MAKALAH AKHIR
Sejarah Judicial Review Amerika Serikat, Jerman, dan
Indonesia Serta Perkembangannya
Bintang Parashtheo
NPM 2006615490 (No. Presensi 19)
Kelas Hukum Ekonomi Pagi
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
JAKARTA
JUNI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul " Sejarah
Judicial Review Amerika Serikat, Jerman dan Indonesia Serta Perkembangannya "
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
tentang keilmuan mengenai politik hukum pada umumnya, dan keilmuan mengenai
sejarah judicial review serta perkembangannya pada khususnya bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Satya Arinanto, S.H., M.H. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Politik Hukum.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya Makalah ini. Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
Jakarta, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... iv
C. Tujuan ........................................................................................................ 5
B. Jerman ..................................................................................................... 15
C. Indonesia.................................................................................................. 17
A. Sistem Uji Materiil Yang Dianut Negara Amerika Serikat dan Jerman. .... 29
ii
C. Dampak Mendasar Yang Menjadi Alasan Pentingnya Peradilan Tata
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 38
A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran........................................................................................................ 40
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua bermula pada suatu tahun, sebuah tahun yang berat bagi suatu
(judicial review) dimulai sejak adanya kasus Marbury versus Madison Ketika
Mahkamah Agung Amerika Serikat dipimpin oleh John Marshall pada tahun
adalah negara Jerman,2 hingga ke negara Asia Tenggara dimana ide ini juga
1 Assiddiqie, Jimly. 2004. "Mahkamah Konstitusi dan Pengujian Undang-Undang." Jurnal Hukum
Nomor 27 Volume 11 September 2, hlm. 2.
2 Nasir, Cholidin. 2020. "Judicial Review di Amerika Serikat, Jerman, dan Indonesia." Jurnal Hukum
1
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
Indonesia adalah negara hukum.4 Aturan dasar yang dapat dikatakan sebagai
negara harus berjalan sesuai dengan koridor hukum yang ditentukan oleh
negara atau pemerintahan selalu terbangun oleh dan berlandaskan pada prinsip
4 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen
Ketiga, Pasal 1 ayat (3).
5 Effendy, Marwan. 2005. Kejaksaan RI: Posisi dan Fungsinya dari Prespektif Hukum. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hlm. 1.
6 D., Mahfud M. 2007. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi. Jakarta:
LP3ES, hlm. 57.
7 Assiddiqie, Jimly. 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, hlm.
57.
8 Bachtiar. 2015. Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi pada Pengujian UU
Terhadap UUD. Jakarta: Raih Asa Sukses, hlm. 9.
2
“Dari Rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” merupakan ungkapan
gabungan dari kata Demos dan Kratos, demos dapat diartikan sebagai rakyat/
sistem demokrasi dan hubungan antara negara hukum dan demokrasi tidak
dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna. 9 Dalam
penguasa maka diperlukan lembaga yang diberikan tugas khusus untuk menjaga
9 R., Ridwan H. 2011. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajagrafindo Persada, hlm. 8.
3
akibat pengabaian tugas utamam penyelenggara negara sebagai pengemban
yang bernama Mahkamah Konstitusi. Lahir dan adanya lemabaga ini dalam
balance.10
Pengujian ini penting karena Undang – Undang adalah produk politik, sebab ia
politik yang saling bersaingan, baik melalui kompromi politik maupun melalui
10 Assiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Konstitusi Press, hlm. 20.
11 Bachtiar, Op. cit, hlm. 11.
12 D., Mahfud M. 2009. Politik Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, hlm. 5.
13 Bedner, Adriaan W. 2010. Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia. Jakarta: Hu-Ma, hlm. 1.
4
adalah konsep – konsep yang tidak lazim dikaitkan dengan rezim orde baru yang
otoriter. Sebuah topik yang menarik bila melihat bahwa di Indonesia sendiri
perubahan yang sangat dalam terhadap lingkungan hukum, maka perlu diketahui
oleh khalayak umum bagaimana konteks politik yang terdapat dalam sejarah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
A. Untuk mengetahui sejarah politik yang berkaitan dengan judicial review di
6
BAB II
A. Amerika Serikat
Judicial review atau uji materiil tidak dikenal sama sekali pada awal
review yang diajukan ke Makmakah Agung Amerika serikat terjadi pada tahun
1796 dalam kasus Hylton vs. Amerika Serikat. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai sejarah perjalanan politik hukum dalam uji materiil di Indonesia, lebih
yang demokratis, tidak akan terlepas dari pembahasan tiga subtansi dasar
demokrasi.14
7
konstitusi merupakan wujud pelaksanaan perjanjian sosial tertinggi. 15 Paham
dasar untuk tujuan demokrasi atau dapat dikatakan sebuah prasyarat untuk
demokrasi dapat berjalan dengan baik, atau dengan kata lain penyelenggaraan
pemerintahan harus terbangun oleh dan berlandaskan pada prinsip – prinsip dan
pada kasus Marbury vs Madison di tahun 1803 merupakan sejarah awal adanya
writ of mandamus yaitu sebuah gugatan untuk membuat oejabat publik untuk
15 Arinanto, Satya, and Ninuk Triyanti. 2009. Memahami Hukum dan Konstruksi Sampai
Implementasi. Jakarta: Rajawali Press, hlm. 223.
16 Manan, Bagir, and Kuntana Magnar. 1993. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia.
Transformasi dengan Contoh Indonesia. Jakarta: Konrad Adenauer Stiftung, hlm. 27.
18 Bachtiar, Op. cit, hlm. 29.
19 Nasir, Cholidin, Op.Cit, hlm. 69.
8
Semula, John Marshall adalah menjabat sebagai Secretary of State
dalam Pemerintahan Presiden John Adams yang dikenal sebagai tokoh The
Federalist (Partai Federal). Presiden John Adams adalah Presidan pertama yang
umum tahun 1800 untuk masa jabatan keduanya, John Adams dikalahkan oleh
Maret 1801 Jefferson berjalan dari rumah indekos dekat ke ruang senat
sepupu jauhnya dan Hakim Ketua Amerika Serikat yang baru dipilih dari
20 Arinanto, Satya. 2001. Politik Hukum 3. Jakarta: Faculty of Law University of Indonesia, hlm. 3.
21 Dunn, Susan. 2004. Jefferson's Second Revolution: The Electron Crisis of 1800 and the Triumph
of Replubicanism. New York: Houghton Mifflin Company, hlm. 28.
22 Assiddiqie, Jimly. 2021. Sejarah Constitutional Review dan Gagasan Pembentukan Mahkamah
9
pengangkatan hakim perdamaian itu antara lain ialah William Marbury, Denis
dari John Adams ke Thomas Jefferson (4 Maret 1801), William Marbury dan
itu, ketika Thomas Jefferson sebagai Presiden baru mulai bekerja pada hari
pertama, surat – surat itu ditahan oleh James Madison yang diangkat oleh
Marshall.25 Madison menahan surat itu karena dianggap sudah tidak relevan
Atas dasar penahanan surat itulah maka Willaim Marbury dkk melalui
kuasa hukum mereka, yaitu Charles Lee yang dikenal sebagai mantan Jaksa
24 Rehnquist, William H. 2002. The Supreme Court (Revised and Update). New York: Vintage Book
- Random House, hlm. 26-27.
25 Assiddiqie, Jimly, Op.cit.
26 Assiddiqie, Jimly. 2005. Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara. Jakarta:
10
memerintahkan Pemerintah melaksanakan tugas yang dikenal sebagai „writ of
dalam Keputusan Presiden yang telah ditandatangani dan telah dicap resmi
(sealed).27
melaksanakan tugas dari jabatannya itu, yang juga berlaku kepada pejabat
menteri, pejabat konsuler dari negara lain serta perkara yang melibatkan satu
negara bagian sebagai pihak dalam perkara tersebut, sementara Marbury bukan
kedua-duanya28
27 Assiddiqie, Jimly. 2021. Sejarah Constitutional Review dan Gagasan Pembentukan Mahkamah
Konstitusi, Op.cit.
28 Latif, Abdul. 2009. Fungsi Mahkamah Konstitusi: Upaya Mewujudkan Negara HUkum Demokrasi.
11
Pro kontra muncul dalam masyarakat Amerika Serikat mengenai hal ini.
pokoknya tidak berpihak kepada para penggugat. Tetapi, dalam putusan yang
ditulis sendiri oleh John Marshall, jelas sekali Mahkamah Agung membenarkan
surat-surat dimaksud.29
“It one of the purpose of written constitution to define and limit the
when both are relevant to a case which the court is asked to decide. Since
12
the constitution is paramount law, judges have no choice but to prefer it to
sebagaimana ditentukan oleh Section 13 dari Judiciary Act Tahun 1789 tidak
dapat dibenarkan, karena ketentuan Judiciary Act itu sendiri justru bertentangan
dengan Article III Section 2 Konstitusi Amerika Serikat. Oleh karena itu, dalil yang
dipakai oleh Mahkamah Agung di bawah pimpinan Chief Justice John Marshall
untuk memeriksa perkara Marbury versus Madison itu, bukanlah melalui pintu
law of the land’ harus dinyatakan „null and void‟. Kewenangan inilah yang
30 Fanani, Ahmad Zaenal. n.d. Hermeneutika Hukum Sebagai Metode Penemuan Hukum: Telaah
Filsafat Hukum, hlm. 11-12.
31 Harman, Benny K. 2013. Mempertimbangkan Mahkamah Konstitusi: Sejarah Pemikiran Pengujian
13
kemudian dikenal sebagai doktrin ‘judicial review‟ sebagai sesuatu yang sama
sekali baru dalam perkembangan sejarah hukum di Amerika Serikat sendiri dan
juga di dunia.32
adalah the supreme law of the land sehingga harus ada peluang pengujian
terhadap peraturan yang ada dibawahnya agar isi konstitusi itu tidak dilanggar.
Ketiga, hakim tidak boleh menolak perkara sehingga kalau ada yang
dipenuhi.33
membenarkan bahwa hak Marbury dkk adalah sah menurut hukum, tetapi
demikian, yang lebih penting lagi putusan itu justru membatalkan undang-
14
undang yang mengatur tentang ‘writ of mandamus’ itu sendiri yang dinilai oleh
B. Jerman
Pengujian Norma Abstrak (abstract norm review) dan Pengujian Norma Konkret
diketahui bahwa abstract review yang berlaku di Jerman ini hanya dapat diajukan
concrete review, akan tetapi hal itu pun harus diajukan oleh hakim pengadilan
15
oleh tindakan pejabat atau badan publik. Dalam pengujian norma abstrak yang
Pemerintah Federal; (2) Pemerintah Negara Bagian; dan (3) 1/4 anggota
Bundestag.36
disebut dengan istilah concrete norm review, yaitu pengujian terhadap norma
ada penyerahan dari hakim peradilan umum atau dengan kata lain pengujian
peradilan umum. Penyerahan oleh badan peradilan umum itu baru dapat terjadi
setelah para pihak berperkara atau hakim pengadilan biasa (ordinary court)
16
baik abstrack review dan concrete review, menurut Erhard Blankenburg kini
Jerman telah menunjukan dirinya sebagai negara demokrasi yang stabil dengan
mendasar antara judicial review di Amerika Serikat dan Jerman, yaitu pertama di
Jerman tetapi melalui kasus konkret seperti kasus Marbury vs. Madison.
Konstitusi Federal Jerman oleh Pemerintah Federal, atau melalui kasus konkret
Amareika Serikat judicial review tidak dilakukan terpusat oleh Mahkamah Agung
Amerika Serikat tetapi dapat dilakukan oleh pengadilan negara bagian atau yang
C. Indonesia
38 Palguna, I Dewa Gede. 2013. Constitutional Complaint (Pengaduan Konstitusional) Upaya Hukum
Terhadap Pelanggaran Hak-Hak Konstitusional Warga Negara. Jakarta: Sinar Grafika, hlm.
36.
17
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sejarah perjalanan politik
hukum dalam uji materiil di Indonesia, lebih dahulu harus dipahami mengenai
terlepas dari pembahasan tiga subtansi dasar yangn dikandungnya, yaitu negara
dasar untuk tujuan demokrasi atau dapat dikatakan sebuah prasyarat untuk
demokrasi dapat berjalan dengan baik, atau dengan kata lain penyelenggaraan
Transformasi dengan Contoh Indonesia. Jakarta: Konrad Adenauer Stiftung, hlm. 27.
18
pemerintahan harus terbangun oleh dan berlandaskan pada prinsip – prinsip dan
prinsip dari kedua konsepsi tersebut dijalankan secara beriringan sebagai dua
sisi dari satu mata uang. Paham negara hukum yang demikian dikenal dengan
perjanjian sosial tertinggi, di satu pihak negara hukum haruslah demokratis dan
rakyat. Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat itu dibatasi oleh kesepakatan yang
19
mereka tentukan sendiri secara bersama-sama yang dituangkan dalam aturan
bagi uji material, ditambah lagi karena sistem hukum tata negara Belanda tidak
jure sistem yang sama berlaku di negeri jajahan.50 Tidak juga penaklukan Hindia
Belanda oleh Jepang pada tahun 1942, Jepang tidak sepenuhnya mengubah
sistem pengadilan Hindia Belanda dan tidak menciptakan pengadilan tata usaha
negara seperti yang diterapkan dinegerinya.51 Aturan hukum Belanda yang tetap
48 Pigome, Martha. 2011. "Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi Dalam Struktur
Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945." Jurnal Dinamika Hukum Volume 11
Nomor 2, hlm. 336.
49 Arinanto, Satya. 2001. Politik Hukum 2 Part Three. Jakarta: Faculty of Law University of Indonesia,
hlm. 159.
50 Harman, Benny K. 2013. Mempertimbangkan Mahkamah Konstitusi: Sejarah Pemikiran Pengujian
20
berlaku adalah Pasal 20 ABvW, dengan syarat yaitu sepanjang tidak
demokrasi liberal bukan merupakan paham yang dianut oleh UUD 1945 yang
Undang – Undang.54 Uji materiil Undang – Undang pada saat itu juga menjadi
salah satu materi rancangan UUD yang menjadi berdebatan cukup panjang
dalam rapat BPUPKI.55 Demikian pula, kesepakatan umum bahwa konstitusi ini
konsep negara. Dengan demikian, konstitusi yang dirancang oleh Soepomo ini
disahkan sebagai Undang – Undang Dasar yang baru lahir ini dengan beberapa
21
perubahan “liberal” setelah dikritik oleh anggota – anggota BPUPKI saat itu.56
presidensial.
konfrensi meja bundar di Den Haag dan pengalihan kedaulatan pada 1949
indonesia mendapati sistem federal yang baru dan suatu konstitusi yang baru
pula. Pada tahun ini, terdapat dua Undang – Undangn dasar yang berlaku, yaitu
Konstitusi RIS dan UUDS 1950. 57Gagasan gagasan para tokoh seperti
Soepomo dan Yamin dituangkan dalam UUD 1950 yang kemudian disahkan dan
dikenal sebagai UUD Sementara. Tidak semua kosntitusi memuat uji materiil
terhadap Undang – Undang, bahkan Konstitusi RIS dan UUDS 1950 secara
ketentuan dalam peraturan atau hukum yang disusun negara dan atas
permintaan negara, dan peradilan perdata bisa melakukan uji material apabila
22
muncul dalam proses perdata sebagaimana disebutkan bahwa administrasi
keadilan dalam sengketa yang melibatkan hukum tata usaha negara akan
dilakukan oleh pengadilan perdata atau badan lain yang harus memenuhi syarat
– syarat keadilan dan kebenaran.60 Baik konstitusi RIS maupun UUDS 1950
dengan sedikit perbedaan berkaitan dengan bentuk negara Indonesia pada saat
Tabel 2.1
60 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun 1950 Tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat Menjadi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia, 1950, Pasal 108.
61 Republik Indonesia, Konstitusi Republik Indonesia Serikat, 1950, Pasal 1 ayat (1).
62 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun 1950 Tentang
23
Mahkamah Agung Indonesia jalah Mahkamah Agung ialah Pengadilan
dengan Belanda seputar Irian Barat masih dalam kendali Belanda, kalangan
hukum khususnya korps hakim yang tergabung dalam ikatan hakim Indonesia
awal. Uji material yang masih terbatas pada gugatan terhadap penguasa menjadi
semakin berat.
63 Republik Indonesia, Konstitusi Republik Indonesia Serikat, 1950, Pasal 147 ayat (1).
64 Republik IndonesiaUndang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun 1950 Tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat Menjadi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia, 1950, Pasal 105 ayat (1).
65 Lev, Daniel S. 1990. Hukum dan Politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahan. Jakarta:
24
melakukan pengendalian terhadap pemerintah, hingga beberapa tahun
kemudian dimana ketua Mahkamah Agung menjadi anggota kabinet dan pada
demokrasi Pancasila dan ini adalah pengalaman baru dimana praktik demokratis
akan disesuaikan pada tradisi Indonesia, kultur dan karakternya. Ciri utama
demokrasi pancasila selama orde baru adalah naiknya peran militer. Militer
Meskipun demikian, RUU ini masih mencerminkan ciri – ciri demokrasi terpimpin,
dimana adanya pencampuran antara uji material dengan beberapa ciri sistem
67 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 19 Tahun 1964 Tentang Ketentuan – Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman, Pasal 7 ayat (1).
68 Soebechi, Imam, Op. cit, hlm. 94.
69 Arinanto, Satya, Op. cit, hlm. 164.
25
banding administratif, yaitu adalah susunan panitia hakim yang berisikan
seorang hakim profesional sebagai ketua, dan seorang anggota DPRD dan
RUU masih dibatasi pada kasus – kasus seputar gugatan terhadap penguasa,
pegawai negeri, refosmasi agrarian, pajak, bea cukai, perumahan dan kontrak.
Hal ini didasari pada alasan bahwa pembatasan ini hanya berlaku sementara
hingga peradilan baru ini selesai mempelajari kasus – kasus tersebut dan akan
tersendiri pun menjadi tidak begitu jelas karena komitmen pemerintah untuk
Tahun 1964.
negara yang terpisah. Dibahas lebih lanjut dalam seminar hukum nasional pada
70 S., Pompe. 1996. The Indonesian Supreme Court: Fifty Years of Judicial Development. Leiden:
Leiden University, Halaman 67.
26
1968 oleh Ikatan Hakim Indonesia dan organisasi hukum lainnya dengan
kekuasaan dalam badan ini hanya dibatasi untuk mengeluarkan perintah untuk
Dengan kondisi sosial dan ekonomi yang menyebabkan keperluan akan uji
usaha negara akan terwujud dengan dukungan politik orde baru, terlebih pada
memiliki banyak permasalahan yang timbul, mulai dari proses yang tergesa –
gesa dikarenakan akan adanya pembaruan DPR, ABRI yang tidak mendukung
gagasan ini secara terang – terangan, hingga penyusunan RUU yang dianggap
1970 karena melibatkan sedikit politikus dan hanya terdiri dari pejabat
27
departemen kehakiman dan beberapa hakim yang seharusnya tim dibuat antar
departemen, dan pada akhirnya pembatalan pun menjadi keputusan yang dipilih
Terakhir semejak RUU PTUN 1982, RUU baru tentang cara berperkara di
terencana untuk memperbaiki apa yang ada di dalam RUU 1982 dan
menggabungkannya dengan RUU yang baru, alih – alih diputuskan untuk hanya
berfokus untuk membuat RUU yang baru dengan melibatkan Indroharto yang
faseh berbahasa Belanda dan mengenal baik sistem peradilan Belanda. Singkat
cerita, pada tanggal 20 desember 1986, sidang pleno diadakan dan 9 hari
diumumkan. Keberhasilan yang tidak luput dari pengaruh dukungan politik yang
mendukung dari segi keadaan dimana panitia pembahas dan pengesahan telah
saling mengenal dan akrab dengan Menteri Kehakiman Ismail Saleh yang
28
BAB III
A. Sistem Uji Materiil Yang Dianut Oleh Negara Amerika Serikat dan
Jerman.
menetukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir
tersbut masih bisa dibilang belum jelas, memicu timbulnya konsep rerchtsstaat
dari freidrich Julius Stahl, unsur – unsur senaga hukum (rechtsstaat) sebagai
berikut:75
29
Kemudian, pada negara anglo-saxon, timbul konsep negara hukum (rule
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality vefore the law).
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun pejabat; dan
c. Terjaminnya hak – hak mannusia oleh Undang – Undang (di negara lain oleh
tradisi hukum yang dianut oleh satu negara, bagi negara yang menganut tradisi
hukum civil law dikenal dengan Toetsingrecht dan bagi negara yang menganut
tradisi hukum common law dikenal dengan Judicial Review.77 meskipun memiliki
pengertian yang sama antara Toetsingrecht dan Judicial Review yaitu hak untuk
menguji, akan tetapi Toetsingrecht dilakukan tidak hanya oleh hakim melainkan
juga dilakukan oleh lembaga negara lain yang diberi kewenangan berdasarkan
76 Ibid.
77 Fatmawati. 2005. Hak Menguji (Toetsingrechts) yang Dimiliki Hakim Dalam Sistem Hukum
Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo Press, hlm. 45.
30
peraturan perundang-undangan dalam hal ini lembaga legislatif dan lembaga
eksekutif.
peradilan dimana pada mulanya hanya terkait dengan norma konkret, seperti
juga disebut judicial review, seperti pengajuan banding, pengajuan kasasi, dan
Undang Dasar Amerika Serikat sampai saat ini adalah tetap di tangan
78 Assiddiqie, Jimly. 2008. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer, hlm. 33.
79 Darusman, Yoyon M. 2013. "Pelaksanaan Pengujian Perundang-Undangan (Judicial Review)
Sebagai Suatu Proses Pengawasan Hukum di Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia dan
31
B. Sistem Uji Materiil Yang Dianut Oleh Negara Indonesia.
Nomor : 14 Tahun 1985 (Pasal 31), sampai dengan perubahan ketiga Undang-
diatur dalam Pasal 24 Ayat (2), Pasal 24A Ayat (1), Pasal 24C Ayat (1).
Amerika Serikat (Suatu Studi Perbandingan)." Surya Kencana Satu (Dinamika Masalah
Hukum & Keadilan) Volume 3 Nomor 1 Maret, hlm. 10.
80 Hoesin, Zainal Abidin. 2009. Judicial Review di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade Pengujian
Perundang-Undangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 58.
32
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitsi.***).
undangundang.***
33
Konstitusi merupakan penyusunan jabatan dalam suatu negara dan
menetukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir
tersbut masih bisa dibilang belum jelas, memicu timbulnya konsep rerchtsstaat
dari freidrich Julius Stahl, unsur – unsur senaga hukum (rechtsstaat) sebagai
berikut:82
e. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality vefore the law).
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun pejabat; dan
34
f. Terjaminnya hak – hak mannusia oleh Undang – Undang (di negara lain oleh
rechtsstaat, sementara pada konsep rule of law unsur itu tidak ada, menunjukkan
recthsstaat bertumpu pada sistem hukum continental yang disebut “civil law” atau
“Modern Roman Law”, sedangkan konsep rule of law bertumpu atas sistem
sebagai berikut:86
30.
35
e. Adanya pengawasan dari badan – badan peradilan (rechterlijke controle)
yang bebas dan mandiri, dalam arti arti lembaga peradilan tersebut benar –
f. Adanya peran yang nyata dari anggota – anggota masyarakat atau warga
Terdapat korelasi yang jelas antara negara hukum, yang bertumpu pada
yang dijalankan melalui sistem demokrasi, dimana korelasi ini tampak dari
bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna.87
atas usaha dari para pendukung supremasi hukum yang memilih uji
36
konstitusional dan tidak memperhatikan tentang bentuk uji material yang paling
tepat. Para penguasa lama bernaggapan bahwa peradilan tata usaha negara
akan bisa mengendalikan administrasi, atau menjadi jalan gugatan dari pihak –
pihak masyarakat yang dirugikan, maka dalam hal ini para penguasa tidak
menginginkan uji konstitusional, tapi sistem yang tampak jelas tanpa kekuasaa
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Judicial review yang dikenal secara perdana dalam sejarah adalah karena
adanya kasus Marbury vs. Madison yang diadili oleh Mahkamah Agung Amerika
lain. Judicial review di Amerika Serikat tidak diajukan langsung dalam menguji
kasus yang konkret. Judicial review di Amerika Serikat tidak hanya dilakukan
oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat tetapi juga oleh setiap Pengadilan yang
Mahkamah Konstitusi, dimana yaitu judicial review dilakukan oleh satu lembaga
38
kewenangan Mahkamah Konstitusi dan judicial review peraturan perundang-
Salah satu hasil politik dalam uji materiil di kekuasaan kehakiman adalah
lahirnya lingkungan pengadilan baru yaitu Pengadilan tata usaha negara yang
tercipta seperti disahkan dalam Undang – udang Peradilan Tata Usaha Negara
waktu yang tidak singkat, dan bukan sebuah kebetulan belaka. UU PTUN pada
hukum tata usaha negara dan uji material Indonesia dan Belanda dari benih yang
sama, serta tidak luput bahwa UU PTUN adalah hasil pertarungan politik DPR,
badan pengadilan bebas dan mandiri, untuk mengawasi tindakan Para penguasa
lama yang menginginkan sistem yang tampak jelas tanpa kekuasaan uji material
yang kuat dan sulit dijangkau tanpa memperhatikan pihak – pihak masyarakat
yang dirugikan.
39
B. Saran
segala sesuatu yang berkaitan dengan negara adalah tidak lain dan tidak bukan
dijaganya lembaga yang sehat dan baik agar terlepas dari segala politik yang
Perbedaan sistem yang dianut oleh Indonesia yang berbeda dengan sejarah asli
uji matriil tidak memiliki dampak yang signifikan, namun patut kembali dilihat
mengadaptasi dari negara lain yang juga mengembangkan sistem judicial review
ini.
40
DAFTAR PUSTAKA
Arinanto, Satya. 2001. Politik Hukum 2 Part Three. Jakarta: Faculty of Law University
of Indonesia.
—. 2001. Politik Hukum 3. Jakarta: Faculty of Law University of Indonesia.
Arinanto, Satya, and Ninuk Triyanti. 2009. Memahami Hukum dan Konstruksi
Sampai Implementasi. Jakarta: Rajawali Press.
Assiddiqie, Jimly. 2005. Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, Serpihan
Pemikiran Hukum, Media dan HAM. Jakarta: Konstitusi Press.
—. 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Assiddiqie, Jimly. 2004. "Mahkamah Konstitusi dan Pengujian Undang-Undang."
Jurnal Hukum Nomor 27 Volume 11 September 2.
—. 2008. Menuju Negara Hukum Yang Demokratis. Jakarta: Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan Mahkamamn Konstitusi RI.
—. 2005. Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara. Jakarta:
Konstitusi Press.
—. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Konstitusi Press.
—. 2008. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer.
—. 2021. Sejarah Constitutional Review dan Gagasan Pembentukan Mahkamah
Konstitusi. Mei 15. http://jimlyschool.com/read/analisis/276/sejarah-
constitutional-review-gagasan-pembentukan-mk/.
Assiddiqie, Jimly, and Ahmad Syahrizal. 2012. Peradilan Konstitusi di 10 Negara,
Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.
Azhary. 1995. Negara Hukum Indonesia. Jakarta: UI-Press.
Bachtiar. 2015. Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi pada
Pengujian UU Terhadap UUD. Jakarta: Raih Asa Sukses.
41
Bedner, Adriaan W. 2010. Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia. Jakarta: Hu-
Ma.
Budihardjo, Miriam. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
D., Mahfud M. 2007. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen
Konstitusi. Jakarta: LP3ES.
—. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
—. 2009. Politik Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Darusman, Yoyon M. 2013. "Pelaksanaan Pengujian Perundang-Undangan
(Judicial Review) Sebagai Suatu Proses Pengawasan Hukum di Dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia dan Amerika Serikat (Suatu Studi
Perbandingan)." Surya Kencana Satu (Dinamika Masalah Hukum & Keadilan)
Volume 3 Nomor 1 Maret 10.
Dunn, Susan. 2004. Jefferson's Second Revolution: The Electron Crisis of 1800 and
the Triumph of Replubicanism. New York: Houghton Mifflin Company.
Effendy, Marwan. 2005. Kejaksaan RI: Posisi dan Fungsinya dari Prespektif Hukum.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Eschborn, Norbert. 2005. Tugas dan Tantangan Mahkamah Konstitusi di Negara-
Negara Transformasi dengan Contoh Indonesia. Jakarta: Konrad Adenauer
Stiftung.
Fanani, Ahmad Zaenal. n.d. Hermeneutika Hukum Sebagai Metode Penemuan
Hukum: Telaah Filsafat Hukum.
Fatmawati. 2005. Hak Menguji (Toetsingrechts) yang Dimiliki Hakim Dalam Sistem
Hukum Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo Press.
Finck, Danielle E. 1997. "Judicial Review: The United States Supreme Court Versus
the German Constitutional Court." Boston College International and
Comparative Law Review 20, Nomor 1.
Hadjon, Philipus M. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia. Jakarta:
Bina Ilmu.
42
Harman, Benny K. 2013. Mempertimbangkan Mahkamah Konstitusi: Sejarah
Pemikiran Pengujian UU Terhadap UUD. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Hoesin, Zainal Abidin. 2009. Judicial Review di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade
Pengujian Perundang-Undangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Latif, Abdul. 2009. Fungsi Mahkamah Konstitusi: Upaya Mewujudkan Negara
HUkum Demokrasi. Yogyakarta: Total Media.
Lev, Daniel S. 1990. Hukum dan Politik di Indonesia, Kesinambungan dan
Perubahan. Jakarta: LP3ES.
Manan, Bagir, and Kuntana Magnar. 1993. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara
Indonesia. Bandung: Alumni.
Mertokusumo, Sudikno. 1983. Sejarah Peradilan dan Perundang-Undangan di
Indonesia Sejak 1942 dan Apakah Kemanfaatannya Bagi Kita Bangsa
Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Nasir, Cholidin. 2020. "Judicial Review di Amerika Serikat, Jerman, dan Indonesia."
Jurnal Hukum Progresif, Volume 8 Nomor 1, April 67.
Palguna, I Dewa Gede. 2013. Constitutional Complaint (Pengaduan Konstitusional)
Upaya Hukum Terhadap Pelanggaran Hak-Hak Konstitusional Warga
Negara. Jakarta: Sinar Grafika.
Pigome, Martha. 2011. "Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi Dalam
Struktur Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945." Jurnal Dinamika
Hukum Volume 11 Nomor 2 336.
R., Ridwan H. 2011. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rehnquist, William H. 2002. The Supreme Court (Revised and Update). New York:
Vintage Book - Random House.
S., Pompe. 1996. The Indonesian Supreme Court: Fifty Years of Judicial
Development. Leiden: Leiden University.
Soebechi, Imam. 2016. Hak Uji Materiil. Jakarta: Sinar Grafika.
Soemantri, Sri. 1992. Bunga Rampai HUkum Tata Negara Indonesia. Bandung:
Alumni.
43