Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM DALAM BISNIS

Keadilan Dalam Bisnis


( Studi Kasus )

DOSEN PENGAMPU
Tjokorda Bagus Putra Mahendra, SH., ST., M. Erg.

DISUSUN OLEH
Natasya Ruswanda Putri
20110101060
MP. A – 2

UNIVERSITAS DHYANA PURA


FAKULTAS EKONOMI DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Tahun Ajaran 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat kepada penulis
sehingga penulis dapat menulis makalah keadilan dalam bisnis ini.Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen Tjokorda Bagus Putra Mahendra, SH., ST., M. Erg.
Telah memberikan ilmunya kepada penulis , semoga ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat
bagi semua yang membaca makalah ini.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dalam Bisnis
dengan judul Keadilan Dalam Bisnis. . Pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis harapkan saran,kritik, dan petunjuk dari
berbagai pihak untuk pembatan makalah ini jauh lebih baik dikemudian hari. Penulis berharap
dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Badung, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………... 1
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………….. 1
1.3.Tujuan Dan Manfaat………………………………………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….. 2

BAB III STUDI KASUS……………………………………………………………….. 9

3.1. Studi Kasus Penarikan Obat Anti – Nyanmuk HIT……………………….. 9

3.2. Studi Kasus Perbudakaan Pabrik Panci…………………………………… 10

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………11

4.1. Pembahasan Studi Kasus Penarikan Obat Anti – Nyanmuk HIT………… 11

4.2. Pembahasan Studi Kasus Perbudakaan Pabrik Panci…………………….. 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….. 12

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah keadilan berkaitan dengan dunia bisnis. Praktik bisnis yang baik, etis,
dan adil akan mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan
yang merajalela akan menimbulkan masalah yang meresahkan para pelaku bisnis.
Tidak hanya dalam pengertian bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan
stabilitas sosial yang baik untuk menunjang kegiatan bisnis.Faktor yang paling
pentingdalam bisnis mencakup tentang keadilan

Keadilan merupakan salah satu ciri hukum. Dalam hukum, tuntunan keadilan
mempunyai dua arti, yaitu formal dan arti material. Yang dimkasudkan dengan
formal yaitu dimana keadilan menuntut supaya hukum berlaku secara umum, dalam
situasi yang sama dan perlakuan secara sama, dalam hukum ini tidak mengenal
pengecualian. Oleh karena itu, dihadapan hukum kedudukan orang adalah sama,
inilah yang disebut asas kesamaan atau kesamaan kedudukan

1.2 Rumusan Masalah


Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut
1. Contoh studi kasus
2. Contoh studi kasus
3. Pembahasan studi kasus
4. Pembahasan studi kasus

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
1. Agar mengetahui contoh kasus - kasus yang terjadi pada hukum
bisnis
2. Agar mengetahui keadilan dalam studi kasus dalam hukum bisnis
3. Agar mengetahui pembahasan yang terjadi

1
1.3.2 Manfaat

Agar mengetahui ilmu dari berbagai sumber yang didapat dan


meningkatkan rasa pengetahuan keadilan dalam hukum bisnis, dan dapat
menambah wawasan dan agar berguna bagi pemabaca

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Hukum Indonesia

Sistem adalah suatu kompleksitas elemen yang terbentuk dalam satu kesatuan
interaksi (proses); masing-masing elemen terikat dalam satu kesatuan hubungan yang
satu sama lain saling bergantung (interdependence of its parts)

Unsur – Unsur hukum, sebagai berikut :

1. Suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu
sama lain, secara fungsional, saling keterkaitan
2. Dibatasi dalam suatu lingkungan
3. Perubahan suatu bagian berakibat pada bagian yanag lain
4. Membentuk suatu kesatuan kerja
5. Untuk Mencapai Tujuan

Sistem hukum menurut Harold J. Berman :

1. Keseluruhan aturan dan prosedur yang spesifik, yang karena itu dapat
dibedakan ciri-cirinya dari kaedah-kaedah sosial yang lain.
2. Pada umumnya, dan kemudian dari pada itu yang secara relatif konsisten
diterapkan oleh suatu struktur otoritas yang profesional.
3. Guna mengontrol proses-proses sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Sistem Hukum Merupakan sistem terbuka (mempunyai hubungan timbal balik


dengan lingkungannya) dan sistem hukum merupakan kesatuan unsur-unsur (yaitu
peraturan, penetapan) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, ekonomi,
2
sejarah, dan sebagainya, hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum
Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata
maupun pidana berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah
masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda.

3 Komponen Tentang Legal Seytem menurut Lawrence. M Friedman

1. Substansi
 HUKUM IN CONCRETO (Kaidah hukum individual) Keputs. Kasus
,yurisprudensi
 HUKUM IN ABSTRACTO (Kaidah hukum umum) Dasar hk individu
bagi siapa saja
2. Budaya hukum
Sikap publik /warga masyarakat beserta nilai-nilai yang dipegang
 Hukum keluarga
 Hukum waris
3. Struktural
 Lembaga pembuat undang-undang
 Pengadilan
 Penegak hukum
 Badan yang berwenang menerapkan hukum

Elemen sistem hukum menurut Yonathan H. Turner

1. Seperangkat kaedah/aturan tingkah laku


2. Tata cara penerapan
3. Tata cara menyelesaikan sengketa
4. Tata cara untuk pembuatan hukum atau perubahan hukum

Elemen sistem hukum menurut Kelsen

1. Sistem hukum merupakan sistem pertanggaan kaedah


2. Suatu hukum yang tingkatnya lebih rendah harus berdasar pada hukum yang lebih
tinggi sifatnya (Teori: stufenbau).
3. Bersumber pada norma dasar yang disebut GRUNDNORM (norma dasar)

3
Ukuran untuk sistem hukum adalah Eight principles of legality (8 asas legalitas),
menurut Lon Luvois Fuller ( Fuller )

8 asas legalitas

1. Mengandung aturan-aturan
2. Peraturan harus diumumkan
3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut
4. Disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti
5. Tidak boleh mengandung peraturan yang bertentangan satu sama lain.
6. Tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan.
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah-ubah peraturan sehingga
menyebabkan seorang kehilangan orientasi
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaannya
sehari-hari.

Macam, - macam sistem hukum

1. Sistem Hukum Eropa Kontitental


Sering disebut juga dengan civil law. Berberapa prinsip – prinsipnya sebagai
berikut
 Hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam
peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun
secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu
 Tujuan hukum: kepastian hukum (nilai utama) hanya dapat
diwujudkan kalau tindakan-tindakan hukum manusia di dalam
pergaulan hidup diatur dengan peraturan hukum tertulis.
 Hakim tidak dapat leluasa menciptakan hukum yang mempunyai
kekuatan mengikat
 Hakim berfungsi menetapkan dan menafsirkan peraturan dalam
batas-batas wewenangnya.
2. Sistem Hukum Anglo- Saxon
Sistem hukum anglo – saxon sama dengan system hukum anglo amerika.
Merupakan sistem hukum positif di Amerika Utara, Kanada, beberapa negara
Asia, Inggris, Australia, Amerika Serikat. Beberapa prinsip – prinsipnya sebagai
berikut

4
 Sumber hukum : putusan-putusan hakim dan atau pengadilan,
mewujudkan kepastian hukum.
 Prinsip- prinsip dan kaedah hukum dibentuk dan menjadi kaedah yang
mengikat umum.
 Sumber-sumber hukum, seperti putusan hakim, kebiasaan, peraturan
tertulis, undang-undang, dan peraturan administrasi negara tidak
tersusun secara sistematik dalam hierarki tertentu.
 Peranan hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas
menetapkan dan menafsirkan peraturan hukum saja, juga membentuk
seluruh tata kehidupan masyarakat
 Hakim mempunyai wewenang sangat luas untuk menafsirkan
peraturan hukum yang berlaku dan menciptakan prinsip-prinsip hukum
baru
 Hukum baru akan menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk
memutuskan perkara sejenis.

Unsur – unsur Sistem Hukum

 Kees Schuit: suatu sistem hukum terdiri dari tiga unsur yang memiliki
kemandirian tertentu, yang saling berkaitan, dan masing-masing dapat
dijabarkan lebih lanjut.
 Unsur-unsur yang mewujudkan sistem hukum itu adalah: – Unsur idiil,
terbentuk oleh sistem makna dari hukum, yang terdiri atas aturan-aturan,
kaidah-kaidah, dan asas-asas.

– Unsur operasional, keseluruhan organisasi-organisasi dan lembaga-


lembaga, yang didirikan dalam suatu sistem hukum.

– Unsur actual, keseluruhan keputusan dan perbuatan kongkret yang


berkaitan dengan sistem makna dari hukum, baik dari pengemban jabatan
maupun dari warga masyarakat, yang di dalamnya terdapat sistem hukum
itu.

Sumber Hukum Indonesia

 Sumber materiel hukum, adalah semua faktorfaktor yang membantu


pembentukan hukum, seperti: budaya, sosial, politik, dan ekonomi.

5
 Sumber formal hukum, adalah bentuk-bentuk (wujud, format), format tertentu
tempat ditemukannya hukum.

Sumber Formal Hukum Indonesia

1. Undang-undang dalam arti materiel


2. Kebiasaan
3. Putusan Hakim
4. Perjanjian Internasional
5. Doktrin

2.2. Hukum Bisnis

 Hukum bisnis umumnya berdekatan dengan wilayah hukum dagang (KUHD).


 KUHD adalah salah satu UU khusus dibandingkan dengan KUHPerdata.
 Bila terjadi pertentangan di antara keduanya, berlaku asas: lex specialis derogat
legi generali (undang-undang yang khusus mengesampingkan undang-undang
yang umum)

2.3. Asas Perlindungan Konsumen

Beberapa asas perlindungan konsumen dapat kita lihat dalam Pasal 2 UUPK sebagai
berikut :

a. Asas Manfaat
Asas ini mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan konsumen dan
pelaku usaha secara bersamaan. Asas ini menghendaki bahwa pengaturan dan penegakan
hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak
di atas pihak lain atau sebaliknya, tetapi untuk memberikan perlindungan kepada masing-
masing pihak yaitu kepada produsen dan konsumen apa yang menjadi haknya dan berada
pada posisi sejajar.

b. Asas Keadilan

Maksud daripada asas ini agar partisipasi seluruh masyarakat dapat diwujudkan secara
maksimal dan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk

6
mendapatkan haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. Asas ini menghendaki
bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen, pelaku usaha
dan konsumen dapat berlaku adil dalam memperoleh hak dan melaksanakan
kewajibannya.

c. Asas Keseimbangan

Asas ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan antara kepentingan konsumen,


pelaku usaha dan pemerintah baik materil atau spiritual. Asas ini menghendaki agar
kepentingan konsumen, produsen dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan sesuai
dengan hak dan kewajibannya masing-masing.

d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Maksud asas ini adalah untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan
kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/ atau jasa
yang akan digunakan oleh konsumen.

e. Asas Kepastian Hukum

Asas ini dimaksudkan agar konsumen dan pelaku usaha menaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara yang
menjamin kepastian hukum.

2.4. Tujuan Perlindungan Konsumen

Pasal 2 UUPK menyebutkan tujuan perlindungan konsumen sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk


melindungi diri.

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya


dari ekses negatif pemakaian barang/ jasa.

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan


menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian


hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

7
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.

6. Meningkatkan kualitas barang/ jasa yang menjamin kelangsungan usaha


produksi barang/ jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.

8
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Studi Kasus Penarikan Produk Obat Anti-Nyamuk HIT

Dikutip dari halaman resmi blogpost. Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti-
nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur ditarik karena adanya zat
aktif prpoxur dan diklorvos, yang dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan
manusia, dalam kasus HIT ini. Komisi petisida, telah melakukan pemeriksaan di pabrik
HIT tersebut dan menemukan adanya pestisida yang berbahaya dan mengganggu
kesehatan manusia, seperti gangguan saraf, gangguan pernapasan dan darah. HIT
sebagai obat anti-nyamuk yang ampuh sangat berbahayakarena mengandung zat yang
terlarang dan tidak layak untuk dijual, HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu HIT 21 A
( yaitu jenis semprot ) dan HIT 17 L ( yaitu jenis cair isi ulang ), menurut lembaga
bantuan hukum kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke kepolisian
Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Obat anti-nyamuk HIT sudah
ada korban jiwa yaitu pembantu rumah tangga, dengan mengalami gelaja, yaitu
pusing,dan muntah akibat keracunan saat menghirup obat anti-nyamuk HIT dan disisi
lain pun juga timbul sebuah maslah, diamana ada kesalahpahaman atau
misscomunication antara dapartemen pertanian ( deptan ) dengan dapartemen kesehatan
( depkes ) da nada BPOM, diaman obat nyamuk harus terregristasi pada BPOM. Tetapi
kenyataannya deptan mengeluarkan izin untuk produksi obat anti-nyamuk HIT.

3.2 Studi Kasus Perbudakaan Pabrik Panci


Mengutip dari laman resmi majalah TEMPO.CO, Pabrik alat dapur digebrek polisi
dikarenakan menyekap karyawannya di kawasan Sepatan, Tanggerang, Banten pada
tanggal 3 Mei 2013. Lalu polisi telah membebaskan 25 karyawan pabrik tersebut, kata
Marifika Wahyu Hidayat.
Menurut lama resmi majalah TEMPO.CO, - Kepala dinas tenaga kerja Kabupaten
Tangerang, Kata Heri Heryanto merasa mereka kecolongan dalam kasus perbudakan
buruh pabrik panic di Kampung Bayur Opak, Desa Lebak Wangi. Pabrik panic tersebut
pun tidak memiliki surat berizin.Menurut Heto, selain dinas tenaga kerja, fungsi
pengawasan lainnnya juga harus dilakukan seperti dinas perindustrian, dinas

9
perdagangan. Pada tangal 3 Mei 2013 petang, kepolisian menggerebek pabrik yang telah
melakukan perbudakaan tersebut. Pabrik panic tersebut dilaporkan atas kasus menyiksa
dan menyekap karyawan, memperkerjakan anak dibawah umur dan tidak memberikan
upah yang srandar. Kata Kepala Dinas Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota
Tangerang, Komisaris Shinto Silitonga, bahwa pabrik panci ini telah beroperasi selama
1, 5 tahun

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Pembahasaan Studi Kasus Penarikan Obat Anti-Nyamuh HIT

Dalam kasus ini, membahasa salah satu hak konsumen, yaitu atas hak kenyamanan,
keamanan, keselamatan. Maka PT Megarsari Makmur menurut penulis dinyatakan salah,
karena telah memproduksi suatu produk dengan kandungan zat yang berbahaya yaitu
diklorvis ( zat turunan chlorine ) yang mengganggu kesehatan pada manusia, seperti
keracunan terhadap darah, gangguan saraf, gangguan pernafasan. Menurut penulis PT
Megarsari Makmur harus dilaporkan kepolisian Metropolitan Jakarta Raya,karena sudah
ada korban jiwa yaitu pemabntu rumah tangga. Penulis juga menyakahkan PT Megarsari
Makmur karena telah memproduksi obat anti-nyamuk HIT ynag memiliki kandungan yang
sangat berbahay bagi kesehatan tubuh manusia dan PT Megarsari Makmur harus juga
memperhatikan komposisi untuk membuat obat anti-nyamuk agar tidak mengandung zat-
zat yang berbahaya, yang sudah ditemukan dalam 2 jenis prodak HIT tersebut, menurut
penulis PT Megarsari Makmur, harus memberikan kompensansi atau ganti rugi kepada
konsumen tersebut, yang telah mengalami gangguan kesehatan akibat menggunakan obat
anti-nyamuk HIT tersebut

4.2.Pembahasaan Studi Kasus Perbudakaan Pabrik Panci

Dalam kasus ini penulis membahas dalam pabrik panci, sudah sangat jelas pabrik
panci tersebut melanggar hak asasi manusia, karena telah melakukan perbudakan dan
penyekapan terhadap para karyawan. Para karyawan/buruh dirugikan secara moril maupun
materil. Perusahaan telah ikut campur terhadap hak kebebasan pribadi
pekerja/karyawannya karena telah melakukan penyekapan dan perbudakan terhadap
mereka, Pada kasus ini pabrik panci tidak melakukan pertukaran yang adil terhadap
karyawannya, dimana tenaga mereka yang telah dipekerjakan oleh perrusahaan tersebut
tidak mendapatkan imbalan yang setimpal bahkan mereka tidak mendapatkan bayaran
sebagai upah atas hasil keringatnya bahkan mereka malah diperbudak, disekap dan
direnggut hak pekerja serta hak asasinya sebagai manusia.

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dengan uraian kasus yang sudah penulis analisis beserta dengan pembahasannya,
dengan adanya hukum bisnis dimana adanya kepastian hukum bagi konsumen. Para
perusahaan harus juga melihat kualitas barang atau jasa yang menjamin setiap pembeli atau
konsumen merasa nyaman, aman dan pastikan selalu calon konsumenmerasa puas akan
produk yang perusaahan produksi. Jangan sampai sperti yang dilakukan oleh PT Megarsari
Makmur, yang dimana ditemukan 2 zat yang aktif dalan 2 jenis obat anti-nyamuk HIT yang
mengakibatkan seorang pembantu ibu rumah tangga mengalami gangguan kesehatan pada
tubuhnya. Penulis juga menyimpulkan perusahaan juga harus bertanggung jawab atas kasus
yang berkaitan dengan keadilan yang diterima oleh karyawan dalam kasus pabrik panci dan
semua pihak yang merasa dirugikan. Seharusnya badan pengawasan yang dimiliki oleh
Negara harus lebih teliti dan disiplin dalam mengurus izin dalam perusahaan, sehingga tidak
ada perusahaan illegal . Bahwa masih banyak ada perusahaan yang menjalankan suatu
usahnya dengan ketidak adilan dalam kegiatan.

5.2.Saran

Penulis akan memberi saran dengan adanya hukum bisnis dapat mempertanggung
jawabkan suatu pelaku usaha, sebagaimana yang sudah diatur dalam undang – undang
sehingga tidak merugikan konsumen dan juga hukum dan keadilan adalah suatu yang
sangat berkaitan dan berhubungan dari beberapa kasus yang sudah penulis baca dan
analisis. Pihak yang berwajib juga harus menegakan keadilan yang adil, karena hukum
bersiflat mutlak

12
DAFTAR PUSTAKA

References

Hidayat, M. W. (2013, Mei 5). Kasus Pabrik Panci Kepala Dinas Siap di copot. Retrieved
from Tempo Co: https://metro.tempo.co/read/478056/kasus-pabrik-panci-kepala-
dinas-siap-dicopot
Kenneth W. Clarkson, R. L. (2015). Business Law: Text and Cases, Thirteenth Edition,
United State of America: Cengage Learning. .
Ravi, I. (2014). Perlindungan Konsumen. Retrieved from blogspot:
http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/makalah perlidungan-
konsumen.html.4Februari 2015
Ravi, I. (2015, Febuari 4). Kasus perlindungan konsumen. Retrieved from blogspot:
http://widiawati-blogs.blogspot. com/2013/07/ contoh-kasus-perlindungan-
konsumen.html.4 Februari 2015
Shidarta, A. R. (2018). Aspek Hukum Ekonomi. Pemerbit Premamedia Group.

13

Anda mungkin juga menyukai