Anda di halaman 1dari 21

'~. '.~ . :~":::, '. ": ~ :-pilt:Kli\lIAH J-'KUVINSI D/\ERP,H Kl-IUSUS !SU!<OTA J/J.,K,D.

,RTA
-, ,'. .4 ',;-c.;
:,1
~.. ·""r'
.~~~
:J"i
}}~\' ! '>;~I\!
n 1;,
SEKRETARIAT DAERAH
JaJan Medan Mefdeka Selatan Nomor 8-9
~~l JAKARTA
...... ~ Kode Pos: 10110

Nomor : 6"!>I/-o{j<;l.?- 10 Me.; ~I:J-

Sifat : Pentlng
l.amplran : 1 ( satu ) set
Hal : Pergub Nemer 24 Tahun 2012 Kepada
Tentang Juknis Penyusunan dan Yth " .
Pelaksanaan Standar Opersional ..... ; ," , ,,, , .
Prosedur.
dl.
Jakarta.

Deng.an ditetapkannya Peraturan Gubernur Pravinsi OKt Jakarta


Nomor 24 Tahun 20'\2 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Pelaksanaan Standar Opel'asional Prosedur ( sebagaimana terlampir ),
dengan ini dapat saya sampaikan hal - hal sebagai berikut :

1. Pergub ini merupakan pedoman bagi SKPD/UKPD dalam menyusun SOP


sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Setiap Kepala SKPD/UKPD bertanggung jawab atas ketersediaan d,n
kelayekan SOP pada SKPD1UKPD yang dipimpinnya.
3. Dalam perencanaan dan pelaksanaan penyusunan SOP, SKPD/UKPD
dapat membentuk tim dan mengikutsertakan SKPD/UKPD terkait dan I
atau pihak ketiga yang berkompeten.
4. Diharapkan kepada para I(epala SKPD I UKPD agar memprieritaskan
kegiatan penyusunan SOP dalam waktu yang tidak terlalu lama dan
dimasukan dalam usulan kegiatan Tahun Anggaran 2013.
5. Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Pergub ini dibebankan pada
DPA SKPD/UKPD masing - masing.

Atas perhatian dan kerja sama yang baik, saya mengucapkan terima
kasih. .

P
KEP' LA BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA
SnDA PROVII>,JSI DKI JAKARTA,

./
Drs. NOOR S'Y"Aiv1SU HIDAYAT,M.M
Tembusan: NIP 195711181984101001 *,.
1. Sekretaris Daerah Provinsi OK! ,lakart3,
2. Asisten Pemerintahan,
3. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup,
4. Asisten Perekenemian dan Administrasi,
5. Asisten Kesejahteraan Masyarakat.
6. Ka.Bappeda Provinsi DKI Jakarta,
7. Inspektur Provinsi DKI Jakarta,
8. Kepala BPKD Provinsi DKI Jakarta..
,~. ,:.1, I

&JeMua ~ rgQewtaA gY~


~Uz~
\
PERATURAN GUBERNUR PROVINSIDAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 24 TAlluN 2012 \


TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,


\
I
Menimbang a, bahwa umuk melaksanakan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan \
Aparatur Negara Nomor PERJ21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Slandar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan
dan Peratu-an Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 tentang
Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Kabupateni'<ota, . maka untuk menciptakan Pemerintahan yang efektif,
efisien, transparan, akuntabel dan konsisten dalam pemberian pelayanan; .
I

b. bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat


Daerah dalam pemberian pe!ayanan harus memberikan kepastic.n,
konsistensi, transparansi dan akuntabilitas kepada penerima pelayanan
antara lain melalui Standar Operasional Prosedur;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 ,ahun 2008;

2. Undang-Uncang Nomer 29 Tahun 2007 lentang Pemerintahan Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai lbukota Negara Kesatuan
Republlk Indonesia;

3. Undang-Uncang Nomor 25 Tahun 2009 ten tang Pelayanan Publik;

4. Undang-Undang Nomor 1:~ Tahun 2011 tentang Pembentuk"n Peraturan


Perundang-undangan;
, '
.'
. ,.
',.
'
I.
2

5. Peraturan Pemerlntah Nemer 65 Tahun' 2005 tentang Standar Pelayanan '


Minimal;

6. Peraturan Pemerintah Nemer 41 Tahun 2007 tentang Organisasi


Perangkat Daerah;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nemer PERl211


M.PAN/11/2008 tentang Pede man Penyusunan Standar Operaslenal
Prosedur Adminlstrasl Pemerlntahan;

8. Peraturan Menteri Daiam Negeri Nemer 52 Tahun 2011 tentang Standar


Operaslonal Prosedur dl L1ngkungan Pemerlntah Provinsl dan Kabupatenl
I<ota;

9. Peraturan Daerah Nemer 10 Tahun 2008 tentang Organisas! Perangkat


Daerah;

10. Peraturan Gubernur Nomer 18 Tahun 2005 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan
Pemerintah Previnsi Oaerah Khusus Ibuketa Jakarta;

MEMUTlSKAI'l :

Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN


DAN PELAKSANAAN STAN DAR OPERASIONAL PROSEDUR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasa!. '1

Dalam Peraturan Gubernur in! yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus IbLikota Jakarta.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perungkat Daerah sebagal


unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4. 8ekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah ProvinsiDaerah Khusus


~bukota Jakarta.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretalis Daerah Provinsi Daerah Khusus


:bukota Jakarta.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah


Satuan KerJa Perangkat Dae,ah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Unit Karja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah


Unit Kerja atau Subordinat SKPD.
I

3

8. Kata Admlnistrasi adalah ~-<ota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus


lbukota Jakarta.
9. Kabupaten Adrninistrasi adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu dl Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

10. Walikota adalah Walikota Kota Administrasi.

11. Bupati adalah Bupatl Kabupaten Administrasi.

12. Sekretariat Kota adalah Sekretariat Kota Administrasi.

13. Sekretarlat Kabupaten ada.ah Sekretariat Kabupaten Administrasi.

14. Sekretaris Kota adalah Sekretaris Kota Administrasi.

15. Sekretaris Kabupaten adalah Sekretaris Kabupaten Administrasi.

16. Keeamatan adalah Keeamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta.

17. Camat adalah Camat di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

18. Kelurahan adalah Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

'19. Lurah adalah Lurah di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

20. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah
Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Rumah Sakit Umum Daerah.

21. Rumah Sakit Khusus Daerah yang selanjutnya disingkat RSKD adalah
Lembaga Tekn:s Daerah yang berbentuk Rumah Sakit Khusus Daerah.

22. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah


Serangkaian perintah tertulis yang dibakukan mengenal berbagai proses
penyelenggaraan pelayana 1.

23. Pelayanan Internal adalah Berbagai jenis pelayanan yang dilaksanakan


antar UKPD dalam SKPD dan oleh SKPD/UKPD kepada SKPD/UKPD
lainnya dalam Iingkungan internal Pemerintah Daerah sesuai dengan
.tugas dan fungsinya.

24. Pelayanan Ekslernal adalah Berbagai jenis pelayanan yang dilaksanakan


oleh SKPD/UKPD. yang langsung diberikan pada masyarakat dan/atau
instansi Pemerintah dl luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

25. Administrasi Pemerintahan adaiah Pengelolaan proses pelaksanaan


tugas dan fungsi Pemerintahan yang dijalankan oleh Organisasi
Pemerintah.

26. SOP Teknis adalah Standar operas:onal prosedur yang sangat rinei dan
bersifat teknis.

27. SOP Administratif adalah Standar operasional prosedur yang diperuntukkan


bagi jenis-Janis pekerjaan yang bersifat administratif.
/

':', ' I 4

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Peraturan Gubernur inl dimaksudkan sebagal pedoman bagi SKPDI


UKPD dalam mengldenllflkasl, merumuskall, menyusun, mengembangkan,
memonltor serta mengevaluasi SOP teknls dan adminlstra'si sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

(2) Petunjuk Teknis Penyusunan dan Pelaksanaan SOP bertujuan untuk


mewuJudkan pGlayanan Internal dan eksternal yang:

a. efektlf;
b. efislen;
c. transparan;
d. akuntabel;
e. konslsten;
f. aman;
g. nyalTlan; dan
h. past!.

BAB III

PRINSIP

Bagian Kesatu

Penyusunan SOP

Pasal 3

Penyusunan SOP sekurang-kurangnya harus memenuhi prinsip-prinsip


sebagai berlkut :

a. kemudahan dan kejelasan;


b. efektivllas dan efislensi;
c. keselarasan;
d. keterukuran;
e. dinamis;
f. berorientasl pada penerima pelayanan; dan
g. kepastlan dan kepatuhan hukum.

Pasal 4

(1) Prinsip komudahan dan kejelasan sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 3


huruf a, merupakan prosedur yang distandarkan, mudah dimengerti dan
dilerapkan oleh pelaksal1a pelayanan.

(2) Prinsip efektivilas dan efisiensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


huruf b, merupakan prosedur yang dislandarkan secara efektif dan
efisien dalam proses pelaksanaan lugas.
5

(3) Prinslp keselarasan sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 3 huruf c,


merupakan prosedur yang dislandarkan dan selaras dengan prosedur-
prosedur standar lain yang terkait.

(4) Prlnsip keterukuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d,


merupakan output dari prosedur yang dlstandarkan, mengandung
standar, kualitas (mutu) tertentu yang dapat diukur pencapaian
kebernasllannya.

(5) Prlnsip . dinamls sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e,


merupakan prosedur yang dlstandarkan dengan cepat dapat disesualkan
dengan kebutuhan peningkalan kuaiitas pelayanan yang berkembang
dalam penyelenggaraan pelayanan. .

(6) Prinsip berorientasi pada penerima pelayanan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 huruf f, merupakan prosedur yang dlstandarkan dengan
mempertlmbangkan kebutuhan penerima pelayanan (customers' nee:Js)
sehingga dapat mernberlkan kepuasan,

(7) Prinslp kepastlan dan kepatuhan hukum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 huruf g, merupakan prosedur yang dlstandarkan, harus
dltetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagai sebuah produk hukum
yang ditaati, dili:lksahakan dan menjadi instrumen untuk melindungi
pegawai dari kemungklnan tuntutan hukum, serta memenuhi ketentuan
peraluran perundang-undangan,

Bagian Kedu2.

Pelaksanaan SOP

Pasal 5

Pelaksanaan SOP sekurang-kurangnya harus memenuhl prinsip-prinsip


set,agal berikut :

a, konsisten;
b. k.:lmitmen;
c. perbaikan berkelanjutan;
d. mengil<at;
e. seluruh unsur memiliki perfln penting; dan
f. terdokumentasl dengan balk,

Pasal 6

(1). Prinsip konsisten sebagaimana dimaksud dalam Pasai 5 huruf a, yaitu


SOP harus dllaksanakan seeara konsisten dari waktu ke waktu oleh
settap pelaksana pelayanan,

(2) Prinsip komitmen sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 5 huruf b, yaitu


SOP harus dllaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran
organlsasi, dari tingkat yF.lng paling rendah sampai deng;m tertlnggJ.

(3) Prinsip perbaikan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


huruf ':, 'yaitu pelaksanaan SOP harus dllaksanakan seeara terbuka
.terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur
yang benar·benar efisieri dan efektif.
6

(4) Prinsip fTIengikat set;>agnimana dimaksud dalam Pasal 5huruf d, yaitu


setlap pelaksana pelayanan terika\ pada SOP yang tslah ditetapkan.

(5) Prinsip seluruh unsur memiliki peran pentlng sebagaimana. dimaksud


dalam Pasal 5 huruf e, yaitu seluruh pelaksana pelayanan mempunyai
peran-peran tertentu daiam setlap prosedur yang dlstandarkan, dan jlka
pelaksana pelayanan tertentu tidak melaksanakan perannya dengan
balk, maka akan mengganggu keseluruhan proses yang akhirnya juga
berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan.

(6) Prinslp terdokumentasl dengan balk sebagaimana dlmaksud dalam


Pasal 5 huruf f, yaltu seluruh pros.edur yang telah dlstandarkan harus
dldokumentaslkan dengan baik, sehlngga dapat selalu dljadikan referensl
bagi seUap mer$ka yang memerlukan.

BAB IV

JENIS SOP

Pasal 7

(1) SOP dl IIngkungan Pemerintah Daerah terdirl dari :

a. SOP teknis; dan


b; SOP administratif.

(2) Uraian dan format SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

BAB V

PENYUSUNAN

3agian Kesatu

Tahapan Penyusunan

Pasai 8

Tahapan penyusunan SOP meliputi :

a. perencanaan; dan
. b. pelaksanaan penyuSLJnan.

Pasal 9

Perencanaan sebagaimana dimaksud daiam Pasal 8 huruf a terdiri dari


kegiatan:

a.menyusun dan menghlmpun kebutuhan sumber daya; dan


b. icentifikasl kebutuhan SOP.
." .
7

Pasal 10

(1) Pelaksanaan penyusunan sebagaimana d;maksud dalam Pasal 8 huruf b


terdirl darl keglatan :

a. perumusan materi; dan


b. pembahasan.

(2) Perumusan maleri sebagaimana dimaksud pada ayat. (1) huruf a


merupakan perumusan atau penyusunan materl pengaturan SOP dalam
bentuk produk hukum seperti Keputusan Kepala SKPD/UKPD.

(3) Pembahasan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf b merupakan


keglatan membahas hasH perumusan sebagalmana dimaksud pada
ayat (2) oleh unsur Internal dan/alau eksternal SKPD/UKPD.

(4) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagalmana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3), SKPD/UKPD harus menglkutsertakan pelaksana SOP.

Pasal11

Dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan penyusunan


SOP sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10, SKPD/UKPD
dapat membentuk tim dan mengikutsertakan SKPD/UKPD terkalt dan/atau
plhak ketlga yang berkompeten.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup Materi SOP

Pas,,112

Materi pengaturan SOP sekurang-·kurangnya terdiri dar! :

a. jenis pelayanan;
b. penanggung jawab;
c. urutan pelayanan;
d. waktu; dan
e. petugas.

Bagian Ketiga

Tanggung Jawab

. Pasal 13

(1) Setiap Kepala SKPD/UKPD bertanggung jawab atas ketersediaan dan


kelaikan SOP pada SKPD/UKPD yang dlpimpin.

(2) Ketersediaan SOP sebagalmana dimaksud pada ayat (1) merupakan


baglan dari klnerja Kepala SKPO/UKPD yang harus qilaporkan kepada
Gubernur untuk penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
.'. '8

BAB VI

PENETAPAN
Pasal 14

(1) SOP SKPD/UKPD ditstapkan olsh Kepala SKPO/UKPO dalam bentuk


keputusan.

(2) Keputusan sebagalmana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada


Gubernur melalul Sekretaria\ Daerah u.p. Biro yang bertanggung jawab
dl bldang kelembagaan dan ketatalaksanaan.

(3) Kepala SKPO/UKPD yang berwenang menetapkan SOP sebagalmana


tercantum dalsm Lamplran II Pera\uran Gubernur Inl.

BAS VII

PELAKSANAAN
Pasal 15

(1) SOP dilaksanaKan oleh setiap petugas pelayanan yang \erkai\ dalam
satu rangkalan kegla\an pelayanan teknis dan adminis\rasi.

(2) Pelaksanaan sebagairnana dirnaksud pada aya\ (1) harus didukung


dengan ketersedlaan sumber daya manusia, prasarana dan sarana kerja
serta sumber daya lainnya.

Pasal 16

(1) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diiakukan secara


berjenjang sesual dengan kedudukan sebagal beriku\ :

a. petugas;
b. pelaksana;
c. penanggung jawab; dan
d. penyelenggara.

(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan


seseorang yang mempunyai kompetensi yang langsung memberikan
pelayanan.

(3) Pelaksana sebagalmana dimoksud pada aya\ (1) huruf b merupakan


seseorang yang karena jabatannya/kedudukannya mempunyal tanggung
jawab untuk terlaksananya pelayanan oleh petugas.

(4) Penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


merupakan seseorang yang karena jabatannya/kedudukannya mernpunyai
tanggung jawab untuk terlaksananya koordinasi dan pengendalian
pelayanan oleh pelaksana.

(5) Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan


seseorang yang karena jabatannya/kedudukannya mempunyai tanggung
jawab mengambil. keputusan penyediaan sumber daya manusia,
prasarana dan sarena kerja serta sumberdaya lainnya untuk
tersolenggaranya palayanan.
9

BAB VIII

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 17

Monitoring dan e'/aluasi terdiri dari :

a. monitoring dan evaluasi kebijakan; dan


b.. monitoring dan evaluasi pelaksanaan.

Pasal18

Monitoring dan evaluasl kebijakan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk :

a. mengetahui seluruh janis pelayanan pad a setiap SKPD/UKPD yang


sudah memiliki SOP; dan
b. mengetahui SOP pelayanan yang disusun oleh SKPD/UKPD telah sesuai
dengan petunJuk teknls yang ditetapkan oleh Gubernur dan ketentuan
peraturan.perundang-u ndang an.

Pasal 19

(1) Monitoring dan evaluasi kebijakan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 18 dilaksanakan oleh Biro yang bertanggung jawab di bidang
. kelembagaan dan ketatalaksanaan.

(2) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasl sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), Biro yang bertanggung jawab di bidang keiembagaan dan
ketatalaksanaan (dapat memb.entuk tim dengan mengikutsertakan SKPDI
UKPD terkait, dan/atau pihak ketigcl yang berkompeten).

PasaJ 20

(1) Dalam rangka menjamin mutu pelayanan yang pelaksanaannya sesuai


dengan SOP, monitoring dan evaluasi kebiJakan dilakukan secara
berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pad a ayat (1)
dllaporkan kepada Sekretaris Daerah.

Pasal 21

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilakuf:an


untuk:

a. mengetahui pelaksanaan setiap jenis pelayanan telah sesuai dengan


SOP; dan
b. mengetahul respon penerima pelayanan terhadap pelaksanaan
pelayanan.

Pasal 22

(1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 21 dilaksanakan oleh I<epaia SKPD/UKPD.

(2) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagalmana dimaksud


pada ayat (1), Kepala SKPD/UKPD dapat membentuk tim.
,.
10

Pasal 23

(1) Dalam rangka menjarnin mutu pelayanan yang pelaksanaannya sesuai


dengan SOP, monitoring dan evaluasi pelaksanaan dllakukan secara
berkala sekurang-kurangnya 1 (salu) kali dalam 6 (enam) bulan dan/atdu
'setlap Ilaat sesual dengan kebutuhan.

(2) HasH monitoring dan evaluasi sebagaimana' dlmaksud pada ayat (1)
dllaporkan kepada Gubernur melalul Sekretarls Daerah dengan
tembusan kepada Kepala Biro yang bertanggung Jawab di bidang urusan
keiembagaan dan ketatalaksanaan.

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 24

Pembinaan pelaksanaan SOP dila\(sanakan oleh :

a. Biro yang bertanggung Jawab di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan;


b. Biro yang bertanggung jawab di bidang tata pemerintahan; dan
c. Sagian pad a Biro yang bertanggung jawab di bidang ketatalaksanaan.

Pasal 25

(1) Pembinaan yang dilaksanakan oleh Biro sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 24 huruf a, meliputl kegiatan :

a. penyusunan petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan penyusunan SOP;


b. pendidlkan dan pelatihan;
c. pendampingan;
d. fasllitasi; dan
e. konsultasi.

(2) Pemblnaan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan huruf b dilaksanakan terhadap seluruh SKPD/UKPD.

(3) Pembinaan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
huruf d dan huruf e dilaksanakan terhadap :

a. SKPD selain Kota/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan Kelurahan;


dan
b. UKPD Biro.

Pasal 26

(1) Pembinaan yan!~ dilaksanakan oleh Biro sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 24 huruf b, rneliputi kegiatan :

a, pendarnpingan;
b. fasilitasi; dan
c. konsultasi.

(2) Pemblnaan sebagalmana dimaksud pada aY'lt (1) dilaksanakan terhadap


Kota/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan KelLlrahan.
·'."
11

Pasal 27
(1) Pemblnaan yang dllaksanakan oleh baglan sebagalmana dimaksud
dalam Pasal 24 nuruf C, m03l1putl keglatan :
a. pendampingal1;
b. fasilltasl; dan
c. konsultasl.

(2) Pemblnaan sebagalmana dlrnaksud pad a ayat (1) dllaksanakan terhadap


Suku Dlnas dan Kantor.
(3) Pemblnaan sebagaimana dlmaksud pada ayat (1) menglkutsertakan
SKPD Induk SUkuDlnasdan K.antor. '

BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 28
Blaya yang dlbutuhkan 'untuk pelaksanaan Peraturan Gubernur inl dlbebank,m
pad a Anggaran Pendapatan dan BelanJa Oaerah atau bantuan/hlbah darl
plhak ketlga yang san dan tldak menglkat, sesual ketentuan peraturan
perundang-unaangan.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Gubernur Inl mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setlap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur Ini dengan penempata.rmya dalam Berita Oaerah Provinsl Oaerah
Khusus Ibukota Jakarta. ,

Di\etapkan dl Jakarta
padatanggal 12 Maret 2012

'.frl:<1'iffi!1<::-'"'I'!:l20VINSI OAERAH KHUSUS


JAJAKARTA,
y"
?';

DLmdangkan dl Jakarta
pada tanggal 2'0 Mar e t 2012
SEKRET~

r
~~

(til
~26197601'I001
'>:,;:JARI",
BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
TAHUN 2012 NOMOR 24
Lampiran I Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta

Nornor 24 TAHUH 2012


Tanggal 12 Maret 2012

URAIAN DAN FORMAT SOP

A. Jenls SOP
1. SOP Teknis
SOP teknls ·adalah standar prosedur yang sangat rincl dan bersifat taknis dan satlap
prosedur dluralkan dengan telltl sehlngga tldak ada kemungklnan-kemungklnan variasl
lain. .

SOP teknis digunakan pad a bldang-bldang antara lain:

a. bidang teknik, seperti : perakitan kendaraan berrnotor, pemeliharaan kendaraan,


pangoperaslan alat-alat dan lalnnya,
b. bidang kesEihatan, separti : pengoparasian alat-alat medis, penanganan pasien pad a
unit gawat darurat, medical check up dan lain-lain.

Dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahf'.n, SOP teknis dapat diterapkan pada


bidang-bidang antara \-'- . Mrnellharaan sarana dan prasarana, pemeriksaan keuangan
(auditing), kearslpan, kc .. _'-~; nl>iavamm-pelayanan kepada masyarakat.
kepegawalan dan lair

2. SOP Administratif
SOP administratif ad I bag! jenis-jenis pekerjaan
yang berslfat admlnl

Dalam penyelengg , makro, SOP administratif


dapat dlgunakan u II1ggaran dan lainnya, atau
secara garis besar r 1 administrasi pemerintahan.

Dalam Iingkup rr proses-proses administrctif


dalam operasionE I unit organisas! yang paling
kecll sam pal pad enjalankan tugas pcikok dan
fungsinya.

8. Format Standar Operasional Prosedur


1. Halarnan Judul

PEMERINTAH DAERAH
SKPD ------t-- Identitas Instansi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Judul Standar Operasional
PELAYANAN ADMINISTRASI SURAT MASUK DAN Prosedur dari Identlfikasl
SURAT KELUAR ------+1-' kebutuhan
.' '
2

2. Informasi ProsediJr yang akan distandarkan

Nomor Standar
. Logo Operasional .... , ........................
Pemeriutah SATUAN KERJA Prosedur
Daerah PERANGKATDAERAH
Tgi Pembuatan .......................... - ...

Tgi Revis! .................... , .........

Tgi F'engesahan ., ............................

Disahkan Oleh ~ ••••••••••• II' ...............

Nama Standar " ...... , .....................


Operasional
Prosedur

Desar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1.....................
2.....................

Keterkaitan Peralatan/Pede~kapan
...... ,., .......... "." 1..........................
2..........................

. Perinoatan Pencatatan dan Pendataan


1....................
2....................

Cara Penglslan :

(1 ) Nomor Standar Operasional Dilsi dengan nomor Standar Operasional Prosedur,


Prosedur yaitu (Nomor Komponen, Unit Kerja, Bagian,
Nomor Standar Operasional Prosedur)

(2) Tanggal Pembuatan Diisi dengan tanggal pengesahan Slandar Operasional


Prosedur

(3) T anggal Revisi Diisi dengan tdnggal Standar Operasional Prosedur

(4) Tanggal Pengesahan Dlisi dengan tanggal mulai berlaku

(5) Disahkan Oleh Dilsi dengan jabatan yang berkompeten yang


mengesahkan

(6) Nama Standar Operasional Diisl dengan Nama prosedur yang akan distandarkan
Prosedur

(7) Dasar Hukum Dlisi dengan peraturan perundang-undangan yang


menjadi dasar disusunnya Standar Operasional
Prosedur
' ..
" 3

(8) Kualifikasl pelaksal1a Dlisi dengan penjelasan mengenai kualifikasi


pegawai yang dibutuhkan dalam melaksanakan
perannyEl pada prosedur yang dlstandarkan

(9) Keterkaitan . Oilsi dengan p€'lnjelasan mengenai keterkaltan


proGedur yang dlstandarkan dengan prosedur
lain yang distandarkan

(10) Peralatan/perlengkapan Oiisi dengan penjelasan rnengenai daftar peralatan


dan perlengkapan yang dibutuhkan

(11 ) Peringatan Olisi dang an :

• Penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan


rislko yang akan tlmbul ketlka prosedur
dllaksanakan atau tidak dllaksanakan
- Peringatan memberlkan Indikasl berbagai
per:nasalahan yang mungkin muncul dan berada
di luar kendali pelaksan? ketika prosedur
dilaksanakan berbagal dampak. yang mungkin
ditimbulkan
- Dalam hal ini, dljelaskan pula bagaimana cara
mengatasinya

(12) Pencatatan dan pendataan .Oilsi deng<Jn penjeiasan mengenal berbagai hal
yang perlu didata, dlcatat atau diparaf oleh setlap
pogawal yang berperan dalam peiaksanaan
prosedur yang telah distandarkan

(13) Uraian prosedur Langkah kegiatan secara rind dan sistematis dar!
prosedur yang distandarkan

(14) Pelaksana, Oils! dengan jabatan yang melakukan suatu prosesl


akt!vitas
(15) Kelengkapan Ollsl dengan penjelasan mengenai daftar peralatan
dan kelengkapan yang dibutuhkan
(16) Waktu Oilsi dengan lama waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu proses/kegiatan
(17) Output Oils! dengan hasil/keluaran dari suatu prosesikegiatan
(18) Pengesahan Dilsi dengan nama dan tanda tangan Kepala SKPD

3. Uraian Prosedur

Pelaksana Mutu Baku Ket


Uraian Prosed'Jr
Pelaks Pelaks Pelaks Persyrl Waktu Output
•, 2 3 Kikpn
1 2 3 4 5 6 7 a 9
1
2
3
4

. Cara Pengisian ;

(1 ) Uralan Prosedur DUsi dengan proses salak dari kegiatan


mulal dllakukan sampal dengan keglatan
selesai dan keluaran dihasilkan untuk
setiap Standar Operasional Prosedur
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kegiatan masing-maslng unit organisasl
yang bersangkutan

(2) Pelaksana Dilsi dengan pelaksana kegiatan yang


bersangkutan, mulai darl jabatan tertinggi
sampai dengan jabatan terendah
(fungsionai umum/staf)

(3) Mutu Baku Dilsi dengan persyaratan dan kelengkapan


yang diperlukan, waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan dan output
pad a 3etiap aktifitas yang dilakukan

4. Simbol-Simbol

Penyusunan Standar Operaslonal Prosedur pada akhirnya akan mengarah pad a


terbentuknya diagram Blur yang menggarnbarkan aliran aktifitas atau kegiatan masing-
masing unit organlsas!.

Untuk menggambarkan aUran al(tifitas tersebut, digunakan simbol sebagai berikut :

Simbol Sebutan Definisi


SirnLJol ini digunakan untuk
[ 1 Terminator
menggambarkan awal/mulai dan akhir
suatu bagan aiir v

Simbol ini digunakan untuk


L~ Proses
menggambarkan proses pelaksanaan
kegiatan V

<>
Simbol ini digunakan untuk
Inenggambarkan keputusan yang harus
Pengarnbilan
dibuat dalam proses pelaksanaan v
Keputusan
kegiatan

[=:J Dokumen
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan semua jenis dokumen
sebagai bukti pelaksanaan kegiatan v
1----
Simbol ini digunakan untuk

CJ Penggandaan
Dokumen
menggambarkan penggandaan dari
semua jenis dokumen

Simbol ini digunakan untuk


-
V Arsip Manual
menggambarkan semua jenis
pengarsipan dokumen daiam bentuk
kertas/manual
....
,
5

Simbol Sebutan Definisi

Simbol ini digunakan untuk

CD File menggambarkan semua Jenls


penyimpanan dalam bentok data/file

Simbol ini digunakan untuk

O· . Konektor menggambarkan perplndahan aktivitas


dalam satu halaman

Simbol ini digunaka-n-u-n7'"tu-:k--------I

O . . .
Konektor menggambarkan perpindahan aktivltas
dalam halaman yang berbeda

Simbol ini digunakan untuk


('

____.~ G . \' menggambarkan arah proses

tl
. 4 ans air pelaksanaan kegiatan v
, lampiran II: Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusu~;
Ibukota Jakarta

Nomor 24 TAHUH 2012


Tanggal 12 Maret 2012

KEWENANGAN PENANDATANGAN SOP

Pejabat yang
No SKPD. SOP yang Diatur
Menandatangani
1. Sekretarlat Daerah Kepala Biro - Biro-Biro

2. Sekretarlat DPRD Sekretarls DPRD - Baglan

3. Inspektorat Inspoktur - Sekretariat


- Inspektorat Pembantu
Bidang
- Inspektorat Pembantu
Kota/Kabupaten

4. Bappeda Kepala Badan - Wakil Kepala Badan


- Sekretariat
- Bidang
- Kantor Kota/Kabupaten

5.. Dinas Daerah (Umum) Kepala Dinas - Wakil Kepala Dinas


- ·Sekretariat
- Bidang
- Suku Dinas
- UPT
- Seksi Dinas Kecamatan

Dinas Daerah iKhusus)


1. Dinas Kesehatan Kepala Dinas - Puskesmas Kecamatan
.. Kesehatan - Puskesmas KeliJrahan

2. Dinas Kependudukan dan


- Kepala Dinas - Seksi Dinas Kecamatan
Pencatatan Slpll Kependudukan dan - Satuan Pelayanan
Pencatatan Sipil

3. Dlnas Pemadam Kebakaral1 Kepala Dlnas - Sektor Pemadam


dan Penanggulangan Pemadam Kebakaran Kebakaran
Bencana dan Penanggulangan
Bencana

6. Badan Kepala Badan - Sekretariat


- Bidang
- Kantor Kota/Kabupaten
- UPT

BPMPKB Kepala Badan - Seksi Badan Kecamatan

7. RSUD/RSKD Direktur - Wakil Direktur


- Bagian/Bidang
". 2

No Pejabat yang
SKPD SOP yang Diatur
Menandatangani
8. Setpol PP Kepala Satpol PP - Bagian/Bidang
- Satpol PP Kota/Kabupaten
- Satgas Satpol PP
Kecarnatan
• Satgas Satpol PP
KfJlurahan

3. Kota Admlnlstrasl Walikota - Sekretarlat


- · Baglan
! 0, Kabupaten Admlnlstrasl Bupatl · Sekretariat
- Bagian

11, Kecamatan Walikota/Bupati - Sekretarlat Kecamatan


- Seksi Kecamatan

12. Kelurahan Walikota/Bupati - Sekretariat Kelurahan


- Seksl Kelurahan

13. Sekretariat KORPRI SekrF3taris KORPRI .. Sekretariat DP KORPRI


Provinsi
- Sekretariat DP KORPRI
Kota/Kabupaten
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
Nomor 06S!003-0rg I
Tanggal Pembuatan 14Juni 2010
Tanggal Revisi
SEKRETARIAT DAERAH Tanggal Efektif 8 November 2010
Disahkan oleh
~a~a:ah ..
BAG IAN HUKUM 1~~/
. . Y"d
Dr. HM. arry Mulya Zein, M.Si
.
.. NIP. 19600719 1988021001
Mekanlsme Pembentukan
Nama SOP
Rancangan Peraturan Walikota

Dasar Hukum Kuallfikasi Pelaksana


- Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan - Memahami Penyusunan Konsep Rancangan Produk Hukum Daerah
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah - Memahami Administrasi Produk Hukum
- Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi - Memahami Pengumpulan Data Produk Hukum Daerah
dan Tata Kerja Sekretaiat Daerah - Marripu Menganalisis Produk Hukum Daerah
- Peraturan Walikota No. 12 Tahun 2009 tentang Program legislasi - Mampu mengkoreksi Produk Hukum Daerah
Daerah ., - Mampu Operator Komputer
.

Keterkaltandengan SOP lain Peralatan/Perlengkapan


. SOP Penomoran Produk Hukum Daerah - Komputer
\
- SOP Pendokumentasian Produk Hukum - Produk Hukum ..
- SOP Penggandaan Produk Hukum - Proyektor
.'
- Printer

Peringatan . Pencatatan dan pendataan!dokumentasi


Pelaksana Mutu Baku

No. Aktifitll5
SKPD/unit Kasubag Tim Sekda Walikota lCelengk2lpan Waktu ."qutp\,;t. I
'Kerja Produk Pembahasan I
Pemrakarsa Hukum
l. Pemrakarsa menyampaikan Raperwal · ~aperwiill
Rancangan Peraturan Walikota . b."",-d I ,.
, ..
(Raperwal) kepada Kepala Bagian
J I
,
,I ", ",

I
Hukum melalui Kasubag Produk
lm J
..
".
Hukum I , .'
2. Kasubag Produk Hukum melakukan
koreksi awal terhadap Raperwal
,
1.,•.1
...
Raperwal : ~apefwal
'-.l"i
3. Kasubag Produk Hukum SDM. . .K~putvnn
I
memfasilitasi pembentukan TIm
Pembahasan Raperwal.
b..",...d 1
. Raperwal · P-ejabaty.n;g
' ~:berwe~ng '." I .

~
4. Tim Pembahasan melakukan Raperwal Rap.~rwal

pemba hasan Rape rwal

6
5. Tim Pembahasan meminta Raperwal : .Rape-rwal
..
persetujuan Rape rwal hasH
·. :
pembahasan tim kepada Walikota. 1
6. Menelaah kemudian menyetujui
atau memberikan koreksi/arahan
AT
.• ,.~ I:
Raperwal · Rap<rwal

terhadap Raperwal ..
y

7.

..
Penetapan Raperwal menjadi Raperwal '. Perwal
Perwal I, .......1
.
-.'
8. Memerintahkan 5ekda untuk ,1, Perwal "·Perwal. disposisi
memasukkan ke dalam Berit. 1 "I
Daerah

9. Memasukkan Perwal ke dalam


.J Perwal · Berita Daerah
Berita Daerah I"
"V
( CI
: I
,.'

Anda mungkin juga menyukai