Anda di halaman 1dari 8

Kalimat efektif adalah suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Kalimat dkatakan efektif
jika memenuhi dua syarat utama yaitu struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif. Struktur
kalimat efektif mencakup : kalimat umum, kalimat paralel, dan kalimat periodik. Sementara itu
ciri kalimat efektif adalah kesatuan, kehematan, penekanan, kevariasian.
Struktur kalimat efektif
1.Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangn kamlimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur yang
harus ada dalam seuah kalimat ( subyek dan predikat), sedangkan unsur tak wajib adalah unsur
yang boleh ada dan boleh tidak (kata kerja bantu, keterangan aspek).
2.Struktur Kalimat Paralel
Yang disebut kesejjaran dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama
yang digunakan dalam susunan serial. Jika sebuah kalimat dinyatkan dengan frasa (kelompok
kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan frasa. Jika sebuah ide dalam sebuah
kalimat sinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide-ide sederajat
harus dinyatakan dengan kata benda juga. Kesesejaraan dalam dalam kalimat akan membantu
memberi kejalsan kalimat secara keseluruhan. Contoh :
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan
berbahaya.
2. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan
membahayakan

A. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membenntuk kata berperan dalam menentukan
kesejajaran. Berikut contoh yannng memperlhatkan ketidaksejajaran bentuk.
1. Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarakan dengan kata
membuat (katalog), dan mengatur (peminjaman buku). Agara sejajar, ketiga satuan tersebut
dapat diubah menjadi nomina semua atau verba sperti di bawah ini :
2.Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan
peminjaman buku
3.Tugas para pustakwan meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman
buku.
B. Kesejajaran Makna
Ketidaksejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut :
1.Dia Berpukul-pukulan.
2.Adik memtiki setangkai bunga.
Pada kalimat 1, aktivitas berpukul-pukulan (saling pukul_ memerlukan pelaku lebih dari
satu orang, sementara pada kalimat 2, memetik berarti aktivitas berulang-ulang (bukan pada
setangkai bunga). Perbaikan kalimat agar menjadi kalimat sejajar :
3. Mereka berpukul-pukulan
4. Adik memetik stangkai bunga

C. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan


1.Pemasangan telepon akan meyebabkan....
a.melancarkan tugas
b. untuk menambah wibawa
c. meningkatkan pengeluaran
Pada contoh diatas, jawaban yang dihrapkan adalah a, tetapi kalimat pemasangan telepon
akan menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Plihan b dan c justru lebih
baik susunan kalimatnya, oleh karena itu soal dapat diubah sebagai berikut.
1.Pemasangan telepon akan meningkatkan.....
a.Kelancaran
b.Wibawa
c .Pegeluaran
3. Struktur Kalimat Periodik
Kalau pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetpi
kalau pada kalimat periodik malah sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih dahulu
dikemukakan kemudian muncul dibagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatia para
pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya.
Misalnya : Kemarin bendungan itu dibuka oleh Presiden (K-S-P-O).
C. Ciri kalimat efektif
1. Kesatuan ‘unity’
Betapa pun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun luas, agar tetap
berkedudukan sebagai kalimat, haruslah hanya mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu
kesatuan pikiran.
Misalnya :
1.Bangsa Indonesia menginginkan keamanan , kesejahteraan, dan kedamaian.
2.Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
Bagian yang digaris bawahi disebut subjek, sedangkan bagian lainnya disebut predikat,
bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut.
1.Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat di ats subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata yang
digaisbawahi), partike perlu dihilangkan sehingga menjadi :
a. Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
b. Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
c. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.

2. Kehematan ‘economy’
Yang dimaksud kehematan adalah hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya
jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katnya
sedikit, seabalinya tidak hemat karen jumlah kata terlalu banyak, yang utama adalah seberapa
banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar, dengan kata lain tidak usah
menggunakan belasan kata. Kalau maksud yang dituju bia dicapai dengan beberapa kata saja.
a. Mengulang Subjek Kalimat.
Penulis kadang kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.
Pengulangan ini tidak menjadikan kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karana itu, pengulangan
bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan contohnya : “Pemuda itu segera merubah
rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
b. Hiponim Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih
tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna kata yang
bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. Kata Desember sudah
mengandung makna bulan. Contohnya :
1. Presiden Soeharto menghadiri Rapin ABRI hari Senin lalu.
2. Bulan Maret tahun ini Presiden Soeharto akan mengadakan perjalanan muhibah ke
beberapa negara tetangga antara lain Malaiysia.
3. Warna kuning dan warna unggu adalah warna kesayangan almahrum ibu mereka.
c. Pemakaian Kata Depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada selain ke dan di.
Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah, asal usul, sedangkan
daripada berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Contoh :
1. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30.
2. Perhiasan yang indah ini terbuat dari perak.
3. Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
3. Penekanan “emphasis”.
Setiap kalimat memiliki ide pokok. Inti pikiran ini biasanya ingin ditekanan atau
ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan memperlambat ucapan, meninggalkan suara, dan
sebagainya pada kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan
pada kalimat, antara lain dengan cara : (1) pemindahan letak frasa, (2) mengulangi kata kata
yang sama.
a. Pemindahan Letak Frasa.
Untuk memberikan penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat
memindahkan letak frasa atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara ini juga
disebut pengutamaan bagian kalimat. Contoh :
1. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang menunjukan tidak
efisiennya Pertamina adalah rasion yang masih tumpang antara jumlah pegawai
pertamina dengan produksi minyaknya.
2. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, menurut pendapat
Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih tumpang antara jumlah pegawai
Pertamina dengan produksi minyak.
3. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya
adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian
pendapat Prof. Dr> Herman Yohanes.
b. Mengulang Kata-kata yang Sama.
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang kadang diperlukan dengan maksud
memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian
dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas. Contoh :
1. Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antar pemerintah dengan swasta,
keseimbangan domestik luar negeri, keseimbangan perbankan dengan lembaga keuangan
nonbank.
2. Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak
hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi
budaya.
4. Kevariasian ‘variety’
Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada
kalimat yang pendek dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang menggunakan kalimat
dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi menoton atau datar sehingga
akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Demikian juga jika penulis terus menerus memilih
kalimat yang pendek. Akan tetapi kalimat panjang yang terus menerus dipakai akan membuat
pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok yang memungkinkan timbulnya kelelahan pada
pembaca. Oleh sebab itu, dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi.
Kevariasian ini tidak kita temukan dalam kalimat per kalimat, atau pada kalimat kalimat
yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri.

Penataan Kalimat
2.Kalimat Kontaminasi
Kontaminasi berasal dari bahasa Inggris (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu
diterjemahkan dengan kerancuan/ kekacauan. Kontaminasi dapat terjadi dalam tataran bentukan
kata,susunan kata, dan kalimat. Kekacauan terjadi karena dua pikiran yang masing-masing
berdiri sendiri dijadikan suatu perserangkaian baru yang tidak berpadanan. Oleh karena itu,
bentukan bahasa yang kacau ini dapat dikembalikan menjadi dua bentukan yang benar.
Contoh kalimat a rancu sedangkan b adalah perbaikannya.
a.Mereka mengenyampingkan pendapat orang tuanya.
b.Mereka menyampingkan pendapat orang tuanya.
Pada susunan kata :
a. Dia sering kali membolos.
b. Dia sering membolos.
Pada kalimat :
a.Di sekolah murid-murid dilarang tidak boleh merokok.
b.Di sekolah mrid-murid dilarang merokok.

2. Kalimat Pleonastis
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat itu mengandung sifat berlebih-lebihan.
Setidaknya ada empat penyebab terjadinya kalimat pleonastis, yaitu :
1. Dalam suatu frasa terdapat dua atau lebih ungkapan kata yang bersinonim.
2. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali.
3. Pengertian suatu kata sudah terkandung dalam kata yang lain pembentukan frasa itu.
4. Kata penanda jamak diikuti oleh bentukan jamak.
Contoh :
a. Demi untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja (tidak baku)
b. Demi kekasishnya, dia mau melakukan apa saja (baku)
2. Kalimat Ambigu
Ambiguitas berasal dari bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suaty konstruksi
yang dapat ditafsirkan lebih dari sutu arti. Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan. Ketaksaan
dapat diartika memiliki lebih dari satu makna, tidak dapat dipungkuri keambiguan yang
mengakibatkan terjadinya lebih dari satu makna ini terjadi saat pembocaraan lisan ataupun
tertulis.
Contoh :
1. Rumah sang jutawan yang aneh itu akan dijual.
2. Kucing makan tikus mati.
Kalimat Paralel
Mengenai kalimat paralel yaitu kesejajaran satuan dalm kalimat, menempatkan ide atau
gagsaan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam struktur atau bentuk gramatis. Jika
sebuah gagsan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frasa (kelompok kata ), maka gagsan
yang lain harus sederajat dengan frasa jika sebuah gagasan dinyatakan dalam kata benda
(misalnya pe-an, ke-an), maka gagsan yang lain haus sederajat dengan kata benda juga.
Contoh :
“Penyakit AIDS adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab
pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu.”
Perbaikan :
Dalam kalimat diatas penggunaan yang sederajat adalah kata mengerikan dengan berbahaya dan
kata pencegahan dengan pengobatannya. Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata kata
sederajat dalam kalimat di atas harus sama (parael) sehingga kalimat itu kita tata kembali
menjadi kallimat di bawah ini :
“Penyakit AIDS adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan memberbahayakan,
sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu.”
Perhatikann kembali contoh berikut :
“Sebuah perusahaan jasa pernah mengeluh, bahwa sekali ia tampak bangkrut maka langganan
terbaiknya pun mulai menunda-nunda pembayaran utang mengklaim kerusakan-kerusakan pada
barang yang dikirim, mengeluh keterlambatan pengiriman barang dan seribu satu keluhan
lainnya.”
Pada kalimaat diatas, susunan serial untuk gagasan yang sederajat dinyatakan dalam bentuk frasa
yang memakai kata kerja me- yaitu : menunda-nunda pembayaran utang, mengklaim kerusakan-
kerusakan, mengeluh keterlambatan pengiriman barang.
Kalimat Tidak Logis
Yang dimaksud dengan keogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses
berfikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Dengan perkataan lain, penalaran (reasoning) ialah proses mengambil simpulan (conclicusion,
interference) dan bahan bukti atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti atau
petunjuk (Moeliono, 1988: 124-125).
Contoh :
“Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut”
Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu jawabannya mayat wanita.
Jelaslah bahwa kalimat tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari dua pertanyaan, yaitu (1)
Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2) Sebelum menjadi mayat, wanita itu sering
mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran
yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang tidak logis. Untuk memperjelas pemahaman kita
tentang kalimaat tidak logis dapat diperhatikan contoh berikut ini :
“ Bapak pemakalah, waktu dan tempat kami persilahkan.”
“Untuk menyingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.”
Kalimat yang pertama tersebut tidak logis karana waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilahkan. Sementara itu, pada kalimat kedua, ketidaklogisaannya terletak
pada menyingkat waktu. Waktu tidak dapat disingkat namun dapat dihemat. Oleh karana itu,
kedua kalimat tersebut akan menjadi logis jika diubah menjadi sebagai berikut :

“Bapak, kami persilahkan untuk menyampaikan makalah.”


“Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini.”

Anda mungkin juga menyukai