Oleh Kelompok 3 :
KELAS 5D
FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas “Makalah Perbandingan Hukum Pidana” ini
meskipun masih banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat. Dan kami juga berterima
kasih kepada Bapak Dr. Benny Irawan, S.H., M.H., M.Si., selaku dosen mata kuliah
Perbandingan Hukum Pidana yang telah memberikan tugas ini.
Makalah ini telah disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Perbandingan
Hukum Pidana. Selain itu, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan
tentang bagaimana mengetahui tentang perbandingan hukum yang merupakan sebuah metode
bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis juga telah mencoba
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin, namun penulis pun menyadari bahwa penulis
pasti memiliki keterbatasan sebagai manusia biasa. Maka dari itu, penulis sangat berkenan
menerima saran dan kritik baik dari dosen pengajar maupun dari para pembaca yang kiranya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah bekerjasama dengan baik dalam proses penyusunan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.2. Pengertian Perbandingan Hukum Sebagai Metode menurut Para Ahli ........... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pan Mohamad Faiz. “Perbandingan Hukum”. Diakses dari
https://panmohamadfaiz.com/2007/02/17/perbandingan-hukum-1/. Pada 6 November 2023 jam 16:59.
1
digunakan untuk mengembangkan peraturan-peraturan hukum yang lebih baik di masa
depan. Dalam melakukan perbandingan hukum, peneliti harus memperhatikan perbedaan
sistem hukum di berbagai negara atau wilayah. Sistem hukum dapat berbeda antara satu
negara dengan negara lainnya, seperti sistem hukum presidensial di Indonesia dan sistem
hukum parlementer di Singapura. Selain itu, perbedaan dalam sanksi pidana, jumlah pasal,
dan penerapan pasal juga dapat ditemukan dalam perbandingan hukum.2
Perbandingan hukum adalah metode penelitian yang membandingkan peraturan-
peraturan hukum yang berlaku di dua atau lebih negara atau wilayah untuk menemukan
persamaan dan perbedaan antara mereka. Metode ini dapat digunakan untuk memahami
bagaimana hukum diterapkan di berbagai negara atau wilayah, dan dapat membantu dalam
mengembangkan peraturan-peraturan hukum yang lebih baik di masa depan. Metode
penelitian yang digunakan dalam perbandingan hukum adalah metode yuridis normatif,
yaitu metode penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-
bahan kepustakaan atau data sekunder belaka. Dalam melakukan perbandingan hukum,
peneliti harus memperhatikan perbedaan sistem hukum di berbagai negara atau wilayah.
2
Saleh, M., Ismail, I., & Mau, H. A. (2022). Perbandingan Hukum Tata Negara antara Indonesia dan
Singapura. Jurnal Impresi Indonesia, 1(5), 538-545.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perbandingan adalah perbedaan atau selisih
persamaan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka perbandingan adalah adanya perbedaan
baik dalam persamaan maupun kekurangan. Dengan demikian, perbandingan hukum
adalah perbedaan antara hukum di suatu negara dengan negara lainnya.3
1. G Guitens-Burgouis
G Guitens-Burgouis mengatakan bahwa perbandingan hukum bukanlah cabang
dari hukum, ia bukan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri seperti misalnya hukum
perdata, hukum dagang, hukum tatanegara, hukum internasional, dan sebagainya.
Selanjutnya dikatakan bahwa perbandingan hukum adalah satu metode perbandingan
yang diterapkan pada ilmu hukum, pada bermacam-macam mata kuliah hukum. Oleh
karenanya, perbandingan hukum bukanlah suatu ilmu pengetahuan, akan tetapi ia
hanyalah metode kerja dalam bentuk perbandingan.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa jika hukum didefinisikan antara lain sebagai
seperangkat aturan, maka perbandingan hukum atau hukum perbandingan tidak
mempunyai perangkat aturan-aturan itu.5 Metode untuk membanding-bandingkan
peraturan hukum dari bermacam-macam sistem hukum, tidak membawa akibat
3
Wartiningsih, S. H., Indien Winarwati, S. H., & Rina Yulianti, S. H. (2020). Buku Ajar: Perbandingan
Hukum. Scopindo Media Pustaka.
4
Dr. Djoni Sumardi Gozali, S.H., M.Hum. (2020). Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, (Civil Law,
Common Law, dan Hukum Adat), Bandung.
5
Muhammad Eriton. (2021). Perbandingan hukum tata Negara. Diakses pada tanggal 3 November 2023
pukul 20.58 WIB dari https://eriton.staff.unja.ac.id/2021/02/16/perbandingan-hukum-tata-negara/
3
terjadinya rumusan peraturan yang berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada yang
disebut “peraturan hukum perbandingan.” Ciri dasar dari metode perbandingan ini
adalah bahwa ia dapat diterapkan terhadap penelitian mengenai bidang hukum
tertentu.
2. Sunaryati Hartono
Menurut Sunaryati Hartono dalam bukunya “Capita Selecta Perbandingan
Hukum” (1982), menyatakan: “Perbandingan hukum adalah suatu metode
penyelidikan, bukan suatu cabang ilmu hukum, sebagaimana seringkali menjadi
anggapan sementara orang.” Namun demikian pada bagian lain tulisannya ia
menjelaskan: Dari pengalaman saya semenjak tahun 1960 ternyata, bahwa
Perbandingan Hukum itu memang terutama suatu metode penelitian, yang dapat
digunakan untuk tujuan praktis, tetapi juga untuk pengembangan Ilmu Hukum secara
teoritis. Akan tetapi sebagaimana juga lain-lain metode penelitian, Perbandingan
Hukum itu harus dilakukan dengan cara-cara dan landasan-landasan pemikiran yang
tertentu, sehingga akhirnya memang timbul suatu disiplin hukum yang mandiri.
Metode yang dipakai adalah membanding-bandingkan salah satu lembaga hukum
(legal institusion) dari sistem hukum yang satu dengan lembaga hukum yang lain,
yang kurang lebih mempunyai kesamaan. Dengan membandingkan kedua
lembaga/sistem hukum itu ditemukan unsur-unsur yang berbeda.
Sunaryati Hartono mengemukakan, di samping sebagai suatu metode penelitian,
perbandingan hukum juga dapat dipandang sebagai suatu metode pendidikan hukum.
Melalui dan menggunakan metode pendidikan Perbandingan Hukum dapat
menjelaskan:
a) Mengapa berbagai macam sistem hukum masih juga mungkin menunjukkan
persamaan-persamaan;
b) Hal-hal apa yang (mungkin) menyebabkan persamaan dan/atau perbedaan dalam
dua sistem hukum yang berlainan;
c) Bahwa di dalam sistem hukum yang sama pun akan dapat ditemukan perbedaan-
perbedaan setempat;
d) Bahwa suatu sistem hukum tidak selamanya menunjukkan ciri-ciri yang sama,
akan tetapi mungkin saja mengalami perubahan fundamental dari masa ke masa;
4
e) Bahwa cara untuk menyelesaikan satu masalah hukum yang sama ada bermacam-
macam, sehingga di dalam Hukum tidak berlaku dalil satu jawaban untuk satu
masalah/pertanyaan;
f) Bahwa tidak mungkin orang menyusun suatu sistem hukum yang sempurna, yang
akan berlaku untuk selama-lamanya.
Lebih lanjut Sunaryati Hartono menjelaskan, bahwa: “Jika terdapat titik
persamaan barulah akan dapat dicari perbedaan-perbedaannya. Mencari titik-titik
persamaan dinamakan menggolongkan dalam genus. Kalau dua hal sudah ditentukan
termasuk dalam genus yang sama barulah dapat dicari perbedaan-perbedaannya yang
ada antara kedua hal yang dibandingkan itu untuk digolongkan dalam species.
6
Menurutnya di dalam lapangan hukum mencari golongan genus dan species ini
disebut mencari kwalifikasi atau klasifikasi.
3. Van Apeldorn
Obyek ilmu hukum adalah hukum sebagai gejala kemasyarakatan. Ilmu hukum
tidak hanya menjelaskan apa yang menjadi ruang lingkup dari hukum itu sendiri,
tetapi juga menjelaskan hubungan antara gejala gejala hukum dengan gejala sosial
lainnya. Untuk mencapai tujuan itu, maka digunakan beberapa metode, adapun cara
atau metode yang dikemukakan oleh Van Apeldorn antara lain:7
1) Metode sosiologis dimaksudkan untuk meneliti hubungan antara hubungan
hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya;
2) Metode sejarah, untuk meneliti perkembangan hukum dan;
3) Metode perbandingan hukum untuk membandingkan berbagai tertib hukum dari
bermacam-macam masyarakat.
Ketiga metode tersebut saling mengisi dalam mengembangkan penelitian hukum,
dimana jika seseorang berhasil menerapkan ketiga metode tersebut, melakukan
penelitian akan sangat berguna dan mendekati kelengkapan yang menjadi harapannya.
4. Rudolf B. Schlesinger
Perbandingan hukum merupakan suatu metode penyelidikan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum tertentu. Perbandingan hukum
6
Hartono, Sunaryati. (1991). Capita Selecta Perbandingan Hukum. Bandung:Citra Aditya Bakti.
7
Apeldoorn, L.J. van. (1990). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:Pradnya Paramita.
5
bukanlah seperangkat aturan dan asas-asas hukum, bukan pula suatu cabang hukum,
melainkan suatu teknik untuk menyikapi unsur hukum asing dari suatu masalah
hukum.8
Dalam lingkup pengetahuan ilmiah, segala kegiatan yang terkait dengan pengkajian
terhadap sesuatu tentunya didasarkan atas adanya suatu tujuan yang hendak dicapai
demikian halnya dengan melakukan perbandingan hukum. Namun tujuan yang hendak
dicapai dalam mempelajari perbandingan hukum ini belum ada kesepakatan di antara para
ahli, sehingga belum ditemukan suatu tujuan yang sama menurut para ahli dalam
mempelajari perbandingan hukum.
Oleh karena itu dengan mempelajari perbandingan hukum dapat membawa kepada
tujuan yang berbeda-beda. Perbandingan hukum dapat dilibatkan dalam sebuah usaha
untuk menemukan ide-ide baru atau sebagai pembaruan hukum untuk memecahkan
masalah-masalah hukum baik di diri sendiri negara sendiri maupun yuridiksi negara
pembandingnya. Selain itu, perbandingan hukum juga dapat bertugas sebagai harmonisasi
atau unifikasi dari hukum sebagai contoh adalah Uni Eropa di mana terjadi perbandingan
hukum antara negara-negara anggota Eropa untuk mengharmonisasikan hukum dagang,
atau hukum mengenai pencegahan penyesuaian uang.
Salah satu tujuan utama dari perbandingan hukum adalah untuk ilmu pengetahuan.
Ilmu hukum tidak hanya mengenai teknik menginterpretasi bahan hukum seperti teks-teks
hukum asas, peraturan dan standar dari sebuah sistem hukum di suatu negara namun juga
sebagai usaha penemuan dalam mencegah dan mengatasi konflik sosial. Perbandingan
8
Barda Nawawi Arief. (1990). Perbandingan Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Pers.
6
hukum bertujuan untuk menemukan solusi yang lebih baik dalam memecahkan sebuah
masalah.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, apabila ditelaah lebih lanjut maka sebenarnya
tujuan perbandingan hukum tidak semata-mata untuk mengetahui adanya suatu perbedaan
atau persamaan dari berbagai sistem hukum yang diperbandingkan tetapi lebih mendalam
lagi, itu sangat penting untuk mengetahui sebab-sebab dan latar belakang terjadinya
perbedaan maupun persamaan yang ditemukan.
9
Soeroso. (2009). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:Sinar Grafika.
7
suatu cara memperbandingkan masalah-masalah hukum tertentu antara suatu negara
dengan negara lain.
Dalam buku berjudul “Introduction to Compartive Law” yang ditulis oleh Konrad
Zweigert dan Hein Kotz telah dibedakan dua jenis metode perbandingan hukum yaitu :
1) Macro-comparison
Pengacara membandingkan sistem hukum di berbagai Negara, dilakukan dalam skala
besar maupun dalam skala kecil. Pusat perhatian terdapat pada masalah konkret
individu dan solusinya. Penelitian dilakukan terhadap metode penanganan, prosedur
penyelesaian dan putusan sengketa.
Contohnya adalah ketika peneliti mengangkat isu mengenai teknik penemuan hukum
yang digunakan oleh hakim di dalam sistem peradilan Indonesia dan Malaysia. Karena
kedua negara menganut tradisi hukum yang berbeda maka akan adanya kemungkinan
di mana hakim kedua Negara tersebut melakukan penafsiran hukum yang berbeda,
serta akan adanya pandangan yang berbeda saat menguji undang-undang terhadap
undang-undang dasar (konstitusi). Perbandingan makro juga dapat terjadi saat adanya
pembentukan hukum yang dilakukan oleh lembaga legislatif, atau mengenai
pendekatan-pendekatan kodifikasi untuk bidang hukum tertentu.
2) Micro-comparison
Perbandingan mikro berkaitan dengan aturan yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah aktual atau konflik kepentingan tertentu.
Contohnya adalah ketika ada sebuah kasus di mana dapat diteliti tentang seorang anak
luar nikah dapat menjadi ahli waris atau tidak? Nah dari pertanyaan tersebut dapat
dikaji dari perspektif dua atau lebih sistem hukum yang berbeda.
Pada saat mengkaji perbandingan mikro, latar belakang yang lebih makro dari sistem-
sistem hukum yang ingin diperbandingkan itu sering harus dideskripsikan juga, maka
dari itu pada saat melakukan perbadingan mikro tidak tertutup kemungkinan bahwa
harus melakukan perbandingan makro juga. Namun, apapun pilihan yang harus
dilakukan, tiga hal di bawah ini harus ditetapkan terlebih dulu.
Tentunya harus jelas di antara sistem-sistem hukum itu, mana sistem hukum yang
dijadikan pijakan dan mana yang menjadi sistem hukum pembanding. Sebagai ahli
hukum Indonesia, kita tentu menjadikan sistem hukum Indonesia sebagai titik pijakan.
Artinya, sistem hukum Indonesia merupakan primum comparandum. Sekali lagi, di
sini sistem hukum Indonesia itu bisa dalam skala makro atau mikro. Lalu ada sistem
8
hukum yang dijadikan sebagai pembanding atau secundum comparatum. Juga bisa
dalam skala makro atau mikro. Hal lain adalah dasar pembandingnya atau tertium
comparationis.
Menurut Tahir Tungadi, seperti dikutip oleh Soeroso, dalam perbandingan hukum
dapat dipergunakan:
10
Soerjono Soekanto. (2001). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
9
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perbandingan hukum adalah metode penelitian yang membandingkan peraturan-
peraturan hukum yang berlaku di dua atau lebih negara atau wilayah untuk menemukan
persamaan dan perbedaan antara mereka. Tujuan dari perbandingan hukum adalah untuk
memahami bagaimana hukum diterapkan di berbagai negara atau wilayah, dan dapat
membantu dalam mengembangkan peraturan-peraturan hukum yang lebih baik di masa
depan. Metode penelitian yang digunakan dalam perbandingan hukum adalah metode
yuridis normatif, yaitu metode penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan-bahan kepustakaan atau data sekunder belaka. Dalam melakukan
perbandingan hukum, peneliti harus memperhatikan perbedaan sistem hukum di berbagai
negara atau wilayah. Perbandingan hukum dapat dilakukan pada berbagai topik, seperti
tata negara, tindak pidana, dan industri keuangan fintech. Dalam melakukan perbandingan
hukum, peneliti dapat menemukan persamaan dan perbedaan antara peraturan-peraturan
hukum yang berlaku di dua atau lebih negara atau wilayah. Persamaan dan perbedaan ini
dapat digunakan untuk mengembangkan peraturan-peraturan hukum yang lebih baik di
masa depan.
10
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Barda Nawawi Arief. (1990). Perbandingan Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Pers.
Dr. Djoni Sumardi Gozali, S.H., M.Hum. (2020). Pengantar Perbandingan Sistem Hukum,
(Civil Law, Common Law, dan Hukum Adat), Bandung.
Hartono, Sunaryati. (1991). Capita Selecta Perbandingan Hukum. Bandung:Citra Aditya Bakti.
Wartiningsih, S. H., Indien Winarwati, S. H., & Rina Yulianti, S. H. (2020). Buku Ajar:
Perbandingan Hukum. Scopindo Media Pustaka.
JURNAL
Saleh, M., Ismail, I., & Mau, H. A. (2022). Perbandingan Hukum Tata Negara antara Indonesia
dan Singapura. Jurnal Impresi Indonesia, 1(5), 538-545.
WEBSITE/INTERNET
Muhammad Eriton. (2021). “Perbandingan hukum tata Negara”. Diakses pada tanggal 3
November 2023 pukul 20.58 WIB dari
https://eriton.staff.unja.ac.id/2021/02/16/perbandingan-hukum-tata-negara/
Pan Mohamad Faiz. “Perbandingan Hukum”. Diakses pada tanggal 6 November 2023 pukul
16.59 WIB dari https://panmohamadfaiz.com/2007/02/17/perbandingan-hukum-1/.
11