Anda di halaman 1dari 21

MANFAAT ETIKA HINDU DALAM

KEHIDUPAN MAHASISWA DI KAMPUS STKIP

Dosen pembimbing
DRS. I KETUT SEKEN, M.SI.

Disusun oleh :

1. I MADE HARTOBI SURYA PRANATA 224031


2. NI NENGAH DENI WIRAWATI 224034
3. NI LUH MARSYA 224035
4. I NYOMAN SUMASTRA 224069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Om swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
terselesaikannya makalah ini. Makalah ini berjudul "Manfaat Etika Hindu Dalam
Kehidupan Mahasiswa di Kampus STKIP". Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Etika yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang
belum kami ketahui. Maka dari itu, kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Amlapura, 04 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3

2.1 Pengertian Etika Hindu........................................................................ 3

2.2 Peranan Etika Hindu dalam Kehidupan............................................... 4

2.3 Tri Kaya Parisuda................................................................................ 5

2.3.1 Pengertian Tri Kaya Parisuda.................................................... 5

2.3.2 Bagian Bagian Tri Kaya Parisuda.............................................. 5

2.3.3 Contoh Pengamalan Tri Kaya Parisuda..................................... 5

2.3.4 Manfaat Tri Kaya Parisuda dalam kehidupan kita..................... 6

2.4 Tri Guna............................................................................................... 6

2.4.1 Pengertian Tri Guna................................................................... 6

2.4.2 Bagian Bagian Tri Guna............................................................ 7

2.4.3 Contoh Pengamalan Tri Guna.................................................... 7

2.4.4 Manfaat Tri Guna dalam kehidupan kita................................... 7

2.5 Pengertian Panca Satya........................................................................ 8

2.5.1 Pengertian Panca Satya.............................................................. 8

2.5.2 Bagian-Bagian Panca Satya....................................................... 8

ii
2.5.3 Contoh PengamalanPanca Satya............................................... 8

2.5.4 Manfaat Panca Satya dalam kehidupan kita.............................. 9

2.6 Sad Ripu.............................................................................................. 10

2.6.1 Pengertian Sad Ripu.................................................................. 10

2.6.2 Bagian-Bagian Sad Ripu........................................................... 10

2.6.3 Contoh Pengamalan Sad Ripu................................................... 10

2.6.4 Manfaat Sad Ripu dalam kehidupan kita................................... 11

2.7 Sapta Timira......................................................................................... 12

2.7.1 Pengertian Sapta Timira............................................................. 12

2.7.2 Bagian-Bagian Sapta Timira...................................................... 12

2.7.3 Contoh Pengamalan Sapta Timira............................................. 13

2.7.4 Manfaat Sapta Timira dalam kehidupan kita............................. 14

BAB III PENUTUP........................................................................................... 16

3.1 KESIMPULAN................................................................................... 16

3.1 SARAN................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika dalam agama Hindu dinamakan "susila". Kata ”susila" berasal dari
dua suku kata yakni "su" dan "sila". Su artinya baik, sila berarti kebiasaan atau
tingkah laku perbuatan manusia yang baik. Karena itu dalam agama Hindu, etika
dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya
suatu perbuatan apa yang harus dikerjakan atau dihindari, sehingga tercipta
hubungan yang baik diantara sesama manusia. Salah satu aspek dalam ilmu etika
adalah membahas aspek moral dan arti dari apa yang dikatakan baik dan tidak
baik. Etika adalah rasa cinta, rasa kasih sayang dimana seseorang yang menerima
etika itu adalah karena ia mencintai dirinya sendiri dan menghargai orang lain
(Pudja, 1984 dalam Suhardana, 2006:19).
Dalam Agama Hindu Etika dinamakan tata susila yang artinya sebagai
peraturan tingkah laku baik dan mulia yang harus dijadikan pedoman hidup oleh
manusia. Tujuannya adalah untuk memelihara hubungan baik yang selaras dan
serasi diantara sesama manusia, sehingga tercapailah kehidupan masyarakat yang
aman dan sentosa. Tata susila membina watak manusia untuk bisa menjadi
anggota keluarga dan anggota masyarakat yang baik, menjadi putra Bangsa yang
berpribadi mulia. Landasan atau pedoman dasar etika Hindu adalah Kitab Suci
Weda.
Beberapa ajaran Etika Dalam Agama Hindu diantaranya sebagai berikut.
Tri Kaya Parisudha, Tri Guna, Sad Ripu, Sapta Timira, Panca Satya, Catur
Asrama, Catur Warna, Tri Rna, Panca Yadnya, Panca Yama Brata, Panca Niyama
Brata. Ajaran-ajaran tersebut masih jarang diterapkan dalam kehidupan,
seharusnya sebagai pelajar khususnya mahasiswa ajaran-ajaran tersebut
hendaknya dijalankan agar membawa manfaat dalam kehidupan. Dari
permasalahan tersebut maka disusun makalah mengenai "Manfaat Etika Hindu
dalam Kehidupan Mahasiswa dI Kampus STKIP"

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Hindu?
2. Apa saja peranan Etika Hindu dalam kehidupan?
3. Apa itu Tri Kaya Parisuda, bagian-bagiannya dan manfaatnya?
4. Apa itu Tri Guna, bagian-bagiannya dan manfaatnya?
5. Apa itu Panca Yadnya, bagian-bagiannya dan manfaatnya?
6. Apa itu Sad Ripu, bagian-bagiannya dan manfaatnya?
7. Apa itu Sapta Timira, bagian-bagiannya dan manfaatnya?

1.3 Tujuan
Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengetahui apa itu Etika Hindu.
2. Dapat memahami apa saja peranana Etika Hindu dlam kehidupan.
3. Dapat memahami apa itu Tri Kaya Parisuda, bagian-bagiannya dan
manfaatnya.
4. Dapat memahami apa itu Tri Guna, bagian-bagiannya dan
manfaatnya.
5. Dapat memahami apa itu Panca Yadnya, bagian bagiannya dan
manfaatnya.
6. Dapat memahami apa itu Sad Ripu, bagian-bagiannya dan
manfaatnya.
7. Dapat memahami apa itu Sapta Timira, bagian-bagiannya dan
manfaatnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Hindu

 Etika agama Hindu pada dasarnya mengajarkan aturan tingkah laku yang
baik dan mulia. Dengan adanya pedomantersebut diharapkan seluruh umat hidup
dapat menjalani serta memahami secara baik dan benar.
  Dalam agama Hindu etika dinamakan susila,  berarti kebiasaan atau
tingkah laku perbuatan manusia yang baik. Susila merupakan kerangka dasar
Agama Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa). Kata Susila terdiri dari dua
suku kata: "Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah, harmonis. "Sila" berarti
perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik terpancar
sebagai cermin objektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah
tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama
manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci
(Yadnya), keikhlasan, dan kasih sayang. Pola hubungan tersebut adalah berprinsip
pada ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau) mengandung makna bahwa hidup
segala makhluk sama, menolong orang lain berarti menolong diri sendiri, dan
sebaliknya menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa sosial
demikian diresapi oleh sinar tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali bukan atas
dasar pamrih kebendaan. Hidup bukanlah penantian. Hidup adalah perjuangan dan
memotivasi diri untuk dapat melepaskan diri dari hidup yang memang dalam
kelahiran adalah sengsara. Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan dan
gejolak, di samping dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang berasal dari dalam
diri kita sendiri (internal) yaitu: Sad Ripu, Sad Atatayi, dan Sapta Timira, juga
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari luar kita sendiri (external) seperti: 4
(empat) zaman/yuga/masa/era dunia yang disebut Catur Yuga, meliputi Krta Yuga,

3
Treta Yuga, Dwapara Yuga, dan Kali Yuga.
Dalam hal ini maka etika dalam agama Hindu dikatakansebagai ilmu yang
mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu perbuatan manusia,
mengenai apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditinggalkan, sehingga
dengan demikian akan tercipta kehidupan yang rukundan damai dalam kehidupan
manusia. Etika menjadikan kehidupan masyarakat menjadi harmonis, karena
saling menjunjung tinggi rasa saling menghargai antar sesama dan saling tolong
menolong. Dengan etika akan membina masyarakat untuk menjadi anggota
keluarga dan anggota masyarakat yang baik, menjadi warga negara yang mulia.

2.2 Peranan Etika Hindu dalam Kehidupan 

Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari-hari.


Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan
menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan
memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu
mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang
memegang teguh sendisendi kesusilaan. Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan
bahwa agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup
seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan
budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi
tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.
Kebiasaan adalah kualitas daya kewajiban, keadaan yang tetap sehingga
memudahkan pelaksanaan suatu perbuatan atau kewajiban. Oleh karena itu
kebiasaan disebut kodrat yang kedua. Kebiasaan yang sejati hanya ditemukan
pada manusia, karena hanya manusia yang dapat dengan sengaja mengarahkan
kegiatannya. Kebiasaan yang dipandang dari sudut kesusilaan baik, dinamai
kebijakan. Kebijakan menyempurnakan akal menjadi alat untuk pengetahuan.
Bagi budi spekulatif, kebijakan disebut pengertian, pengetahuan dan hikmah. Bagi
budi praktis, kebijakan merupakan kepandaian dan kebijaksanaan. Kebijakan
kesusilaan menyempurnakan keinginan, baik budiman maupun ke indriaan.
Kebijakan itu tetap menjaga jalan tengah antara yang melalui batas. Kebijakan itu

4
tidak bersifat mutlak, tetapi selaras dengan orang yang bersangkutan. Oleh karena
itu kebijakan harus dibimbing oleh akal yang disebut kebiasaan.

2.3 Tri Kaya Parisuda


2.3.1 Pengertian Tri Kaya Parisuda
Tri Kaya Parisuda berasal dari Bahasa Sansekerta. Secara Bahasa
Tri Kaya Parisuda diartikan sebagai “Tri” yang artinya tiga, “Kaya” yang
artinya perbuatan/tingkah laku, dan “Parisuda” yang artinya yang
disucikan. Maka Tri Kaya Parisuda dapat diartikan Tiga perbuatan atau
pikiran yang baik.
2.3.2 Bagian -Bagian Tri Kaya Parisuda
Bagian Bagian dari Tri Kaya Parisuda yaitu :
1. Kayika (PerbuataN yang baik dan benar)
Yaitu apapun yang diperbuat oleh manusia, selama tidak
merugikan diri sendiri, orang lain, atau pihak ketiga.
2. Wacika (Berkata yang baik dan benar)
Yaitu apapun yang dikatakan kepada orang lain sesuai hati
nuraninya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun pihak
ketiga.
3. Manacika (Berpikir yang benar)
Yaitu apapun yang dipikirkan berguna bagi diri sendiri, maupun
orang lain, dan tidak menimbulkan dampak negatif pada pihak
ketiga.
2.3.3 Contoh Pengamalan Tri Kaya Parisuda
1. Kayika
Contoh pengamalan Kayika dalam kehidupan mahasiswa

Tidak menyakiti atau membunuh makhluk hidup. Misalnya adalah sengaja


menyiksa anjing. Anjing merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan
Sang Hyang Widhi Wasa yang seharusnya kita sayangi bukan malah kita
siksa. Pasti kita pernah melihat seseorang melempari anjing dengan batu
atau dengan memukulnya dengan kayu. Kita sebagai makhluk hidup yang

5
memiliki akal dan pikiran yang lebih dari binatang yang seharusnya tidak
menyiksanya. Seharusnya kita memperbaiki dan melindunginya

2. Wacika
Contoh pengamalan Wacika dalam kehidupan mahasiswa

Tidak berkata – kata buruk yang dapat menyakiti hati / perasaan. Misalnya
mengejek – ejek kekurangan teman. Biasanya kita mengejek teman pada
saat kita bercanda kepada teman. Kata – kata ejekan itu biasanya mengejek
kekurangan bahkan orang tua. Sehingga teman itu akan tersakiti hatinya
dan dia akan marah.

3. Manacika
Contoh pengamalan Manacika dalam kehidupan mahasiswa tidak
menginginkan sesuatu yang tidak kekal. Misalnya tidak menginginkan
barang milik teman. Bila teman memiliki barang yang lebih bagus dan
mahal dari pada kita, biasanya kita mempunyai keinginan untuk memiliki,
sehingga timbul rasa iri dalam hati. Bahkan bisa timbul rasa untuk mencuri
barang tersebut. Sebaiknya kita tidak menginginkan sesuatu yang belum
tentu dapat kita miliki, karena dapat menimbulkan perasaan iri. Kita
seharusnya mensyukuri apa yang kita dapatkan.

2.3.4 Manfaat Tri Kaya Parisuda dalam kehidupan kita

Dari Tri Kaya Parisuda kita dapat memahami dan menerapkan


sebagai mahasiswa untuk menjadikan Tri Kaya Parisuda sebagai pedemon
dalam berkehidupan di masyarakat maupun di lingkungan kampus sebagai
mahasiswa. Dimana ini dapat menjadikan mahasiswa lebih beretika dalam
hal berkata,berbuat maupun berfikir. Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha
dalam kehidupan sehari-hari sangat relevan untuk membentuk generasi
muda Hindu yang baik, serta menjauhkan diri generasi muda Hindu dari
hal-hal negatif yang merupakan dampak dari perkembangan era digital
seperti saat ini.
2.4 Tri Guna

6
2.4.1 Pengertian Tri Guna
Tri Guna berasal dari dua kata “Tri” yang artinya tiga dan “Guna”
yang artinya sifat atau prilaku. Maka Tri Guna artinya Tiga sifat dasar
yang ada dalam diri manusia yang dibawa dari sejak lahir yang mana
harus dikendalikan dan diseimbangkan agar sifat-sifat ini tidak
mempengaruhi dirinya.
2.4.2 Bagian-Bagian Tri Guna
Bagian-bagian dati Tri Guna yaitu:
a. Sattwam
Yaitu sifat kedewataan atau sifat yang tenang.
b. Rajas
Yaitu sifat keraksasaan atau sifat yang kasar, yang Energik,
Kreatif, Inovatif, Agresif, Ambisius, dan banyak keinginan.
c. Tamas
Yaitu sifat malas dan bodoh, yang pasif, cuek, lamban, tuna
rungu dan pemalas.
2.4.3 Contoh pengamalan Tri Guna
 Sattwam
Ada mahasiswa yang rajin dan selalu bersikap tenang,tulus
membantu setiap orang tanpa pamrih dan bijaksana.
 Rajas
Ada mahasiswa yang energik,kreatif dan inovatif namun
agresif,ambisius dan banyak keinginannya.
 Tamas
Ada mahasiswa yang sikapnya acuh tak acuh dalam hal
membuat tugas lamban dan cuek terhadap apapun. Selalu
malas dalam mengerjakan kegiatan apapun.

2.4.4 Manfaat Tri Guna dalam kehidupan kita


Dari Tri Guna kita sebagai mahasiswa bisa menjadikan pedoman
dalam diri dimana dapat menanamkan sikap sattwan lebih dominan
daripada rajas dan tamas. Karena dari sikap Sattwan kita dapat menjadikan

7
diri kita lebih baik. Menerapkan porsi sikap Sattwam lebih dominan 80%
dalam persentasi kita bersikap di lingkungan kampus maupun
bermasyarakat. Dengan seperti itu kita dapat menjadikan diri lebih baik
lagi.

2.5 Panca Satya


2.5.1 Pengertian Panca Satya
Panca satya terdiri dari dua kata yaitu “Panca” yang artinya lima
dan “Satya” yang artinya kesetiaan,kejujuran dan kebenaran. Jadi
Panca Satya artinya lima kesetiaan, kejujuran, kebenaran untuk
mencapai kebahagiaan.

2.5.2 Bagian-Bagian Panca Satya


A. Satya Wacana
Yaitu kesetiaan dalam berkata-kata dengan apa yang kita
ucapkan atau janjikan disertai dengan hati Nurani.
B. Satya Mitra
Yaitu Kesetian kepada sahabat, teman, orang lain baik suka
maupun duka harus setia mendampingi dan di dukung dengan
tulus iklas dan tanpa pamrih.
C. Satya Laksana
Yaitu Kesetiaan terhadap apa yang dilakukan harus berani
dipertanggung jawabkan.
D. Satya Semaya
Yaitu Kesetiaan pada janji yang telah diikrarkan baik melalui
ucapan maupun di dalam hati sendiri.
E. Satya Hredaya
Yaitu kesetiaan pada hati nurani atau kata hati di dalam diri
kita sendiri.
2.5.3 Contoh Pengamalan Panca Satya
 Satya Wacana
Mahasiswa harus berkata sesuai dengan apa yang dijanjikan

8
dengan sesuai hati nurani, yang diucapkan memang benar
adanya, tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurang-kurangi.

 Satya Mitra
Mahasiswa selalu mensuport dan membantu teman baik suka
maupun duka. Saat teman kita mengalami musibah hendaknya
kita membatunya.
 Satya Laksana
Mahasiswa harus setia dengan apa yang dilakukan dan berani
bertanggung jawab setiap apa yang diperbuat. Misalnya Seorang
anak yang berbuat salah kepada ibunya kemudian dia mohon
maaf, jujur mengakui kesalahannya
 Satya Semaya
Mahasiswa pada janji yang dibuat baik melalui ucapannya
maupun janji di pada dirinya sendiri.
 Satya Hredaya
Mahasiswa harus setia pada apa yang ada di dalam hatinya yang
menganggap itu benar, maka sepatutnya kita menuruti apa kata
hati dan kebenaran itu. Misalnya ketika kita belajar kita benar-
benar belajar dengan tekun tidak terpengaruh oleh apapun.
2.5.4 Manfaat Panca Satya dalam kehidupan kita.
Dari Panca Satya dapat kita jadikan pedoman dimana kita
sebagai mahasiswa belajar menjalankan kesetiaan baik dalam
berkata-kata,berteman,berbuatdan berjanji bahkan pada hati
nurani kita harus setia. Jika Panca Satya dapat kita terapkan
dalam diri kita sebagai mahasiswa maka semua akan tercipta
suatu hal baik dalam diri kita sebagai landasan etika yang
diharapkan terwujud dalam diri kita sebagai seorang mahasiswa.
Orang yang sering tidak jujur kecerdasannya diracuni oleh virus
ketidakjujuran. Ketidakjujuran menyebabkan pikiran lemah dan

9
dapat diombang-ambing oleh gerakan panca indria. Orang yang
tidak jujur sulit mendapat kepercayaan dari lingkungannya dan
Tuhan pun tidak merestui. Kesetiaan dapat membawa diri ini
dalam kehidupan yang lebih baik. Tidak diragukan lagi, dengan
kesetiaan manusia berada dalam jalan dharma tertinggi sehingga
dapat menciptakan kehidupan yang harmonis serta
meningkatkan kualitas diri.
2.6 Sad Ripu

2.6.1 Pengertian Sad Ripu


Sad Ripu terdiri dari 2 kata yaitu “Sad” yang artinya enam dan “Ripu”
yang artinya musuh. Jadi Sad Ripu dapat diartikan Enam musuh yang ada pada
diri manusia.
2.6.2 Bagian-Bagian dari Sad Ripu
Bagian-bagian dalam Sad Ripu yaitu :
a. Kama
Yaitu artinya Hawa nafsu
b. Kroda
Yaitu artinya amarah.
c. Loba
Yaitu artinya Serakah.
d. Moha
Yaitu artinya Bingung
e. Mada
Yaitu artinya Mabuk
f. Angresangsia
Yaitu artinya Iri dengki.
2.6.3 Contoh Pengamalan Sad Ripu
 Kama
Dimana seseorang selalu merasa dirinya kurang dan apa yang
dimiliki temannya selalu dilihat lebih dan ingin memilikinya
dimana di sini ada rasa yang kurang bersyukur dan merasa diri
selalu kurang.

10
 Kroda
Dimana ada seorang mahasiswa yang selalu dalam melakukan
kegiatan belajar selalu emosional dan marah dengan alasan
yang tidak jelas.
 Loba
Ada seorang mahasiswa yang suka dan jago makan namun rasa
suka makan tak terkendali sehingga membuat ia jika melihat
makanan menjadi serakah ingin menhabiskan semua makanan
yang ada.
 Moha
Mahasiswa yang selalu dalam mendapatkan mata kuliah selalu
bingung dalam hal materi yang di jelaskan yang menyebabkan
sikap tidak mengerti akan apa yang di sampaikan dan dapat
menyebabkan pikiran menjadi gelap sehingga seseorang tidak
dapat berfikir secara jernih. Hal ini akan menyebabkan orang
tersebut tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
Akibatnya hal – hal yang menyimpang akan dilakukannya.
 Mada
Sekumpulan orang yang selalu suka duduk bersila dengan
melakukan minum Bersama dengan minuman miras yang
disukai yang menyebabkan semua jadi mabuk dan tak
terkendali.
 Angresangsia
Dimana jika salah satu mahasiswa memiliki teman yang cantik
dan sikapnya sangat baik dan pintar membuat ia disukai oleh
semua orang menyebabkan rasa iri hati bagi mahasiswa lain
dalam melihat sikapnya tersebut maca akan muncul sikap iri
yang cenderung dari orang tersebut.
2.6.4 Manfaat Sad Ripu
Dalam pembelajaran Sad Ripu kita sebagai mahasiswa dapat
menjadikan pedoman bahwa enam musuh ini jangan kita sampai
lakukan dalam kehidupan ini. Dari Sad Ripu ini kita lebih

11
memahami dalam hal bertindak dan berbuat agar tidak menjadi
perbuatan yang tidak sesuai bagi diri kita. Maka dengan
menghindari Sad Ripu maka kehidupan kita sebagai mahasiswa di
lingkungan kampus bahkan dalam bermasyarakat akan lebih baik
dan beretika yang baik.

2.7 Sapta Timira


2.7.1 Pengertian Sapta Timira
Sapta Timira terdiri dari dua kata yaitu “Sapta” yang artinya
tujuh dan “Timira” yang artinya mabuk pikiran, perkataan dan
perbuatan. Jadi Sapta Timira mengandung arti tujuh hal yang
dapat mengakibatkan orang kehilangan kearifan
kebijaksanaan dalam pikiran, kesantunan dalam perkataan,
dan keadilan dalam perbuatan yang wajib dihindari.
2.7.2 Bagian-Bagian Sapta Timira
Bagian-bagian Sapta Timira yaitu :
a. Surupa Timira
Yaitu keindahan dan kerupawanan yang dapat membuat orang
mabuk pikiran,perkataan,dan perbuatan.
b. Dana Timira
Yaitu harta kekayaan yang membuat orang mabuk
pikiran,perkataan,dan perbuatan.
c. Guna Timira
Yaitu Kepintaran atau kepandaian dapat membuat orang mabuk
pikiran,perkataan dan perbuatan.
d. Kulina Timira
Yaitu Kasta dapat membuat orang mabuk pikiran,perkataan dan
perbuatan.
e. Yowana Timira
Yaitu Muda,Remaja,Kreatif ,Inovatif dan kebebasan yang tidak
terkendali maka akan dapat membuat mabuk pikiran,perkataan
dan perbuatan.

12
f. Sura Timira
Yaitu Minuman keras,narkoba yang dapat menyebabkan mabuk
pikiran,perkataan,dan perbuatan.
g. Kasuran Timira
Yaitu Keberanian,kekuatan,kesaktian dan kewaksitaan yang
dapat membuat orang mabuk pikiran,perkataan dan perbuatan.
2.7.3 Contoh Pengamalan Sapta Timira
 Surupa Timira
Dimana seorang mahasiswa mabuk akan kecantikan atau
ketampanan dimana kita menggunakan ketampanan atau
kecantikan kita pada hal yang salah, misalnya ada seseorang
teman kita yang tidak percaya diri karena merasa kurang dalam
hal kecantikan atau ketampanan kita malah semakin
menghinanya sehingga ia semakin merasa kurang percaya diri
dan menjatuhkan mentalnya.
 Dana Timira
Kekayaan yang dianugrahkan Tuhan kepada seseorang
membuat seseorang merasa dirinya amat sombong dan angkuh
dengan kekayaan tersebut. Mabuk akan kekayaan dimana kita
menggunakan kekayaan kita itu dengan salah, misalnya ada
seseorang yang membutuhkan suatu pertolongan seharusnya
kita membantunya bukan malah menjatuhkannya dengan cara
mengambil semua hak yang dia miliki.
 Guna Timira
Kepintaran yang dimiliki seseorang juga dapat membuat dia
merasa angkuh dan sombong karena merasa dirinya paling
pandai dan orang lain bodoh . Dimana kita menggunakan
kepandaian karena merasa diri kita itu lebih dari orang lain
sehingga kita meremehkan orang di sekitar kita misalnya di
saat teman kita meminta bantuan karena dia tidak mengerti
dengan materi tersebut tapi kita bersifat acuh dan tak mau
peduli.

13
 Kulina Timira

Kebangsawanan atau keturunan terhormat yang melekat pada


diri seseorang berpotensi untuk menimbulkan sifat arogan
serta merendahkan derajat oran lain. Oleh karena itu, sifat
sombong atas kulina harus bisa dikendalikan sebab setiap
manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan sehingga
kita bisa saling menghargai dan menghormati
 Yowana Timira
Muda dan remaja yang dikelilingi jiwa kreatif,inovatif dan
kebebasan yang tidak terkendali di masa sekarang ini sudah
banyak terjadi merasa diri muda dan tidak ada Batasan yang
terkendali di era modern ini membuat orang bvanyak
terjerumus ke hal-hal negative yang memabukkan
pikran,perkataan dan perbuatan. Missal teknologi yang mat
berkembang pesat menyebabkan semua hal-hal yang diakses
para anak muda tidak terkontrol dan terbatasi.
 Sura Timira
Mengkonsumsi minuman keras membuat orang akan mabuk
baik dalam berkata,berfikir maupun berbuat karena minuman
keras membuat orang tersebut tidak terkendali dengan
siapapun . apalagi jiga dipengaruhi dalam narkoba yang sangat
merusak jaringan otak sehingga orang itu tidak bisa berfikir
layaknya orang normal dan membuat orang tersebut berbuat
dan berkata tanpa batas tanpa memperdulikan orang lain.
 Kasuran Timira
Keberanian dimana dia suka mengganggu orang lain karena
merasa dirinya memiliki kekuatan dan kekuasaan, serta suka
melawan karena merasa dirinya yang paling hebat misalnya
seorang teman yang tidak tau apa- apa namun tiba-tiba di
pukul itu bisa menjadikan temannya menjadi takut dan pada
ujungnya akan turun ke mental anak yang dibully
2.7.4 Manfaaat Sapta Timira dalam kehidupan kita.

14
Dalam pembelajaran Sapta Timira kita diapat menjadikan pedoman
bahwa ada tujuh mabuk yang tidak boleh kita lakukan dalam apa
yang dianugrahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
dititipkan pada diri kita ini. Dimana jika kita memiliki kelebihan di
dalam diri kita maka kita tidak perlu memamerkannya supaya
orang lain tau, namun cukup dengan kita memberikan kelebihan
kita itu ke orang lain. Kita harus selalu merasa rendah hati dalam
diri kita bahawa apa Anugrah-Nya harus kita gunakan dengan
sebaik mungkin jangan sampai membuat kita mabuk bahkan
sombong denga napa yang kita miliki karena semua hanya titipan
yang Tuhan berikan dan dapat diambil kapan saja. Sebagai
mahasiswa dengan adanya pedoman ini membuat kita semakin
mawas diri dalam berbicara,berbuat dan berfikir di lingkungan
kampus maupun bermasyarakat. Karena jika Sapta Timira ini tidak
dikendalikan makan etika yang dihrapkan dalam diri kita sebagai
mahasiswa tidak akan mencapai suatu hal yang baik.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ajaran susila adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan manusia dengan
berpedoman pada nilai-nilai agama Hindu. Dalam Bhagavadgita ditemukukan
dasar - dasar moralitas yang dalam bentuk pernyataan positif teridentifikasi
melalui sifat-sifat manusia yang mulia. Ajaran susila memberikan petunjuk,
pertimbangan dan tuntunan untuk berbuat dengan penuh tanggung jawab, karena
pada dasarnya moral adalah bagian dari kepribadian. Manusia yang bermoral
adalah manusia yang dapat memfungsikan ketiga potensi cipta, rasa, dan karsa
secara baik. Perilaku bermoral memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia dan menumbuhkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan antara
manusia.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa STKIP Agama Hindu
Amlapura dapat menerapkan ajaran Etika Hindu dalam sehari-hari baik dalam
kehidupan kampus dan juga lingkungan disekitarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sutantra I Nyoman. (10 Januari 2022). Sapta Timira Dalam Etika Dan Susila
Hindu. Kemenag.go.id. diakses pada tanggal 3 Desember 2022 melalui
https://kemenag.go.id/read/sapta-timira-dalam-etika-dan-tata-susila-hindu-
pve5g
Nandi. (September 2022). Pengretian Etika : Macam – macam Etika dan Manfaat
Etika. Gramedia.com. diakses pada tanggal 3 Desember 2022 melalui
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/
Awanita Made. (7 Juni 2017). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Agama Hindu. Slidesshare.net diakses pada tanggal 3 Desember 2022
melalui https://www.slideshare.net/pajeglempung/buku-ajar-mata-kuliah-
wajib-umum-pendidikan-agama-hindu-perguruan-tinggi-mahasiswa
Drs.I Ketut Seken. 2022. Modul Kuliah Etika Hindu Sapta Timira di Dalam Etika
Agama Hindu

17

Anda mungkin juga menyukai