PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Ketika Tuhan Yang Maha Mutlak hendak menciptakan alam semesta
beserta isinya, maka ketika itu pula mulai terjadinya hukum Karma Phala.
Dari hukum Karma Phala melahirkan hukum sebab akibat dan hukum
punarbhawa (Parbasana, 2009: 144).
Hukum Karma Phala adalah hukum perwujudan atau perbuatan yang
menggerakkan perputaran alam semesta dan kehidupan yang ada di alam
semesta ini yang menumbuhkan hasil sebagai akibatnya. Dari hukum Karma
Phala juga mengakibatkan lahirnya hukum Punarbhawa.
Parbasana, (2009: 175) menyatakan :Alam semesta jagat raya dengan
seisinya bergerak berputar tiada hentinya dengan perputaran yang teratur
sesuai dengan hukumnya. Hukum perputaran terjadi terhadap semua ciptaanNya dari hal yang teramat kecil hingga ke ciptaan-Nya yang terbesar seperti
planet, tata surya, galaksi di alam semesta ini bergerak berputar pada orbitnya
masing-masing.
Sehubungan dengan itu, maka Hukum Tuhan yang telah mengatur gerak
perputaran alam semesta ciptaan-Nya inilah yang menetapkan gerak
perputaran itu sehingga teratur dan serasi tidak terjadi tabrakan satu sama
lainnya. Punarbhawa merupakan hukum perputaran atau perubahan terhadap
ciptaan-Nya. Begitu sesuatu itu ada atau diciptakan secara evolusi akan
mengalami perubahan dan pergantian. Semua ciptaan-Nya terikat pada hukum
ini, ada saat diciptakan, ada saat pertumbuhan dan ada saatnya dimusnahkan
untuk diciptakan kembali. Kejadian ini terjadi berulang-ulang diciptakan,
dilestarikan dan akhirnya dimusnahkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun
makalah dengan terfokus pada judul yaitu Hubungan Punarbhawa dengan
Karma Phala, Hubungan Karma dengan Surga, Neraka dan Moksa dan Bukti
Terjadinya Punarbhawa.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam makalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan Punarbhawa dengan Karma Phala?
2. Bagaimana hubungan Karma Phala dengan Surga, Neraka, dan
Moksa?
3. Bagaimana bukti terjadinya Punarbhava?
1.3.
TUJUAN PENULISAN
Sebagai suatu karya ilmiah, maka lazimnya penulisan suatu makalah
juga memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.
1.
2.
3.
dan Moksa.
Untuk mengetahui bukti terjadinya Punarbhava.
METODE PENULISAN
Metode atau cara adalah suatu hal yang tidak terpisahkan dari setiap
tindakan, terlebih dalam membuat suatu karya ilmiah atau makalah. Dalam
hal ini, penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu dilakukan dengan
cara mengutif dari berbagai buku atau sumber lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
Karma dan Punarbhawa merupakan suatu prose yang terikat erat satu
sama lainnya. Karma adalah perbuatan yang meliputi pikiran, perkataan, dan
tingkah laku jasmani.
Beberapa bukti adanya punarbhava:
1. Rasa takut menghadapi kematian.
2. Kesediaan si bayi untuk menyusu pada ibunya.
3. Kenyataan bahwa lahirnya manusia dengan berbagai jenis kebenaran
dan tidak dapatnya diteliti.
4. Adanya orang-orang suci yang memiliki pengetahuan suci dari kekuatan
batin, yaitu:
a. Dura Srawana: dapat mendengar sesuatu yang halus dari jarak yang
jauh.
b. Dura Darsana: dapat melihat, menghayati.
5. Adanya berbagai ilmu pengetahuan batin.
6. Adanya kelahiran orang-orang istimewa yang sejak kecil sudah
memiliki ilmu pengetahuan serta dapat mengingat pengalamannya pada
kehidupan yang sebelumnya, namun pada perkembangannya menuju
kedewasaan ingatan tersebut semakin kabur, dan akhirnya menghilang.
7. Dj vu (timbulnya perasaan bahwa ia telah melakukan hal tersebut
sebelumnya).
8. Kehidupan sebenarnya banyak yang terjadi hal-hal mengenai kehidupan
seseorang yang dapat mengingat masa kehidupan yang lalu, baik di
Indonesia maupun di luar negeri, hanya saja hal ini dipandang biasa
saja, tidak diadakan penyelidikan mengenai kebenarannya.
9. Dengan adanya keyakinan terhadap adanya punarbhavaini menimbulkan
adanya pitra yadnya, memberikan korban suci kepada leluhur. Kita
percaya bahwa para leluhur masih hidup di dunia yang halus.
10. Pernah dikatakan bahwa Phytagoras ketika masih kecil ingat dengan
jelas suatu kejadian, ketika ia membawa sebuah perisai ke dalam sebuah
kuil di Great yang dilakukan olehnya dalam inkarnasinya pada masa laly
Seorang
gadis
kecil
dapat
mengetahui
kehidupannya
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Sutrisna, dkk (2009: 114) menyatakan dua karma tersebut adalah subha-karma atau
perbuatan baik/saleh, juga disebutpunya-karma. Satunya lagi adalah asubha-karma,
perbuatan buruk, berdosa, disebut juga apunya-karma. Tim Penyusun (2011: 6)
menyatakan
bahwa
dari
bahasa
Sanskerta
demikian
yang
lainnya,
dimana
oleh
adanya Karma Phala dari kehidupan yang lampau dan yang sekarang. Dapat pula
dikatakan
bahwa Punarbhawaitu
merupakan
perwujudan
dari subha-
Sebagai umat manusia yang memiliki atau menganut agama dan mempercayai bahwa
adanya Tuhan dalam segala aspek kehidupan, maka sudah menjadi kewajiban yang
tidak bisa ditawarkan lagi untuk selalu berusaha berbuat yang baik. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan cara mengendalikan Tri Kaya Parisudha, yaitu berpikir, berkata
dan berbuat yang baik terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Maswinara, I Wayan. 2003. Bhagawad Gita. Surabaya: Paramita
Oka, I Gusti Agung. 1992. Slokantara. Jakarta: Hanuman Sakti
Parbasana, I Nyoman. 2009. Panca Sradha Sebagai Dasar Kepercayaan yang
Universal. Denpasar: Widya Dharma
Sutrisna, I Made, dkk. 2009. Materi Pokok Upanisad. Jakarta: Dirjen Bimas Hindu
Departemen Agama RI
Tim Penyusun. 2011. Buku Pelajaran Agama Hindu Untuk Kelas XII. Denpasar:
Widya Dharma