Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimana hal ini sejalan dengan pendapat dari Gustav Radburch seorang
ahli hukum dan filsuf hukum Jerman pada masa perang dunia kedua yang
menyatakan bahwa urutan dari tujuan hukum yang harus dicapai adalah
sistem hukum. Sistem hukum dalam pandangan Friedman terdiri dari tiga
diamati di dalam sistem. Adapun kultur atau budaya hukum (legal culture)
Aturan pidana yang ada saat ini telah mengalami beberapa penambahan,
pengurangan dan perubahan tetapi jiwa dari aturan pidana yang ada
selama kurang lebih 71 tahun ini masih memiliki jiwa dari aturan hukum
transisi politik dari otoritarian yang lekat dengan era orde baru dengan
negaranya.
5. Hak atas kebebasan pribadi. Setiap orang bebas untuk memilih dan
6. Hak atas rasa aman. Setiap orang berhak atas perlindungan diri
memperjuangkan kehidupannya.
wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam
10. Hak anak. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua,
bahwa PK lebih dari satu kali merupakan upaya untuk melindungi hak
B. Pokok Permasalahan
1. Bagaimana aturan hukum yang mengatur mengenai proses
XI/2013 di Indonesia?
Kembali di Indonesia;
atau Basic Norm.5 Tujuan hukum harus dipahami sebagai dasar sekaligus
kasus dalam praktek peradilan yaitu kasus Sengkon bin Yakin dan Karta
alias Karung alias Encep bin Salam dalam putusan Pengadilan Negeri
(terhukum Elli bin H.Senam, Nyamang bin Naing, Jabing bin H.Paih).7
membedakan antara upaya hukum biasa (bab XVII) dan upaya hukum
1. Banding;
2. Kasasi.
diatur di dalam BAB XVIII pada bagian kedua dan terdiri dari 6 Pasal yakni
Penyimpangan Praktik & Peradilan Sesat, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, halaman 205.
8 Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana, UU Nomor 8 tahun 1981, LN Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3258
Pengaturan dasar mengenai tindak pidana pencurian terdapat di
peninjauan kembali atas suatu putusan hanya dapat dilakukan satu kali
saja”.
Pasal 268 ayat (3) juga merupakan salah satu dari syarat formil dari
peninjauan kembali atas suatu perkara hanya satu kali saja. Prinsip ini
kepentingan hukum prinsip ini tidak begitu menyentuh rasa keadilan. Lain
halnya denga upaya peninjauan kembali, asas ini agak menyentuh rasa
Selain diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 (UU Tentang Hukum Acara
sebagiamana yang dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) yang isinya adalah
1 (satu) kali.” Sama hal nya seperti yang diatur dalam UU No.8 Tahun
sebanyak 1 kali. Pada pasal ini juga mempertegas bahwa upaya hukum
luar biasa berupa PK, tidak akan menghalangi suatu proses eksekusi.
Dalam semua perkara, baik itu perdata, pidana umum dan pidana khusus.
dapat kita simpulkan bahwa upaya Peninjauan Kembali (PK) tidak akan
peninjauan kembali”
hanya dapat diajukan satu kali dan tidak ada PK diatas PK. Soekotjo
10 http://ambonekspres.fajar.co.id/2015/09/14/pk-tak-halangi-proses-eksekusi/
diakses pada tanggal 10 Maret 2018, pukul 13.20 WIB.
11 www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e1bdb25858ea/apakah-upaya-hukum-pk-
hukum di Indonesia.12
gambar jauh lebih stabil dari Thozas Hobbes negara “perang bagi setiap
diciptakan sama dalam keadaan alam oleh Tuhan. Dari ini, ia melanjutkan
12 Elza Faiz, Artikel, Diskusi Tentang PK, Peninjauan Kembali (PK) Dalam Tata
kembali yang akan diajukan oleh para pemohon PK dalam hal ini
lebih dari satu kali dengan syarat pengajuan PK difokuskan pada adanya
saat berpekara belum ada. Norma utama yang diputus dalam perkara ini
adalah bahwa hak untuk mengajukan PK lebih dari satu kali oleh
konstruktif. Tanpa tujuan hukum, maka produk hukum yang dihasilkan itu
dapat diuji hukum positif yang berlaku, dan pada cita hukum dapat
Sudikno diatas, maka perlu untuk dihubungkan dengan teori cita hukum
oleh Gustav Radbruch, dimana ada 3 (tiga) nilai dasar cita hukum yang
yaitu:16
1) Nilai Kepastian
2) Nilai Kemanfaatan
halaman 73-74
17 ibid
18 Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997,
halaman 73-74
Dalam Pelaksanaan atau penegakan hukum, masyarakat
3) Nilai Keadilan
yang memadai bagi pihak yang dirugikan, yaitu pihak terpidana yang telah
damai. Sebuah keadilan tidak dapat dicapai apa bila kepastian tidak
memberikan kepastian terhadap hak tiap orang secara adil, tetapi juga
kerinduan terhadap hal-hal lain yang juga menjadi tujuan dari hukum,
dengan tujuan dalam hukum acara pidana yaitu mencari keadilan materil
juga senafas dengan teori hukum progresif yaitu hukum untuk manusia
dikesampingkan.
tersebut.
pidana secara cepat, sederhana dan biaya murah masih sangat jauh dari
batas akan berlangsung selama puluhan tahun bahkan lebih dari itu
Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, Halaman 38.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian dan analisis pembahasan mengenai isu hukum
berikut:
Kehakiman.
XI/2013 yang mencabut pasal 268 ayat (3) KUHAP. Dasar Perimbangan
membatasi bahwa upaya hukum luar biasa PK hanya dapat diajukan satu
keadaan baru (novum) yang substansial baru ditemukan yang pada saat
mencari keadilan.
B. Saran
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yaitu:
BUKU
Elza Faiz, Artikel, Diskusi Tentang PK, Peninjauan Kembali (PK) Dalam
Tata Hukum Indonesia, Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2009
INTERNET
www.ambonekspres.fajar.co.id/2015/09/14/pk-tak-halangi-proses-
eksekusi/ diakses pada tanggal 10 Maret 2018, pukul 13.20 WIB.
www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e1bdb25858ea/apakah-upaya-
hukum-pk-dapat-menunda-eksekusi- , diakses pada tanggal 10
Maret 2018, pukul 13.15 WIB.