Disusun Oleh :
Kelompok 15
ABSTRAK
Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mencatat kasus tawuran di
Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018. Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno
Listiyarti mengatakan, pada tahun lalu, angka kasus tawuran hanya 12,9 persen, tapi tahun ini
menjadi 14 persen. Adanya kejadian-kejadian seperti pembunuhan, kekerasan/tawuran antar
pelajar, pemerkosaan, penggunaan obat-obatan terlarang dan sejumlah kejahatan lainnya
menunjukkan bahwa bangsa kita sedang mengalami krisis moral. Maka dari itu, diperlukan
pendidikan karakter disekolah yang menekankan pada nilai hormat, tanggung jawab, jujur,
peduli dan sebagainya. Metode penerapan pendidikan karakter di SMPN 12 Bandung yaitu
Program 5S. Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) Program 5S adalah
program yang dilakukan setiap pagi oleh SMP Negeri 12 Bandung sebagai salah satu cara
untuk membentuk karakter siswa agar tidak krisis moral. Sehubungan dengan itu, peneliti akan
melakukan penelitian Program 5S yang dilaksanakan di SMPN 12 Bandung. Penelitian ini
bertujuan untuk: (1) mengevaluasi konteks dan input (2) mengevaluasi implementasi Program
5S di SMPN 12 Bandung (2) mengevaluasi output setelah menerapkan Program 5S di SMPN
12 Bandung (3) memberikan rekomendasi baik kepada guru, sekolah, maupun pemerintah
untuk perbaikan program pendidikan karakter. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
gabungan (kualitatif dan kuantitatif). Model evaluasi yang digunakan yaitu Model CIPP
(Context, Input, Process, dan Product). Subjek penelitian meliputi: (1) kepala sekolah (2) guru
mata pelajaran dan wali kelas (3) guru bimbingan dan konseling dan (4) siswa. Data dianalisis
dengan menggunakan analisis data Milles & Huberman meliputi: reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi data.
2
PENDAHULUAN pembunuhan, kekerasan, pemerkosaan,
penggunaan obat-obatan terlarang dan
Pendidikan karakter sesungguhnya sejumlah kejahatan lainnya
telah digagas semenjak berdirinya negara menunjukkan bahwa bangsa kita sedang
Republik Indonesia. Sejak awal mengalami krisis moral.
kemerdekaan, Soekarno telah
mengemukakan pentingnya membangun Kenyataan tentang akutnya masalah
jati diri bangsa melalui konsep national and moral inilah yang kemudian menempatkan
sebagainya. Artinya, pendidikan karakter dan membantu para siswa membentuk dan
bukan lagi hal baru dalam dunia pendidikan membangun karakter mereka dengan nilai-
sumber daya manusia Indonesia yang nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat,
berkualitas, yaitu masyarakat yang kaya tanggung jawab, jujur, peduli, dan adil serta
dengan pluralitas dengan ciri toleran dan membantu siswa untuk memahami,
menunjukkan adanya dekadensi moral. dalam sebuah model yang dikenal dengan
program strategis yang diharapkan mampu masing-masing mata pelajaran ataukah ada
mengatasi berbagai masalah moral yang metode lain yang lebih jitu untuk
6
Kelurahan Gegerkalong, program 5S. Peneliti mengamati
Kecamatan Sukasari, Bandung dan melihat secara langsung
40153, Jawa Barat. Penelitian ini bahwa siswa senyum kepada
dilakukan dengan pertimbangan guru, mengucapkan salam
kesesuaian implementasi program ketika bertemu guru, berbicara
5S dengan SOP pembiasaan sopan santun, dan memberikan
program 5S. sapaan kepada guru.
3. Subjek Penelitian b. Wawancara
Subjek penelitian Wawancara yang dilakukan
merupakan responden atau orang termasuk jenis wawancara tidak
yang dijadikan sampel dalam terstruktur secara tatap muka.
penelitian. Yang menjadi subjek Wawancara tidak terstruktur
penelitian dalam evaluasi program adalah wawancara yang bebas
ini yaitu kepala sekolah, guru dimana peneliti tidak
bimbingan dan konseling, guru menggunakan pedoman
mata pelajaran, dan wali kelas. wawancara yang telah tersusun
Adapun untuk responden siswa secara sistematis dan lengkap
berjumlah 15 orang dari tiap kelas. untuk pengumpulan datanya.
4. Teknik Pengumpulan Data Pedoman wawancara yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan hanya berupa garis-
dilakukan yaitu observasi, garis besar permasalahan yang
wawancara, kuisioner/angket dan akan ditanyakan. Wawancara
dokumentasi. dilakukan kepada kepala
a. Observasi sekolah, guru, bimbingan dan
Observasi adalah suatu cara konseling, guru mata pelajaran,
pengumpulan data dengan dan wali kelas terkait
pengamatan langsung dan implementasi program 5S,
pencatatan secara sistematis kendala saat proses
terhadap obyek yang akan implementasi berlangsung, dan
diteliti. Observasi dilakukan output dari program 5S.
oleh peneliti dengan cara c. Kuisioner/Angket
pengamatan dan pencatatan Kuesioner adalah teknik
langsung tentang implementasi pengumpulan data yang
7
dilakukan dengan cara memberi digunakan dalam hal ini adalah
seperangkat pertanyaan tertulis kuesioner tertutup yakni
kepada responden untuk kuesioner yang sudah
dijawabnya, dapat diberikan disediakan jawabannya,
secara langsung atau melalui sehingga responden tinggal
pos atau internet. Jenis angket memilih dan menjawab secara
ada dua, yaitu tertutup dan langsung.(Sugiyono, 2008:
terbuka. Kuesioner yang 142). Skala yang digunakan
dalam kuisioner ini yaitu Metode sampling merupakan
skala nominal (Ya/Tidak) dan metode penentuan subjek
Ordinal.Kuisioner ini ditujukan evaluasi dengan hanya
kepada siswa untuk mengetahui mengambil sebagian individu
persepsi siswa tentang program yang ada dalam populasi
5S. Kuisioner ini berisi tentang (Suharsimi dan Cepi, 2009:
3M (Mengetahui, 110). Dalam penelitian ini
Menginginkan, dan menggunakan metode sampling
Melaksanakan) yang dilakukan
oleh siswa terhadap program.
untuk mengisi kuisioner. memperkuat hasil penelitian.
Peneliti mengambil subjek dari Menurut Sugiyono (2013:240),
kelas 7 berjumlah 5 orang, kelas dokumentasi bisa berbentuk
8 berjumlah 5 orang, dan kelas 9 tulisan, gambar atau karya-
berjumlah 5 orang. karya monumentel dari
d. Dokumentasi seseorang. Peneliti melakukan
Menurut Hamidi (2004:72), dokumentasi dengan
Metode dokumentasi adalah narasumber yang telah
informasi yang berasal dari diwawancara dan
catatan penting baik dari mendokumentasikan
lembaga atau organisasi pelaksanaan program 5S di
maupun dari perorangan. sekolah.
Dokumentasi penelitian ini 5. Teknik Analisis Data
merupakan pengambilan Analisis data menggunakan
gambar oleh peneliti untuk model analisis interaktif Miles
8
& Huberman. Analisis data objektivitas(Guba & Lincoln
terdiri dari tiga tahap, yaitu dalam Madaus, Scriven, &
reduksi data, penyajian data, Stufflebeam, 1986, pp. 326-
dan penarikan 329).
kesimpulan/verifikasi. Pertama, Credibility untuk
reduksi data, meliputi kegiatan membuktikan kebenaran data
merangkum, memilih hal-hal yang terkumpul sehingga dapat
pokok, memfokuskan pada hal- dipercaya. Upaya yang
hal yang penting untuk dicari dilakukan untuk meningkatkan
tema dan polanya. Kedua, kredibilitas penelitian meliputi:
penyajian data, disajikan dalam (1) mengecek kembali
bentuk narasi deskriptif kebenaran data ketika terdapat
berdasarkan kategori untuk pernyataan atau temuan
memberikan gambaran yang pengamatan yang berbeda.
jelas dan rinci. Ketiga, Misal dengan
penarikan kesimpulan/ mengonfirmasikan kepada
verifikasi, dilakukan dengan narasumber lain atau melakukan
menguji kecocokan, kebenaran, pengamatan secara lebih
dan kekuatan setiap data terpilih mendalam untuk
melalui uji keabsahan data. mengklarifikasi data yang
Dengan demikian, kesimpulan diperoleh; (2) melakukan
akhir yang diperoleh adalah pengamatan dengan lebih
kesimpulan yang dapat cermat dan berkesinambungan,
dipercaya (Stovika dan Udik, caranya dengan mencatat setiap
2014: 228). kejadian yang memiliki data
6. Keabsahan Data penting; (3) triangulasi, meliputi
Keabsahan data diuji pengambilan data dari beragam
melalui; (1) credibility atau narasumber (kepala sekolah,
validasi internal, (2) guru, siswa) dan dengan
transferability atau validitas berbagai metode (wawancara,
eksternal, (3) dependability atau observasi, dan dokumentasi).
reliabilitas, dan (4) Dengan demikian, data yang
confirmability atau diperoleh memiliki perspektif
9
yang lebih luas atau objektif; (4) memasuki lapangan,
menggunakan data pendukung, mengambil data, menganalisis
di antaranya rekaman data, melakukan uji keabsahan
wawancara dalam audio, foto, data, sampai membuat
dan dokumen autentik lainnya kesimpulan. Confirmability
yang mendukung keabsahan agar hasil penelitian disepakati
data. Selain itu, narasumber banyak orang. Caranya adalah
diminta untuk mengecek apakah dengan triangulasi (telah
data yang tersimpan sudah dijelaskan sebelumnya). Selain
memberikan informasi yang itu dilakukan dengan
benar, salah satunya dengan melakukan audit pada
transkrip wawancara. interpretasi data, apakah hasil
Transferability agar interpretasi data tersebut masuk
penelitian ini dapat juga akal dan bermakna.
diterapkan dalam konteks yang
TEMUAN PENELITIAN
lain. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan
1. Hasil wawancara ke Kepala SMPN
transferability meliputi: (1)
12 Bandung.
memilih subjek penelitian yang
Narasumber: Rudi Rachadian, S.Pd,
memiliki kondisi yang berbeda,
M.M.Pd
yakni sekolah yang berada di
Program 5S ini diterapkan
daerah perkotaan dan strategis
pada tahun 2017 dengan dilatar
dekat kampus ; (2) membuat
belakangi oleh pendidikan karakter
deskripsi yang memuat
yang merupakan hal penting dalam
informasi yang jelas mengenai
pendidikan, sehingga diharapkan
konteks penelitian dan proses
dapat menjadi pondasi dalam
yang dilakukan selama
pembentukkan karakter siswa.
penelitian. Dependability
Tujuan dan manfaat program ini
sebagai reliabilitas penelitian,
yaitu untuk membentuk dan
dilakukan dengan cara
mengubah karakter siswa di
melakukan audit terhadap
sekolah.
keseluruhan penelitian, mulai
Program 5S ini
dari menentukan masalah,
dilaksanakan setiap saat, terutama
10
sebelum masuk jam pelajaran untuk menyambut siswa di depan
sehingga tidak mengganggu jam sekolah. Program ini cukup efektif
masuk siswa untuk memulai bagi siswa, tetapi pembentukkan
pembelajaran, tetapi karakter itu tidak bisa dalam waktu
implementasinya bisa selama sehari dua hari jadi perlu waktu
kegiatan belajar mengajar (KBM). yang cukup lama dengan adanya
Program 5S ini juga dapat pembiasaan. Program ini tidak bisa
meningkatkan prestasi belajar dilakukan oleh perorangan, tetapi
siswa, sebab siswa yang memiliki semua stakeholder yang ada di
karakter yang lebih baik tentu saja sekolah harus terlibat langsung
akan memiliki prestasi yang baik dengan saling bantu dan saling
juga. mengingatkan supaya tujuan yang
Program ini berdampak diharapkan dari program 5S ini
kepada kepribadian dan sikap siswa tercapai seutuhnya.
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa 2. Hasil wawancara ke wali kelas
jadi mengetahui harus bersikap SMPN 12 Bandung. Narasumber:
seperti apa kepada guru dan teman- Ibu Evi (Wali Kelas dan Guru
temannya. Seperti jika setiap siswa Bahasa Inggris)
bertemu dengan guru atau TU, Peran wali kelas dalam
siswa tersebut menyampaikan pelaksanaan program 5S ini ikut
salam, tersenyum dan sun tangan. mendukung dan terlibat langsung
Langkah atau strategi yang dengan cara menyambut setiap
dilakukan oleh pihak sekolah siswa yang datang ke sekolah
kepada siswa yaitu dengan adanya dengan memberikan senyuman,
bimbingan serta pengarahan dari salam dan semangat agar siswa
wali kelas, guru BK dan guru-guru terbiasa 5S dan termotivasi ketika
yang lainnya. mengikuti kegiatan pembelajaran di
Pelaksanaan program 5S ini kelas. Faktor pendukung atau asal
dilaksanakan setiap pagi sebelum mula adanya program ini yaitu
masuk kelas. Pendidik dan tenaga berasal dari program Bandung
kependidikan dibagi-bagi kedalam masagi, tepatnya program 5S ini
beberapa kelompok, sehingga setiap merupakan turunan dari program
harinya bisa bergantian kelompok Bandung masagi tersebut. Untuk
11
hambatannya tidak ada, tinggal Santun) karena pembentukkan
mengarahkan dan memberi karakter dipengaruhi juga oleh
bimbingan kepada siswa saja. lingkungan tempat tinggalnya.
Hasil dari program 5S ini Untuk mengatasi siswa yang tidak
yaitu adanya perubahan sikap yang sopan terhadap gurunya, guru BK
dialami siswa dengan saling mengatasinya dengan memanggil
menghargai kepada setiap warga siswa yang bersangkutan ke ruang
sekolah diantaranya kepada kepala BK dan memberinya pengarahan,
sekolah, guru, staf TU, penjaga teguran, serta bimbingan agar lebih
sekolah, satpam dan yang lainnya. berperilaku sopan dan bersikap
Sosialisasi yang dilakukan sekolah santun kepada gurunya.
mengenai program ini dilakukan 4. Hasil wawancara ke Guru Mata
ketika awal tahun pelajaran tiba, Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 12
saat upacara dan rapat dengan orang Bandung.
tua siswa. Kemudian untuk sanksi Narasumber: Evi Setiawati,
kepada siswa yang tidak melakukan S.Pd.M.M
senyum, sapa, salam, sopan dan Dalam kegiatan belajar
santun itu tidak ada sanksinya, mengajar (KBM) siswa selalu
paling teguran yang sewajarnya menerapkan 5S (Senyum, Sapa,
saja. Salam, Sopan, dan Santun). Jika ada
3. Hasil wawancara ke Guru BK siswa yang tidak menerapkannya
SMPN 12 Bandung. maka tindakan yang dilakukan oleh
Narasumber: Ria Lestari, M.Pd guru yaitu dengan memberikan
Peran aktif guru BK dalam teguran yang sewajarnya saja.
pelaksanaan program 5S ini yaitu Upaya yang dilakukan guru untuk
dengan memberikan bimbingan meningkatkan dan mengembangkan
secara berkala kepada siswa. Akan program 5S dalam kelas yaitu
tetapi, tidak semua siswa dengan selalu mengingatkan siswa
sepenuhnya dapat dan mengaitkannya dengan mata
mengimplementasikan 5S pelajaran di sela-sela kegiatan
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan belajar mengajar.
5. Hasil Angket/Kuisioner Siswa
12
Tahapan Pendidikan Karakter
menurut Lickona (2001) “Model
Components of good character”
Tahap Mengetahui (Moral
Knowing)
Keterangan :
c. Mengetahui dan memahami makna
6,7 % Tidak salam
Keterangan :
93, 3 % Ya
6,7 % Tidak
93,3% Ya
80% Ya
80
13
e. Mengetahui dan memahami makna
sapa Keterangan :
20 % Tidak
80 % Ya
Keterangan :
20 % Tidak
f. Mengetahui dan memahami nilai-
80 % Ya
nilai yang terkandung dalam sapa
Keterangan :
33, 3% Tidak
66,7 % Ya
20 % Tidak
80% Ya
14
80 %
j. Mengetahui dan memahami nilai-
nilai yang terkandung dalam santun
Keterangan :
40 % Tidak
60 % Ya
Dari data diatas dapat disimpulkan dilihat dari diagram lingkaran banyak
bahwa siswa mengetahui dan memahami persentase siswa yang mengatakan “Ya”.
makna dari 5S (senyum, salam, sapa, sopan Tahap Merasakan atau Menginginkan
dan santun) serta nilai-nilai yang (Moral Feeling)
terkandung didalamnya. Hal ini dapat
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1. Keinginan untuk senyum kepada seluruh warga 86,7% 13,3% Ya
sekolah setiap hari
2. Keinginan untuk salam kepada kepala sekolah 93,3% 6,7% Ya
Dari data diatas dapat disimpulkan kelas, dan siswa. Hal ini dapat dilihat dari
bahwa siswa di SMPN 12 Bandung presentase terbesar tiap item pernyataan.
memiliki keinginan untuk melakukan 5S Banyak responden yang menyatakan “Ya”
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam arti memiliki keinginan atau moral
baik kepada kepala sekolah, guru, wali feeling dalam melaksanakan 5S.
16
lingkungan sekolah
atau di luar sekolah
17
disekolah maupun
luar sekolah.
8. Siswa selalu 33,3% 33,3% 20% 13,3% Kadang dan
menyapa ketika Cukup
bertemu guru mata Sering
pelajaran baik
disekolah maupun
luar sekolah.
18
12. Siswa berbicara 26,7% 33,3% 26,7% 13,3% Cukup
dengan kepala Sering
sekolah
menggunakan
bahasa santun
13. Siswa berbicara 20% 40% 26,7% 13,3% Cukup
dengan wali kelas Sering
menggunakan
bahasa santun.
14. Siswa berbicara 20% 26,7% 40% 13,3% Sering
dengan guru
menggunakan
bahasa santun
15. Siswa 26,7% 20% 46,7% 6,7% Sering
mengeluarkan
pendapat di dalam
kelas menggunakan
bahasa yang jelas,
sopan dan santun.
16. Siswa berperilaku 6,7% 26,7% 20% 46,7% Sering
sopan kepada warga
sekolah.
17. Siswa berperilaku 6,7% 26,7% 33,3% 26,7% 6,7% Cukup
sopan kepada Sering
masyarakat yang
berada di luar
sekolah.
Berdasarkan data diatas, dapat maupun luar sekolah. Hal ini dapat diliat
disimpulkan bahwa siswa dalam dari presentase terbesar tiap item dan
kesehariannya cukup sering responden terbanyak yang menyatakan
mengimplementasikan 5S (Senyum, Salam, “Cukup Sering”. Dalam menganalisis Skala
Sapa, Sopan, dan Santun) baik disekolah
19
Likert ini menggunakan analisis terbanyak
(mode).
PEMBAHASAN
20
melaksanakan program ini tidak ada karena sehingga diharapkan dapat menjadi pondasi
siswa sudah terbiasa melakukan 5S ini. dalam pembentukkan karakter siswa.
Maka sangat penting bagi siswa untuk Tujuan dan manfaat program ini yaitu
memiliki tiga aspek karakter untuk berbuat untuk membentuk dan mengubah karakter
baik, yaitu: kompetensi, keinginan, dan siswa di sekolah. Asal mula adanya
kebiasaan. Ketiga komponen tersebut program ini yaitu berasal dari program
sangat penting untuk mengarahkan Bandung masagi, tepatnya program 5S ini
seseorang ke kehidupan yang bermoral, merupakan turunan dari program Bandung
karena ketiganya membentuk apa yang masagi tersebut. Evaluasi masukan yaitu
dikatakan dengan kematangan moral. seluruh siswa menjalankan 5S, mulai dari
Jika ada siswa yang tidak sopan dan siswa kelas 7 sampai dengan siswa kelas 9.
santun terhadap gurunya, maka pihak Program 5S ini juga dapat meningkatkan
sekolah akan memberikan peringatan dan prestasi belajar siswa, sebab siswa yang
arahan agar tidak melakukan hal-hal aneh memiliki karakter yang lebih baik tentu saja
yang membuat keresahan di sekolah. Guru akan memiliki prestasi yang baik juga.
bimbingan dan konseling akan membantu Evaluasi proses yaitu pelaksanaan program
membimbing dan menasehati siswa yang sudah sesuai dengan jadwal, program 5S ini
mulai bertingkah aneh atau nakal. Jadi tidak dilaksanakan setiap saat, terutama sebelum
ada sanksi, bagi siswa yang tidak masuk jam pelajaran sehingga tidak
menerapkan program 5S. mengganggu jam masuk siswa untuk
Peneliti mengevaluasi program 55 memulai pembelajaran, tetapi
ini menggunakan Model CIPP (Context, implementasinya bisa selama kegiatan
Input, Process, dan Product). Model CIPP belajar mengajar (KBM). Pelaksanaan
(Context, Input, Process, and Product) program 5S ini dilaksanakan setiap pagi
merupakan model yang dikembangkan oleh sebelum masuk kelas. Pendidik dan tenaga
Stufflebeam, dkk. (1967) di Ohio State kependidikan dibagi-bagi kedalam
University. Model ini mengevaluasi sebuah beberapa kelompok, sehingga setiap
sistem yang menjadi sasarannya yaitu harinya bisa bergantian kelompok untuk
konteks, masukan, proses, dan hasil. menyambut siswa di depan sekolah.
Evaluasi konteks yaitu program 5S ini Hambatannya tidak ada tinggal pengarahan
diterapkan pada tahun 2017 dengan dilatar saja dari guru kepada siswa, akan tetapi
belakangi oleh pendidikan karakter yang lingkungan eksternal (lingkungan tempat
merupakan hal penting dalam pendidikan, tinggal siswa) akan mempengaruhi perilaku
21
dan sikap siswa itu sendiri. Program ini satpam dan yang lainnya. Jadi ketika siswa
tidak bisa dilakukan oleh perorangan, tetapi bertemu dengan guru, siswa tersebut
semua stakeholder yang ada di sekolah menyampaikan salam, tersenyum dan sun
harus terlibat langsung dengan saling bantu tangan. namun karakter itu tidak bisa dalam
dan saling mengingatkan. Evaluasi waktu sehari dua hari jadi perlu waktu yang
produk/hasil yaitu tujuan yang ditetapkan cukup lama dengan adanya pembiasaan,
sudah tercapai yaitu dengan adanya sehingga dapat melekat dalam diri siswa
perubahan sikap yang dialami siswa. Siswa dengan jangka waktu yang panjang atau
menjadi saling menghargai kepada setiap dalam kehidupan masa depan siswa
warga sekolah diantaranya kepada kepala tarsebut.
sekolah, guru, staf TU, penjaga sekolah,
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dari jumlah keseluruhan 892 siswa terbukti
dapat disimpulkan bahwa peneliti dalam bahwa siswa memiliki keinginan untuk
ini sudah berjalan efektif sesuai dengan melakukannya. Hasil dari adanya program
tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan ini menjadikan siswa memiliki karakter
disini dapat dilihat dari kerutinan siswa yang baik dan unggul, tumbuh
menerapkan 5S setiap hari dimulai dari berkembangnya sikap toleransi dan saling
awal masuk kelas hingga selesai menghargai antara siswa dan guru. Untuk
pembelajaran. Dapat dilihat juga dari hasil siswa memiliki karakter tersebut,
presentase diatas, bahwa diatas 50% siswa membutuhkan waktu yang cukup lama
Santun), presentase keinginan siswa untuk jangka panjang yang harus dilaksanakan
wawancara dapat kita amati, bahwa program ini sangat baik dan bermanfaat
program ini sudah efektif diterapkan di bagi diri sendiri, masyarakat, dan nusa
22
Saran sekolah maupun luar sekolah. Himbauan
dapat dilakukan sesudah upacara bendera
Mengoptimalkan Program 5S yang sudah
secara rutin. Melakukan pengamatan di
dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi
lingkungan tempat tinggal siswa, sehingga
rutin kepada siswa untuk menerapkan 5S
dapat diketahui bahwa siswa tersebut
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun).
mengimplementasikan 5S (Senyum, Salam,
Menghimbau dan mengingatkan siswa akan
Sapa, Sopan, dan Santun) di lingkungan
pentingnya 5S dilaksanakan baik didalam
sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Cepi. Eva, Stovika dan Budi, Udik. (2014).
(2009). Evaluasi Program Evaluasi Program Pendidikan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Karakter Di Sekolah Dasar
Kabupaten Kulon Progo. [Online].
Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-Dasar
Diakses dari:
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
https://www.google.com/url?sa=t&
Bumi Aksara
rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
d=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
Chidren and Youth, 5, 239-251.
KEwiJmoDKgJ3fAhVHQ48KHZ
Daryanto. (2014). Evaluasi Pendidikan. KOCcMQFjAAegQIAxAB&url=ht
Jakarta: Rineka Cipta tps%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id
23
%2Findex.php%2Fjpe%2Farticle% Lickona, T. (2004). Character matters:
2Fview%2F2721&usg=AOvVaw3 how to help our children develop
QBYueQSbngyP0gpfrBoTR. pada good judgment, integrity, and other
tanggal 13 Desember 2018 essential virtues. New York:
Touchstone.
Kasiram. (2008). Penelitian Kuantitatif.
[Online]. Diakses dari: Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
https://www.statistikian.com/2012/ Administrasi dilengkapi dengan
10/penelitian-kuantitatif.html. Pada Metode R & D. Bandung: Alfabeta
tanggal 13 Desember 2018
Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan:
Lickona, T. (2001). What is good Prinsip dan Operasionalnya.
character? [Versi Elektronik]. Jakarta: Bumi Aksara
Reclaiming
LAMPIRAN
24
25
26
27