 m
d II C 348 2 172 2 388 .18 m
c. Menghitung Koordinat Titik
Koordinat A = 3120 ; 2540
Koordinat I = 3545 ; 2593
Koordinat II = 3914 ; 2451
Koordinat C = 4262 ; 2623
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan