TP.2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehandirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalan tentang
“PERBANDINGAN SISTEM HUKUM”. Sholawat serta salam tidak lupa kita
panjatkan kepada baginda nabi kita Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan
syafaat-Nya di yaumil akhir.
Makalah ini telah susun semaksimal mungkin, tanpa adanya campur tanggan
dari pihak lain. Kami berharap semoga makalah tentang “PERBANDINGAN
SISTEM HUKUM”. Ini dapat bermanfaat bagi setiap pendengar dan pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Civil Law......................................................................................................7
2. Common Law...............................................................................................11
3. Sosialis..........................................................................................................13
4. Hukum Islam................................................................................................15
A. Rangkuman............................................................................................................18
B. Saran......................................................................................................................18
Daftar Pustaka............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat dapat menjadi jendela masa depan bagi pelaksanaan sistem hukum yang dianut.
Dalam hal ini, seseorang akan menemukan kerangka ekspresi dan tingkah laku dasar
mengenai hukum; apakah hukum itu, apakah yang harus dilakukan oleh para ahli hukum,
bagaimana suatu sistem hukum bekerja atau bagaimana seharusnya suatu sistem beroperasi.
Melalui pendidikan hukum, budaya hukum terus dialirkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.
Pendidikan hukum memberi peluang kepada kita untuk dapat turut menentukan arah dan
masa depan dari suatu masyarakat. Mereka yang akan menjadi penentu sistem hukum dan
mengisi posisi-posisi penting kepemimpinan di dalam pemerintahan dan sektor privat, pada
umumnya akan jatuh terutama kepada para ahli hukum, setidaknya hal ini terjadi pada
masyarakat dunia barat, atau mereka yang lulus dari sekolah hukum. Apa yang mereka
pelajari dan bagaimana hal tersebut diajari kepada mereka sedikit banyak telah memberikan
efek dan nuansa terhadap tujuan akhir mereka, tingkah laku mereka dan cara-cara bagaimana
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1
3. Apa itu civil law dan common law?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila kita mengartikan istilah sistem hukum, tidak berarti menggabungkan pengertian
sistem dan pengertian hukum secara apa adanya. Istilah sistem hukum mengandung pengertian
yang spesifik dalam ilmu hukum yang penjelasannya dapat kita uraikan sebagai berikut:
legal system is an operating set of legal institutions, procedures, and rules. In this sense there are
one federal and fifty state legal systems in the United States, separate legal systems in each of the
other nations, and still other distinct legal system in such organization as the European Economic
(sistem hukum adalah merupakan suatu seperangkat operasional yang meliputi institusi,
prosedur, aturan hukum, dalam konteks ini 1 ada satu satu negara federal dengan lima puluh
sistem hukum di Amerika Serikat, adanya sistem hukum setiap bangsa secara terpisah « serta ada
sistem hukum yang berbeda seperti halnya dalam organisasi | masyarakat Ekonomi Eropa dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Menurut Friedman, sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi substansi, struktur, dan
budaya hukum." Dengan kata lain, sistem hukum secara cakupan materi kajian menyangkut
1
Ade Maman Suherman,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012, hlm. 10-
11
3
1. Pengertian dan Konsep Perbandingan Hukum
Seperti lazimnya suatu disiplin ilmu, dalam literatur untuk istilah perbandingan hukum
ini, terdapat berbagai variasi pengertian/penekanannya, yang dalam hal ini untuk perbandingan
2. Hukum Perbandingan (law compared), atau dalam bahasa Perancis disebut dengan
hukum" tersebut ternyata lebih netral dan dapat mencakup lebih banyak hal.Sebelum kita
melangkah lebih jauh, ada baiknya jika kita melihat dahulu apakah yang dimaksud dengan
perbandingan hukum itu.Menurut hemat penulis, yang dimaksud dengan perbandingan hukum
adalah suatu pengetahuan dan metode mempelajari ilmu hukum dengan meninjau lebih dari satu
sistem hukum, dengan meninjau kaidah dan/atay aturan hukum dan/atau yurisprudensi serta
pendapat ahli yang kompeten dalam berbagai sistem hukum tersebut, untuk menemukan
dan konsep-konsep tertentu, dan kemudian dicari sebab-sebah timbulnya persamaan dan
4
Selain itu, ada juga yang memberikan arti kepada perbandingan hukum sebagai suatu
perbandingan terhadap semangat, model, atau institusi hukum dari sistem hukum yang berbeda,
untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan hukum serupa yang terjadi di berbagai sistem
hukum (Konrad Zweigert, 1977: 4). |Berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh seorang
4. Kecenderungan sikap apriori untuk menganggap hukum tertentu (yakni hukum yang
dianut oleh negara dari mana pembanding hukum berasal) sebagai hukum yang lebih
unggul
Dilihat dari strukturnya, perbandingan hukum dapat ditelaah dari dua pendekatan sebagai
berikut:
Sebagai suatu metode, maka perbandingan hukum dianggap sebagai suatu cara untuk
menelaah hukum secara komprehensif dengan mengkaji juga sistem, kaidah, pranata dan sejarah
hukum dari lebih dari satu negara atau lebih dari satu sistem hukum, meskipun sama-sama masih
Sedangkan perbandingan hukum sebagai suatu ilmu, berarti perbandingan hukum yang
telah sedemikian sistematis, analitikal dengan metode dan ruang lingkup yang dapat
5
dipertanggungjawabkan secara keilmuan dalam mengkaji sistem, kaidah, pranata dan sejarah
hukum dari lebih dari satu negara dari lebih dari satu sistem hukum yang sama-sama masih
Penulis berpendapat bahwa perbandingan hukum dapat dilihat dari ke dua sisi tersebut sekaligus
(sisi metodologi dan sisi ilmu pengetahuan) meski pun ada kalangan yang berpendapat bahwa
perbandingan hukum hanya sebagai suatu metode saja sebagaimana yang dikatakan oleh
Sunaryati Hartono (1982: 1) bahwa: “perbandingan hukum adalah suatu metode penyelidikan:
bukan suatu cabang Ilmu hukum, sebagaimana seringkali menjadi anggapan sementara orang."
kelihatan misalnya dalam bidang hukum antar golongan, hukum perdata internasional ataupun
hukum adat Indonesia,Sebagai suatu metode, perbandingan hukum hanya merupakan salah satu
metode di samping berbagai metode lain mengenai pendekatan terhadap hukum. Metode lain
selain dari metode perbandingan hukum (comparative law adalah sebasai berikut:
5. Metode multidisipliner
Dan akhir-akhir ini berkembang metode hukum kritis (critical legal stud) DU
DYNKarena itu, disiplin perbandingan hukum haruslah dibedakan dengan disiplin lain tersebut
di atas, yaitu disiplin sejarah hukum, sosiologi hukum, antropologi hukum, dan bahkan juga
6
harus dibedakan dengan bidang-bidang ilmu hukum yang juga tersangkut dengan hukum asing,
adalah bijak untuk menggunakan keseluruhan metode tersebut sesuai kasus per kasus, karena
memang masing-masing metode tersebut saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
Misalnya antara metode perbandingan hukum dengan metode sosiologi dan metode sejarah
oleh karena hubungan antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya merupakan hasil
dari suatu perkembangan (dari zaman dahulu). Metode perbandingan hukum juga tidak boleh
1. Civil Law
Civil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negars Eropa
Kontwental yang didasarkan pada hukum Romawi. Disebut demikian karena hukum Romawi
pada mulanya bersumber pada karya agung Kaisar lustinianus Corpus luris Civilis Karena
banyak dianut negara Eropa Kontinental, Civil Law sering dinamakan sistem kontinental.
Negara-negara bekas jajahan negara-negara Eropa Kontinental juga menganut sistem Civil Law.
2
Munir Fuady,Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: PT Refika Aditama,2010,hlm. 1-3
7
(1) adanya kodifikasi
(2) hakim tidak terikat kepada preseden sehingga undangundang menjadi sumber hukum
(3) sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial maksudnya, bahwa dalam sistem
itu, hakim mempunyai peranan yang besar dalam mengarahkan dan memutus perkara.
Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti. Hakim di
dalam Civil Law berusaha mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang
Bentuk sumber-sumber hukum dalam arti formal dalam sistem Civil Law berupa
menempatkan konstitusi tertulis pada urutan tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-
undangan yang kemudian diikuti dengan undang-undang dan beberapa peraturan di bawahnya.
hukum yang kedua untuk memecahkan berbagai persoalan. Pada kenyataannya undang-undang
tidak pernah lengkap Kehidupan masyarakat begitu kompleks sehingga undang undang tidak
mungkin dapat menjangkau semua aspek kehidupan manusia. Dalam hal inilah dibutuhkan
hukum kebiasaan. Patut dicermati, yang menjadi sumber hukum bukanlah kebiasaan melainkan
hukum kebiasaan. Kebiasaan tidak mengikat, agar kebiasaan dapat menyadi hukum kebiasaan
8
(2) adanya unsur psikologis mengenai pengakuan bahwa apa yang dilakukan secara terus
menerus dan berulang-ulang itu aturan hukum. Unsur psikologis itu dalam bahasa latin
disebut opinion necessitates yang berarti pendapat mengenai keharusan bahwa orang
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku akibat adanya kewajiban hukum.
Dalam sistem Civil Law, yurisprudensi bukanlah sumber hukum utama, hal ini didasari
pandangan bahwa yurisprudensi atau putusanputusan hakim pengadilan sifatnya konkret dan
hanya mengikat pihakpihak yang bersengketa saja. Bukankan aturan hukum harus bersifat umum
dan abstrak? Dapatkah putusan hakim pengadilan yang bersifat konkret dan hanya mengikat para
pihak dijadikan sebagai sumber hukum? Selain itu, di negara-negara Civil Law, yurisprudensi
rawan untuk dimodifikasi dan dianulir setiap saat. Di negara-negara Civil Law yurisprudenst
bukanlah sebah hal yang sangat mengikat. Ketika ada putusan hakim pengadilan sebelumnya
yang dipakai untuk memutuskan kasus di kemudian hari maka hal itu bukanlah karena putusan
hakim sebelumnya mempunyai kekuatan mengikat, melainkan karena hakim yang kemudian
menganggap bahwa putusan sebelumnya itu memang dianggap tepat dan layak untuk diteladani.
Namun demikian yurisprudensi mempunyai peranan penting dalarn pengembangan hukum dan
hal semacam itu tidak dapat dibantah oleh negara-negara penganut sistem Civil Law.
Meski demikian, walaupun bukan menjadi sumber hukum yang utama, melalui
yurisprudensi, hakim juga mempunyai tugas untuk membuat hukum. Hal itu dalam praktik
penyelesaian sengketa tidak dapat dihindari manakala terminologi yang digunakan undang-
undang tidak mengatur masalah yang dihadapi atai undang undang yang ad# bertentangan
dengan situasi yang dihadapi. Oleh karena itulah haku dalam hal ini melakukan pembentukan
hukum analogi, penghalusan hukum atau penafsiran. Kegiatan kegiatan semacarn “itu dalan
9
1..Sumber-sumber hukum menurut CIVIL LAW
Bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam sistem civil law berupa peraturan
keadilan, para yuris dan lembagalembaga yudisial maupun guasi-judisial merujuk kepada
sumber-sumber tersebut. Dari sumber-sumber itu, yang menjadi rujukan pertama dalam tradisi
isinya mengikat keluar. Sifat berlaku umum itulah yang membedakan Antara peraturan
perundang-undangan dan penetapan penetapan berlaku secara individual tetapi harus dihormati
oleh orang lain. Dalam perbincangan mengenai peraturan perundang-undangan terdapat adanya
hierarki dan asas preferensi hierarki merujuk kepada tata urutan peraturan perundang-undangan
sedangkan asas preferensi merujuk kepada dua peraturan yang berada dalam urutan yang sama
dan mengenai hal yang sama tetapi tanggal pengundangannya berbeda dan dua peraturan yang
berbeda dalam urutan yang sama dan mengenai hal yang sama tetapi yang satu lebih bersifat
khusus dan yang lain bersifat umum.Negara-negara penganut civil law menempatkan konstitusi
pada urutan tertinggi dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Sebagai suatu hukum dasar
Constitution antara untuk menyeimbangkan hak-hak rakyat dan alokasi kekuasaan lembaga-
lembaga negara sehingga negara dapat berfungsi secara layak oleh karena itulah isi konstitusi
harus berkaitan dengan perlindungan hak-hak asasi manusia dan struktur fundamental
pemerintah. 3
3
Rahman Syamsuddin,Merajut Hukum Di Indonesia,Makasar: Mitra Wacana Media,2014,hlm. 5-6
10
Di Jepang dan negara-negara Amerika Latin sebagaimana di Amerika Serikat, Hakim
inkonstitusional dan atas kontrol mahkamah agung dapat menolak menerapkan ketentuan yang
suatu ketentuan undang-undang inkonstitusional dibentuk pengadilan khusus untuk hal itu
misalnya di Jerman, Austria, Italia, Monaco, Siprus dan Turki pengadilan umum di negara-
negara ini apabila ragu-ragu terhadap konstitusionalitas suatu undang-undang lembaga yudisial
tersebut dapat menunda acara pemeriksaan dan penyerahan secara acara pemeriksaan terlebih
Sistem hukum Anglo Saxon atau Anglo Amerika, mulai berkembang di Inggris pada
abad XI yang sering disebut sebagai Sistem Common Law dan sistem Unwritten Law (tidak
tertulis). Dalam penerapan unwritten law dikenal pula adanya sumber-sumber hukum yang
tertulis (statutes). Sumber hukum dalam sistem hukum Anglo Amerika ialah “putusan-putusan
dan peraturan perundang-undangan serta peraturan administrasi negara juga diakui sebagai
sumber hukum. Selain itu dalam sistem Anglo Amerika hakim diberikan fungsi khusus, yang
mempunyai wewenang sangat luas untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku dan
menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang akan menjadi pegangan bagi hakimhakim lain
4
Peter Mahmud Marzuki,Pegantar Ilmu Hukum,Jakarta: Prenada Media Grup,2008,hlm. 305-309
11
Sistem hukum Anglo-Amerika ini, dalam perkembangannya, melandasi pula hukum
positif di negara-negara Amerika Utara, seperti Kanada dan beberapa negara Asia yang termasuk
Sistem Anglo Amerika menganut suatu doktrin yaitu “the doctrine of precedent/stare
decisis” yang pada prinsipnya menyatakan bahwa dalam memutuskan suatu perkara, seorang
Hakim harus mendasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan
hakim lain dan perkara sejenis sebelumnya (preseden). Apabila tidak ditemukan putusan Hakim
yang terdahulu atau ada tetapi tidak sesuai dengan perkembangan, maka Hakim dapat
memutuskan perkara berdasarkan nilai-nilai keadilan, kebenaran dan akal sehat (common sense)
common law merupakan sistem hukum berbasis perkara yang berfungsi sebagai
penalaran logis. Sistem hukum ini dikembangkan di dalam dan diaplikasikan pada dan sudah
dikenal secara umum di Inggris. Negaranegara yang menganut sistem common law, meliputi
Para ahli hukum komparatif tidak mempunyai pandangan yang sama tentang cin dari
sistem hukum common law. Ada ahli yang memandangnya dari sumber hukum yang utara,
namun ada juga ahli yang menganalisis dari metode berpikirnya dan tugas dan kewenangan
1. Caslav Pejovic. Menurutnya, dua ciri sistem hukum common law antara lain sebagai
berikut.
5
Misbahul Huda,Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: CV Cendika press,2020,hlm. 61-62
12
a. Hukum yang paling dominan diciptakan oleh keputusan pengadilan, sementara struktur
3. Sistem Sosialis
dll.) memiliki arti berbeda bagi masing-masing orang. Ada saatnya ketika hampir setengah
jumlah negara di dunia menyatakan diri sebagai sosialis dalam retorika resmi, termasuk
sekumpulan negara berkembang yang ideologinya, bila dinyatakan secara halus, agak tidak jelas.
Namun, di Eropa pun, sosialisme bisa berarti hampir apa saja. Demokrat Sosial, macam-macam
aliran komunisme, bahkan Kaum Nazi pun dengan terminologi resmi masing-masing,
menampilkan diri mereka sebagai gerakan sosialis (Kaum Nazi bicara tentang “sosialisme
mementingkan "kebaikan kolektif" di atas kepentingan individu. Namun, dalam konteks yang
lebih sempit, istilah "sosialisme" bisa diperuntukkan bagi sistem atay rezim yang sarana produksi
di dalamnya dimiliki oleh masyarakat (biasanya negara) dan dikelola melalui perencanaan pusat.
Bila yang dianut adalah definisi itu, maka bekas negara-negara komunis Eropa Timur, termasuk
bekas Uni Soviet, merupakan contoh sosialisme yang sangat khas dalam segala hal bila kembali
ke masa sebelum perestrojka Diluncurkan pada tahun 1986. buku ini menganut definisi itu dan
Sistem hukum sosialis merupakan perkembangan dari sistem ekonomi yang menganut
asas kesatuan komando funity of commend), sistem ini menempatkan negara pada posisi sentral.
6
Salim & Erlies Septiana Nurbaini,Pegantar Ilmu Hukum,Depok: PT Raja Grafindo Persada,2019,hlm. 214
7
Michael Bogdan,Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,Bandung: Nusa Media,2010,hlm. 259
13
Negara mempunyai kekuasaan penuh dalam kepemilikan bersama terhadap semua sektor
produksi. Produksi dalarn suatu negara dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat sehingga
diperlukan perencanaan yang matang dan ketat dalam pendistribusian jasa dan barang yang
dibutuhkan masyarakat " (Santoso, 2011: 193-207). Sistem sosialis menginginkan kemakmuran
masyarakat secara merata dan tidak terjadi penindasan dalam bidang ekonomi. Namun demikian,
sistem sosialis tidak dapat diartikan sebagai tindakan yang tidak memberikan kebebasan individu
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Setiap individu secara terbatas masih diberikan kebebasan
melakukan aktifitas perekonomian, namun tetap saja peran pemerintah sangat menonjol untuk
Hukum sosialis merupakan sarana yang digunakan para penguasa negara untuk
merencanakan dan mengelola sistem ekonomi dan struktur sosial kemasyarakatan guna
memperoleh kemakmuran bersama. Hukum merupakan bagian struktur ideologis negara yang
mengontrol materi dari sarana produksi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sehingga hukum dikonsepsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan politis dari
pembentukan negara. Seluruh cita-cita hukum harus seirama dengan tujuan negara sehingga
hukum digunakan sebagai sarana mengontrol alat-alat produksi negara. Dengan adanya
perpindahan kepemilikan alat-alat produksi dari negara kepada masyarakat maka setiap individu
akan dilibatkan.8
Karakteristik hukum Sosialis, yaitu berpijak pada teori hukum Marxis-Leninis.2 Teori
8
Budi Pramono,Perbandingan Sistem Hukum Dalam Konteks Global,Surabaya: Scopindo,2023,hlm. 152-154
14
perkembangan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya ditentukan oleh perkembangan sarana
prinsip utarna teori ini bahwa masyarakat secara sadar atau secara naluri dibangun dan
diorganisasi sedemikian rupa agar sesuai dengan utilasi optimal sarana produksi yang ada”.
Ada empat karakteristik hukum pada teori Marxis-Leninis, yang meliputi sebagai berikut.
didukung oleh negara. Negara didefinisikan sebagai alat milik kelas penguasa. Dengan
alat itu dan dibantu oleh aturan aturan hukum, kelas penguasa akan dapat melindungi
kepentingan kelasnya.
Hukum Muslim (Muslem Law) atau Hukum Islam (Islamic Law), di Arab disebut
“syariah” (jalan yang benar). Hukum Muslim adalah sistem aturan-aturan hukum agama. Karena
alasan-alasan yang wajar, syariah berperan penting terutama dalam wilayah-wilayah hukum yang
diatur secara rinci dalam sumber-sumber hukum Islam, terutama dalam wilayah
hukum keluarga, hukum waris, dan sampai taraf tertentu dalam wilayah hukum pidana.
Perkembangan saat ini, terutama di Indonesia, hukum Islam (Syariah) sudah mulai merambah ke
berbagai bidang ekonomi, perbankan syariah misalnya. Sumber hukum utama dan tertinggi
9
Ibid,hlm. 203
15
Hukum Islam adalah Al-Ouran, kitab suci umat muslim yang berasal dari Tuhan. Berikutnya
dalam hierarki sumber hukum Islam terdapat sunah, yang merupakan penjelasan tentang ucapan,
perbuatan, dan tingkah laku Nabi (termasuk sikap diam beliau terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu). Sunah kerap dijadikan aturan untuk persoalan-persoalan yang tidak disebutkan dalam
Al-quran. Sumber hukum selanjutnya adalah Ijma, yaitu pendapat-pendapat yang diterima secara
umum di kalangan orang beriman, terutama cendekiawan hukum dalam menafsirkan dua sumber
hukum utama tadi. Selain itu juga terdapat yang disebut Oiyas, yaitu penalaran dengan logika,
terutama untuk menghasilkan regulasi untuk situasi yang tidak secara langsung dicakup sumber-
sumber dasar.
Karakteristik dari Hukum Islam adalah sangat fleksibel dalam segala kejadian dan dapat
mengikuti perkembangan zaman, walaupun didasarkan pada Al Ouran yang sudah dibuat beribu-
ribu tahun yang lalu dan tidak dapat diubah. Persebaran negara-negara yang menganut sistem
Hukum Islam banyak dijumpai di negara-negara jazirah Arab. Tidak hanya itu, negara-negara di
Asia dan Afrika Timur banyak yang menganut sistem Hukum Islam baik secara langsung
Bagaimana dengan sistem hukum Indonesia, termasuk kategori yang mana? Sebagai
bekas negara jajahan Belanda (penjajah terlama di Indonesia), sistem hukum di Indonesia
cenderung mengikuti sistem hukum Civil Law, karakteristik hukumnya sangat mirip, akan tetapi
sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sistem Hukum Islam juga
Hukum Islam, bahkan terdapat satu provinsi (Nanggroe Aceh Darussalam) yang memiliki
keistimewaan dengan menerapkan sistem Hukum Islam dalam tata pemerintahan dan kehidupan
16
sosial seharihari. Terakhir, jangan lupakan keberadaan sistem Hukum Adat yang juga tumbuh
dan diakui kebersdaannya dalam sistem Hukum Indonesia (walaupun secara terbatas). Beberapa
pengaturan di bidang hukum waris dan hukum agraria serta hukum pidana (secara terbatas)
Dengan demikian berdasarkan penjelasan di atas, bahwa sistem hukum di indonesia yakni
sistem hukum campuran. Argumentasinya, bahwa beberapa karakteristik sistem hukum yang
berlaku di dunia juga adopsi di indonesia. Misalnya, yurisfrudensi sebagai sumber hukum.
Padahal, asal-usul yurisfrudensi yakni pada sistem hukum yang berlaku di Common Law yang
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbandingan sistem hukum yaitu membandingkan sistem hukum yang satu dengan
sistem hukum yang lain. Yang dimaksud membandingkan disini adalah mencari dan mensinyalir
bagaimana berfungsinya hukum dan bagaimana pemecahan yuridisnya di dalam praktek serta
faktor-faktor non hukum mana saja yang mempengaruhinya. Mempelajari mengenai sistem
hukum berarti harus berangkat dari sejarah hukum yang berbeda, walaupun aturannya agak
sama, tetapi pasti berbeda. Namun apabila ada kesamaan aturan antara negara satu dengan yang
lain, tetap mungkin ada perbedaan prosedur dan filosofinya. Pentingnya mempelajari
perbandingan sistem hukum yaitu untuk menambah wawasan lebih luas sehingga mendapatkan
pemahaman akan sistem hukum yang lebih baik dan untuk memprediksi sistem hukum tersebut
apakah dapat diterapkan di negara Indonesia atau tidak. Secara garis besar di dunia ini meskipun
dikenal ada lima sistem hukum, yaitu; civil law, common law, socialis law, Islamic law dan
sistem hukum adat, tetapi sesungguhnya yang dominan dipakai di dunia Internasional hanyalah
B. Saran
karena hukum adalah bersumber dari tradisi kehidupan sosial suatu masyarakat. Sehingga
pemahaman sistem hukum Civil Law, Common Law dan Hukum Islam merupakan salah satu
cara agar akademisi hukum memiliki cara pandang komparatif dalam memahami hukum dengan
18
satu tujuan yaitu keadilan. Studi perbandingan hukum masih sangat relevan dan menarik bagi
19
DAFTAR PUSTAKA
Ibid.
20