Anda di halaman 1dari 4

Budi dan Toni

Budi dan Toni adalah sepasang sahabat karib sejak kelas 1 SMP. Mereka
berdua memiliki hobi di bidang olahraga, hanya saja Budi menyukai
basket sedangkan Toni sangat suka bermain sepak bola. Budi tidak
terlalu pintar bermain basket, hanya saja dia sangat suka bermain
basket di sekolahnya. Berbeda dengan Toni, ia merupakan seorang
pemain sepak bola yang cukup mahir.

Pada suatu hari, Budi dan Toni sedang berada di dalam kelas

Toni : (Sedang melamun)

Budi : Hey Ton, apa yang sedang kau lamunkan sobat?

Toni : Bermain sepak bola bersama Irfan Bchdim, betapa asyiknya


bisa diajari olehnya. Hehee

Budi : Halah, lagian bola sungguhan saja kau tidak punya. Mimpimu
punya bola sepak saja dulu Ton, jangan melayang jauh kau

Toni : Tidak masalah lah Bud, aku masih bersyukur dan senang sekali
masih bisa bermain sepak bola menggunakan bola plastik
kesayanganku

Budi : Segitu saja bangga, Ton-ton heran aku denganmu, lugu sekali
jadi lali-laki

Toni : Bud, aku senang. Dan aku tidak merasa malu dengan teman-
teman yang rata-rata memandangku rendah. Lagi pula memang kamu
punya bola basket Bud? Juga tidak kan? Tidak mungkin kamu bermain
basket dengan bola basket adikku

Budi : Seandainya aku punya bola basket, pasti aku sudah menjadi
kapten tim basket sekolah kita Ton, percaya itu. Setidaknya aku cukup
terfasilitasi, seminggu sekali aku ikut klub basket sekolah kan? Lah
kamu?
Toni : Memang sepak bola dianggap remeh dan tidak
diselenggarakan di sekolah, satu hal yang penting Bud, aku sangat
senang bermain sepak bola

Budi : Kesel aku sama Ton, itu-itu saja yang kamu katakan

Bel sekolah bordering. Kringggggg. Kringggg.

Toni : Sudah bel pulang Bud, aku duluan ya

Budi : Sana saja kamu pergi

Toni : Okelah, sampai ketemu besok

Budi : Hooh (Seraya memalingkan pandangannya dari Toni)

Toni berjalan pulang ke rumah kecilnya yang sangat sederhana di


sebuah komplek pemukiman kumuh. Perjalanannya cukup jauh,
apalagi sehari-hari Toni selalu berjalan kaki jika berangkat dan pulang
sekolah. Dia tidak mampu membeli bola sepak, apalagi membeli
sepeda untuk mengantarnya ke sekolah.

Toni lelah, dia beristirahat sebentar di bawah pohon pinggir jalan. Dia
termenung, teringat akan kata-kata Budi. Mimpinya menjadi pemain
sepak bola terkenal terhalang oleh biaya dan tempat.

Toni : Adakah benarnya yang dikatakan Budi? Oh tuhan, hamba


hanya bisa pasrah (sambil menatap langit dengan kepasrahannya

Dilain tempat, Budi duduk di teras rumahnya yang hampir sama


sederhananya dengan rumah Toni sahabatnya. Hanya saja rumah Budi
lebih dekat dengan sekolahnya disbanding Toni. Peralatan telah
dibawanya, ia hendak mengerjakan tugas matematika sekolahnya.

Budi : Huh, kenapa temanku harus Toni? Si polos yang menyebalkan


itu. Apa karena kita sama-sama miskin diantara umpulan orang-orang
kaya yang bersekolah dengan kita? Sungguh tidak adil. Aku ingin bola
basket, jika aku punya bola yang mahal, pasti aku banyak punya
teman. Dan jika aku sudah lihai bermain basket, penggemarpun pasti
juga banyak. Tapi bagaimana caranya?
Budi : (Sambil memandangi buku tugasnya) Heh buku, apa kamu liat-
liat? Nggak suka ya di beli sama orang miskin? Ya tuhan, kenapa buku
juga begitu tidak adil?

Keesokan harinya di sekolah. Toni tergesa-gesa ingin menghampiri


Budi.

Toni : Hey Bud, udah ngerjain tugas matematika?

Budi : Yaiyalah! Kamu kira hanya kamu siswa yang rajin dan diberi
beasiswa di sekolah ini? Aku juga Ton, aku juga.

Toni : Iya Bud, aku hanya bertanya. Maaf jika hal itu menyinggung
perasaanmu. Maafkan aku ya Bud..

Budi : Hah ya sudahlah, lupakan saya. Tapi kamu jangan bikin jengkel
aku terus dong. Sana pergi, kamu ga punya temen selain aku?

Toni : Iya aku pergi, tapi Bud, kamu satu-satunya teman karibku dan
begitu juga sebaliknya. Kamu lupa?

Budi : Terserah kamu mau bilang apa Ton, aku mau ke kelas
sekarang.

Toni : (Memberi jalan kepada Budi) Silahkan Bud

Suasana kelas yang gaduh mengacaukan pikiran Budi yang hendak


berkonsentrasi. Iya keluar dari kelas, lalu pergi mencari Toni.

Budi : Ribut sekali di kelas, aku harus mencari Toni. Mungkin dia satu-
satunya temanku, huh.

Budi keliling mencari Toni, sampai akhirnya dia melihat Toni duduk di
lapangan basket.

Budi :Ton-ton- toni, hey aku disini

Toni : Hey Bud, ayo kesini

Budi : (Sambil duduk di sebelah Toni) Ngapain kamu disini Ton? Mau
pindah jalur kamu ke basket?
Toni : Nggak kok Bud, aku cuma duduk aja disini. Enak, anginnya
sejuk di bwah pohon gini

Budi : Oh, aku kira kamu pindah

Mereka diam sejenak, lalu Toni memulai pembicaraan

Toni : Bud, aku ingin bola basket

----nanti ibu perinya dating abistu ngasih pilihan siapa satu orang yang
boleh mintak satu bola, basket / sepak. Nah si budi yg milih, si toni
ngalah

Akhirnya beberapa lama gitu si toni dapet bola sepak juga, sekalian
dapet juga baju sama sepatunya. Sekian lanjutin teman!!!

Oh ya, si Budi nyesel, minta maaf dan mereka berteman lagi gituh

Anda mungkin juga menyukai