A. DEFINISI
—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.1
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
—-
B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu :1
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
—-
C. SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut :3
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
—-
D. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
1. Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
A. DEFINISI
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu
yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sementara Pelayanan
Kesehatan merupakan sarana yang menyediakan bentuk pelayanan yang sifatnya lebih luas
di bidang Klinik, bersifat preventif, promotif, dan rehabilitatif. Sedangkan Pelayanan Medis
adalah sarana yang menyediakan pelayanan yang bersifat klinis di bidang diagnostik,
dan/atau rawat inap.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan / atau masyarakat.
1. Pelayanan Kedokteran
Tujuan Pelayanan Kedokteran atau pelayanan kesehatan primer, antara lain memberikan
layanan kesehatan dasar yang bersifat preventif, berkesinambungan, dan dapat diakses oleh
masyarakat luas. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo
practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga.
2) Pengawasan
Melalui pengisian form K3-RS dan formulir check list 6 bulanan
Pemantauan diutamakan pada kasus kecelakaan, proses terlaksananya
kegiatan K3 RS dan masukan sumberdaya
3) Pembinaan
Perlu dukungan tenaga, dana, sarana dan fasilitas yang memadai agar
pelaksanaan K3-RS dapat dilakukan secara profesional. RS perlu memiliki
tenaga yang mempunyai pendidikan K3 atau sudah pernah mengikuti pelatihan
K3.
d. Sistem informasi K3-RS
Sistem informasi K3-RS perlu dikembangkan oleh RS. RS agar mengisi form
identifikasi K3-RS dan form check list kemudian mengirimkannya ke
Departemen Kesehatan.
Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan
dapat mempengaruhi status kesehatan pekerja yang bersangkutan, sehingga di
dalam pelaksanaan K3-RS diperlukan langkah-langkah mengubah perilaku
pekerja
2. Perencanaan
3. Organisasi K3
Ini adalah bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab,pelaksanaan
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja. Guna tercapainya tempat kerja dan lingkungan kerja yang aman, efisien dan
produktif.
a. Tugas Pokok :
Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan K3.
Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur.
Membuat program K3-RS.
b. Fungsi.
1) Mengumpullkan dan mengelola seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3.
2) Mmebantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi
K3, pelatihan dan peenelitian K3 di RS.
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.
4) Me,berikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
5) Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS.
6) Memberi nasehat tentang manajemen K3 ditempat kerja, control
bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencgahan.
7) Investigasi dan melaporkan kecelakaan serta merekomendasikan sesuai
kegiatannya.
8) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,pembangunan
gedung dan proses.
2) Struktur organisasi K3 di RS.
4. Pelaksanaan K3
Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan
untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efesiensi dan produktivitas
kerja.Kegiatannya antara lain meliputi:
• Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan Kerja.
• Pemeiiharaan berat badan ideal
• Perbaikan gizi, menu seimbang dan pemilihan makanan yang sehat dan
aman.
• Pemeiiharaan lingkungan kerja yang sehat.
• Olah Raga.
3) Pelayanan kuratif.
• Pelayanan diberikan kepada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan karena pekerjaan.
• Pelayanan diberikan meliputi penghobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja.
4) Pelayanan rehabilitatif
5. Evaluasi
Dari banyak pengertian tentang evaluasi, pada makalah ini disajikan dua buah
rumusan evaluasi atau penilaian, yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan suatu nilai atau
keberhasilandalam usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.
b. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur pencapaian suatu tujuan maupun
keadaan tertentu dengan membandingkannya terhadap standard nilai yang sudah
ditentukan sebelumnya.
c. Evaluasi adalah suatu langkah untuk mengukur seobjektif mungkin hasil-hasil
pelaksanaan dari suatu renca.na kegiatan dengan menggunkan ukuran-ukuran yang
dapat diterima pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. 'Dalam evaluasi
terdapat upaya untuk mengukur dan memberi nijak secara objektif terhadap
pencapaian hasil yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan dilaksanakan pada
akhir pelaksanaan kegiatan.
• Evaluasi terhadap penampilan kerja merupakan suatu penilaian yang bertujuan untuk
menaksir kesesuaian antara pelaksanaan nyata di lapangan atas suatu program terhadap
perencanaannya, yang difokuskan pada hasil dari segi kualitas dan kuantitas. Hasil penilaian
pada tahap ini dapat digunakan untuk memantau pelaksanaan yang nyata di lapangan dan
untuk membantu menentukan apakah pelaksanaan program yang sedang berjalan tersebut
perlu suatu intervensi ataukah dapat berjalan tanpa intervensi. Peniiaian ini dilakkan pada
saat program sedang berjalan atau program telah menghasilkan suatu produk.
• Evaluasi terhadap erek kerja adalah merupakan suatu penilaian terhadap pengaruh/efek
langsung dan segera dari hasil suatu program, yang dalam hal ini termasuk pengaruh yang
berkaitan dengan perubahan pengetahuan, motivasi, sikap dan perilaku.
• Evaluasi terhadap dampak merupakan kebalikan dari penilaian kebutuhan, dirnana pada
penilaian kebutuhan menentukan akan kebutuhan suatu program baru, sedangkan pada
penilaian dampak menentukan tingkat kebutuhan yang nyata setelah diintervensi suatu
program.
6. Pembinaan K3
7. Sistem Informasi
Peran SIM di rumah sakit dapat pada fungsi medikal maupun pada fungsi bisnis.
Untuk setiap fungsi, SIM dapat berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan
operasional, sistem pengawasan serta perencanaan strategis.
Rekam medis sebagai salah satu bentuk SIM RS berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam berbagai aspek, sebagai berikut: (a) Aspek
administratif, (b) Aspek hukum, (c) Aspek keuangan, (d) Aspek riset dan edukasi, (e) Aspek
dokumentasi.
J.R. Griffith menyatakan bahwa SIM RS amat berperan dalam akuntansi manajemen
dan juga audit medik. Akuntansi manajemen meliputi: (a) Penagihan pembayaran pasien,
(b) Pembayaran gaji dan insentif sesuai dengan beban kerja, (c) Pemesana logistic rumah
sakit, (d) pengurusan dengan pihak ke tiga dalam asuransi, dan (e) perencanaan keuangan.
Dalam hal audit medik, SIM RS amat diperlukan mengingat terjadinya tiga hal
penting di rumah sakit:
1. Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat,
makin punya risiko bahaya dan main mahal, karena itu memerlukan pengawasan yang ketat.
2. Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan melakukan
pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.
3. Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit di
lakukan seefektif dan seefisien mungin.
Di rumah sakit, data-data SIM dapat di peroleh dari berbagai sumber, yaitu:
1. Catatan medik pasien
2. Akuntansi penerimaan
3. Akuntansi pengeluaran uang
4. Lain-lain.
Data-data di atas bisa didapat dengan tiga cara, yaitu studi publikasi, survey
sewaktu-waktu dan proses pencatatan dan pelapotan yang rutin.
Pelayanan sistem informasi di rumah sakit tentu juga harus dinilai secara berkala.
Beberapa hal yang patut diperhatikan adalah ada tidaknya keterlambatan dalam pelayanan,
bagaimana kepuasan pengguna jasa SIM RS di dalam rumah sakit itu sendiri, bagaimana
pendapat konsultan luar terhadap jalannya SIM RS, berapa besarbiaya yang dihabiskan
dibandingkan dengan penghematan yang didapat serta evaluasi umumnya terhadap rencana
pengembangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi
dari :http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008
2. Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan. Disitasi
dari :http://www.ajago.blogspot.htm. Last Update : Desember 2007
3. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan.
4. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
5. Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu
Pengantar. Jakarta : EGC.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran
7. http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Sarana_Kesehatan
8. http://jayarasti.blogspot.co.id/2008/02/manajemen-kesehatan-dan-keselamatan.html