Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PERBANDINGAN SISTEM HUKUM

Disusun Oleh: Kelompok 7

ABDUL HAMID (12320814328)

SALMA TASNIA (12320823798)

YAZID RAHMADANI (12320814037)

Dosen Pengampu: Radini, S.H., M.H.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TP.2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehandirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalan tentang
“PERBANDINGAN SISTEM HUKUM”. Sholawat serta salam tidak lupa kita
panjatkan kepada baginda nabi kita Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan
syafaat-Nya di yaumil akhir.

Makalah ini telah susun semaksimal mungkin, tanpa adanya campur tanggan
dari pihak lain. Kami berharap semoga makalah tentang “PERBANDINGAN
SISTEM HUKUM”. Ini dapat bermanfaat bagi setiap pendengar dan pembaca.

Pekan Baru, 7 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem hukum......................................................................................2

B. Macam Macam Sistem Hukum.............................................................................7

1. Civil Law......................................................................................................7

2. Common Law...............................................................................................11

3. Sosialis..........................................................................................................13

4. Hukum Islam................................................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Rangkuman............................................................................................................18

B. Saran......................................................................................................................18

Daftar Pustaka............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemahaman dan pembenahan kembali terhadap pendidikan hukum di tengah-tengah

masyarakat dapat menjadi jendela masa depan bagi pelaksanaan sistem hukum yang dianut.

Dalam hal ini, seseorang akan menemukan kerangka ekspresi dan tingkah laku dasar

mengenai hukum; apakah hukum itu, apakah yang harus dilakukan oleh para ahli hukum,

bagaimana suatu sistem hukum bekerja atau bagaimana seharusnya suatu sistem beroperasi.

Melalui pendidikan hukum, budaya hukum terus dialirkan dari satu generasi ke generasi

selanjutnya.

Pendidikan hukum memberi peluang kepada kita untuk dapat turut menentukan arah dan

masa depan dari suatu masyarakat. Mereka yang akan menjadi penentu sistem hukum dan

mengisi posisi-posisi penting kepemimpinan di dalam pemerintahan dan sektor privat, pada

umumnya akan jatuh terutama kepada para ahli hukum, setidaknya hal ini terjadi pada

masyarakat dunia barat, atau mereka yang lulus dari sekolah hukum. Apa yang mereka

pelajari dan bagaimana hal tersebut diajari kepada mereka sedikit banyak telah memberikan

efek dan nuansa terhadap tujuan akhir mereka, tingkah laku mereka dan cara-cara bagaimana

mereka mengambil peran penting di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:

1. Apa pengertian perbandingan sistem hukum?

2. Apa saja macam macam perbandingan sistem hukum?

1
3. Apa itu civil law dan common law?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perbandingan sistem hukum.

2. Untuk mengetahui macam-macam perbandingan sistem hukum.

3. Untuk mengetahui perbedaan civil law dan common law.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pegertian perbandingan sistem hukum

Apabila kita mengartikan istilah sistem hukum, tidak berarti menggabungkan pengertian

sistem dan pengertian hukum secara apa adanya. Istilah sistem hukum mengandung pengertian

yang spesifik dalam ilmu hukum yang penjelasannya dapat kita uraikan sebagai berikut:

legal system is an operating set of legal institutions, procedures, and rules. In this sense there are

one federal and fifty state legal systems in the United States, separate legal systems in each of the

other nations, and still other distinct legal system in such organization as the European Economic

Community and the United Nations"

(sistem hukum adalah merupakan suatu seperangkat operasional yang meliputi institusi,

prosedur, aturan hukum, dalam konteks ini 1 ada satu satu negara federal dengan lima puluh

sistem hukum di Amerika Serikat, adanya sistem hukum setiap bangsa secara terpisah « serta ada

sistem hukum yang berbeda seperti halnya dalam organisasi | masyarakat Ekonomi Eropa dan

Perserikatan Bangsa-Bangsa)

Menurut Friedman, sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi substansi, struktur, dan

budaya hukum." Dengan kata lain, sistem hukum secara cakupan materi kajian menyangkut

legislasi (produk hukum), struktur, dan budaya hukum.1

1
Ade Maman Suherman,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012, hlm. 10-
11

3
1. Pengertian dan Konsep Perbandingan Hukum

Seperti lazimnya suatu disiplin ilmu, dalam literatur untuk istilah perbandingan hukum

ini, terdapat berbagai variasi pengertian/penekanannya, yang dalam hal ini untuk perbandingan

hukum acapkali disebut dengan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Perbandingan Hukum (comparative law).

2. Hukum Perbandingan (law compared), atau dalam bahasa Perancis disebut dengan

istilah Droit Compare.

3. Perbandingan Sistem Hukum (Comparative Legal System). Perbandingan Tradisi

Hukum (Comparative Legal Tradition).

5. Perbandingan Ilmu Hukum (Comparative Legal Science).

Untumenggunakan istilah “perbandingan hukum" saja, karena istilah “perbandingan

hukum" tersebut ternyata lebih netral dan dapat mencakup lebih banyak hal.Sebelum kita

melangkah lebih jauh, ada baiknya jika kita melihat dahulu apakah yang dimaksud dengan

perbandingan hukum itu.Menurut hemat penulis, yang dimaksud dengan perbandingan hukum

adalah suatu pengetahuan dan metode mempelajari ilmu hukum dengan meninjau lebih dari satu

sistem hukum, dengan meninjau kaidah dan/atay aturan hukum dan/atau yurisprudensi serta

pendapat ahli yang kompeten dalam berbagai sistem hukum tersebut, untuk menemukan

persamaan. persamaan dan perbedaan-perbedaan, sehingga dapat ditarik kesimpulan. kesimpulan

dan konsep-konsep tertentu, dan kemudian dicari sebab-sebah timbulnya persamaan dan

perbedaan secara historis, sosiologis, analitis, dan normatif.

4
Selain itu, ada juga yang memberikan arti kepada perbandingan hukum sebagai suatu

perbandingan terhadap semangat, model, atau institusi hukum dari sistem hukum yang berbeda,

untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan hukum serupa yang terjadi di berbagai sistem

hukum (Konrad Zweigert, 1977: 4). |Berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh seorang

pembanding hukum, di antaranya yang paling pokok adalah sebagai berikut:

1. Persoalan bahasa yang berbeda-beda.

2. Perbedaan klasifikasi hukum dan kualifikasi hukum yang berbeda-beda. 3. Perbedaan

antara hukum tertulis dengan hukum tidak tertulis.

4. Kecenderungan sikap apriori untuk menganggap hukum tertentu (yakni hukum yang

dianut oleh negara dari mana pembanding hukum berasal) sebagai hukum yang lebih

unggul

Dilihat dari strukturnya, perbandingan hukum dapat ditelaah dari dua pendekatan sebagai

berikut:

1. Perbandingan hukum sebagai metode: dan»

2. Perbandingan hukum sebagai ilmu.

Sebagai suatu metode, maka perbandingan hukum dianggap sebagai suatu cara untuk

menelaah hukum secara komprehensif dengan mengkaji juga sistem, kaidah, pranata dan sejarah

hukum dari lebih dari satu negara atau lebih dari satu sistem hukum, meskipun sama-sama masih

berlaku dalam satu negara.

Sedangkan perbandingan hukum sebagai suatu ilmu, berarti perbandingan hukum yang

telah sedemikian sistematis, analitikal dengan metode dan ruang lingkup yang dapat

5
dipertanggungjawabkan secara keilmuan dalam mengkaji sistem, kaidah, pranata dan sejarah

hukum dari lebih dari satu negara dari lebih dari satu sistem hukum yang sama-sama masih

berlaku dalam satu negara.

Penulis berpendapat bahwa perbandingan hukum dapat dilihat dari ke dua sisi tersebut sekaligus

(sisi metodologi dan sisi ilmu pengetahuan) meski pun ada kalangan yang berpendapat bahwa

perbandingan hukum hanya sebagai suatu metode saja sebagaimana yang dikatakan oleh

Sunaryati Hartono (1982: 1) bahwa: “perbandingan hukum adalah suatu metode penyelidikan:

bukan suatu cabang Ilmu hukum, sebagaimana seringkali menjadi anggapan sementara orang."

Padahal, penggunaan perbandingan hukum sebagai suatu Ilmu pengetahuan, jelas

kelihatan misalnya dalam bidang hukum antar golongan, hukum perdata internasional ataupun

hukum adat Indonesia,Sebagai suatu metode, perbandingan hukum hanya merupakan salah satu

metode di samping berbagai metode lain mengenai pendekatan terhadap hukum. Metode lain

selain dari metode perbandingan hukum (comparative law adalah sebasai berikut:

1. Metode hukum normatif

2. Metode sejarah hukum

3. Metode sosiologi hukum

4.Metode antropologi hukum

5. Metode multidisipliner

Dan akhir-akhir ini berkembang metode hukum kritis (critical legal stud) DU

DYNKarena itu, disiplin perbandingan hukum haruslah dibedakan dengan disiplin lain tersebut

di atas, yaitu disiplin sejarah hukum, sosiologi hukum, antropologi hukum, dan bahkan juga

6
harus dibedakan dengan bidang-bidang ilmu hukum yang juga tersangkut dengan hukum asing,

seperti dengan hukum perdata internasional, atau hukum internasional publik.

Manakala seseorang ingin mendalami hukum secara benar-benar komprehensif, maka

adalah bijak untuk menggunakan keseluruhan metode tersebut sesuai kasus per kasus, karena

memang masing-masing metode tersebut saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain.

Misalnya antara metode perbandingan hukum dengan metode sosiologi dan metode sejarah

saling terpaut sebagaimana terlihat dalam kutipan berikut ini:

Metode sosiologis, misalnya, tidak dapat diterapkan tanpa metode sejarah,

oleh karena hubungan antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya merupakan hasil

dari suatu perkembangan (dari zaman dahulu). Metode perbandingan hukum juga tidak boleh

diabaikan, oleh karena hukum.

B. Macam-macam Sistem Hukum

1. Civil Law

Civil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negars Eropa

Kontwental yang didasarkan pada hukum Romawi. Disebut demikian karena hukum Romawi

pada mulanya bersumber pada karya agung Kaisar lustinianus Corpus luris Civilis Karena

banyak dianut negara Eropa Kontinental, Civil Law sering dinamakan sistem kontinental.

Negara-negara bekas jajahan negara-negara Eropa Kontinental juga menganut sistem Civil Law.

Sistem Civil Law memiliki 3 karakteristik, yaitu: 2

2
Munir Fuady,Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: PT Refika Aditama,2010,hlm. 1-3

7
(1) adanya kodifikasi

(2) hakim tidak terikat kepada preseden sehingga undangundang menjadi sumber hukum

yang terutama, dan

(3) sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial maksudnya, bahwa dalam sistem

itu, hakim mempunyai peranan yang besar dalam mengarahkan dan memutus perkara.

Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti. Hakim di

dalam Civil Law berusaha mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang

dihadapinya sejak awal.

Bentuk sumber-sumber hukum dalam arti formal dalam sistem Civil Law berupa

peraturan perundang-undangan, kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi. Di mana peraturan

perundang-undangan menjadi rujukan yang pertama. Negara-negara penganut Civil Law

menempatkan konstitusi tertulis pada urutan tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-

undangan yang kemudian diikuti dengan undang-undang dan beberapa peraturan di bawahnya.

Di negara yang menganut Civil Law, kebiasaan-kebiasaan dijadikan sebagai sumber

hukum yang kedua untuk memecahkan berbagai persoalan. Pada kenyataannya undang-undang

tidak pernah lengkap Kehidupan masyarakat begitu kompleks sehingga undang undang tidak

mungkin dapat menjangkau semua aspek kehidupan manusia. Dalam hal inilah dibutuhkan

hukum kebiasaan. Patut dicermati, yang menjadi sumber hukum bukanlah kebiasaan melainkan

hukum kebiasaan. Kebiasaan tidak mengikat, agar kebiasaan dapat menyadi hukum kebiasaan

diperlukan dua hal yaitu.

(1) tindakan itu dilakukan secara berulang-ulang dan

8
(2) adanya unsur psikologis mengenai pengakuan bahwa apa yang dilakukan secara terus

menerus dan berulang-ulang itu aturan hukum. Unsur psikologis itu dalam bahasa latin

disebut opinion necessitates yang berarti pendapat mengenai keharusan bahwa orang

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku akibat adanya kewajiban hukum.

Dalam sistem Civil Law, yurisprudensi bukanlah sumber hukum utama, hal ini didasari

pandangan bahwa yurisprudensi atau putusanputusan hakim pengadilan sifatnya konkret dan

hanya mengikat pihakpihak yang bersengketa saja. Bukankan aturan hukum harus bersifat umum

dan abstrak? Dapatkah putusan hakim pengadilan yang bersifat konkret dan hanya mengikat para

pihak dijadikan sebagai sumber hukum? Selain itu, di negara-negara Civil Law, yurisprudensi

rawan untuk dimodifikasi dan dianulir setiap saat. Di negara-negara Civil Law yurisprudenst

bukanlah sebah hal yang sangat mengikat. Ketika ada putusan hakim pengadilan sebelumnya

yang dipakai untuk memutuskan kasus di kemudian hari maka hal itu bukanlah karena putusan

hakim sebelumnya mempunyai kekuatan mengikat, melainkan karena hakim yang kemudian

menganggap bahwa putusan sebelumnya itu memang dianggap tepat dan layak untuk diteladani.

Namun demikian yurisprudensi mempunyai peranan penting dalarn pengembangan hukum dan

hal semacam itu tidak dapat dibantah oleh negara-negara penganut sistem Civil Law.

Meski demikian, walaupun bukan menjadi sumber hukum yang utama, melalui

yurisprudensi, hakim juga mempunyai tugas untuk membuat hukum. Hal itu dalam praktik

penyelesaian sengketa tidak dapat dihindari manakala terminologi yang digunakan undang-

undang tidak mengatur masalah yang dihadapi atai undang undang yang ad# bertentangan

dengan situasi yang dihadapi. Oleh karena itulah haku dalam hal ini melakukan pembentukan

hukum analogi, penghalusan hukum atau penafsiran. Kegiatan kegiatan semacarn “itu dalan

aistem fukum kontinental disebut sebagai penemuan hukum.

9
1..Sumber-sumber hukum menurut CIVIL LAW

Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam sistem civil law berupa peraturan

perundang-undangan, kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi. Dalam rangka menemukan

keadilan, para yuris dan lembagalembaga yudisial maupun guasi-judisial merujuk kepada

sumber-sumber tersebut. Dari sumber-sumber itu, yang menjadi rujukan pertama dalam tradisi

sistem civil law adalah peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan mempunyai dua karakteristik, yaitu berlaku umum dan

isinya mengikat keluar. Sifat berlaku umum itulah yang membedakan Antara peraturan

perundang-undangan dan penetapan penetapan berlaku secara individual tetapi harus dihormati

oleh orang lain. Dalam perbincangan mengenai peraturan perundang-undangan terdapat adanya

hierarki dan asas preferensi hierarki merujuk kepada tata urutan peraturan perundang-undangan

sedangkan asas preferensi merujuk kepada dua peraturan yang berada dalam urutan yang sama

dan mengenai hal yang sama tetapi tanggal pengundangannya berbeda dan dua peraturan yang

berbeda dalam urutan yang sama dan mengenai hal yang sama tetapi yang satu lebih bersifat

khusus dan yang lain bersifat umum.Negara-negara penganut civil law menempatkan konstitusi

pada urutan tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Sebagai suatu hukum dasar

Constitution antara untuk menyeimbangkan hak-hak rakyat dan alokasi kekuasaan lembaga-

lembaga negara sehingga negara dapat berfungsi secara layak oleh karena itulah isi konstitusi

harus berkaitan dengan perlindungan hak-hak asasi manusia dan struktur fundamental

pemerintah. 3

3
Rahman Syamsuddin,Merajut Hukum Di Indonesia,Makasar: Mitra Wacana Media,2014,hlm. 5-6

10
Di Jepang dan negara-negara Amerika Latin sebagaimana di Amerika Serikat, Hakim

mempunyai kewenangan untuk menyatakan suatu ketentuan undang-undang bersifat

inkonstitusional dan atas kontrol mahkamah agung dapat menolak menerapkan ketentuan yang

inkonstitusional tersebut. Di negara-negara Eropa dan Afrika kewenangan untuk menyatakan

suatu ketentuan undang-undang inkonstitusional dibentuk pengadilan khusus untuk hal itu

misalnya di Jerman, Austria, Italia, Monaco, Siprus dan Turki pengadilan umum di negara-

negara ini apabila ragu-ragu terhadap konstitusionalitas suatu undang-undang lembaga yudisial

tersebut dapat menunda acara pemeriksaan dan penyerahan secara acara pemeriksaan terlebih

dahulu kepada mahkamah konstitusi4

2. Sistem Hukum Anglo Saxon/Common Law

Sistem hukum Anglo Saxon atau Anglo Amerika, mulai berkembang di Inggris pada

abad XI yang sering disebut sebagai Sistem Common Law dan sistem Unwritten Law (tidak

tertulis). Dalam penerapan unwritten law dikenal pula adanya sumber-sumber hukum yang

tertulis (statutes). Sumber hukum dalam sistem hukum Anglo Amerika ialah “putusan-putusan

hakim/pengadilan” Uudicial decisions). Disamping putusan hakim, maka kebiasaan-kebiasaan

dan peraturan perundang-undangan serta peraturan administrasi negara juga diakui sebagai

sumber hukum. Selain itu dalam sistem Anglo Amerika hakim diberikan fungsi khusus, yang

mempunyai wewenang sangat luas untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku dan

menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang akan menjadi pegangan bagi hakimhakim lain

untuk memutuskan perkara yang sejenis."

4
Peter Mahmud Marzuki,Pegantar Ilmu Hukum,Jakarta: Prenada Media Grup,2008,hlm. 305-309

11
Sistem hukum Anglo-Amerika ini, dalam perkembangannya, melandasi pula hukum

positif di negara-negara Amerika Utara, seperti Kanada dan beberapa negara Asia yang termasuk

negara-negara persemakmuran Inggris dan Australia, selain di Amerika Serikat sendiri."

Sistem Anglo Amerika menganut suatu doktrin yaitu “the doctrine of precedent/stare

decisis” yang pada prinsipnya menyatakan bahwa dalam memutuskan suatu perkara, seorang

Hakim harus mendasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan

hakim lain dan perkara sejenis sebelumnya (preseden). Apabila tidak ditemukan putusan Hakim

yang terdahulu atau ada tetapi tidak sesuai dengan perkembangan, maka Hakim dapat

memutuskan perkara berdasarkan nilai-nilai keadilan, kebenaran dan akal sehat (common sense)

yang dimiliki Hakim tersebut.5

common law merupakan sistem hukum berbasis perkara yang berfungsi sebagai

penalaran logis. Sistem hukum ini dikembangkan di dalam dan diaplikasikan pada dan sudah

dikenal secara umum di Inggris. Negaranegara yang menganut sistem common law, meliputi

Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan lain-lain."

Para ahli hukum komparatif tidak mempunyai pandangan yang sama tentang cin dari

sistem hukum common law. Ada ahli yang memandangnya dari sumber hukum yang utara,

namun ada juga ahli yang menganalisis dari metode berpikirnya dan tugas dan kewenangan

hakimnya seperti dijelaskan berikut ini:

1. Caslav Pejovic. Menurutnya, dua ciri sistem hukum common law antara lain sebagai

berikut.

5
Misbahul Huda,Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: CV Cendika press,2020,hlm. 61-62

12
a. Hukum yang paling dominan diciptakan oleh keputusan pengadilan, sementara struktur

konseptualnya kurang mendapat perhatian.

b. Pengadilan diberi tugas utama dalam menciptakan hukum.6

3. Sistem Sosialis

Konsep "hukum sosialis" sulit didefinisikan. Istilah "sosialisme" (“sosialistis," "sosialis,"

dll.) memiliki arti berbeda bagi masing-masing orang. Ada saatnya ketika hampir setengah

jumlah negara di dunia menyatakan diri sebagai sosialis dalam retorika resmi, termasuk

sekumpulan negara berkembang yang ideologinya, bila dinyatakan secara halus, agak tidak jelas.

Namun, di Eropa pun, sosialisme bisa berarti hampir apa saja. Demokrat Sosial, macam-macam

aliran komunisme, bahkan Kaum Nazi pun dengan terminologi resmi masing-masing,

menampilkan diri mereka sebagai gerakan sosialis (Kaum Nazi bicara tentang “sosialisme

nasional"”). Semua gerakan "sosialis" mempunyai karakteristik umum, yaitu, lebih

mementingkan "kebaikan kolektif" di atas kepentingan individu. Namun, dalam konteks yang

lebih sempit, istilah "sosialisme" bisa diperuntukkan bagi sistem atay rezim yang sarana produksi

di dalamnya dimiliki oleh masyarakat (biasanya negara) dan dikelola melalui perencanaan pusat.

Bila yang dianut adalah definisi itu, maka bekas negara-negara komunis Eropa Timur, termasuk

bekas Uni Soviet, merupakan contoh sosialisme yang sangat khas dalam segala hal bila kembali

ke masa sebelum perestrojka Diluncurkan pada tahun 1986. buku ini menganut definisi itu dan

karenanya berkonsentrasi pada hukum sosialis di Eropa Timur.7

Sistem hukum sosialis merupakan perkembangan dari sistem ekonomi yang menganut

asas kesatuan komando funity of commend), sistem ini menempatkan negara pada posisi sentral.

6
Salim & Erlies Septiana Nurbaini,Pegantar Ilmu Hukum,Depok: PT Raja Grafindo Persada,2019,hlm. 214
7
Michael Bogdan,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: Nusa Media,2010,hlm. 259

13
Negara mempunyai kekuasaan penuh dalam kepemilikan bersama terhadap semua sektor

produksi. Produksi dalarn suatu negara dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat sehingga

diperlukan perencanaan yang matang dan ketat dalam pendistribusian jasa dan barang yang

dibutuhkan masyarakat " (Santoso, 2011: 193-207). Sistem sosialis menginginkan kemakmuran

masyarakat secara merata dan tidak terjadi penindasan dalam bidang ekonomi. Namun demikian,

sistem sosialis tidak dapat diartikan sebagai tindakan yang tidak memberikan kebebasan individu

dalam melakukan kegiatan ekonomi. Setiap individu secara terbatas masih diberikan kebebasan

melakukan aktifitas perekonomian, namun tetap saja peran pemerintah sangat menonjol untuk

ikut campur mengelelola ekonomi individu rakyatnya.

Hukum sosialis merupakan sarana yang digunakan para penguasa negara untuk

merencanakan dan mengelola sistem ekonomi dan struktur sosial kemasyarakatan guna

memperoleh kemakmuran bersama. Hukum merupakan bagian struktur ideologis negara yang

mengontrol materi dari sarana produksi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, sehingga hukum dikonsepsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan politis dari

pembentukan negara. Seluruh cita-cita hukum harus seirama dengan tujuan negara sehingga

hukum digunakan sebagai sarana mengontrol alat-alat produksi negara. Dengan adanya

perpindahan kepemilikan alat-alat produksi dari negara kepada masyarakat maka setiap individu

akan dilibatkan.8

Karakteristik hukum Sosialis, yaitu berpijak pada teori hukum Marxis-Leninis.2 Teori

hukum Marxis-Leninis dibangun pada sesuaty yang dinamakan materialisme historis

(pemahaman materialistis akan sejarah). Menurut ajaran ini: “Perkembangan-perkembangan di

masyarakat pada umumnya termasuk perkembangan hukum, ditentukan oleh tingkat

8
Budi Pramono,Perbandingan Sistem Hukum Dalam Konteks Global,Surabaya: Scopindo,2023,hlm. 152-154

14
perkembangan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya ditentukan oleh perkembangan sarana

produksi, terutama kemajuan-kemajuan teknologi. Dengan, agak sederhanakan, dapat dikatakan

prinsip utarna teori ini bahwa masyarakat secara sadar atau secara naluri dibangun dan

diorganisasi sedemikian rupa agar sesuai dengan utilasi optimal sarana produksi yang ada”.

Ada empat karakteristik hukum pada teori Marxis-Leninis, yang meliputi sebagai berikut.

1. Aturan hukum didefinisikan sebagai pernyataan kehendak kelas penguasa yang

didukung oleh negara. Negara didefinisikan sebagai alat milik kelas penguasa. Dengan

alat itu dan dibantu oleh aturan aturan hukum, kelas penguasa akan dapat melindungi

kepentingan kelasnya.

2. Negara dan hukum sebagai alat kediktatoran kelas.

3. Hukum sebagai superstruktur ditentukan oleh sarana produksi.

4.Hukum dibangun dengan berdasar dan mencerminkan pondasi ekonomi masyarakat9

4. Sistem Hukum Islam

Hukum Muslim (Muslem Law) atau Hukum Islam (Islamic Law), di Arab disebut

“syariah” (jalan yang benar). Hukum Muslim adalah sistem aturan-aturan hukum agama. Karena

alasan-alasan yang wajar, syariah berperan penting terutama dalam wilayah-wilayah hukum yang

diatur secara rinci dalam sumber-sumber hukum Islam, terutama dalam wilayah

hukum keluarga, hukum waris, dan sampai taraf tertentu dalam wilayah hukum pidana.

Perkembangan saat ini, terutama di Indonesia, hukum Islam (Syariah) sudah mulai merambah ke

berbagai bidang ekonomi, perbankan syariah misalnya. Sumber hukum utama dan tertinggi

9
Ibid,hlm. 203

15
Hukum Islam adalah Al-Ouran, kitab suci umat muslim yang berasal dari Tuhan. Berikutnya

dalam hierarki sumber hukum Islam terdapat sunah, yang merupakan penjelasan tentang ucapan,

perbuatan, dan tingkah laku Nabi (termasuk sikap diam beliau terhadap pertanyaan-pertanyaan

tertentu). Sunah kerap dijadikan aturan untuk persoalan-persoalan yang tidak disebutkan dalam

Al-quran. Sumber hukum selanjutnya adalah Ijma, yaitu pendapat-pendapat yang diterima secara

umum di kalangan orang beriman, terutama cendekiawan hukum dalam menafsirkan dua sumber

hukum utama tadi. Selain itu juga terdapat yang disebut Oiyas, yaitu penalaran dengan logika,

terutama untuk menghasilkan regulasi untuk situasi yang tidak secara langsung dicakup sumber-

sumber dasar.

Karakteristik dari Hukum Islam adalah sangat fleksibel dalam segala kejadian dan dapat

mengikuti perkembangan zaman, walaupun didasarkan pada Al Ouran yang sudah dibuat beribu-

ribu tahun yang lalu dan tidak dapat diubah. Persebaran negara-negara yang menganut sistem

Hukum Islam banyak dijumpai di negara-negara jazirah Arab. Tidak hanya itu, negara-negara di

Asia dan Afrika Timur banyak yang menganut sistem Hukum Islam baik secara langsung

maupun berbaur dengan sistem hukum lainnya.

Bagaimana dengan sistem hukum Indonesia, termasuk kategori yang mana? Sebagai

bekas negara jajahan Belanda (penjajah terlama di Indonesia), sistem hukum di Indonesia

cenderung mengikuti sistem hukum Civil Law, karakteristik hukumnya sangat mirip, akan tetapi

sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sistem Hukum Islam juga

mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, banyak peraturan perundang-

undangan di Indonesia, baik secara eksplisit maupun implisit mengadopsi ketentuanketentuan

Hukum Islam, bahkan terdapat satu provinsi (Nanggroe Aceh Darussalam) yang memiliki

keistimewaan dengan menerapkan sistem Hukum Islam dalam tata pemerintahan dan kehidupan

16
sosial seharihari. Terakhir, jangan lupakan keberadaan sistem Hukum Adat yang juga tumbuh

dan diakui kebersdaannya dalam sistem Hukum Indonesia (walaupun secara terbatas). Beberapa

pengaturan di bidang hukum waris dan hukum agraria serta hukum pidana (secara terbatas)

dipengaruhi atau mengadopsi sistem Hukum Adat.

Dengan demikian berdasarkan penjelasan di atas, bahwa sistem hukum di indonesia yakni

sistem hukum campuran. Argumentasinya, bahwa beberapa karakteristik sistem hukum yang

berlaku di dunia juga adopsi di indonesia. Misalnya, yurisfrudensi sebagai sumber hukum.

Padahal, asal-usul yurisfrudensi yakni pada sistem hukum yang berlaku di Common Law yang

bermuara di negara Inggris.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbandingan sistem hukum yaitu membandingkan sistem hukum yang satu dengan

sistem hukum yang lain. Yang dimaksud membandingkan disini adalah mencari dan mensinyalir

perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan dengan memberi penjelasan dan meneliti

bagaimana berfungsinya hukum dan bagaimana pemecahan yuridisnya di dalam praktek serta

faktor-faktor non hukum mana saja yang mempengaruhinya. Mempelajari mengenai sistem

hukum berarti harus berangkat dari sejarah hukum yang berbeda, walaupun aturannya agak

sama, tetapi pasti berbeda. Namun apabila ada kesamaan aturan antara negara satu dengan yang

lain, tetap mungkin ada perbedaan prosedur dan filosofinya. Pentingnya mempelajari

perbandingan sistem hukum yaitu untuk menambah wawasan lebih luas sehingga mendapatkan

pemahaman akan sistem hukum yang lebih baik dan untuk memprediksi sistem hukum tersebut

apakah dapat diterapkan di negara Indonesia atau tidak. Secara garis besar di dunia ini meskipun

dikenal ada lima sistem hukum, yaitu; civil law, common law, socialis law, Islamic law dan

sistem hukum adat, tetapi sesungguhnya yang dominan dipakai di dunia Internasional hanyalah

dua, yaitu sistem hukum civil law dan common law.

B. Saran

Unifikasi hukum tunggal dalam pergaulan internasional adalah suatu kemustahilan

karena hukum adalah bersumber dari tradisi kehidupan sosial suatu masyarakat. Sehingga

pemahaman sistem hukum Civil Law, Common Law dan Hukum Islam merupakan salah satu

cara agar akademisi hukum memiliki cara pandang komparatif dalam memahami hukum dengan

18
satu tujuan yaitu keadilan. Studi perbandingan hukum masih sangat relevan dan menarik bagi

akademisi dan praktisi hukum.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ade Maman Suherman,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada,2012.

Rahman Syamsuddin,Merajut Hukum Di Indonesia,Makasar: Mitra Wacana Media,2014.

Peter Mahmud Marzuki,Pegantar Ilmu Hukum,Jakarta: Prenada Media Grup,2008.

Misbahul Huda,Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: CV Cendika press,2020.

Salim & Erlies Septiana Nurbaini,Pegantar Ilmu Hukum,Depok: PT Raja Grafindo


Persada,2019.

Michael Bogdan,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: Nusa Media,2010.

Budi Pramono,Perbandingan Sistem Hukum Dalam Konteks Global,Surabaya: Scopindo,2023.

Ibid.

20

Anda mungkin juga menyukai