a. Kesatuan gagasan
Contoh:
(1) Para nelayan/ mengayuh/ sampannya. ---- ( S + P + O)
Kalimat tersebut jelas kesatuan gagasannya, ada S, P, dan O
(2) Kepada semua siswa diharapkan berkumpul di halaman depan.
(3) Di sekolah-sekolah RSBI mempunyai ruang multi media.
Kalimat no 2 dan 3 tidak jelas unsur subjeknya.
b. Koherensi
Contoh:
(1) Guru saya menjelaskan materi itu secara mendalam.
(2) Saya guru menjelaskan materi itu secara mendalam.
(3) Saya membicarakan suatu masalah.
(4) Saya berbicara tentang suatu masalah.
(5) Saya membicarakan tentang suatu masalah.
Kalimat 1,3, dan 4, koheren karena kalimat 1 letak kata dalam kalimat sesuai
dengan pola kalimat. Kalimat 2 maknanya berbeda dengan kalimat no 1. Kaliamat
3 tanpa menggunakan kata bantu, kalimat no 4 memang harus menggunakan kata
bantu, sebdangkan kalimat no 5 semestinya tidak menggunakan kata bantu tentang.
c. Variasi
Contoh:
(1) Seribu bunga di taman, seribu wangi menebar.
(2) Dengan bunga, ia menyambut kekasihnya.
Kalimat 1 bunga dan wangi menyatakan hal yang berdekatan, sedangkan kalimat 2
variasinya inverse, keterangan (alat) mendahului subjel dan predikat.
d. Kesejajaran
Contoh:
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling
mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan cara mengobatinya tidak ada
yang tahu.
Dalam kalimat tersebut di atas yang sederajat/sejajar adalah kata yang tercetak
tebal. Oleh karena itu bentuk kata yang dipakai harus sama, sehingga menjadi
kalimat 2.
2. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling
mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahan dan cara pengobatannya
tidak ada yang tahu.
e. Kehematan
Contoh:
1. Siswa itu pergi setelah ia mendapatkan penjelasan dari gurunya.
2. Ia berangkat hari Senin.
Ia pada kalimat 1, dan hari pada kalimat 2 merupakan pemborosan kata, karena itu
pemakaiannya tidak perlu.