Bintang Parashtheo
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
JAKARTA
APRIL 2021
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Semua bermula pada suatu tahun, sebuah tahun yang berat bagi suatu
(judicial review) dimulai sejak adanya kasus Marbury versus Madison Ketika
Mahkamah Agung Amerika Serikat dipimpin oleh John Marshall pada tahun
adalah negara Jerman,2 hingga ke negara Asia Tenggara dimana ide ini juga
Indonesia adalah negara hukum.4 Aturan dasar yang dapat dikatakan sebagai
1 Jimly Asshiddiqie, “Mahkamah Konstitusi dan Pengujian Undang – Undang”, Artikel dimuat
dalam Jurnal Hukum Nomor 27 Vol. 11 September 2004: 1-6, 2004, hlm. 2.
2 Cholidin Nasir, “Judicial Review di Amerika Serikat, Jerman, dan Indonesia”, Artikel dimuat
dalam Jurnal Hukum Progresif, Vol. 8, No. 1, April 2020, 2020, hlm. 67.
3 Jimly Asshiddiqie, Op.cit.
4 Republik Indonesia, Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
pedoman semua aspek – aspek berkehidupan. Disebabkan hal tersebut, seluruh
negara harus berjalan sesuai dengan koridor hukum yang ditentukan oleh
negara atau pemerintahan selalu terbangun oleh dan berlandaskan pada prinsip
5 Marwan Effendy, Kejaksaan RI: Posisi Dan Fungsinya Dari Prespektif Hukum, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 1.
6 Mahfud MD., Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, (Jakarta: LP3ES,
hlm. 57.
8 Bachtiar, Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi pada Pengujian UU
20.
2
Salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah menguji secara
Pengujian ini penting karena Undang – Undang adalah produk politik, sebab ia
politik yang saling bersaingan, baik melalui kompromi politik maupun melalui
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
kewenangan untuk uji materiil namun, hanya dibatasi pada objek peraturan
1.
3
tertentu. Tentu hal ini berbeda dengan sistem yang berlaku di Amerika Serikat
tersebut.
2. Rumusan Masalah
Amerika Serikat?
2. Bagaimana sistem uji materiil yang dianut oleh negara Amerika Serikat dan
Indonesia?
3. Tujuan
Berdasarkan apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah diatas, dapat
1. Untuk mengetahui sejarah politik yang berkaitan dengan uji materiil di negara
Amerika Serikat
4
2. Untuk Mengetahui sistem uji materiil yang dianut oleh negara Amerika Serikat
dan Indonesia.
Judicial review atau uji materiil tidak dikenal sama sekali pada awal
review yang diajukan ke Makmakah Agung Amerika serikat terjadi pada tahun
1796 dalam kasus Hylton vs. Amerika Serikat. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai sejarah perjalanan politik hukum dalam uji materiil di Indonesia, lebih
yang demokratis, tidak akan terlepas dari pembahasan tiga subtansi dasar yangn
5
negara berdasarkan atas konstitusi tidak dapat dipisahkan dari negara
dasar untuk tujuan demokrasi atau dapat dikatakan sebuah prasyarat untuk
demokrasi dapat berjalan dengan baik, atau dengan kata lain penyelenggaraan
pemerintahan harus terbangun oleh dan berlandaskan pada prinsip – prinsip dan
writ of mandamus yaitu sebuah gugatan untuk membuat oejabat publik untuk
Pemerintahan Presiden John Adams yang dikenal sebagai tokoh The Federalist
15 Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia,
Transformasi dengan Contoh Indonesia, (Jakarta: Konrad Adenauer Stiftung, 2005) hlm. 27.
17 Bachtiar, Op. cit, hlm. 29.
18 Cholidin Nasir, Op.Cit, hlm. 69.
6
menduduki Gedung Kepresidenan yang baru dibangun. Istrinya Abigail tiba
umum tahun 1800 untuk masa jabatan keduanya, John Adams dikalahkan oleh
Setelah kalah, dalam masa peralihan untuk serah terima jabatan dengan
Maret 1801 Jefferson berjalan dari rumah indekos dekat ke ruang senat
sepupu jauhnya dan Hakim Ketua Amerika Serikat yang baru dipilih dari
hakim perdamaian itu antara lain ialah William Marbury, Denis Ramsay, Robert
19 Satya Arinanto, Politik Hukum 3, (Jakarta: Faculty of Law University of Indonesia, 2001), hlm.
3.
20 Susan Dunn, Jefferson's Second Revolution: The Election Crisis of 1800 and the Triumph of
Konstitusi, http://jimlyschool.com/read/analisis/276/sejarah-constitutional-review-gagasan-
pembentukan-mk/, 2012, diakses pada tanggal 15 April 2021.
22 Satya Arinanto, Op.Cit, hlm. 5.
7
dan dicap di detik-detik terakhir menjelang pergantian Presiden dari John Adams
itu, ketika Thomas Jefferson sebagai Presiden baru mulai bekerja pada hari
pertama, surat – surat itu ditahan oleh James Madison yang diangkat oleh
Marshall.24 Madison menahan surat itu karena dianggap sudah tidak relevan
Atas dasar penahanan surat itulah maka Willaim Marbury dkk melalui
kuasa hukum mereka, yaitu Charles Lee yang dikenal sebagai mantan Jaksa
23William H. Rehnquist, The Supreme Court (Revised and Update), (New York: Vintage Books
– Random House, 2002), hlm. 26-27.
24 Jimly Asshiddiqie, Op.cit.
25 Jimly Asshiddiqie, Model-Model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2005), hlm. 17.
8
Karena, pengangkatan mereka menjadi hakim telah mendapat persetujuan
dalam Keputusan Presiden yang telah ditandatangani dan telah dicap resmi
(sealed).26
tugas dari jabatannya itu, yang juga berlaku kepada pejabat negara dengan
Pasal III Konstitusi Amerika Serikat di mana MA hanya berwenang untuk perkara
yang melibatkan duta besar, pejabat setingkat menteri, pejabat konsuler dari
negara lain serta perkara yang melibatkan satu negara bagian sebagai pihak
Pro kontra muncul dalam masyarakat Amerika Serikat mengenai hal ini.
pokoknya tidak berpihak kepada para penggugat. Tetapi, dalam putusan yang
ditulis sendiri oleh John Marshall, jelas sekali Mahkamah Agung membenarkan
9
bahwa pemerintahan John Adams telah melakukan semua persyaratan yang
surat-surat dimaksud.28
“It one of the purpose of written constitution to define and limit the powers
of the legislature. The legislature cannot be permittes to pass statutes
contrary to a constitution, if the letter is to prevail as superior law. A court
avoid choosing between the constitution and a conflicting statute when
both are relevant to a case which the court is asked to decide. Since the
constitution is paramount law, judges have no choice but to prefer it to
refuse to give effect to the latter.”29
Mahkamah Agung menyatakan bahwa apa yang diminta oleh penggugat,
ditentukan oleh Section 13 dari Judiciary Act Tahun 1789 tidak dapat dibenarkan,
karena ketentuan Judiciary Act itu sendiri justru bertentangan dengan Article III
Section 2 Konstitusi Amerika Serikat. Oleh karena itu, dalil yang dipakai oleh
10
Mahkamah Agung di bawah pimpinan Chief Justice John Marshall untuk
memeriksa perkara Marbury versus Madison itu, bukanlah melalui pintu Judiciary
law of the land’ harus dinyatakan „null and void‟. Kewenangan inilah yang
kemudian dikenal sebagai doktrin ‘judicial review‟ sebagai sesuatu yang sama
sekali baru dalam perkembangan sejarah hukum di Amerika Serikat sendiri dan
juga di dunia.31
11
harus melakukan pengujian terhadap peraturan tersebut. Kedua, Konstitusi
adalah the supreme law of the land sehingga harus ada peluang pengujian
terhadap peraturan yang ada dibawahnya agar isi konstitusi itu tidak dilanggar.
Ketiga, hakim tidak boleh menolak perkara sehingga kalau ada yang
dipenuhi.32
membenarkan bahwa hak Marbury dkk adalah sah menurut hukum, tetapi
demikian, yang lebih penting lagi putusan itu justru membatalkan undang-
undang yang mengatur tentang ‘writ of mandamus’ itu sendiri yang dinilai oleh
32 Mahfud MD., Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 99.
33 Jimly Asshiddiqie, Op.cit.
12
C. Sistem Uji Materiil Yang Dianut Oleh Negara Amerika
menetukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir
tersbut masih bisa dibilang belum jelas, memicu timbulnya konsep rerchtsstaat
dari freidrich Julius Stahl, unsur – unsur senaga hukum (rechtsstaat) sebagai
berikut:35
13
a. Supremasi aturan – aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality vefore the law).
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun pejabat; dan
c. Terjaminnya hak – hak mannusia oleh Undang – Undang (di negara lain oleh
tradisi hukum yang dianut oleh satu negara, bagi negara yang menganut tradisi
hukum civil law dikenal dengan Toetsingrecht dan bagi negara yang menganut
tradisi hukum common law dikenal dengan Judicial Review.37 meskipun memiliki
pengertian yang sama antara Toetsingrecht dan Judicial Review yaitu hak untuk
menguji, akan tetapi Toetsingrecht dilakukan tidak hanya oleh hakim melainkan
juga dilakukan oleh lembaga negara lain yang diberi kewenangan berdasarkan
eksekutif.
peradilan dimana pada mulanya hanya terkait dengan norma konkret, seperti
37 Fatmawati, Hak Menguji (Toetsingsrechts) Yang Dimiliki Hakim Dalam Sistem Hukum
Indonesia, (Jakarta: PT. Radja Grafindo Press, 2005), hlm. 45.
14
keputusan-keputusan yang bersifat administratif yang dalam bahasa Belanda
juga disebut judicial review, seperti pengajuan banding, pengajuan kasasi, dan
Undang Dasar Amerika Serikat sampai saat ini adalah tetap di tangan
38 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, (Jakarta:
Sebagai Suatu Proses Pengawasan Hukum Di Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia dan
Amerika Serikat (Suatu Studi Perbandingan), Jurnal Surya Kencana Satu (Dinamika Masalah Hukum
& Keadilan) Volume 3/Nomor 1/Maret 2013. 2013, hlm. 10.
15
Nomor : III/MPR/1973 (Pasal 11); Ketetapan MPR Nomor : III/MPR/1978 (Pasal
Nomor : 14 Tahun 1985 (Pasal 31), sampai dengan perubahan ketiga Undang-
diatur dalam Pasal 24 Ayat (2), Pasal 24A Ayat (1), Pasal 24C Ayat (1).
40 Zainal Arifin Hoesin, Judicial Review Di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade Pengujian
Perundang – undangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 58.
16
undangundang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undangundang.***
Pasal 24 C Ayat (1)
Mahkamah Konstitusi berwewenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-undang Dasar, memutus sengketa
kewenangankewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-undang Dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang pemilihan umum.***).
D. Penutup
1. Kesimpulan
Judicial review yang dikenal secara perdana dalam sejarah adalah karena
adanya kasus Marbury vs. Madison yang diadili oleh Mahkamah Agung Amerika
lain. Judicial review di Amerika Serikat tidak diajukan langsung dalam menguji
kasus yang konkret. Judicial review di Amerika Serikat tidak hanya dilakukan
oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat tetapi juga oleh setiap Pengadilan yang
17
Mahkamah Konstitusi, dimana yaitu judicial review dilakukan oleh satu lembaga
2. Saran
Politik merupakan istilah yang sangat dekat dengan negara, bahkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan negara adalah tidak lain dan tidak bukan
dijaganya lembaga yang sehat dan baik agar terlepas dari segala politik yang
Perbedaan sistem yang dianut oleh Indonesia yang berbeda dengan sejarah asli
uji matriil tidak memiliki dampak yang signifikan, namun patut kembali dilihat
18
mengadaptasi dari negara lain yang juga mengembangkan sistem judicial review
ini.
E. Daftar Pustaka
1. Buku
Bagir Manan dan Kuntana Magnar. 1993. Beberapa Masalah Hukum Tata
Negara Indonesia, Bandung: Alumni,
19
______________, 2010, Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia, Jakarta:
SInar Grafika,
Marwan Effendy, 2005, Kejaksaan RI: Posisi Dan Fungsinya Dari Prespektif
Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Susan Dunn, 2004, Jefferson's Second Revolution: The Election Crisis of 1800
and the Triumph of Republicanism, New York: Houghton Mifflin
Company,
William H. Rehnquist, 2002, The Supreme Court (Revised and Update), New
York: Vintage Books – Random House,
Zainal Arifin Hoesin, 2009, Judicial Review Di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade
Pengujian Perundang – undangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
20
2. Majalah Ilmiah
4. Internet
21
22