Anda di halaman 1dari 30

Kesepakatan Perkuliahan dan Pengantar Perkuliahan

Ilmu Perundang-undangan

Disusun oleh:
Pamungkas Satya Putra

Fakultas Hukum
Universitas Singaperbangsa Karawang
Karawang
2016-2017
1 Pamungkas Satya Putra
Pokok bahasan:
1. Peraturan perkuliahan; (Lihat RPS Il. Per)
2. Peristilahan Ilmu Perundang-undangan;
3. Fungsi Ilmu Perundang-undangan;
4. Ruang lingkup Ilmu Perundang-undangan;
5. Sistem evaluasi perkuliahan; (Lihat RPS Il. Per)
6. Teknik pembelajaran mata kuliah Ilmu Perundang-
undangan. (Lihat RPS Il. Per)

Pamungkas Satya Putra 2


Pamungkas Satya Putra
Sarjana Hukum
Magister Hukum
-Dosen;
-Mediator;
-Legal Drafter.
No. Tlp : 087889866822
Email : pamungkas.satya.putra@gmail.com
Dosen S-1 : Ilmu Negara, Hukum Lingkungan dan
Tata Ruang, Hukum Lingkungan, Ilmu
Perundang-undangan, Hukum Tata
Negara, Hukum HAM.
Dosen S-2 : Teori dan Hukum Konstitusi.
Konsepsi perundang-undangan sebagai salah satu pilar utama
pengejawantahan negara modern dalam bagian dari instrumen negara
hukum (rechtsstaat atau the rule of law)

Rechtsstaat menurut F. Julius Tradisi Anglo Amerika, A.V.


Stahl, semula atas pengaruh Dicey menegaskan konsep negara
unsur-unsur rechtsstaat di hukum yang dikembangkan atas
Jerman itu berkembang menjadi kepeloporan dengan sebutan The
empat: Rule of Law, yang menguraikan
adanya tiga ciri penting dalam
1. grondrechten (hak asasi
setiap negara hukum, yaitu:
manusia);
1. Supremacy of Law (the absolute
2. scheiding van machten
predominance of law);
(pembatasan kekuasaan).
2. Equality before the Law;
3. wetmatigheid van bestuur
(administratie) (pemerintahan 3. Due Process of Law.
berdasarkan undang-undang);
dan
4. administratieve rechtspraak
(peradilan administrasi negara).

4 Program Sarjana Fakultas Hukum Unsika


Negara Republik Indonesia Rechtsstaat = verzorgingsstaats

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Pembukaan Alinea keempat (4):
(...) untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (...).
Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 ayat (3):
Negara Indonesia adalah negara hukum.
Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara Pasal 5 ayat (2).
Bab VII Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 20, Pasal 21 dan Pasal 22A.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang mulai berlaku pada tanggal 12
Agustus 2011.
(Jenis dan Hierarki, Materi Muatan, Proses dan Teknik Pembentukannya).

5 Pamungkas Satya Putra


Perkembangan Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
Kodifikasi (berkembang pada abad ke-19) merupakan penyusunan
dan penetapan peraturan-peraturan hukum dalam kitab undang-
undang secara sistematis mengenai bidang hukum yang agak luas.
Misalnya: KUHP, KUHS/KUHPer, KUHD.
Manfaat:
1.Terkumpul dalam satu kitab dan mudah diterima masyarakat;
2.Upaya perumusan hukum dari norma-norma dan nilai-nilai yang
sudah mengendap dan berlaku di masyarakat;
3.Sistem yang tersebar dikumpulkan/disatukan dalam satu kitab;
4.Bentuk hukum diperbaharui akan tetapi isi diambil dari hukum
yang ada/masih berlaku.
Kelemahan:
Memakan waktu yang lama, sehingga sering ketinggalan zaman.

6 Pamungkas Satya Putra


Lanjutan (...)
Perkembangan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Modifikasi (berkembang pada akhir abad ke-19 s/d saat ini)
merupakan upaya terhadap persoalan hukum yang berkembang dan
semakin kompleks.
Misalnya RKUHD, (juga RKUHP) dimentahkan dan dikaji ulang
karena sebagian besar materi muatannya telah diatur di dalam
Undang-undang, seperti Undang-undang tentang Hak Cipta,
Undang-undang tentang Hak Paten dan lainnya.
Cara modifikasi memberikan bentuk yuridis terhadap campur tangan
sosial yang dilakukan oleh pembentuknya untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan-tujuan negara.
Cara modifikasi diharapkan undang-undang tidak berada di
belakang dan berlaku di depan sesuai dengan perkembangan
masyarakat.

7 Pamungkas Satya Putra


Manfaat:
1. Pembentukan hukum tidak memakan waktu yang lama;
2. Hukum selalu berada di depan;
3. Hukum menjadi pedoman dan menjadi panglima, serta dapat
berlaku sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Kelemahan:
Kurang sesuai dengan kehendak masyarakat dan tidak
mencerminkan rasa keadilan masyarakat.

8 Pamungkas Satya Putra


I.C. Van der Vlies menegaskan modifikasi merupakan
undang-undang yang bertujuan mengubah pendapat hukum
yang berlaku dan peraturan perundang-undangan yang
mengubah hubungan-hubungan sosial.

Maria Farida Indarti S menegaskan kodifikasi merupakan


undang-undang yang membakukan pendapat hukum yang
berlaku (peraturan perundang-undangan yang tradisional).
Modifikasi merupakan undang-undang yang bertujuan untuk
mengubah pendapat hukum yang berlaku.

9 Pamungkas Satya Putra


Perbedaan Kodifikasi dan Modifikasi

Peraturan perundang-undangan kodifikasi dipahami orang


sebagai peraturan perundang-undangan yang berdasar hukum
tak tertulis yang menetapkan dalam bentuk tertulis peraturan-
peraturan yang berlaku secara keseluruhan.
Peraturan modifikasi, yaitu:
1.Peraturan perundang-undangan yang menetapkan peraturan-
peraturan yang baru diakui sebagai peraturan hukum melalui
penetapan oleh undang-undang;
2.Peraturan perundang-undangan yang mengubah hubungan-
hubungan sosial.

10 Pamungkas Satya Putra


Perbedaan Kodifikasi dan Modifikasi

T. Koopmans menegaskan bahwa:


1. Peraturan perundang-undangan abad ke-19 pada umumnya
merupakan ciri dari peraturan perundang-undangan negara
hukum liberal (bersifat kodifikasi);
2. Peraturan perundang-undangan abad ke-20 peraturan
perundang-undangan negara kesejahteraan sosial (bersifat
modifikasi);
3. Kekhasan produk peraturan perundang-undangan abad ke-19
adalah kitab undang-undang hukum perdata dan pidana;
4. Kekhasan produk peraturan perundang-undangan abad ke-20
adalah sosial-ekonomi, pendidikan, lingkungan dan
kesejahteraan;

11 Pamungkas Satya Putra


Future Law/Revolution Law = Ius Constituendum

Konsep Hukum Pembaharuan:


1. Peraturan perundang-undangan baik kodifikasi maupun modifikasi
merupakan pilihan (optional) yang dapat dipergunakan sebagai
bentuk dari suatu peraturan perundang-undangan.
2. Peraturan perundang-undangan abad ke-21 mengarah kepada hukum
tertulis yang bersifat nasional tanpa mengesampingkan hukum tidak
tertulis.
3. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang telah
direncanakan dan dibahas, hingga disetujui dan diundangakan
berupaya untuk mengikuti perkembangan dalam perspektif nasional,
global dan responsif (keadilan, kepastian dan kemanfaatan) dalam
memposisikan terhadap perkembangan masyarakat.

12 Pamungkas Satya Putra


Ilmu Perundang-undangan Geseztgebungswissenschaft
Berkembang di Eropa Barat terutama di Jerman
Peristilahan:
1. Geseztgebungswissenschaft/ geseztgebungslehre;
2. Wetgevingswetenschap;
3. Science of Legislation.
Tokoh-tokoh yang meletakan dasar terhadap Ilmu Perundang-
undangan, yaitu:
1. Peter Noll tahun 1973 menggunakan istilah Gesetzgebungslehre;
2. Jurgen Rodig tahun 1975 menggunakan istilah Gesetzgebungslehre;
3. Burkhardt Krems tahun 1979 dan Werner Maihofer menggunakan istilah
Geseztgebungswissenschaft;
4. S.O. Van Poelje tahun 1980 menggunakan istilah Wetgevingsleer atau
Wetgevingskunde;
5. W.G. Van der Velden tahun 1988 menggunakan istilah Wetgevings-
theorie;
6. A. Hamid S. Attamimi tahun 1989 menggunakan istilah Ilmu
Pengetahuan Perundang-undangan.
13 Pamungkas Satya Putra
Burkhardt Krems menjelaskan bahwa Gesetzgebungs-
wissenschaft (...) interdisziplinre Wissenschaft von der staatlichen
Rechtsetzung (...).
Maria Farida Indarti S. menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan
Perundang-undangan merupakan ilmu yang berhubungan dengan
ilmu politik dan sosiologi.
Secara garis besar dapat Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan
dibagi menjadi dua (2) bagian besar, yaitu:
1.Teori Perundang-undangan (Geseztgebungstheorie) yang berorientasi
pada mencari kejelasan dan kejernihan makna atau pengertian-
pengertian (begripsvorming dan begripsverheldering dan bersifat
kognitif (erklarungsorientiert);
2.Ilmu Perundang-undangan (Geseztgebungslehre) yang berorientasi
pada melakukan perbuatan dalam hal pembentukan peraturan
perundang-undangan dan bersifat normatif (handlungsorientiert).

14 Pamungkas Satya Putra


Burkhard Krems (Grundfragen der Geseztgebungslehre tahun 1979) yang
membagi Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan ke dalam Teori Perundang-
undangan (Gesetzgebungstheorie) dan Ilmu Perundang-undangan
(Gesetzgebungslehre) yang terdiri atas:
1. Proses Perundang-undangan Gesetzgebungsverfahren;
Proses Perundang-undangan membahas dan menganalisis proses atau mekanisme
pembuatan peraturan perundang-undangan hingga pengawasan dan pengujiannya.
2. Metode Perundang-undangan Gesetzgebungsmethode;
Metode Perundang-undangan membahas dan menganalisis substansi atau materi
muatan (het onderwerp) peraturan perundang-undangan, termasuk cara-cara
menemukan materi muatannya.
3. Teknik Perundang-undangan Gesetzgebungtechnik.
Teknik Perundang-undangan membahas dan menganalisis bentuk luar (kenvorm)
peraturan perundang-undangan.

Lihat Gambar 1.1


15 Pamungkas Satya Putra
Gesetzgebungswissenschaft
Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan merupakan Ilmu Pengetahuan
interdisipliner mengenai pembentukan hukum (dalam hal ini peraturan
hukum) oleh negara.

Gesetzgebungstheorie Gesetzgebungslehre
Teori Perundang-undangan merupakan Ilmu Perundang-undangan merupakan
caabang ilmu pengetahuan yang bersifat cabang ilmu pengetahuan yang bersifat
kognitif, berorientasi kepada menjelaskan normatif, berorientasi kepada melakukan
dan menjernihkan pemahaman perbuatan pengaturan

16 Pamungkas Satya Putra


Werner Maihofer (Gesetzgebungswissenschaft tahun 1981)
membagi Ilmu Perundang-undangan (Gesetzgebungs-
wissenschaft) ke dalam Penelitian Kenyataan Hukum
(Rechtstatsachenforschung) meneliti undang-undang,
pembentukan undang-undang dalam kenyataan sehari-hari dan
ke dalam Ilmu Perundang-undangan (Geseztgebungslehre)
yang terdiri atas:
1. Proses Perundang-undangan Technik der Gesetzgebung;
2. Metode Perundang-undangan Methodik der Gesetzgebung,
dengan tambahan Taktik Perundang-undangan Taktik der
Gesetzgebung; dan
3. Analitik Perundang-undangan Analitik der Gesetzgebung
yang merupakan bagian dari politik hukum yang didasarkan
pada pengalaman hukum serta merupakan petunjuk dalam
pembentukan hukum.
Lihat Gambar 1.2

17 Pamungkas Satya Putra


Gesetzgebungswissenschaft

Rechtstatsachenforschung Gesetzgebungslehre

18 Pamungkas Satya Putra


Legisprudence
Metha
Theory

Theoretical Practical
Legisprudence Legisprudence

Theory

Political Historical Sosiological Economical Philosophycal Islamic/Christ/H


Legisprudence Legisprudence Legisprudence Legisprudence Legisprudence indu/Budha ect.
a Legisprudence
Environment
Legisprudence

Pamungkas Satya Putra. Schema of Dogmatic of


UNIVERSI
Law
Legisprudence. Indonesia. 2015 Technic Method
TAS
INDONESI
Process A Review

25/03/17
Istilah Perundang-undangan dan Peraturan Perundang-undangan
Amiroeddin Syarif mengatakan setidak-tidaknya terdapat tiga peristilahan tentang
perundang-undangan, yakni:
1. Peraturan perundang-undangan;
2. Peraturan perundangan;
3. Perundang-undangan.
Konstitusi Republik Indonesia Serikat Tahun 1949 Bagian 2 Bab IV. Memberikan istilah
Perundang-undangan.
UUDS Tahun 1950 Bagian II Bab III menggunakan istilah Perundang-undangan.
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber
Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peratuan Perundang-undangan
memberikan istilah Peraturan Perundangan.
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan memberikan istilah Peraturan Perundang-undangan.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
memberikan istilah Peraturan Perundang-undangan.
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor
5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Juncto. Undang-undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan memberikan istilah Peraturan
Perundang-undangan.
Perundang-undangan = Legislation, Wet, Wetgeving, Wettelijk Regels,
Wettelijk Regeling, Geseztgebung.

Kata dasar undang-undang, mendapatkan imbuhan perundang-undangan,


yang bersifat lebih teoritik. Sedangkan istilah Peraturan Perundang-
undangan bersifat normatif.
Legislation: perundang-undangan atau pembuatan undang-undang.
Wetgeving: membentuk undang-undang dan keseluruhan undang-undang
negara.
Geseztgebung: perundang-undangan.
- S.J. Fockem Andreae yang diterjemahkan oleh Maria Farida I. S.
menegaskan bahwa Perundang-undangan yaitu:
Perundang-undangan merupakan proses pembentukan peraturan negara,
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah;
Perundang-undangan merupakan segala peraturan negara yang merupakan
hasil pembentukan peraturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

21 Pamungkas Satya Putra


M. Solly Lubis menegaskan bahwa Peraturan Negara (Staatsregelings)
merupakan peraturan tertulis yang diterbitkan oleh instansi resmi, baik
dalam pengertian lembaga maupun dalam pengertian pejabat tertentu yang
meliputi Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perpu), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Daerah (Perda), Instruksi,
Surat Edaran, Pengumuman, Surat Keputusan.
Sedangkan Peraturan Perundang-undangan merupakan tata cara pembuatan
peraturan negara.

Staatsregelings atau Besluiten

Wettelijk Regelings
merupakan peraturan- Beleids Regels
peraturan seperti UUD, Beschikking
merupakan peraturan
Undang-undang, merupakan ketetapan
kebijakan seperti
Peraturan Pemerintah seperti surat
Pengganti Undang-
instruksi, surat
keputusan dan lain-
undang, Peraturan edaran,
lain.
Pemerintah, Peraturan pengumuman, dan
KTUN
Presiden, Peraturan lainnya.
Daerah, Peraturan Desa
Bagir Manan menegaskan bahwa peraturan perundang-
undangan yaitu:
1. Setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat atau lingkungan
jabatan yang berwenang yang berisi aturan tingkah laku yang
bersifat mengikat umum;
2. Merupakan aturan-aturan tingkah laku yang berisi ketentuan-
ketentuan mengenai hak, kewajiban, fungsi, status atau suatu tatanan;
3. Merupakan peraturan yang mempunyai ciri-ciri umum-abstrak atau
abstrak-umum, artinya tidak mengatur atau tidak ditujukan pada
objek, peristiwa atau gejala konkret tertentu;
4. Dengan mengambil pemahaman dalam kepustakaan Belanda,
peraturan perundang-undangan lazim disebut dengan wet in
materiele zin, atau sering disebut dengan algemeen verbindende
voorschrift yang meliputi antara: de supranationale algemeen
verbindende voorschriften, wet, AMvB, de Ministeriele verordening,
de gemeentelijke raadsverordeningen, deprovinciale staten
verordeninngen.

23 Pamungkas Satya Putra


Blacks Law Dictionary menegaskan bahwa Legislation yaitu:
a.The process of making or enacting a positive law in written
form, according to some tipe of formal procedure, by a branch
of government constituted to ferform this process-also termed
law making, statute making;
b.The law so enacted;
c. The whole body of enacted law.
J.C.T. Simorangkir menegaskan bahwa:
Peraturan Perundangan merupakan tata tingkatan peraturan dan peraturan
yang telah diundangkan;
Peraturan Perundang-undangan merupakan hasil kerja sama antara
pemerintah (Presiden) dan DPR menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku.

24 Pamungkas Satya Putra


A. Hamid S. Attamimi memberikan pengertian peraturan
perundang-undangan yaitu:
1.Semua peraturan hukum yang berlaku umum dan mengikat rakyat,
biasanya disertai sanksi yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu
dan menurut prosedur tertentu pula.
2.Peraturan perundang-undangan merupakan keseluruhan peraturan
yang dibentuk berdasar kewenangan atribusi ataupun kewenangan
delegasi dari undang-undang.
T.J. Buys menegaskan bahwa algemeen bindende voorschriften
atau peraturan perundang-undangan yang mengikat secara umum.
J.H.A. Logemaan menambahkan dengan naar buiten werkende
voorschriften menjadi algemeen bindende naar buiten werkende
voorschriften atau peraturan perundang-undangan merupakan
peraturan-peraturan yang mengikat secara umum dan berdaya laku
keluar (ditujukan kepada masyarakat umum dan tidak ditujukan
kepada pembentuknya).

25 Pamungkas Satya Putra


Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1
angka (1) dan (2) menegaskan bahwa:
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan
Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan,
dan pengundangan.
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan.

26 Pamungkas Satya Putra


Sisi Teoretikal peraturan perundang-undangan memiliki sifat-sifat khusus, yaitu:
1. Norma hukum (rechtsnormen);
2. Berlaku keluar (naar buiten werken);
3. Bersifat umum dalam arti luas;
4. Bersifat futuristik;
5. Berlaku terus menerus (dauerhaftig);
6. Bersifat hierarkis.
Hakikat Peraturan Perundang-undangan menurut Satjipto Rahardjo bahwa:
Suatu peraturan perundang-undangan menghasilkan peraturan yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersifat umum dan komprehensif, sehingga merupakan kebalikan dari sifat-sifat
khusus yang terbatas;
2. Bersifat universal. Diciptakan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan
datang yang belum jelas bentuk konkretnya.
3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Dalam
setiap peraturan lazimnya mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan
dilakukannya peninjauan kembali.

27 Pamungkas Satya Putra


Fungsi Ilmu Perundang-undangan Dalam Pembentukan Hukum
Nasional

Hukum Tertulis = berlaku umum (algemeen geldend) dan mengikat orang


banyak (algemeen bindend), serta yang mempunyai lingkup laku wilayah
manusia (personengebied), wilayah ruang (ruimtegebied), dan wilayah waktu
(tijdsgebied) yang lebih luas, tidak tentu mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari hukum tidak tertulis.
Hukum Tidak Tertulis (ongeschreven rechts) = hukum kebiasaan (gewoonte
rechts). Di Indonesia disebut dengan Hukum Adat (perbuatan yang diulang-
ulang dengan cara atau bentuk yang sama), sebagai bentuk hukum tertua.
Misalnya teori receptio atau receptio in complexu 19 lingkung laku
aneka hukum adat (rechtskringen).
Fungsi Ilmu Perundang-undangan sebagai pengembangan hukum nasional
(hukum tertulis dan tidak tertulis), pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
kehidupan kenegaraan. (Keadilan, Kepastian Hukum dan Kemanfaatan
Hukum).
28 Pamungkas Satya Putra
Ruang Lingkup Ilmu Perundang-undangan

1. Norma Hukum;
2. Norma Hukum dalam negara;
3. Jenis Perundang-undangan;
4. Fungsi Perundang-undangan;
5. Materi Perundang-undangan;
6. Teori Hierarki;
7. Lembaga Negara;
8. Lembaga Pemerintahan;
9. Bahasa Hukum dan Perundang-undangan;
10.Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik.

29 Pamungkas Satya Putra


Terima Kasih
Waasalamualaikum WR. WB.

Pamungkas Satya Putra 30

Anda mungkin juga menyukai