Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGAMA

“ DASA YAMA BRATHA DAN DASA NYAMA BRATHA”

Oleh

Nama : I Komang Gede Agus Diva Wiguna


No : 13
Kelas : XII MIPA 9

TAHUN AJARAN 2020/2021


SMA NEGERI 1 TABANAN
Dasa Yama Brata dan Dasa Nyama Brata
I. Arti Dasa Yama dan Dasa Nyama Brata
Ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama adalah ajaran susila Hindu yang dapat menuntun
umatnya untuk berbuat susila agar menjadi orang yang memiliki budi pakerti luhur.
Ajaran Susila sangat erat kaitannya dengan ajaran lain dalam agama Hindu yakni; ajaran
Tattwa dan Upakara. Ajaran Tattwa, Susila dan Upakara dalam agam Hindu disebut Tri
Kerangka Agama Hindu. Ketiga ajaran ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya. Ketiga ajaran ini diibaratkan sebagai sebutir telur. Kulit telur adalah
Upacara Hindu, Putih telur adalah ajaran Susila Hindu, sedangkan Kuning Telur/sarinya
adalah ajaran Tattwa. Demikian juga ketiga ajaran ini diibaratkan seperti tubuh manusia.
Tattwa adalah kepala manusia, Susila adalah badan manusia dan Upacara adalah kaki
manusia.

II. Pengertian Dasa Yama Brata


Kata Dasa Yama Brata berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga kata yaitu:
Dasa, Yama dan Brata. Dasa berarti sepuluh, Yama berarti Pengendalian, Brata sama
artinya dengan Wrata berarti keinginan atau kemauan.
Jadi arti dari Dasa Yama Brata adalah sepuluh pengendalian keinginan untuk
mendapatkan kesempurnaan hidup.

III. Pengertian Dasa Nyama Brata


Dasa Nyama Brata juga berasal dari Bahasa Sanskerta, yang terdiri dari tiga kata, yaitu:
Dasa berarti sepuluh, Nyama berarti pengendalian dalam tahap mental, Brata/Wrata
berarti keinginan atau kemauan.
Jadi Dasa Nyama Brata berarti sepuluh macam pengendalian keinginan dalam tingkat
mental untuk mencapai kesempurnaan hidup.

IV. Bagian-bagian Dasa Yama Brata dan artinya


1.              Anresangsya artinya tidak mementingkan diri sendiri.
2.              Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan.
3.              Satya berarti setia dengan ucapan sehingga menyenangkan hidup.
4.              Ahimsa berarti tidak membunuh dan tidak menyakiti atau menyiksa.
5.              Dama artinya dapat menasehati diri sendiri.
6.              Arjawa artinya jujur mempertahankan kebenaran.
7.              Priti artinya cinta kasih saying terhadap sesama makhluk.
8.              Prasada berarti berpikir dan berhati suci tanpa pamerih.
9.              Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut, sopan santun.
10.          Madarwa artinya rendah hati.

V. Bagian-bagian Dasa Nyama Brata dan artinya


1. Dana berarti pemberian sedekah.
2. Ijya artinya pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi da leluhur.
3. Tapa artinya menggembleng diri.
4. Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Ida Sang Hyang Widhi.
5. Swadyaya berarti mempelajari dan memahami ajaran-ajaran suci.
6. Upasthanigraha adalah mengendalikan hawa nafsu kelamin.
7. Brata adalah taat akan sumpah.
8. Upawasa adalah berpuasa.
9. Mona berarti membatasi perkataan.
10. Snana artinya melakukan penyucian diri sendiri setiap hari dengan jalan
membersihkan badan dan bersembahyang.

VI. Contoh-contoh Pelaksanaan Dasa Yama Brata


Tujuannya agar kita dapat mengikutinya untuk meningkatkan kesempurnaan hidup.
1. Anresangsya
artinya tidak mementingkan diri sendiri. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Anresangsya:
a) Membatalkan janji pribadi untuk melaksanakan kepentingan warga masyarakat.
b) Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
c) Memberi kesempatan kepada penyebrang jalan dengan memperlambat kecepatan
sepeda motor/mobil.
d) Memberikan tempat duduk kita di dalam bus/angkutan kepada orang tua atau orang
hamil.
e) Membiasakan antre atau menunggu giliran di SPBU, Puskesmas, rumah sakit atau
kantor.

2. Ksama
artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan.
Contoh-contoh pelaksanaa ajaran Ksama, seperti:
a) memaafkan kesalahan teman.
b) tidak marah atau tersinggung bila dijelek-jelekkan teman.
c) tetap melanjutkan sekolah walaupun tidak naik kelas.
d) tidak merasa minder/berkecil hati walaupun merasa diri ada kekurangan,dll.

3.  Satya
Berarti setia dengan ucapan sehingga menyenangkan hidup. Satya berarti juga kejujuran
atau kebenaran. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Satya, seperti:
a) Mengatakan dengan sebenarnya apa yang dilihat, di dengar.
b) Bertanggung jawab terhadap yang telah diperbuat.
c) Menepati janji.
d) Jujur terhadap kata hati.
e) Melaksanakan Panca Satya, yaitu:
 Satya Wacana: setia terhadap ucapan.
Satya Laksana: setia terhadap perbuatan.
Satya Mitra setia terhadap teman, berteman dalam keadaan senang maupun susah.
Satya Semaya: selalu menepati janji yang diucapkan.
Satya Hredaya: jujur terhadap kata hati

4.         Ahimsa
artinya tidak membunuh, tidak menyiksa atau menyakiti makhluk. Contoh pelaksanaan
ajaran Ahimsa, seperti:
a) Tidak membunuh binatang sembarangan.
b) Tidak meracuni hewan.
c) Tidak mengganggu hewan yang sedang tidur.
d) Tidak memfitnah.
e) Tidak menghina teman yang memiliki kekurangan.
Agama Hindu juga membenarkan melakukan pembunuhan/Himsa Karma tetapi hendaknya
dilandasi cinta kasih dan dharma, seperti:
a) Dewa Puja yaitu untuk persembahan kepada para Dewa dan manifestasi Ida Sang
Hyang Widhi.
b) Pitra Puja yaitu membunuh untuk persembahan kepada leluhur.
c) Athiti Puja yaitu membunuh untuk dipersembahkan atau dihaturkan kepada tamu.
d) Dharma Wigata yaitu membunuh di dalam peperangan/pertempuran.

5.         Dama
artinya sabar dan dapat menasehati diri sendiri. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dama,
seperti:
a) Menyadari perbuatan, perkataan dan perbuatan kita yang keliru.
b) Memikirkan terlebih dahulu akan perkataan yang akan diucapkan.
c) Sebelum tidur renungkanlah perbuatan yang telah kita lakukan sebagai evaluasi
harian untuk meningkatkan kwalitas diri.
d) Biasakan tidak terlalu repot membicarakan kelemahan orang, masih lebih baik jika
rajin melihat kelemahan diri sendiri.
e) Untuk menghindari adanya penyesalan yang datangnya selalu di belakang, sebelum
berkata dan berbuat pikirkan secara matang akibatnya.
f) Orang yang penyabar tidak mudah tersinggung, orang sabar disayang Tuhan. Orang
sabar dapat menasehati dirinya sendiri.

6.         Arjawa
artinya jujur mempertahankan kebenaran bersifat terbuka dan berterus terang. Sifat
terbuka dan berterus terang menghindarkan kita dari kesalahpahaman. Kesalahpahaman
dapat menimbulkan masalah. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Arjawa, seperti:
a) Jangan mengaku dan merasa diri selalu paling benar.
b) Katakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah.
c) Berpijaklah pada kebenaran walaupun banyak godaan.
d) Orang yang mempertahankan kebenaran akhirnya akan menang.
e) Jadilah ksatria pembela kebenaran seperti peribahasa Berani karena benar Takut
karena Salah.

7.       Priti
artinya cinta kasih sayang terhadap sesama Makhluk .Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Priti, seperti:
a) Hiduplah rukun saling mengasihi sesama teman di sekolah, bersama keluarga, begitu
juga dengan tetangga sekitar.
b) Memelihara hewan peliharaan dengan baik.
c) Rajin merawat dan memupuk tanaman, dll

8.       Prasada
artinya bertpikir dan berhati suci tanpa pamerih. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Prasada, misalnya:
a) Jujur dan tulus pada setiap tindakan untuk memupuk dan menumbuhkan kesucian hati.
b) Berpikir jernih, cermat dan masuk akal jangan mengembangkan pikiran buruk atau
berburuk sangka (negatif thinking) kepada orang lain.
c) Rajin sembahyang.
d) Jujur dan setia terhadap setiap tindakan.
e) Berbuat yang iklas tanpa pamerih,
f) Jagalah pikiran kita agar tetap jernih dan suci. Hindarikan pikiran dari hal-kal kotor
dan bodoh, karena pikiran yang diliputi oleh niat yang kotor dan bodoh menyebabkan
manusia lebih rendah dari binatang, dll
9.       Madurya
artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Madurya, seperti:
a) Bersikap ramah tamah terhadap semua orang, menghindari sikap judes dan cuek.
b) Bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menghindari sikap kasar, emosional
dan mudah tersinggung.
c) Bersikap sopan santun terhadap siapa saja dan di manapun berada.
d) Selalu menjaga sikap santun ketika berhadapan dengan orang lain baik dengan teman
sejawat, orang yang lebih tua, guru ataupun siapa saja.
e) Selalu berbicara yang sopan kepada lawan bicara.
f) Menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain.
g) Tidak memperlihatkan wajah masam, cemberut dan kusam.

10.     Mardawa
artinya rendah hati tidak sombong. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Mardawa,
misalnya:
a) Selalu ringan tangan suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
b) Menghargai orang lain.
c) Menghormati orang lain.
d) Tidak mementingkan diri sendiri.
e) Peduli terhadap orang lain.
f) Bersikap empati terhadap penderitaan orang lain sehingga memiliki keinginan untuk
memberi pertolongan.
g) Menyadari diri memiliki kelebihan dan kekurangan.
h) Menghindarkan diri dari perbuatan merendahkan harga diri orang lain.
i) Selalu bersikap sabar dan tidak membalas dendam.
j) Dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain
VII Contoh-contoh Pelaksanaan Dasa Nyama Brata
1.  Dana
artinya berderma dan beramal tanpa pamerih. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Dana,
seperti:
a) Membiasakan berderma kepada orang yang sedang menderita mengalami
kesusahan dalam hidupnya.
b) Kekayaan berupa harta benda bersifat tidak kekal dan tidak dibawa mati, maka
sisihkanlah sebagian harta kita untuk berderma/beramal.
c) Berikanlah sedekah kepada orang yang membutuhkan.
d) Lakukan sedekah pada waktu yang tepat, misalnya pada waktu orang kesusahan,
pada waktu orang tertimpa bencana.
e) Berikanlah sedekah kepada orang miskin atau orang sakit.
f) Berikanlah sedekah kepada pengemis dengan ikhlas. Janganlah marah kepada
pengemis, jangan mengusirnya dan janganlah mencela.
Pemberian sedekah atau dana menurut waktu pemberiannya ada 4 tingkatan menurut Slokantara
17, sebagai berikut:
a) Dana yang diberikan di bulan Purnama dan bulan Mati (Tilem) menyebabkan 10 kali
kebaikan yang diterima.
b) Dana yang diberikan pada bulan Gerhana membawa phahala (100) seratus kali.
c) Dana yang diberikan pada hari suci Sraddha menjadi 1000 kali lipat.
d) Sedekah/Dana yang diberikan diakhir Yuga phahala kebaikannya akan tidak terbatas.
e) Pemberian sedekah atau dana menurut Tingkatannya ada 4 menurut Slokantara 21,
sebagai berikut:
f) Pemberian berupa makanan itu mutunya kecil, disebut Kanista Dana.
g) Pemebrian berupa Uang/pakaian mutunya menengah, disebut Madyama Dana.
h) Pemberian berupa gadis itulah yang dianggap tinggi, disebut Utama Dana.
i) Pemberian sedekah/dana berupa Ilmu Pengetahuan itu mengatasi semuanya dan
membawakan kebajikan besar, disebut Ananta Dana.

2.         Ijya
artinya pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Ijya, seperti:
a) Rajin melakukan Tri Sandya setiap hari ( pagi, siang, sore ).
b) Rajin berdoa setiap saat.
c) Rajin melakukan persembahyangan pada hari raya.
d) Rajin melakukan meditasi dan berjapa, dll

3.         Tapa
artinya menggembleng diri untuk menimbulkan daya tahan. Contoh-contoh pelaksanaan
ajaran Tapa, seperti:
a) Berlatih diri mengendalikan pikiran seperti berusaha untuk berpikir jernih, berpikir
yang baik agar tahan uji terhadap masalah yang mengganggu pikiran.
b) Berlatih mengendalikan keinginan, misalnya memenuhi keinginan sesuai kebutuhan,
memenuhi keinginan sesuai kemampuan, menghindari keinginan yang menimbulkan
kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar tahan uji terhadap pengaruh
buruk keinginan itu.
c) Berlatih hidup sederhana agar tahan uji terhadap penderitaan.
d) Berlatih mengendalikan perkataan agar tahan uji untuk tidak berkata yang
menyakitkan misalnya berkata kasar, mengancam, menghardik, dan mengeluarkan
kata-kata ejekan dan hinaan.
e) Berlatih mengendalikan perbuatan, misalnya tidak melakukan perbuatan curang,
mencuri, suka berkelahi, suka memancing keributan, suka berbuat onar, dll.

4.         Dhyana
artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Ida Sang Hyang Widhi. Contoh-contoh
pelaksanaan ajaran Dhyana, seperti:
a) Saat belajar di kelas perlu memusatkan pikiran tentang pelajaran yang sedang
diajarkan.
b) Memusatkan pikiran pada saat mengendarai sepeda motor/mobil.
c) Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan melakukan Pranayama.
d) Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan sembahyang.
e) Berlatih melakukan pemusatan pikiran kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan
meakukan yoga, tapa dan semadi, dll
5.         Swadhyaya
artinya tekun mempelajari dan memahami ajaran suci. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Swadhyaya, seperti:
a) Tekun belajar jangan cepat putus asa.
b) Berusaha belajar secara mandiri artinya belajar tanpa diperintah dan belajar
menemukan jawaban sendiri.
c) Jangan malu bertanya kepada orang lain tentang suatu masalah yang tidak
dimengerti atau tidak diketahui
d) Rajin membaca buku kerohanian dan buku-buku lain yang berguna dalam
kehidupan.
e) Mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, dll

6.          Upasthanigraha
artinya mengendalikan hawa nafsu kelamin. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Upasthanigraha, misalnya:
a) Menghindari berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi.
b) Menghindari berpakaian yang ketat atau seksi bahkan berpakaian yang merangsang.
c) Mengindarkan diri dari pikiran kosong agar tidak berpeluang menghayal terhadap hal-
hal yang porno.
d) Tidak menonton tayangan televisi yang menyiarkan film-film Dewasa.
e) Tidak membuka HP yang berisi film-film porno.
f) Hindari membaca komik atau menonton VCD Porno.
g) Sibukkanlah diri dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti olahraga, kursus, ekstra
kulikuler, belajar menari, Pramuka, megambel.
h) Menghindari berprilaku genit terhadap lawan jenis, dll

7.       Brata
artinya taat akan sumpah. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran Brata, seperti:
a) Berjanjilah dari lubuk hati yang paling dalam.
b) Taatilah apa yang menjadi janjimu, seperti; saya ingin menjadi orang yang berguna,
saya ingin menjadi orang yang berbakti kepada orang tua, saya ingin menjadi orang
yang berguna dalam keluarga.
c) Janji dalam hati bukan untuk diingkari tetapi untuk ditaati, dll

8.       Upawasa
artinya berpuasa mengekang nafsu terhadap makanan dan minuman. Contoh-contoh
pelaksanaan ajaran Upawasa, misalnya:
a) Hindari memakan makanan yang berlebihan karena nafsu belaka.
b) Hindarkan diri untuk memakan makanan yang sudah basi atau kedaluwasa.
c) Hindari makan makanan yang kotor.
d) Hindari memakan makanan yang tidak jelas asal usulnya.
e) Aturlah jadwal makan, misalnya makan teratur yaitu sarapan pagi, makan siang dan
makan sore secara teratus.
f) Mengendalikan nafsu makan, misalnya makanlah secukupnya sesuai kebutuhan tubuh,
jangan makan yang berlebihan.
g) Menghindari sikap rakus.
h) Mencoba untuk berpuasa pada hari Raya Nyepi, Siwaratri atau pada hari Raya Hindu
sesuai kemampuan, dll

9.       Mona
artinya membatasi perkataan. Mona juga berarti pantang atau tidak berkata-kata dalam
kurun waktu tertentu atau membatasi perkataan. Contoh-contoh pelaksanaan ajaran
Mona, seperti:
a) Hindari berkata kasar.
b) Hindari perkataan mencaci maki.
c) Hindari perkataan bohong.
d) Hindari mengeluarkan tata-kata hinaan maupun ejekan.
e) Jangan mengeluarkan perkataan mengancam.
f) Hindarkan diri untuk tidak berkata yang kotor dan jorok.
g) Belajar melakukan mona brata pada hari Raya Nyepi sesuai kemampuan, dll

10.   Snana
artinya tekun melakukan penyucian diri dengan jalan mandi atau sembahyang. Contoh-
contoh pelaksanaan ajaran Snana, misalnya:
a) Rajin mandi 2 kali sehari yaitu pagi hari sebelum sekolah dan sore hari.
b) Rajin merawat badan, misalnya: memotong rambut yang panjang, memotong kuku,
menyikat gigi, mencuci pakaian sendiri, mandi dengan menggunakan air bersih dan
memakai sabun.
c) Rajin sembahyang baik di sekolah dengan Tri Sandya dan di rumah di sore hari
melaksanakan Tri Sandya dan Kramaning Sembah.
d) Rajin melakukan Pranayama untuk menyucikan pikiran.
e) Jujur dalam hidup

Anda mungkin juga menyukai