AMIRULLAH
NIM. B012222030
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................7
A. Perbedaan Mahkamah Konstitusi Antara Indonesia Dengan Negara Lain
Menurut Para Ahli......................................................................................................7
B. Mahkamah Konstitusi Indonesia......................................................................10
C. Mahkaman Kontitusi Inggris............................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam lingkup ilmu perbandingan hukum tata negara, yaitu perbandingan hukum
sebagai berikut:
perbedaan yang ada dari dua atau lebih sistem hukum. Dengan melakukan
dengan penyusunan satu sintesis untuk memecahkan satu masalah. Hal ini
oleh Bagir Manan adalah tidak sekedar untuk melihat deskripsi hukum asing, tidak
persoalan yang dihadapi. Lebih jauh, tujuannya adalah memperluas wawasan dan
mengetahui lebih luas baik yang bersifat konseptual ataupun normatif dan hukum
Adapun dalam penelitian ini, negara yang akan dibandingkan hukum tata negaranya
adalah negara Indonesia dengan negara Inggris. Aspek hukum tata negara yang akan
dibandingkan terdiri dari sistem hukum, bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem
Indonesia, sistem hukumnya dikenal dengan sebutan sistem hukum Pancasila, atau
hukum Inggris adalah Cummon Law yang penekanannya adalah kebiasaan dan nilai-
terdiri dari berbagai jenis sistem hukum yang disesuaikan dengan ideologi Pancasila.
Dalam hal bentuk negara, Indonesia dan Inggris sama-sama berbentuk negara
pemeritahan). Dimana negara Kesatuan Indonesia terdiri dari tiga puluh empat
provinsi, sedangkan negara Kesatuan Inggris terdiri dari empat bagian daerah. Bentuk
banyak orang (dalam hal ini adalah rakyat) sedangkan monarki konstitusional adalah
bernaskah, sedangkan bentuk konstitusi Inggris adalah tidak bernaskah. Dalam kasus
Inggris, tidak bernaskah disini bukan berarti tidak memiliki undang-undang dasar
tidak dalam satu dokumen resmi. Struktur legislatif di Indonesia dan Inggris sama-
sama berbentuk bikameral (dua kamar) di Indonesia sistem dua kamar tersebut terdiri
dari DPR dan DPD. DPR yang merupakan representasi politik, sedangkan DPD
merupakan representasi daerah. Di Inggris, sistem dua kamar tersebut terdiri dari The
Lords of Cummons dan The House of Lords. The Lords of Cummons yang menjadi
memilihnya. The House of Lords tidak dipilih oleh rakyat, namun diambil dari golongan yang
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah dimana
penelitian ini membahas tentang perbandingan antara negara Indonesia dan negara
luas dan secara aspek hukum sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam
penelitian ini, peneliti tertarik untuk membahas tentang perbedaan terkhusus dalam
hal ini dari aspek hukum tata negara antara Indonesia dan Inggris.
B. Rumusan Masalah
ini adalah bagaimana per bedaan kompetensi Mahkamah Konstitusi antara Indonesia
dengan Inggris ?
C. Tujuan Penulisan
perbandingan hukum antara Indonesia dan Negara lain antara lain sebagai berikut:
ini, diambil suatu kesimpulan bahwa masih banyak yang harus dipertimbangkan
terkhusus dari hukum positif yang telah berlaku di negara Inggris dan Malaysia
(Sautunnida, 2018).
2. Ramsen Marpaung dan Tristam Pascal Moeliono menulis jurnal hukum dengan
pidana Inggris dan Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan
dari prinsip habeas corpus di Indonesia telah menimbulkan masalah dan dinilai
tidak sesuai dengan sistem peradilan yang ada di Indonesia (Sautunnida, 2018).
Terbatas (PT) di Indonesia dan Inggris. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
terdapat perbedaan secara spesifik aspek hukum Perseroan Terbatas (PT) antara
2018. Adapun hasil penelitian tersebut adalah terdapat persamaan dan perbedaan
Pidana Indonesia dan Hukum Pidana Inggris Dalam Pengaturan Tindak Pidana
Pemerkosaan (Studi Kasus Reynhart Sinaga). Adapun hasil penelitian ini adalah
baik dari segi objek hukum, unsur pemerkosaan, lama hukuman maupun
perbuatan lain yang dikategorikan sebagai bentuk dari pemerkosaan. Dari sistem
peradilan pidana juga terdapat persamaan dan perbedaan, baik dari segi
(RIBERU, 2021).
Adapun hasil penelitian ini adalah dihasilkan suatu deskripsi tentang sistem
7. Andreas Febrian Kurnia Putra menulis skripsi dengan judul Konstruksi Hukum
Atas Kepentingan Umum Dan Ganti Rugi Dalam Pengadaan Tanah (Studi
2014).
8. Aulia Rahmatika Sarah menulis skripsi dengan pembahasan Batasan Umur Anak
negara Indonesia dan Inggris. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa
hukum penerapan doktrin mitigasi dan asas itikad baik terkait hukum perjanjian
dalam hukum perdata Indonesia dengan hukum Jepang, hukum Prancis dan
hukum Inggris. Adapun hasil penelitian ini adalah menggambarkan bahwa asas
10. Pramoto Riyo menulis skripsi dengan pembahasan Komparasi Kosep Hukum
Adapun hasil dari penelitian ini adalah konsep hukum delik terhadap agama
oleh negara Indonesia, sedangkan di negara Inggris konsep hukum delik terhadap
agama tersebut bersifat eksklusif karena hanya melindungi agama Kristen dan
ke-20 ini. Ide tersebut di adopsi pada amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001.
di luar badan peradilan biasa dan idependent tetapi masih termasuk dalam badang
cabang kekuasaan yudisiil yang diwujudkan dalam suatu bentuk Mahkamah . yaitu
Tahun 2003 berlaku untuk semua calon yang diajukan baik itu hakim ataupun
tiga cabang kekuasaaan negara (trias Pilitika) yaitu legislatif, eksekutif fan
Konstitusi, kecuali alam keadaan luar biasa dengan 7 (tujuh) hakim Konstitusi.
dengan fungsi utama dari Mahkamah Konstitusi yang diberikan kewenangan untuk
menafsirkan UUD 1945 dan memastikan tidak adanya pelanggaran terhaap UUD 1945.
guardian of the constitition). Hal tersebut sesuai dengan dasar keberadaaannya untuk
menjamin terhadap perlindungan hak asasi manusia. Dan juga, Mahkamah Konstitusi
of the citizen’s constitutional righnts, dan perlindungan hak asasi manusia the
Sebagai sebuah negara, Kerajaan Inggris tidak memiliki suatu badan hukum
diserahkan urusannya secara otonom kepada daerah atau wilayah yang menjadi
Inggris sangatlah beragam. Sistem hukum inggris tidak hanya terdiri dari pengadilan
kendali atas administrasi publik. Di bawah prosedur yang disebut dengan tinjauan
terperinci dalam undang-undang yang disebut dengan Civil Procedure Rules 1998.
Pemberedelan atas jenis kasus yang didengar oleh pengadilan dalam praktik peradilan
di Kerajaan Inggris adalah masalah yang sangat sulit karena tidak ada pembagian
yang jelas dalam kasus-kasus administratif, di satu sisi, dan kasus perdata dan
kriminal, di sisi lain. Jadi, apabila disebutkannya praktik peradilan Kerajaan Inggris
dengan praktik peradilan di berbagai negara yang menganut sistem hukum Eropa
Kontinental dalam hal ini tidak berguna. Dengan menggunakan istilah yang
inggris ke dalam kasus kriminal dan sipil. Adapun kesulitan lain timbul dari pendapat
terdahulu bahwa pengadilan tidak menjadi bagian dari sistem peradilan inggris yang
pada dewan banding yang memerintah diri sendiri dalam praktek konstitusional
polandia akan membentuk analogi yang jauh tetapi menarik dalam hal ini.
bentuk kontrol verifikasi dari otoritas lokal, sehingga dari sinilah kita dapat
yang rumit, sistem peradilannya berbeda dan cenderung khas dibandingkan dengan
negera-negera lain. Hal ini dapat diamati melalui struktur peradilan yang telah
pengadilan menjadi:
dalam hierarki pengadilan Dari beberapa diuraikan di atas dapat dipahami dengan
seksama, bahwa terdapat satu karakteristik khusus dalam sistem hukum Kerajaan
Inggris yang membedakan pula dengan sistem Eropa Kontinental adalah tidak adanya
peradilan merupakan bagian dari konstitusi atau hukum dasar bagi negara Inggris.
oleh Lord Chancellor (juru bicara the Lords), sekaligus sebagai presiden dari
pengangkatan para hakim, calon-calon hakim dipilih dan diangkat oleh Ratu dengan
pertimbangan dari Perdana Menteri, Lord Chanchellor, dan menteri terkait dalam
kabinet sebagaimana termaktub dalam Pasal 54 ayat (2) Supreme Court Act 1981:
Adapun tugas dan wewenang dari Lord Chancellor adalah sebagaimana tertulis
ada sudah efisien dan efektif untuk mendukung pelaksanaan urusan terhadap:
a) mahkamah agung
pengadilan tersebut.
3) di bagian ini merupakan referensi untuk tugas umum Lord Chancellor dalam
permasalahan ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah konstitusi berasal dari kata kerja constituer (Perancis) yang bermakna
pada umumnya terbagi atas dua artian. Pertama dalam arti luas, yaitu mengcakup
undangundang dasar termasuk yang tidak tertulis dan konstitusi dalam arti sempit
yang hanya mencakup undang-undang dasar suatu negara. Menurut Moh. Mahfud
MD konstitusi adalah resultante dari keaadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya
ketika konstitusi dibuat (Et.al, 2017). Mengenai bentuk konstitusi, pada umumnya
dibagi atas dua jenis yaitu konstisusi bernaskah dan tidak bernaskah. Bentuk
bernaskah ini lebih terjamin keadilan dan kepastian hukumnya bila ditelaah dari sudut
menjadi konstitusi bernaskah dalam hal ini adalah Undang-undang Dasar 1945.
Mengenai eksistensi konstitusi tertulis ini, tidak menutup kemungkinan juga terjadi
supel atau rigid. Bentuk konstitusi Inggris adalah tidak bernaskah. Konstitusi tidak
bernaskah adalah konstitusi yang tidak dalam bentuk satu dokumen tertulis.
dikatakan tidak bernaskah dalam artian bahwa konstitusi di Inggris tidak dalam satu
wujud naskah tunggal atau beberapa naskah konstitusi serta memang konvensi dan
tradisi memegang peranan yang lebih penting daripada di negara lain yang
terpisah.
B. Saran
berbagai aspek secara ringkas dalam makalah ini, semoga aspek-aspek Perbandingan
Sistem Hukum Indonesia dengan Inggris Berbeda, sistem hukum Indonesia adalah
sistem hukum Pancasila (hybrid, campuran) yang dimana terdiri dari berbagai sistem
Ali, A. (2017). Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan. PT Kharisma Putra
Utama.
Cruz, P. de. (2010). Perbandingan Sistem Hukum Common Law, Civil Law, and
Socialist Law. Nusa Media.