Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ni Luh Made Putri Palasari

No : 25
Kelas : XII MIPA 4
Mata Pelajaran : Agama Hindu
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Februari 2022

DASA YAMA BRATHA DAN DASA NYAMA BRATHA


PERTANYAAN :
1. Setelah kalian membaca materi tentang Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.
Bagaimana kesimpulan yang bisa kalian pahami dari materi tersebut ? Jelaskan !
Jawaban :
" Yamān sevetam satatam
Na nityam niyamān budhāh,
Yamān patatyasevam hi niyamān
Kevalām bhayan ” (Sarasamuçcaya, 258. hal.194)

Terjemahan:

“ Dan yama (pengekangan diri) haruslah diusahakan, senantiasa dilaksanakan; adapun niyama
(janji diri) dapat tidak secara tetap dilaksanakan; sebab orang yang yakin melaksanakan niyama,
sedangkan “yama” diabaikan, orang yang demikian akan jatuh di naraka loka ”.

Pengertian Dasa Yama Bratha


Kata Dasa Yama Bratha berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga kata yaitu: Dasa,
Yama dan Brata.
o Dasa berarti sepuluh,
o Yama berarti Pengendalian,
o Bratha sama artinya dengan Wrata berarti keinginan atau kemauan.
Jadi arti dari Dasa Yama Bratha merupakan sepuluh macam pengendalian diri tingkat
dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dasa Yama Bratha juga dapat di artikan sebagai
sepuluh macam pengendalian diri yang berhubungan dengan jasmani untuk mencapai
kesempurnaan rohani dan kesejahteraan jasmani serta kesucian batin berupa dharma dan moksa.
Ajaran Dasa Yama Bratha juga merupakan suatu ajaran mengkonsentrsikan etika dan
susila di dalamnya untuk memperoleh keseimbangan dalam diri ataupun diluar diri (internal dan
eksternal) untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagian menjalani aktivitas hidup di dunia.
Dalam ajaran Astangga Yoga juga disebutkan bahwa Dasa Yama Bratha adalah pengendalian
diri tingkat jasmani yang harus dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri. Ajaran
Dasa Yama Bratha diatas dapat ditemui dalam ajaran Anrsangsyanya.
Yama Brata adalah peraturan kesusilaan yang merupakan pedoman hidup manusia untuk
mencapai tujuan agama yaitu Moksa dan Jagadhita. Menurut Kitab Sarasamuccaya sebagai
saripati Kitab Astadasparwa karya dari Bhagawan Wararuci menyebutkan bahwa ajaran Dasa
Yama Bratha dan penerapannya terdiri atas :
1) Anresangsya artinya tidak egois atau tidak mementingkan diri sendiri.
2) Ksama artinya tahan atas panas dang dingin (tahan terhadap berbagai rintanganatau ujian
dalam kehidupan).
3) Satya artinya berkata jujur.
4) Ahimsa artinya tidak membunuh dan tidak menyakiti atau menyiksa.
5) Dama artinya sabar dan dapat menasehati diri sendiri.
6) Arjawa artinya tulus hati.
7) Priti artinya cinta kasih saying terhadap sesama makhluk atau welas asih.
8) Prasada artinya berpikir dan berhati suci tanpa pamerih atau kejernihan hati.
9) Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut, sopan santun.
10) Madarwa artinya kelembutan hati.

Manfaat dan Tujuan Ajaran Dasa Yama Bratha Berdasarkan Bagian-bagian Dari
Ajaranya
Secara garis besar manfaat dari Ajaran Dasa Yama Bratha adalah :
o Membebaskan diri dari keterikatan atas nafsu duniawi.
o Membentuk insan berkepribadian luhur.
o Untuk membangun keselamatan di dalam hidup

“Adbhirgatrani suddhyanti, manah satyena suddhyanti, widya tapobhyam bhutdtma,


buddhirjnana suddyati.” (Manawa Dharmasastra V. 109)
Terjemahan:
“ Badan dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, atma dengan ilmu dan
tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan ”.
Pengertian Dasa Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha juga berasal dari Bahasa Sanskerta, yang terdiri dari tiga kata, yaitu:
 Dasa berarti sepuluh,
 Nyama berarti pengendalian dalam tahap mental,
 Bratha/Wrata berarti keinginan atau kemauan.
Jadi Dasa Nyama Bratha berarti sepuluh macam pengendalian keinginan dalam tingkat
mental untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dasa Nyama Bratha adalah sepuluh macam atau
jenis pegangan bagi manusia yang hendak mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan
hidup di dunia ini (Wigama, dkk, 1995:75). Bila kita cermati secara arif sesungguhnya ke
sepuluh pegangan batin itu merupakan sadana melaksanakan dharma untuk mencapai tingkatan
kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut Moksa.
Pengamalan dari ajaran dasa nyama bratha tersebut di dunia inilah tempatnya. Selama
manusia hidup dan berkehidupan memiliki kewajiban moral mempertahankan dan menumbuh
kembangkan sifat dan sikap berbudi luhur. Sebab dari perilaku manusia dalam kehidupannya
sehari-hari inilah dapat diketahui tingkatan keluhuran mental manusia itu sendiri. Menurut Kitab
Sarasamuccaya Sloka 260, ada sepuluh bagian Ajaran Nyama Bratha sebagai pedoman hidup
yang dapat diterapkan, yaitu :
1) Dana artinya pemberian sedekah, yadnya atau amal.
2) Ijya artinya pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasinya.
3) Tapa artinya pengekangan hawa nafsu jasmani.
4) Dhyana artinya merenung memuja Tuhan.
5) Swadyaya artinya mempelajari dan memahami ajaran-ajaran suci.
6) Upasthanigraha artinya mengendalikan hawa nafsu kelamin.
7) Brata artinya pengekangan nafsu terhadap makanan.
8) Upawasa artinya pengekangan diri.
9) Mona artinya pengendalian perkataan.
10) Snana artinya melakukan pemujaan sehari-hari (Tri Sandya).
Dalam Ajaran Yoga, Ajaran Nyama Bratha merupakan ajaran kedua untuk mencapai kerohanian
yang utama.

Manfaat dan Tujuan Ajaran Dasa Nyama Bratha Berdasarkan Bagian-bagian Dari
Ajaranya
Secara garis besar manfaat dari Ajaran Dasa Nyama Bratha adalah :
 Kesehatan mental, moral ataupun rohani.
 Kesempurnaan batin melalui pengamatan dalam hidup.
 Membangun realistis kesadaran tertinggi di dalam diri atas hakekat hidupnya untuk
mencapai penyatuan antara Atma dan Paramatma (Moksatam Jagadditha).

Sumber-sumber Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha


a) Kitab Atharva Weda
b) Reg Weda
c) Kitab Sarasamuccaya
d) Bhagawadgita
e) Manawa Darmasastra
2. Bagaimana cara kalian untuk menerapkan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama
Bratha ? Jelaskan !
Jawaban :
Cara untuk menerapkan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha, yaitu :

~ Contoh-contoh Penerapan Dasa Yama Brata Dalam Kehidupan Sehari-hari ~

 Anresangsya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Anresangsya:
1.     Membatalkan janji pribadi untuk melaksanakan kepentingan warga masyarakat,
2.     Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
3.   Memberi kesempatan kepada penyebrang jalan dengan memperlambat kecepatan sepeda
motor/mobil,
4.     Memberikan tempat duduk kita di dalam bus/angkutan kepada orang tua atau orang hamil,
5.     Membiasakan antre atau menunggu giliran di SPBU, Puskesmas, rumah sakit atau kantor.

 Ksama
Contoh-contoh pelaksanaa ajaran Ksama, seperti:
1.      Memaafkan kesalahan teman,
2.      Tidak marah atau tersinggung bila dijelek-jelekkan teman,
3.      Tetap melanjutkan sekolah walaupun tidak naik kelas,
4.      Tidak merasa minder/berkecil hati walaupun merasa diri ada kekurangan,dll.

 Satya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Satya, seperti:
1.      Mengatakan dengan sebenarnya apa yang dilihat, di dengar.
2.      Bertanggung jawab terhadap yang telah diperbuat,
3.      Menepati janji,
4.      Jujur terhadap kata hati,
5.      Melaksanakan Panca Satya, yaitu:

 Satya Wacana: setia terhadap ucapan,


 Satya Laksana: setia terhadap perbuatan,
 Satya Mitra setia terhadap teman, berteman dalam keadaan senang maupun susah,
 Satya Semaya: selalu menepati janji yang diucapkan, dan
 Satya Hredaya: jujur terhadap kata hati

 Ahimsa
Contoh pelaksanaan ajaran Ahimsa, seperti:
1.      Tidak membunuh binatang sembarangan,
2.      Tidak meracuni hewan,
3.      Tidak mengganggu hewan yang sedang tidur,
4.      Tidak memfitnah,
5.      Tidak menghina teman yang memiliki kekurangan.

Agama Hindu juga membenarkan melakukan pembunuhan/Himsa Karma tetapi hendaknya


dilandasi cinta kasih dan dharma, seperti:
a.         Dewa Puja yaitu untuk persembahan kepada para Dewa dan manifestasi Ida Sang
Hyang Widhi.
b.         Pitra Puja yaitu membunuh untuk persembahan kepada leluhur.
c.         Athiti Puja yaitu membunuh untuk dipersembahkan atau dihaturkan kepada tamu.
d.        Dharma Wigata yaitu membunuh di dalam peperangan/pertempuran.

 Dama
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dama, seperti:
1) Menyadari perbuatan, perkataan dan perbuatan kita yang keliru,
2) Memikirkan terlebih dahulu akan perkataan yang akan diucapkan,
3) Sebelum tidur renungkanlah perbuatan yang telah kita lakukan sebagai evaluasi harian untuk
meningkatkan kwalitas diri,
4) Biasakan tidak terlalu repot membicarakan kelemahan orang, masih lebih baik jika rajin
melihat kelemahan diri sendiri,
5) Untuk menghindari adanya penyesalan yang datangnya selalu di belakang, sebelum berkata
dan berbuat pikirkan secara matang akibatnya.

 Arjawa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Arjawa, seperti:
1.      Jangan mengaku dan merasa diri selalu paling benar,
2.      Katakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah,
3.      Berpijaklah pada kebenaran walaupun banyak godaan,
4.      Orang yang mempertahankan kebenaran akhirnya akan menang.
5.      Jadilah ksatria pembela kebenaran seperti peribahasa Berani karena benar Takut karena Salah

 Priti
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Priti, seperti:
1) Hiduplah rukun saling mengasihi sesama teman di sekolah, bersama keluarga, begitu juga
dengan tetangga sekitar,
2) Memelihara hewan peliharaan dengan baik,
3) Rajin merawat dan memupuk tanaman, dll

 Prasada
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Prasada, misalnya:
1) Jujur dan tulus pada setiap tindakan untuk memupuk dan menumbuhkan kesucian hati,
2) Berpikir jernih, cermat dan masuk akal jangan mengembangkan pikiran buruk atau
berburuk sangka (negatif thinking) kepada orang lain,
3) Rajin sembahyang,
4) Jujur dan setia terhadap setiap tindakan,
5) Berbuat yang iklas tanpa pamerih,
6) Jagalah pikiran kita agar tetap jernih dan suci. Hindarikan pikiran dari hal-kal kotor dan
bodoh, karena pikiran yang diliputi oleh niat yang kotor dan bodoh menyebabkan
manusia lebih rendah dari binatang, dll

 Madurya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Madurya, seperti:
1. Bersikap ramah tamah terhadap semua orang, menghindari sikap judes dan cuek,
2. Bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menghindari sikap kasar,
emosional dan mudah tersinggung,
3. Bersikap sopan santun terhadap siapa saja dan di manapun berada,
4. Selalu menjaga sikap santun ketika berhadapan dengan orang lain baik dengan
teman sejawat, orang yang lebih tua, guru ataupun siapa saja,
5. Selalu berbicara yang sopan kepada lawan bicara,
6. Menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain,
7. Tidak memperlihatkan wajah masam, cemberut dan kusam,

 Mardawa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Mardawa, misalnya:
1) Selalu ringan tangan suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan,
2) Menghargai orang lain,
3) Menghormati orang lain,
4) Tidak mementingkan diri sendiri,
5) Peduli terhadap orang lain,
6)  Bersikap empati terhadap penderitaan orang lain sehingga memiliki keinginan
untuk memberi pertolongan,
7) Menyadari diri memiliki kelebihan dan kekurangan,
8) Menghindarkan diri dari perbuatan merendahkan harga diri orang lain,
9) Selalu bersikap sabar dan tidak membalas dendam,
10) Dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.

~ Contoh-contoh Penerapan Dasa Nyama Brata Dalam Kehidupan Sehari-hari ~


1.         Dana
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dana, seperti:
 Membiasakan berderma kepada orang yang sedang menderita mengalami kesusahan
dalam hidupnya.
 Kekayaan berupa harta benda bersifat tidak kekal dan tidak dibawa mati, maka
sisihkanlah sebagian harta kita untuk berderma/beramal.
 Berikanlah sedekah kepada orang yang membutuhkan.
 Lakukan sedekah pada waktu yang tepat, misalnya pada waktu orang kesusahan, pada
waktu orang tertimpa bencana.
 Berikanlah sedekah kepada orang miskin atau orang sakit.
 Berikanlah sedekah kepada pengemis dengan ikhlas. Janganlah marah kepada pengemis,
jangan mengusirnya dan janganlah mencela.
Pemberian sedekah atau dana menurut waktu pemberiannya ada 4 tingkatan menurut Slokantara
17, sebagai berikut:
a) Dana yang diberikan di bulan Purnama dan bulan Mati (Tilem) menyebabkan 10 kali
kebaikan yang diterima.
b) Dana yang diberikan pada bulan Gerhana membawa phahala (100) seratus kali.
c) Dana yang diberikan pada hari suci Sraddha menjadi 1000 kali lipat.
d) Sedekah/Dana yang diberikan diakhir Yuga phahala kebaikannya akan tidak terbatas.

Pemberian sedekah atau dana menurut Tingkatannya ada 4 menurut Slokantara 21, sebagai
berikut:
a) Pemberian berupa makanan itu mutunya kecil, disebut Kanista Dana.
b) Pemebrian berupa Uang/pakaian mutunya menengah, disebut Madyama Dana.
c) Pemberian berupa gadis itulah yang dianggap tinggi, disebut Utama Dana.
d) Pemberian sedekah/dana berupa Ilmu Pengetahuan itu mengatasi semuanya dan
membawakan kebajikan besar, disebut Ananta Dana.

2.         Ijya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Ijya, seperti:
o Rajin melakukan Tri Sandya setiap hari ( pagi, siang, sore ).
o Rajin berdoa setiap saat.
o Rajin melakukan persembahyangan pada hari raya.
o Rajin melakukan meditasi dan berjapa, dan lain-lainnya.

3.         Tapa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Tapa, seperti:
 Berlatih diri mengendalikan pikiran seperti berusaha untuk berpikir jernih, berpikir yang
baik agar tahan uji terhadap masalah yang mengganggu pikiran.
 Berlatih mengendalikan keinginan, misalnya memenuhi keinginan sesuai kebutuhan,
memenuhi keinginan sesuai kemampuan, menghindari keinginan yang menimbulkan
kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar tahan uji terhadap pengaruh buruk
keinginan itu.
 Berlatih hidup sederhana agar tahan uji terhadap penderitaan.
 Berlatih mengendalikan perkataan agar tahan uji untuk tidak berkata yang menyakitkan
misalnya berkata kasar, mengancam, menghardik, dan mengeluarkan kata-kata ejekan
dan hinaan.
 Berlatih mengendalikan perbuatan, misalnya tidak melakukan perbuatan curang,
mencuri, suka berkelahi, suka memancing keributan, suka berbuat onar, dan lain-lainnya.
4.         Dhyana
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dhyana, seperti:
 Saat belajar di kelas perlu memusatkan pikiran tentang pelajaran yang sedang diajarkan.
 Memusatkan pikiran pada saat mengendarai sepeda motor/mobil.
 Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan melakukan Pranayama.
 Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan sembahyang.
 Berlatih melakukan pemusatan pikiran kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan meakukan
yoga, tapa dan semadi, dan lain-lainnya.

5.         Swadhyaya
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Swadhyaya, seperti:
 Tekun belajar jangan cepat putus asa.
 Berusaha belajar secara mandiri artinya belajar tanpa diperintah dan belajar menemukan
jawaban sendiri.
 Jangan malu bertanya kepada orang lain tentang suatu masalah yang tidak dimengerti
atau tidak diketahui
 Rajin membaca buku kerohanian dan buku-buku lain yang berguna dalam kehidupan.
 Mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, dan lain-lainnya.

6.         Upasthanigraha
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Upasthanigraha, misalnya:
o Menghindari berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi.
o Menghindari berpakaian yang ketat atau seksi bahkan berpakaian yang merangsang.
o Mengindarkan diri dari pikiran kosong agar tidak berpeluang menghayal terhadap hal-hal
yang porno.
o Tidak menonton tayangan televisi yang menyiarkan film-film Dewasa.
o Tidak membuka HP yang berisi film-film porno.
o Hindari membaca komik atau menonton VCD Porno.
o Sibukkanlah diri dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti olahraga, kursus, ekstra
kulikuler, belajar menari, Pramuka, megambel.
o Menghindari berprilaku genit terhadap lawan jenis, dan lain-lainnya.

7.         Brata
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Brata, seperti:
 Berjanjilah dari lubuk hati yang paling dalam.
 Taatilah apa yang menjadi janjimu, seperti; saya ingin menjadi orang yang berguna, saya
ingin menjadi orang yang berbakti kepada orang tua, saya ingin menjadi orang yang
berguna dalam keluarga.
 Janji dalam hati bukan untuk diingkari tetapi untuk ditaati, dan lain-lainnya.
8.         Upawasa
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Upawasa, misalnya:
 Hindari memakan makanan yang berlebihan karena nafsu belaka.
 Hindarkan diri untuk memakan makanan yang sudah basi atau kedaluwasa.
 Hindari makan makanan yang kotor.
 Hindari memakan makanan yang tidak jelas asal usulnya.
 Aturlah jadwal makan, misalnya makan teratur yaitu sarapan pagi, makan siang dan
makan sore secara teratus.
 Mengendalikan nafsu makan, misalnya makanlah secukupnya sesuai kebutuhan tubuh,
jangan makan yang berlebihan.
 Menghindari sikap rakus.
 Mencoba untuk berpuasa pada hari Raya Nyepi, Siwaratri atau pada hari Raya Hindu
sesuai kemampuan, dan lain-lainnya.

9.         Mona
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Mona, seperti:
o Hindari berkata kasar.
o Hindari perkataan mencaci maki.
o Hindari perkataan bohong.
o Hindari mengeluarkan tata-kata hinaan maupun ejekan.
o Jangan mengeluarkan perkataan mengancam.
o Hindarkan diri untuk tidak berkata yang kotor dan jorok.
o Belajar melakukan mona brata pada hari Raya Nyepi sesuai kemampuan, dan lain-
lainnya.

10.     Snana
Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Snana, misalnya:
 Rajin mandi 2 kali sehari yaitu pagi hari sebelum sekolah dan sore hari.
 Rajin merawat badan, misalnya: memotong rambut yang panjang, memotong kuku,
menyikat gigi, mencuci pakaian sendiri, mandi dengan menggunakan air bersih dan
memakai sabun.
 Rajin sembahyang baik di sekolah dengan Tri Sandya dan di rumah di sore hari
melaksanakan Tri Sandya dan Kramaning Sembah.
 Rajin melakukan Pranayama untuk menyucikan pikiran.
 Jujur dalam hidup, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai