MAKALAH
Disusun oleh :
SEPTEMBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara universal, penafsiran moral merupakan sesuatu hukum sikap yang diterapkan
kepada tiap orang dalam besosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat serta
menghormati antar sesama. Komentar komentar lain berkata makna moral merupakan suatu yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku, akhlak, budi pekerti, serta mental, yang
membentuk kepribadian dalam diri seorang sehingga bisa menilai dengan benar baik ataupun
buruknya. Bagi Elizabeth B. Hurlock, moral merupakan sesuatu kerutinan, tata metode, serta adat
dari sesuatu peraturan sikap yang sudah mnjadi kerutinan untuk anggota sesuatu budaya dalam
warga.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Moral
Secara etimologis kata moral berasal dari Bahasa latin ialah“ Mores” yang berasal dari suku
kata“ Mos”. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, sifat, akhlak, yang setelah itu
maksudnya tumbuh jadi sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik (Darmadi, 2009).
Menurut Sjarkawi,( 2006: 28), mengemukakan bahwa moral ialah pemikiran tentang baik serta
kurang baik, benar serta salah, apa yang bisa serta tidak bisa dilakukan. Tidak hanya itu moral
pula ialah seperangkat kepercayaan dalam sesuatu warga berkenaan dengan kepribadian
ataupun kelakuan serta apa yang sepatutnya dicoba oleh manusia. Lawrence Kolhberg,
seseorang ahli pendidikan moral pernah berkata bahwa pertumbuhan moral seseorang anak
erat hubunganyya dengan metode berpikir seseorang anak. Moral merupakan suatu yang
berkaitan ataupun terdapat hubungannya dengan kemampuan memastikan benar salah serta
baik buruknya tingkah laku( Wantah, 2005). Semakin baik keahlian berpikir seseorang anak,
hingga semakin besar mungkin anak mempunyai pertumbuhan moral yang baik. Anak dengan
pertumbuhan moral yang baik diharapkan sanggup menguasai konsep moral yang baik dan
kemudian berperilaku sesuai standar tersebut dengan konsisten. Tetapi, belum pasti anak
ataupun seorang yang pintar akan menampilkan sikap moral yang baik, walaupun dia paham
akan konsep moral yang sepatutnya. Contoh moral merupakan memliki perilaku berpikir kritis,
berani bertanggung jawab kala melakukan kesalahan, dan sebagainya. Pendapat saya tentang
moral merupakan sesuatu kelakuan, tabiat, sifat, serta akhlak yang telah menjadi kebiasaan
dalam berperilaku baik ataupun kurang baik.
B. Pengertian Karakter
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani, yaitu eharassein yang berarti mengukir, melukis,
memahatkan, atau menggoreskan (Suyadi, 2013: 5). Sedangkan secara terminologi, istilah
karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak
sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Pengertian karakter dalam kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain (tabiat, watak, kepribadian). Menurut Alwisol (Suwito, 2008: 27)
Karakter adalah penggambaran dari tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk,
baik secara eksplisit maupun implisit. Fuad Wahab (Hamid, 2013: 30), menyatakan bahwa Istilah
karakter sama saja dengan dengan istilah akhlak dalam pandangan. Islam. Yang berarti
kepribadian. Pendapat saya tentang karakter adalah karakter merupakan sifat, akhlak atau
tingkah laku yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Moral adalah Bahasa latin Mos dan Mores bermakna adat dan cara hidup. Dalam Bahasa
inggris Morality merupakan sebutan umum bagi keputusan moral, standar moral, dan aturan-aturan
berperilaku yang berangkat dari nilai etika. Akhlak adalah tata perilaku yang digunakan oleh Islam
untuk mengatur bagaimana seseorang bersikap dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun
persamaan antara etika/moral dan akhlak bahwa objek pembahasannya adalah perbuatan manusia
baik secara individu atau kelompok. Objek pembahasannya adalah baik buruknya perbuatan. Alat
ukur untuk menyatakan bahwa suatu perbuatan baik atau buruk adalah kesepakatan yang ada di
suatu masyarakat. Sedangkan perbedaan antara akhlak dengan moral dapat dilihat dari sifat dan
spektrum pembahasannya, yang mana akhlak lebih bersifat teoritis dan memandang tingkah laku
manusia secara umum, sedangkan moral bersifat praktis yang ukurannya adalah bentuk perbuatan.
Moral dengan akhlak memiliki keterkaitan atau hubungan yang dapat dilihat dari fungsi dan
peranannnya yang sama-sama menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
oleh seorang manusia dari aspek baik dan buruknya, benar dan salahnya, yang sama-sama
bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang damai, tentram, sejahtera secara lahir dan batin.
Pada dasarnya moral dan akhlak merupakan dua istilah yang kembar indentik, karena keduanya
sama-sama muncul dari hasil pemikiran manusianya. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia yang disesuaikan dengan adat kebiasaan yang
berlaku. Istilah akhlak merupakan sesuatu kondisi jiwa yang sudah menjadi sifat dan menjadi
kepribadian hingga timbullah berbagai macam perbuatan dengan mudah tanpa dibuat-buat dan
tanpa memerlukan pemikiran.
A. Kesimpulan
Moral merupakan seperangkat kepercayaan dalam sesuatu warga berkenaan
dengan kepribadian ataupun kelakuan serta apa yang sepatutnya dicoba oleh manusia.
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain (tabiat, watak, kepribadian). Moral dengan akhlak memiliki keterkaitan
atau hubungan yang dapat dilihat dari fungsi dan peranannya yang sama-sama
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang manusia
dari aspek baik dan buruknya, benar dan salahnya. Pendidikan moral merupakan usaha
sadar tentang mengajarkan nilai kebaikan yang meliputi perilaku baik tentang sikap dan
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Moral adalah bekal dalam mengembangkan diri. Masalah moral, adalah masalah
yang menjadi perhatian manusia di mana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju,
maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Hal itu dikarenakan, kerusakan moral
seseorang mengganggu ketenteraman seseorang lain. Jika dalam masyarakat banyak
orang yang rusak moralnya, maka guncanglah keadaan masyarakat itu. Maka, dianjurkan
bagi setiap invidu untuk belajar terkait pendidikan moral. Karena pendidikan moral sangat
penting bagi seseorang dapat mengubah perilaku sesorang, sehingga seorang individu
dapat lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dalam kehidupan
bermasyarakat dan mampu menghadapi tantangan jaman yang berubah dengan cepat.
DAFTAR RUJUKAN
Dian Ibung, P. S. I. Mengembangkan nilai moral pada anak. Elex Media Komputindo, 2013.
http://repository.ump.ac.id/5460/3/BAB%20II_ADI%20SURYANTO_PBSI%2713.pdf SURYANTO,
ADI (2013) PESAN MORAL DALAM NOVEL MENCARI BUKU PELAJARAN KARYA MAMAN
MULYANA (Diakses pada Selasa, 14 September 2021, pukul 21:40)
Yuliana, Lia. "Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini." Jurnal Ilmiah WUNY 15.1 (2013).
Raharjo, Sabar Budi. "Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakan akhlak mulia." Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 16.3 (2010): 229-238. X
Etika Peserta Didik Menurut Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin. (2019). (n.p.): Deepublish
Sjarkawi. (2014). Pembentukan Kepribadian Anak : Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial
sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Al Mawardi, Etika, Moral dan akhlak, Jurnal Fakultas Pendidikan Agama Islam Politeknik Negeri
Lhokseumawe. 2013,
http://jurnal.pnl.ac.id/wpcontent/plugins/Flutter/files_flutter/1366010522EtikaMoraldanAkhlak_Jurnal
LenteraLPPMAlmuslimBireu.pdf (Diakses pada Rabu, 15 September 2021)
Shochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak untuk Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN
TABEL REFERENSI
NIM : 210711612143
KELOMPOK 1
NIM : 210711612093
KELOMPOK 1
individu.
NIM : 210711612060
KELOMPOK 1