Anda di halaman 1dari 5

Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pada dasarnya kegiatan pengelolaan limbah radioaktif meliputi tahapan :

1. Pengangkutan Limbah
2. Pra-olah
3. Penyimpanan sementara
4. Pengolahan
5. Penyimpanan sementara
6. Penyimpanan akhir (belum dilakukan)

Kategori Limbah

Berdasarkan rekomendasi IAEA dan kemampuan fasilitas pengelolaan limbah di


PTLR maka limbah radioaktif yang dikelola PTLR dapat dikategorikan sebagai
berikut :

No. Jenis Limbah Aktivitas (A Ci)


Limbah Cair Aktivitas Rendah dan Sedang Pemancar Beta 1e-6<=A<=1e-1
I
dan Gamma
Limbah Semi Cair (Resin) Aktivitas Rendah dan Sedang A<=1e-2
II
Pemancar Beta dan Gamma
Limbah Padat Aktivitas Rendah dan Sedang Pemancar
III
Beta dan Gamma :
3.1 Terbakar A<=1e-2
3.2 Terkompaksi A<=1e-2
3.3 Tak Terbakar & Tak Terkompaksi A<=1e-2
IV Limbah Aktivitas Rendah Pemancar Alpha --
V Limbah Aktivitas > 6 Ci A>6
VI Sumber Bekas
6.1 Penangkal Petir --
6.2 Sumber Bekas Ra-226 --
6.3 Sumber Bekas 1Ci<=A<=6Ci selain Ra-226 (Co-60, Am- 1<=A<=6
241, Cs-137, Kr-85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)
6.4 Sumber Bekas 0,1Ci<=A<1Ci selain Ra-226 (Co-60, Am- 0,1<=A<1
241, Cs-137, Kr-85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)
6.5 Sumber Bekas A<0,1Ci selain Ra-226 (Co-60, Am-241, A<0,1
Cs-137, Kr-85, Pm-147, Sr-90, Mo-99, dll.)

Pengangkutan Limbah
Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif dari lokasi pihak
penghasil limbah menuju ke lokasi pengelolaan limbah PTLR. Kegiatan
pengangkutan harus memenuhi syarat-syarat keamanan dan keselamatan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Terutama bila lokasi penghasil limbah diluar
kawasan PTLR diperlukan ijin Pengangkutan Limbah dari Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (Bapeten).

Sarana dan prasarana yang dipakai pada kegiatan pengangkutan Limbah antara lain :

Alat angkut: truck, fork lift, crane, hand crane dan sebagainya
Transfer Cask / Kanister
Pallet.
Alat monitoring
Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
Sarana keselamatan kerja
Dan sarana lain yang diperlukan.

Praolah (pretreatment)

Praolah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pengolahan agar limbah memenuhi
syarat untuk dikelola pada kegiatan pengelolaan berikutnya.

Kegiatan ini antara lain meliputi :

Pengelompokan sesuai dengan jenis dan sifatnya.


Preparasi dan analisis terhadap sifat kimia, fisika dan kimia fisika serta
kandungan radiokimia
Menyiapkan wadah drum, plastik, lembar identifikasi dan sarana lain yang
diperlukan
Pewadahan dalam drum 60, 100, 200 liter atau tempat yang sesuai
Pengepakan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan
Pengukuran dosis paparan radiasi
Pemberian label identifikasi dan pengisian lembar formulir isian
Pengeluaran dari hotcell
Penempatan dalam kanister sehingga memenuhi kriteria keselamatan
pengangkutan

Sarana dan prasarana yang dipakai dalam kegiatan Praolah antara lain :

Drum 60 liter / 100 liter


Plastik pelapis bagian dalam drum
Lembar identifikasi dan lembar isian
Alat monitor radiasi
Alat pengepakan
Kanister
Sarana keselamatan kerja

Pengolahan (treatment)

Pengolahan limbah radioaktif di PTLR menggunakan fasilitas utama Kompaktor,


Evaporator, Insinerator dan Unit Immobilisasi (lhat gambar dbawah).
Keterangan :
IS : Interim Storage
PSLAT : Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Tinggi
KH-IPSB3 : Kanal Hubung - Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar
Bekas

Limbah cair organik dan limbah padat terbakar direduksi volumenya dengan cara
insinerasi. PTLR mempunyai satu unit insinerator dengan kapasitas pembakaran
limbah padat 50 kg/jam atau 20 liter limbah organik cair / jam beserta peralatan
sementasi abu dalam drum 100L.

Limbah cair diolah dengan cara evaporasi untuk mereduksi volume limbah. PTLR
memiliki satu unit evaporator dengan kapasitas olah 0,75 m3/jam dengan ratio
pemekatan 50:1. Konsentrat hasil evaporasi dikungkung dalam shell beton 950L
dengan campuran semen. Bila limbah cair bersifat korosif maka limbah diolah secara
kimia (chemical treatment) sebelum disementasi.

Limbah padat termampatkan proses reduksi volumenya dilakukan dengan cara


kompaksi. PTLR mempunyai 1 unit kompaktor dengan kekuatan 600 kN, meja getar
dan perangkat sementasi. Limbah padat dalam drum 100L dimasukkan dalam drum
200L saat kompaksi. Dengan kuat tekan 600 kN kompaktor PTLR mampu mereduksi
4-5 drum 100L dalam drum 200L. Setelah pengisian batu koral, hasil kompaksi
selanjutnya disementasi dalam drum 200L.

Limbah padat tak terbakar dan tak termampatkan pengolahannya dimasukkan secara
langsung dengan cara sementasi dalam shell beton 350L/950L. Proses imobilisasi
atau proses kondisioning dilakukan dengan menggunakan shell beton 350 liter, 950
liter, drum beton 200 liter dan drum 200 liter dengan bahan matriks campuran semen
basah.

Limbah padat aktivitas tinggi (LAT), limbah aktivitas sedang (LAS) dan limbah
aktivitas rendah (LAR) masing-masing diimobilisasi di dalam shell beton 350 liter,
950 liter, drum beton 200 liter dan drum 200 liter. Untuk menunjang kegiatan proses
pengolahan ini diperlukan suatu koordinasi kerja yang terpadu diantara tenaga yang
terdiri dari proses, penunjang sarana, keselamatan, laboratorium dan administrasi.

Penyimpanan Sementara

Penyimpanan dilakukan sebelum dan sesudah limbah diolah. PTLR memiliki 2


fasilitas penyimpanan, yaitu Interim Storage (IS) dan Penyimpanan Sementara
Limbah Aktivitas Tinggi (PSLAT).

Shell beton 950L disimpan di IS

PSLAT memiliki 2 bentuk; kolam dan sumuran. Drum 60/100L disimpan dalam
lokasi berbentuk sumuran. Fasilitas ini memiliki 20 buah sumur, dan masing-masing
sumur mampu menampung 6 buah drum 60/100L. Total kapasitas bentuk sumuran
adalah 120 drum.

PSLAT
Kapasitas penyimpanan limbah P2PLR :

Penyimpanan Kapasitas
Interim Storage 1500 drum 200L
(IS) 500 Shell 950L
PSLAT 20 Sumur = 7,2 m3
3 Kolam = 129,6 m3

Sarana yang diperlukan antara lain :

Tempat penyimpanan sementara limbah aktivitas tinggi


Transfer Cask Magnetik
Peralatan trasportasi: truck, fork lift, crane, hand crane
Crane / hand crane
Sistem informasi managemen limbah
Alat monitor radiasi
Peralatan keselamatan kerja
Dan sarana lain yang diperlukan

Untuk mengetahui kriteria limbah yang memenuhi kriteria keselamatan untuk


dikelola lebih lanjut maka dilakukan inspeksi dan pemantauan secara rutin selama
penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai