P3.73.34.2.16.012
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam agama Islam, Allah menganjurkan kita untuk melaksanakan
pernikahan. Pernikahan merupakan sebuah proses dimana seorang perempuan
dan seorang laki-laki menyatukan hubungan mereka dalam ikatan kekeluargaan
dengan tujuan mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan.
Dalam Al-Quran Surah An-Nuur ayat 32 berisi tentang: “Dan kawinkanlah
orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
mengetahui.
Pernikahan dalam Islam merupakan sebuah proses yang sakral, mempunyai
adab-adab tertentu dan tidak bisa di lakukan secara asal-asalan. Jika pernikahan
tidak dilaksanakan berdasarkan syariat Islam maka pernikahan tersebut bisa
menjadi sebuah perbuatan zina. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus
mengetahui kiat-kiat pernikahan yang sesuai dengan kaidah agama Islam agar
pernikahan kita dinilai ibadah oleh Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
Menurut Bahasa, pernikahan adalah al-jam’u dan al-dhamu yang berarti
berkumpul atau bergabung. Sedangkan menurut istilah, pernikahan adalah akad
serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk saling
memuaskan diri antara satu sama lain untuk membentuk sebuah bahtera rumah
tangga yang sakinah serta masyarakat yang sejahtera. Dalam pandangan Islam,
pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan
jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat.
Perkawinan adalah;
Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat (Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan
Hanbali) pada umumnya mereka mendefinisikan perkawinan pada :
B. Tujuan Pernikahan
أَ ْن َخلَ َق لَ ُكم ِّم ْن أَن ُف ِس ُك ْم أ َْز َٰو ًجا لِّتَ ْس ُكنُوا إِلَْي َها َو َج َع َل َبْينَ ُكم َٓو ِم ْن ءَايَٰتِ ِهۦ
C. Hukum Pernikahan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah diatur oleh hukum, baik itu
hukum negara, hukum agama, maupun hukum adat, semuanya sudah diatur
sedemikian mungkin. Didalam hal perkawinan pun juga telah diatur menurut
agamanya masing-masing, agama manapun telah mengatur hukum tentang
perkawinan. Begitu pun dalam Agama Islam telah diatur hukum-hukum
pernikahan yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Para ulama berbeda
pendapat mengenai hukum pernikahan. Ada yang mengatakan hukum pernikahan
itu wajib, ada juga sebagian mengatakan sunnah, dan selebihnya berkata hukum
pernikahan itu mubah. Perbedaan pendapat ini disebabkan adanya perbedaan
penafsiran terhadap bentuk kalimat perintah dalam Al-Qur’an maupun hadist
yang berkaitan dengan masalah ini.
Terlepas dari pendapat para Imam / Madzhab yang berbeda pendapat didalam
mendefinisikan dan menafsirkan arti perkawianan. Berdasarkan Al-qur’an dan
As-sunnah, islam sangat menganjurkan kepada kaum muslimin yang mampu
untuk melangsungkan perkawinan. Namun demikian kalau dilihat dari segi
kondisi orang yang melaksanakan perkawinan serta tujuan dari perkawinan, maka
melaksanakan suatu perkawinan itu dapat dikenakan hukum Wajib, Sunnah,
Mubah, Makruh, dan bisa menjadi haram.
ضلِ ِه
ْ َاحا َحىَّت ٰ يُ ْغنَِي ُه ُم اللَّهُ ِم ْن ف ِ ِ
ً ين اَل جَي ُدو َن ن َك
َ
ِ َّف ال
ذ ِ ولْيسَت ْع ِف
ََْ
Artinya : Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-
Nya. [Q.S. An-Nur (24) : 33]
أَاَّل َتعُولُوا
Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya. [Q.S. An-Nisa (4) : 3]
D. Cara-cara Pernikahan
Di dalam Islam, di jelaskan tentang cara-cara pernikahan yang sah yang sesuai
dengan syariat Islam. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita tidak di
perkenankan melakukan pernikahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
agama Islam karena jika itu terjadi pernikahan yang awalnya bernilai ibadah bisa
berubah menjadi suatu perzinaan jika pernikahan yang dilakukan diluar syariat
Islam. Adapun larangan-larangan pernikahan menurut hukum islam, syarat dan
rukun pernikahan dalam Islam yang akan di jelaskan di bawah ini.
ات
ُ ََخ َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخاالتُ ُك ْم َو َبن
َ ت َعلَْي ُك ْم أ َُّم َهاتُ ُك ْم َو َبنَاتُ ُك ْم َوأ
ْ ُحِّر َم
اع ِة
َض َّ َخ َواتُ ُك ْم ِم َن
َ الر َ ض ْعنَ ُك ْم َوأ
ِ
َ األخت َوأ َُّم َهاتُ ُك ُم الاليِت أ َْر
ْ اتُ َاألخ َو َبن
ِ
ات نِ َسائِ ُك ْم َو َربَائِبُ ُك ُم الاليِت يِف ُح ُجو ِر ُك ْم ِم ْن نِ َسائِ ُك ُم الاليِت َد َخ ْلتُ ْم
ُ َوأ َُّم َه
ين ِم ْن ِ َّهِبِ َّن فَِإ ْن مَل تَ ُكونُوا دخ ْلتم هِبِ َّن فَال جناح علَي ُكم وحالئِل أَبنائِ ُكم ال
ذ
َ ُ َْ ُ َ َ ْ ْ َ َ َ ُ ُْ َ َ ْ
ِ
يما ً ف إ َّن اللَّهَ َكا َن َغ ُف
ً ورا َرح َ َ ْ َ َصالبِ ُك ْم َوأَ ْن جَتْ َمعُوا َبنْي
ِ َ َاألخَتنْي ِ إِال ما قَ ْد سل ْأ
Artinya : Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang
ف إِنَّهُ َكا َن ِ وال َتْن ِكحوا ما نَ َكح آبا ُؤ ُكم ِمن الن
َ َِّساء إِال َما قَ ْد َسل
َ َ ْ َ َ َ ُ َ
ِ َف
اح َشةً َو َم ْقتًا َو َساءَ َسبِيال
Artinya : Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang
telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian) pada masa yang telah lampau.
Sesungguhnya perbuatan itu sangat keji dan dibenci dan seburuk-buruk jalan
(yang ditempuh). [Q.S. An-Nisaa (4) : 22].
ِ ِ ِ ِ ِ
َ َفَإن طَلَّ َق َها فَالَ حَت ُّل لَهُ من َب ْع ُد َحىَّت تَنك َح َز ْوجاً َغْيَرهُ فَإن طَلَّ َق َها فَالَ ُجن
اح
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernikahan adalah akad serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan
tujuan untuk saling memuaskan diri antara satu dengan yang lain untuk
membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah serta masyarakat yang
sejahtera.
Pernikahan bertujuan untuk menjaga diri dari perbuatan zina, memelihara
keturunan, dapat menyalurkan naluri seksual dengan halal dan terpuji,
memelihara dan memperbanyak keturunan secara terhormat, naluri keibuan dan
kebapakan akan akan saling melengkapi dalam kehidupan berumah tangga
bersama anak-anaknya, melatih kemampuan bekerja sama, serta terbentuknya tali
kekeluargaan dan silaturahmi antar keluarga.
Di dalam agama Islam, hukum pernikahan dilandaskan terhadap keadaan yang
di alami seseorang. Ada yang hukumnya wajib, sunnah, mubah, makruh bahkan
haram.
Hikmah dari pernikahan itu sendiri adalah sebagai wadah birahi manusia
secara halal, meneguhkan akhlaq terpuji, membangun rumah tangga islami,
memotivasi semangat ibadah, serta melahirkan keturunan yang baik dan
terhormat.
C. Saran
Dengan adanya pernikahan diharapkan dapat membentuk keluarga yang
sakinah, mawaddah dan warahmah, dunia dan akhirat.
Pernikahan menjadi wadah bagi pendidikan dan pembentukan manusia baru
yang kedepannya diharapkan mempunyai kehidupan dan masa depan yang lebih
baik.
Dengan adanya kepala keluarga yang memimpin bahtera rumah tangga ,
kehidupan diharapkan menjadi lebih bermakna, dan suami-suami dan istri-istri
akhir zaman ini memiliki semangat yang tinggi di jalan Allah SWT. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA