Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN HUKUM PIDANA

Disusun Oleh :
1. Muhammad Nur Hadi
2. Herison
3. Jalu A R
4. Nurmalis

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURYADARMA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Hingga saat ini tidak ada satu definisi tunggal mengenai
perbandingan hukum dan belum ada kesepakatan mengenai status
akademiknya, terutama mengenai apakah perbandingan hukum itu
sebagai bidang penelitian, displin ilmu atau hanya sebagai metode.
Dikutip dari buku Perbandingan Hukum Pidana karangan Prof. Dr.
Barda Nawawi Arief, S.H. bahwa dalam bukunya tertulis menurut Rene
david perbandingan hukum merupakan ilmu yang setua ilmu hukum itu
sendiri, namun perkembangannya sebagai ilmu pengetahuan baru
pada beberapa abad terakhir ini.
Beberapa pendapat ahli seperti G Guiten-Bourgois, Peter D Cruz,
Sunaryati Hartono, George Winerton, Rene David dan John E C
Brierley mengartikan perbandingan hukum sebagai suatu metode dan
bukan merupakan cabang ilmu hukum. Sedangkan J Michael Rainner,
Essin Orucu, Hessel E Yntema dan Rodolfo Sacco mengartikan
perbandingan hukum sebagai suatu disiplin keilmuan atau bukan
hanya sekadar sebuah metode.
Pendapat diatas menunjukkan bahwa perbandingan hukum atau
bukan sebagai perangkat peraturan, sehingga penggunaan istilah
hukum perbandingan untuk comparative law kurang tepat.
Perbandingan hukum merupakan cabang ilmu hukum dalam arti
sebagai disiplin hukum yang khusus berfokus kepada beberapa sistem
hukum yang menjadi objek kajiannya dan perbandingan sebagai suatu
metode penelitian yang bisa digunakan oleh kajian-kajian disiplin
hukum lainnya.

Perbandingan hukum pidana (Comparative criminal law)


merupakan suatu ilmu atau kegiatan yang membandingan teori hukum
pidana dan ketentuan pidana di suatu negara dengan teori hukum
pidana dan ketentuan pidana di negara lain.

II. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Perbandingan Hukum Pidana?
b. Apa tujuan dan manfaat mempelajari Perbandingan Hukum
Pidana?
c. Bagaimana Perbandingan Hukum Pidana dengan ilmu lainnya?
d. Bagaimana riwayat perkembangan Perbandingan Hukum Pidana?

III. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan Perbandingan Hukum Pidana
Tujuan dari perbandingan hukum pidana itu sendiri adalah
untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan ilmu hukum
pidana secara praktis dalam bidang legislatif maupun yudikatif serta
dapat juga menjaga harmonisasi antarnegara.
b. Manfaat Perbandingan Hukum Pidana
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
perbandingan hukum pidana
2) Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat mempelajari
perbandingan hukum pidana
3) Untuk mengetahui bagaimana perbandingan hukum pidana
dengan ilmu lainnya
4) Untuk mengetahui riwayat perkembangan perbandingan
hukum pidana.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Perbandingan Hukum Pidana


Terdapat banyak istilah mengenai perbandingan hukum, hal
tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor
negara dimana istilah yang tersebut berkembang.
Istilah perbandingan hukum dalam bahasa asing diterjemahkan
Comparative Law, (bahasa Inggris), Vergleihende Rechtslehre (bahasa
Belanda), Droit Compare (bahasa Perancis), yang dalam bahasa
Indonesia masih ada istilah lain yang dipergunakan yaitu HUKUM
PERBANDINGAN PIDANA yang sudah memasyarakat di kalangan
teoritukus hukum di Indonesia.
Pengertian Perbandingan Hukum Pidana adalah Sebagai suatu
disiplin ilmu sekaligus sebagai cabang ilmu hukum, pada awalnya
dipahami sebagai salah satu metoda pemahaman sistem hukum,
disamping sosiologi hukum. Hal ini terjadi karena adanya dominasi
perhatian terhadap hukum asing yang menyebabkan studi hukum
Negara lain selalu dititikberatkan pada perbedaan-perbedaan daripada
persamaan-persamaan. Namun sampai saat ini di kalangan teoritkus
hukum masih terdapat perbedaan pendapat tentang kedudukan
perbandingan hukum
Pendapat para ahli :
a. Rudolf B. Schlesinger : Perbandingan hukum merupakan
metoda penyelidikan dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum
tertentu ;
b. Winterton : Perbandingan hukum tidak lain merupakan
metoda yaitu metoda perbandingan yang dapat digunakan
dalam semua cabang hukum.
Beberapa istilah perbandingan hukum yang lazim digunakan dalam
kepustakaan ilmu hukum antara lain adalah ;
- Comparative law
- Comparative jurisprudence
- Foreign law
- Droit compare
- Rechtgelijking atau reghtsleichung dan
- Vergleichende rechtslehre.
Black’s Law Dictionary mengartikan perbandingan hukum sebagai
kajian persamaan dan perbedaan antara sistem hukum yang berbeda
yurisdiksinya, misalkan antara civil law dan common law ada juga
comparative law dan foreigen law terdapat suatu perbedaan:
a. comparative law : Mempelajari sistem hukum asing dengan
tujuan membandingkannya.
b. foreigen law : Mempelajari hukum asing dengan maksud
semata-mata untuk membandingkan tidak secara nyata
bermaksud membandingkan dengan sistem hukum lainnya.
Perbandingan hukum adalah teknik untuk menggarap unsur-unsur
hukum asing yang aktual dalam suatu masalah hukum. Demikian juga
Alan Watson yang menekankan perbandingan sebagai perangkat
metode serta tidak ada kaitannya dengan pembentukan suatu cabang
hukum, bahwa perbandingan hukum bebas dari implikasi peraturan
hukum. Perbandingan hukum sebagai metode penelitian dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang
bahan hukum tertentu.
Jadi istilah yang tepat untuk mengartikan comparative law adalah
perbandingan hukum, yakni sebagai metode untuk meneliti; dua atau
lebih sistem hukum atau peraturan hukum yang menjadi objek
kajiannya.
Prof. Dr. soerjono soekamto menegaskan bahwa dalam penelitian
hukum normative perbandingan hukum merupakan suatu metode.
Walaupun belum ada suatu kesepakatan namun ada beberapa model
mengenai penerapan metode perbandingan hukum, yakni
constantinesco, kamba, schmidlin, dan soerjono soekanto.
Constantinesco
Fase pertama

- mempelajari konsep yang dibandingkan dan menerangkannya


dalam bentuk menurut aslinya
- mepelajari konsep-konsep itu dalam kompleksitas dan
totalitasdari sumber-sumber hukum degan pertimbangan yang
sungguh-sungguh.
Fase kedua

- memahami konsep-konsep yang dibandingkan yang berarti


mengintegrsikan konsep-konsep tersebut kedalam tata hukum
suatu negara
Fase ketiga

- melakukan penjajaran konsep-konsep untuk dibandingkan


- pada fase terakhir ini konsep-konsep dari dua atau lebih negara
dilakukan deskripsi, analisa, dan eksplainasi.

II. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Perbandingan Hukum Pidana


Pendapat tentang tujuan atau kegunaan perbandingan hukum menurut
beberapa ilmuwan hukum terkemuka seperti dijelaskan berikut.
Prof soedarto memerikan suatu pendapat bahwa mempelajari
hukum asing memiliki dua manfaat yakni bersifat umum dan bersifat
khusus dengan penjabarannya sebagai berikut :
a. Bersifat umum
1) Memberi suatu kepuasan bagi seseorang yang berhasrat ingin
mencari tau dalamnya sumur ilmu secara ilmiah
2) Memperdalam pengertian tentang pranata masyarakat dan
kebudayaan sendiri
3) Membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri
b. Bersifat Khusus
1) Dalam konteks indonesia, dengan berlakunya asas nasional
aktif dalam KUHP pada pasal 5 (1) ke-2,
Sebagai contoh diketahui bahwa dengan melihat pada suatu
perbuatan membunuh pada negara inggris merupakan tindak
pidana dan orang indonesia melakukan pembunuhan di inggris
maka dengan adanya pengetahuan hukum di negara lain
melalui perbandingkan memberi manfaat untuk melakukan
suatu tindakan terhadap orang indonesia yang melakukan
tindak pidana di inggris dengan hukum indonesia. Begitupula
dengan contoh bahwa orang indonesia melakukan abortus
provocatus di singapura yang mana melalui ilmu perbandingan
diketahui bahwa hukum di singapura tidak mengatur bahwa
abortus provocatus bukan merupakan tindak pidana maka
sesuai pasal 5 (1) ke-2 jika orang tersebut lembali ke indonesia
maka orang tersebut tidak dapat dikenakan tindakan.
c. Menurut rene david dan brierly
1) Berguna dalam penelitian hukum yang bersifat historis dan
filosofis
2) Penting untuk memahami lebih baik dan untuk mengembangkan
hukum nasional kita
3) Membantu dalam mengembangkan pemahaman terhadap
bangsa-bangsa lain dan oleh karena itu memberikan
sumbangsih untuk mencitakan hubungan yang kondusif dalam
ranah hukum internasional.

III. Perbandingan Hukum Pidana dengan Ilmu Lainnya


a. Perbandingan Hukum Pidana Dengan Ilmu Sosiologi
1) Perbedaan
Kriminologi (Criminology) atau ilmu kejahatan sebagai
disiplin ilmu sosial atau non-normative discipline yang
memepelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi sidebut
sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam
pertentangannya dengan norma-norma sosial tertentu,
sehingga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi
penjahat.
Kriminologi berusaha untuk memperoleh
pengetahuan dan pengertian mengenai gejala sosial di
bidang kejahatan yang terjadi di dalam masyarakat, atau
dengan perkataan lain mengapa sampai terdakwa
melakukan perbuatan kejahatan itu. Obyek kriminologi
adalah orang dalam pertentangan dengan norma-norma
sosial.
Kriminologi dengan cakupan kajiannya;
a. Orang yang melakukan kejahatan,
b. Penyebab melakukan kejahatan,
c. Mencegah tindak kejahatan, dan
d. Cara-cara penyembuhan orang yang melakukan
kejahatan.
Hukum Pidana (criminal law) sebagai disiplin ilmu
normatif atau normative descipline yang mempelajari
kejahatan dari segi hukum, atau mempelajari aturan tentang
kejahatan.

Hukum pidana berusaha untuk menghubungkan


perbuatan jahat dengan hasil pembuktian bahwa ia
melakukan perbuatan tersebut untuk meletakkan criminal
responsibility. Hukum pidana lebih banyak menyangkut segi
praktek, oleh karena baru dipergunakan setelah timbulnya
suatu perbuatan jahat, jadi lebih menekankan pada tindak
represif. Obyek hukum pidana adalah pelanggaran
ketertiban umum.

2) Persamaan
Hukum pidana dan krimonologi secara tegas
berhubungan langsung dengan pelaku kejahatan, hukuman
dan perlakuannya.
Hukum pidana dan kriminologi atas beberapa
pertimbangan merupakan instrument dan sekaligus alat
kekuasaan negara dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya memiliki korelasi positif. Beberapa
pertimbangan tersebut antara lain bahwa keduanya (hukum
pidana dan kriminologi) berpihak pada premis yang sama:
1. Negara merupakan sumber kekuasaan dan seluruh alat
perlengkapan negara merupakan pelaksanaan dari
kekuasaan negara.
2. Hukum pidana dan kriminologi memiliki persamaan
persepsi bahwa masyarakat luas adalah bagian dari obyek
pengaturan oleh kekuasaan negara bukan subyek (hukum)
yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara.
3. Hukum piddana dan kriminologi masih menempatkan
peeranan negara lebih doninan daripada peranan individu
dalam menciptakan ketertiban dan keamanan sekaligus
sebagai perusak ketertiban dan keamanan itu sendiri.

3) Keterkaitan
Secara teoritik kedua disiplin ilmu tersebut dapat
dikaitkan karena hasil analisis kriminologi banyak
manfaatnya dalam kerangka proses penyelidikan atas
terjadinya suatu kejahatan yang bersifat individual, akan
tetapi secara praktek sangat terbatas sekali keterkaitan dan
pengaruhnya.
Kriminologi adalah suatu ilmu empiris yang ada
kaitannya dengan kaidah hukum.
Dalam kaitannya dengan dogmatik hukum pidana,
maka kriminologi memberikan konstribusinya dalam
menentukan ruang lingkup kejahatan atau perilaku yang
dapat dihukum. Dengan demikian, maka hukum pidana
bukanlah merupakan suatu jawaban terhadap adanya
kejahatan.
Hubungan antara ilmu hukum pidana dan kriminologi,
dapat dikatakan mempunyai hubungan timbal balik dan
bergantungan satu sama lain(interrelation dan dependence).
Ilmu hukum pidana mempelajari akibat hukum daripada
perbuatan yang dilarang sebagai kejahatan (crime) yang
dapat disingkat pula dengan nama ”ilmu tentang hukumnya
kejahatan”, dengan demikian sebenarnya bagian hukum
yang memuat tentang kejahatan disebut hukum kejahatan,
hukum kriminil (criminil law/penal law, misdaads-
recht/delicten-recht). Akan tetapi telah menjadi lazim bagi
hukum tentang kejahatan itu dinamakan ”strafecht” yang
salinannya ke dalam bahasa Indonesia menjadi hukum
pidana.
Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari kejahatan,
yang lazimnya mencari sebab-sebabnya sampai timbul
kejahatan dan cara menghadapi kejahatan dan
tindakan/reaksi yang diperlukan.
Kedua ilmu pengetahuan itu bertemu dalam fokus
pada kejahatan, dengan prinsip-prinsip yang berbeda karena
objek dan tujuannya. Ilmu hukum pidana mempunyai objek
pada aturan hukum tentang kejahatan dengan akibat hukum
berupa pidana dan tujuanna untuk mendapatkan pengertian
dan penggunaan pidana yang sebaik-baiknya guna
mencapai keadilan hukum, sedangkan krimonologi
mempunyai objek manusia penjahat di belakang peraturan
hukum pidana dan tujuannya memperoleh pengertian
tentang sebab kejahatan untuk memberikan pidana atau
tindakan yang tepat agar tidak melakukan lagi kejahatan.

b. Perbandingan Hukum Pidana Dengan Ilmu Kriminalistik


Secara Umum Kriminalistik adalah Pengetahuan dalam
menyelidiki kejahatan dengan menggunakan ilmu fisika seperti ilmu
alam, ilmu kimia, ilmu biologi dan ilmu matematika.
Sementara
Peran kriminalistik adalah membantu peradialan dalam
usaha menegakan kebenaran dan keadilansejati,dalam memenuhi
tuntutan masyarakat “hukumlah yang bersalah dan bebaskan serta
lindungi yang tidak bersalah”.
Mengingat bahwa perkembangan masyarakat yang semakin
maju maka perkembangan kejahatan akan makin bervariasi maka
metode yang digunakan dalam kriminalistik dalam crime detection
seyogyanya dapat selalu mengatasi teknik yang digunakan dalam
setiap pola kejahatan. Seperti yang dinyatakan oleh Marwan
Goenadi suatu hal yang harus selalu diingat ialah, baik banyaknya
kejahatan maupun macamnya kejahatan itu mencermikan type
masyarakat dimana kejahatan itu terjadi dan susunan masyarakat
mempengaruhi bentuknya kepolisian serta teknik yang
dipergunakan kejahatan dan kepolisian adalah dua bentuk yang
selalu ada dalam kehidupan masyarakat.
Mengikuti proses penyidikan dengan benar demi terciptanya
suatu kebenaran materiil Menghindarkan kesalahan dan
penyelewengan penyidikan, terutama pada perkara yang besar dan
mengundang opinimasyarakat.Dapat bertindak jujur sebagai calon
hakim, jaksa dan penasihat hukum sehingga dapat mendudukan
perkara secara benar.

c. Hukum Pidana Dengan Sosiologi Hukum Pidana


Dalam konteks kerangka ilmu hukum, maka kedudukan
perbandingan hukum (Perbandingan Hukum Pidana) sebagai
disiplin hukum merupakan salah satu kenyataan hukum, disamping
sejarah hukum, sosiologi hukum, antropologi hukum dan psikologi
hukum.
Sosiologi Hukum berisi mengenai implementasi dari
kehidupan dan peristiwa sehari-hari yang dihubungkan dengan
sosiologi hukum dan filsafat hukum. Hukum secara sosiolog adalah
penting dan merupakan suatu lembaga kemasyarakatan (social
institution) yang merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah kaidah dan
pola-pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan
pokok manusia.
Jadi sosiologi hukum berkembang atas dasar suatu
anggapan dasar bahwa proses hukum berlangsung didalam suatu
jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya
adalah bahwa hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan
memahami sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum
merupakan suatu proses.
Seorang ahli sosiologi menaruh perhatian yang besar
kepada hukum yang bertujuan untuk mengkoordinasikan aktivitas-
aktivitas warga-warga masyarakat serta memlihara integrasinya
karena warga-warga masyarakat menggunakan, menerapkan, dan
menafsirkan hukum dan dengan memahami proses tersebut
barulah akan dapat dimengerti bagaimana hukumberfungsi dan
bagaimana suatu organisasi sosial memeberi bentuk atau bahkan
menghalang-halangi proses hukum.
Suatu sistem hukum pada hakekatnya merupakan kesauan
atau himpunan berbagaicita-cita dan cara-cara dengan mana
manusia berusaha mengatasi masalah-masalah yang nyata
maupun potensilyang timbul dari pergaulan hidup sehari-hari yang
menyangkut kedamaian.
Penelitian-penelitian sosiologis telah menghasilkan data
untuk membuktikan bahwa ketertiban dan ketentraman pada
hakekatya merupakan suatu refleksi daripada nilai-nilai sosial dan
pertentangan kepentingan-kepentingan didalam suatu sistem
sosial.
Walaupun hukum mengatur semua aspek sosial tetapi
hukum mempunyai batasan-batasan untuk dapat dipergunakan
sebagai alat pencipta maupun pemelihara tata tertib pergaulan
hidup manusia.
Agar tidak terjadi penyelewengan hukum maka ilmu-ilmu
sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya dapat
memberikan petunjuk dan manfaat yang banyak demi terciptanya
iklim sosial yang mnguntungkan pelaksanaan hukum secara efektif.

IV. Riwayat Perkembangan Perbandingan Hukum Pidana


Pada abad ke 19 mulai berkembang sebuah kajian tentang
bagaimana membandingkan hukum dari suatu negara dengan negara
lain. Rene david menyatakan “perbandingan pidana hukum pidana
merupakan ilmu yang setua ilmu itu hukum itu sendiri, namun
perkembangan-perkembangan sebagai ilmu pengetahuan pada abad-
abad terakhir ini”. Pendapat lainnya juga diutarakan oleh adolf f
schinitzer yang menatakan bahwa naru pada abad ke-19
perbandingan hukum itu berkembang sebagai cabang khusus dari ilmu
hukum”.
Pada mulanya perbandingan hukum dilakukan oleh perorangan
bukan dilakukan oleh suatu lembaga. Hal tersebut dapat dilihat pada
suatu tindakan yang dilakukan oleh montesqueiu, Mansfield, dan dsb.
Dari kajian tentang perbandingan hukum yang dilakukan oleh
perseroangan menajdi dilakukan oleh kelembagaan, sperti yang
dilakukan oelh institute perbandingan hukum di college de france dan
perbandingan hukum di university of paris.
Sejak abad ke-20 baru ilmu perbandingan hukum berkembang
pesat. Hal demikian dikarenakan perkembangan yang terjadi didaratan
eropa begitu pesat. Guna mengimbangi perkembangan dunia yang
begitu pesat, tidak terkecuali dalam bidang hukum. Konfrensi den hag
telah melahirkan perjanjian-perjanjian internasional, hak cipta, hak
milik industry dsb. Dengan lahirnya suatu bagian dari hukum tersebut
maka diperlukan suatu perbandingan bagian dari ilmu hukum tersebut
dari berbagai negara. Dalam perkembangannya dewasa ini,
perbandingan tidak mempunyai objek tersendiri seperti hukum perdata
dengan hukum privat sebagai objeknya, hukum pidana dengan
kejahatan sebagai objeknya dan hukum tata negara dengan persoalan
negara sebagai objek kajiannya.
Akan tetapi mempelajari suatu objek dari suatu cabang hukum
untuk dilakukan suatu perbandingan dengan cabang hukum tersebut
dari negara lain. Denagan demikian perbandingan hukum merupakan
suatu metode keilmuan dalam memahami huku sebagai ilmu.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Perbandingan hukum merupakan cabang ilmu hukum dalam arti
sebagai disiplin hukum yang khusus berfokus kepada beberapa sistem
hukum yang menjadi objek kajiannya dan perbandingan sebagai suatu
metode penelitian yang bisa digunakan oleh kajian-kajian disiplin
hukum lainnya.
Perbandingan hukum pidana (Comparative criminal law)
merupakan suatu ilmu atau kegiatan yang membandingan teori hukum
pidana dan ketentuan pidana di suatu negara dengan teori hukum
pidana dan ketentuan pidana di negara lain.
Tujuan dari perbandingan hukum pidana itu sendiri adalah untuk
meningkatkan kualitas dan pengembangan ilmu hukum pidana secara
praktis dalam bidang legislatif maupun yudikatif serta dapat juga
menjaga harmonisasi antarnegara.

II. Saran
Dari uraian diatas dengan singkat dapat dikatakan bahwa
perbandingan hukum perlu dipelajari secara lebih baik serta lebih
mendalam, karena perbandingan hukum beperan sekali di bidang
hukum secara ilmiah maupun praktis bagi hukum pada masa kini
maupun masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai