Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KO-RUF-SI (KOTAK HURUF
EDUKASI) BERBASIS WORD SQUARE PADA MATERI KEDAULATAN
RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS VIIIC SMP
NEGERI 1 LAMPIHONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ahmadiyanto
SMP Negeri 1 Lampihong
Email: antoe.ploes@gmail.com

Abstrak: Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran
PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hapalan, kurang menantang serta
membosankan. Tujuan utama dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa menggunakan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) berbasis word
square pada materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMPN 1
Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015. Aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
penggunaan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) berbasis word square. Hal
tersebut terlihat dari skor rata-rata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami
peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama skor rata-rata aktivitas
siswa meningkat dari 63,60% menjadi 74,50% mengalami peningkatan sebesar 10,90%. Demikian
juga tentang ketuntasan belajar pada siklus pertama 65% dan pada siklus kedua menjadi 85%
mengalami peningkatan sebesar 20%. Sementara untuk respon siswa terhadap pembelajaran adalah
dominan siswa setuju bahwa pembelajaran PKn dengan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf
Edukasi) berbasis word square dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
persentase 95,6%.

Kata kunci: aktivitas dan hasil belajar, media pembelajaran Ko-Ruf-Si, model pembelajaran word
square.

A. Pendahuluan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh


Pendidikan di Indonesia diharapkan Pancasila dan UUD 1945.
dapat mempersiapkan peserta didik menjadi Berdasarkan hasil pengamatan dan
warga negara yang memiliki komitmen kuat pengalaman selama ini, siswa kurang aktif
dan konsisten untuk mempertahankan dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak
Negara Kesatuan Republik Indonesia. cenderung tidak begitu tertarik dengan
Komitmen yang kuat dan konsisten pelajaran PKn karena selama ini pelajaran
terhadap prinsip dan semangat proklamasi PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya
serta semangat kebangsaan dalam mementingkan hapalan semata, kurang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan menantang serta membosankan sehingga
bernegara yang berdasarkan Pancasila dan menyebabkan rendahnya minat dan hasil
UUD 1945 perlu ditingkatkan terus menerus belajar siswa dalam belajar PKn di sekolah.
untuk memberikan pemahaman yang Banyak faktor yang menyebabkan
mendalam tentang Negara Kesatuan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor
Republik Indonesia. internal dan eksternal dari siswa. Faktor
Mata Pelajaran Pendidikan internal antara lain: motivasi belajar,
Kewarganegaraan merupakan mata intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri.
pelajaran yang memfokuskan pada Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
pembentukan warga negara yang memahami yang terdapat di luar siswa, seperti; guru
dan mampu melaksanakan hak dan sebagai pembimbing kegiatan belajar,
kewajibannya untuk menjadi warga negara strategi pembelajaran, sarana dan
yang baik, yang cerdas, terampil, dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

980
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

Dari masalah-masalah yang penggunaan media dalam proses belajar


dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru mengajar menunjukkan adanya perbedaan
dalam pembelajaran yang melibatkan siswa yang berarti antara pengajaran tanpa media
secara aktif. Pembelajaran yang dengan pengajaran menggunakan media
mengutamakan penguasaan kompetensi (Anriyadi, 2010: 3).
harus berpusat pada siswa (Focus on Penggunaan media pembelajaran
Learners), memberikan pembelajaran dan sangat dianjurkan untuk mempertinggi
pengalaman belajar yang relevan dan kualitas pembelajaran, namun suatu media
kontekstual dalam kehidupan nyata (provide mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri,
relevant and contextualized subject matter) artinya media yang cocok untuk suatu materi
dan mengembangkan mental yang kaya dan belum tentu cocok jika diterapkan pada
kuat pada siswa. materi yang lainnya. Oleh sebab itulah
Disinilah guru dituntut untuk kreatifitas dan keuletan guru dalam membuat
merancang kegiatan pembelajaran yang sebuah media pembelajaran yang interaktif,
mampu mengembangkan kompetensi, baik sangat berperan untuk mengurangi
dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran
psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran PKn.
yang berpusat pada siswa dan penciptaan Mengatasi permasalahan klasik di
suasana yang menyenangkan sangat atas, maka perlu dilakukan inovasi dan
diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar perubahan dengan menerapkan model dan
siswa dalam mata pelajaran PKn. media pembelajaran yang bermakna, lebih
Agar tujuan pembelajaran tersebut mudah digunakan serta mudah untuk
dapat tercapai secara efektif dan efisien, dipahami siswa. Ditambah lagi dengan
maka diperlukan suatu metode mengajar adanya kendala yang pernah dialami penulis
yang lebih tepat. Ketepatan dalam pada saat menggunakan model
menggunakan metode mengajar yang pembelajaran word square terutama pada
dilakukan oleh guru akan dapat saat kegiatan guru memberikan poin setiap
membangkitkan motivasi dan minat siswa jawaban dalam kotak yang sudah
terhadap materi pelajaran yang diberikan, didiskusikan siswa, guru dan siswa
juga terhadap proses dan hasil belajar siswa. mengalami kesulitan untuk membandingkan
Siswa akan mudah menerima dan jawaban kelompok yang satu dengan
memahami materi yang diberikan oleh guru jawaban kelompok lain, sehingga penulis
apabila metode mengajar yang digunakan merasa perlu membuat sebuah media
tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diberi nama Ko-Ruf-Si
pengajarannya. (Kotak Huruf Edukasi) dari karton kardus
Metode mengajar yang baik adalah bekas berbasis word square karena dapat
metode mengajar dengan sarana media yang mengurangi kendala yang pernah penulis
disesuaikan dengan setiap materi yang akan temukan, tidak memerlukan biaya yang
disampaikan terhadap kondisi siswa dan besar, tidak memerlukan waktu yang lama,
keadaan sekitar yang terjadi (isu-isu hangat), tidak perlu menggunakan sumber listrik dan
sarana yang tersedia serta tujuan tidak memerlukan LCD proyektor serta
pengajarannya. Menurut Nana Sudjana peralatan listrik lainnya untuk
(Anriyadi, 2010: 2), ada beberapa alasan menampilkannya di depan kelas dimana
berkenaan dengan pemanfaatan media, di setiap sekolah belum tentu memiliki
antaranya; pelajaran akan lebih menarik peralatan-peralatan tersebut.
perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih Berdasarkan uraian di atas maka
mudah dipahami oleh siswa, metode peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa MXGXO ³Meningkatkan aktivitas dan hasil
akan lebih banyak aktif dalam proses belajar siswa menggunakan media
kegiatan belajar. Bahkan penggunaan media pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf edukasi)
akan dapat mempertinggi kualitas proses dan berbasis word square pada materi
hasil pengajaran, dari berpikir kongkret ke kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
berpikir abstrak. Menurut Sadiman, di Indonesia kelas VIIIC SMP Negeri 1
berdasarkan beberapa penelitian tentang Lampihong tahun pelajaran 2014/2015´

981
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

B. Kerangka Konsep/Teori pengalaman individu itu sendiri dalam


1. Hakekat Belajar interaksi dengan lingkungan
Menurut Slameto (Djamarah, Ada empat pilar belajar yang
2011:13) belajar adalah suatu proses usaha dikemukakan oleh UNESCO
yang dilakukan individu untuk memperoleh (Lumbantoruan, 2007) sebagai berikut:
suatu perubahan tingkah laku yang baru a. Introduction to Know, yaitu suatu proses
secara keseluruhan, sebagai hasil pembelajaran yang memungkinkan
pengalaman individu itu sendiri dalam siswa menguasai teknik menemukan
interaksi dengan lingkungannya. Perubahan pengetahuan dan bukan semata-mata
tingkah laku dalam pengertian belajar hanya memperoleh pengetahuan.
adalah: b. Introduction to do adalah pembelajaran
a. Secara sadar untuk mencapai kemampuan untuk
b. Bersifat positif dan aktif melaksanakan Controlling, Monitoring,
c. Bukan bersifat sementara Maintening, Designing, Organizing.
d. Ada tujuan/terarah Belajar dengan melakukan sesuatu
e. Mencakup aspek tingkah laku. dalam potensi yang kongkret tidak hanya
Gagne (Suyono & Hariyanto, terbatas pada kemampuan mekanistis,
2011:12) menyatakan belajar adalah suatu melainkan juga meliputi kemampuan
proses perubahan tingkah laku yang berkomunikasi, bekerjasama dengan
meliputi perubahan kecenderungan orang lain serta mengelola dan
manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan mengatasi konflik.
perubahan kemampuannya, yaitu c. Introduction to live together adalah
peningkatan kemampuan untuk melakukan membekali kemampuan untuk hidup
jenis kinerja. Menurut Daryanto (2009:2) bersama dengan orang lain yang
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: berbeda dengan penuh toleransi, saling
belajar ialah suatu proses usaha yang pengertian dan tanpa prasangka.
dilakukan seseorang untuk memperoleh d. Introduction to be adalah keberhasilan
suatu perubahan tingkah laku yang baru pembelajaran yang untuk mencapai
secara keseluruhan, sebagai hasil tingkatan ini diperlukan dukungan
pengalamannya sendiri dalam interaksi keberhasilan dari pilar pertama, kedua
dengan lingkungannya. Bukti bahwa dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan
seseorang telah belajar ialah terjadinya bagi lahirnya siswa yang mampu
perubahan tingkah laku pada orang mencari informasi dan menemukan ilmu
tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi pengetahuan yang mampu memecahkan
tahu dan dari tidak mengerti menjadi masalah, bekerjasama, bertenggang
mengerti, kalau seseorang telah melakukan rasa, dan toleransi terhadap perbedaan.
perbuatan belajar maka akan terlihat Bila ketiganya berhasil dengan
terjadinya perubahan dalam salah satu atau memuaskan akan menumbuhkan
beberapa aspek tingkah laku tersebut percaya diri pada siswa sehingga
(Hamalik, 2009:30). menjadi manusia yang mampu mengenal
Perubahan yang dihasilkan oleh dirinya, berkepribadian mantap dan
proses belajar bersifat progresif dan mandiri, memiliki kemantapan emosional
akumulatif, mengarah kepada dan intelektual, yang dapat
kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu mengendalikan dirinya dengan
menjadi mampu, dari tidak mengerti konsisten, yang disebut emotional
menjadi mengerti, baik mencakup aspek intelegence (kecerdasan emosi).
pengetahuan (cognitive domain), aspek 2. Aktivitas Belajar
afektif (afektive domain) maupun aspek Aktivitas belajar adalah kegiatan
psikomotorik (psychomotoric domain). yang melibatkan seluruh panca indra yang
Belajar merupakan suatu proses usaha dapat membuat seluruh anggota tubuh dan
yang dilakukan oleh individu untuk pikiran terlibat dalam proses belajar
memperoleh suatu perubahan tingkah laku (Sardiman, 2004). Aktivitas memegang
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil peranan penting dalam belajar sebab pada
dasarnya belajar adalah perubahan tingkah

982
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

laku yang relative tetap dan dilakukan mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
secara sengaja (Slameto, 2003). dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
Sedangkan menurut pandangan akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
ilmu jiwa lama siswa diibaratkan kertas bersifat psikis seperti aktivitas mental.
putih kosong yang siap ditulis, unsur luar Aktivitas belajar merupakan
yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: serangkaian kegiatan pembelajaran yang
98). Dalam hal ini terserah kepada guru dilakukan siswa selama proses
mau dibawa kemana dan diapakan siswa pembelajaran. Dengan melakukan berbagai
tersebut, karena guru yang memberi dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
mengatur. Dengan demikian aktivitas guru diharapkan siswa dapat membangun
akan melebihi aktivitas siswa. Guru pengetahuannya sendiri tentang konsep-
mendomonasi aktivitas dalam konsep dengan bantuan guru sebagai
pembelajaran, sehingga siswa cenderung fasilitator. Aktivitas siswa yang diamati
tidak pasif. Walaupun sebenarnya siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
tidak pasif secara mutlak, hanya saja tidak hanya terdiri dari mendengarkan,
proses pembelajaran seperti ini tidak mencatat, menjawab pertanyaan yang
mendorong siswa berpikir dan beraktivitas. diajukan guru kepadanya. Dan jangan
Menurut Poerwadarminta (2003:23), sampai juga siswa hanya bekerja atas
aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas perintah guru, menurut cara yang
belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa ditentukan oleh guru dan berpikir menurut
yang menunjang keberhasilan belajar. yang digariskan oleh guru sehingga siswa
Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau terkesan terlalu pasif dan tidak mendorong
(Sardiman 2004:96) memberikan anak-anak untuk berpikir dan berbuat
penjelasan bahwa segala pengetahuan itu sendiri atas tanggung jawab sendiri.
harus diperoleh dengan pengamatan sendiri 3. Hasil Belajar
penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri Belajar merupakan kegiatan fisik
baik secara rohani maupun teknis. Tanpa dan mental, sehingga perubahan yang ada
ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin harus tergambar pada perkembangan fisik
terjadi. dan mental siswa, keberhasilan belajar
Aktivitas belajar yang dimaksud siswa dapat diukur berdasarkan pada
adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses besarnya rentang perubahan sebelum dan
belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai sesudah siswa mengikuti kegiatan belajar.
kegiatan psikis. Sardiman (Ridha Erwin, Dari proses belajar mengajar itu diharapkan
2007 : 37) menegaskan bahwa pada terjadi perubahan-perubahan yang terjadi
prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada dan itulah yang dinamakan hasil belajar.
belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah Menurut Dimyati dan Mudjiono (Indra,
mengapa aktivitas merupakan prinsip yang 2009), hasil belajar merupakan hal yang
sangat penting dalam interaksi belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
mengajar. siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa,
Dari pengertian diatas, maka dapat hasil belajar merupakan tingkat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah perkembangan mental yang lebih baik bila
suatu proses kegiatan belajar siswa yang dibandingkan pada saat sebelum belajar.
menimbulkan perubahan-perubahan dalam Tingkat perkembangan mental
tingkah laku atau kecakapan. Dalam tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
standar proses pendidikan, pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
pembelajaran menempatkan siswa sebagai terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut
subjek belajar. Dengan kata lain, Oemar Hamalik (Indra, 2009) hasil belajar
pembelajaran ditekan pada aktivitas siswa. adalah bila seseorang telah belajar akan
Belajar bukanlah menghapal sejumlah fakta terjadi perubahan tingkah laku pada orang
atau informasi. Belajar adalah berbuat, tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
memperoleh pengalaman tertentu sesuai tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi
strategi pembelajaran harus dapat Bloom hasil belajar dalam rangka studi

983
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

dicapai melalui tiga kategori ranah antara Evaluasi yang digunakan untuk
lain kognitif, afektif, psikomotor. memperoleh gambaran mengenai hasil
Perinciannya adalah sebagai berikut: belajar biasanya menggunakan suatu test.
a. Ranah Kognitif Menurut Ngalim Purwanto (1986: 43) tes
Berkenaan dengan hasil belajar KDVLO EHODMDU DGDODK ³WHV \DQJ GLJXQDNDQ
intelektual terdiri dari 6 aspek yaitu untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang
pengetahuan, pemahaman, penerapan, telah diberikan guru kepada muridnya atau
analisis, sintesis dan penilaian. oleh dosen kepada mahasiswa dalam
b. Ranah Afektif MDQJND ZDNWX WHUWHQWX´ 'HQJDQ GHPLNLDQ
Berkenaan dengan sikap dan nilai. hasil penilaian dari evaluasi merupakan
Ranah afektif meliputi lima jenjang umpan balik untuk mengukur sampai
kemampuan yaitu menerima, menjawab dimana keberhasilan proses belajar
atau reaksi, menilai, organisasi dan mengajar. Dengan nilai-nilai yang diperoleh
karakterisasi dengan suatu nilai atau siswa akan mengetahui kelebihan dan
kompleks nilai. kekurangannya. Selain siswa, guru pun
c. Ranah Psikomotor akan mengetahui sejauh mana
Meliputi keterampilan motorik, keberhasilannya dalam mengajar, hal itu
manipulasi benda-benda, koordinasi dapat digunakan untuk perbaikan dalam
neuromuscular (menghubungkan, pengajaran berikutnya.
mengamati). Tipe hasil belajar kognitif Gitisudarmo dan Sudita (Usman,
lebih dominan daripada afektif dan PHQ\DWDNDQ EDKZD ³KDVLO EHODMDU
psikomotor karena lebih menonjol, merupakan kombinasi perkalian antara
namun hasil belajar psikomotor dan kemampuan, usaha, keterampilan dan
afektif juga harus menjadi bagian dari kejelasan tugas tanggung jawab (role
hasil penilaian dalam proses perceptions). Hasil belajar siswa akan
pembelajaran di sekolah. tergambar dari tanggung jawabnya dalam
Hasil belajar merupakan melaksanakan tugas dan kewajiban yang di
kemampuan yang diperoleh individu setelah bebanka kepadanya. Pada bagian lain
proses belajar berlangsung, yang dapat dijelaskan bahwa hasil belajar adalah
memberikan perubahan tingkah laku baik ³NHPDPSXDQ \DQJ GLPLOLNL ROHK VLVZD
pengetahuan, pengalaman, sikap, dan setelah menerima SHQJDODPDQ EHODMDU´
keterampilan siswa sehingga menjadi lebih Sudjana (2002: 22).
baik dari sebelumnya. Sebagaimana Berdasarkan pengertian di atas
dikemukakan oleh Hamalik (1995:48) hasil maka dapat disimpulkan bahwa hasil
EHODMDU DGDODK ³3HUXEDKDQ WLQJNDK ODNu belajar adalah suatu penilaian akhir dari
subjek yang meliputi kemampuan kognitif, proses dan pengenalan yang telah
afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu dilakukan berulang-ulang serta akan
berkat pengalamannya berulang-XODQJ´ tersimpan dalam jangka waktu lama atau
Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
³KDVLO EHODMDU LDODK SHUXEDKDQ karena hasil belajar turut serta dalam
tingkah laku yang mencakup bidang membentuk pribadi individu yang selalu
kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
siswa setelah menerima pengalaman sehingga akan merubah cara berpikir serta
EHODMDUQ\D´ menghasilkan perilaku kerja yang lebih
Hasil belajar dapat dikatakan baik.
sebagai perubahan yang terjadi dalam 4. Media Pembelajaran
individu akibat dari usaha yang dilakukan Media adalah perantara atau
atau interaksi individu dengan pengantar pesan dari pengirim kepada
lingkungannya. Hasil individu dapat dilihat penerima pesan. Menurut Windyantini dan
dari hasil evaluasi yang dilakukan secara Guntoro (Fahdina, 2013: 4) mendefinisikan
bertahap selama proses belajar mengajar media pembelajaran sebagai sesuatu yang
itu berlangsung. Evaluasi dapat dilakukan dapat dijadikan sarana penghubung untuk
pada awal pelajaran, selama pelajaran mencapai pesan belajar. Gerlach dan Ely
berlangsung atau pada akhir pelajaran. $UV\DG PHQJDWDNDQ ³EDKZD

984
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

media apabila dipahami secara garis besar melancong, dan sebagainya. Media
adalah manusia, materi, atau kejadian pembelajaran dapat mengatasi
(peristiwa) yang membangun kondisi yang perbedaan tersebut. Jika peserta didik
membuat siswa mampu memperoleh tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
SHQJHWDKXDQ NHWHUDPSLODQ DWDX VLNDS´ yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
Banyak ahli yang memberikan dibawa ke peserta didik. Obyek
batasan tentang media pembelajaran, dimaksud bisa dalam bentuk nyata,
media pembelajaran adalah segala sesuatu miniatur, model, maupun bentuk gambar-
yang digunakan orang untuk gambar yang dapat disajikan secara
menyampaikan pesan pembelajaran. Azhar audio visual dan audial.
Arsyad (2005: 3), dalam bukunya yang b. Media pembelajaran dapat melampaui
berMXGXO ³0HGLD 3HPEHODMDUDQ´ PHPEDKDV batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tentang pengertian media, fungsi dan tidak mungkin dialami secara langsung di
manfaat media pendidikan, pengenalan dalam kelas oleh para peserta didik
beberapa media yang bisa dimanfaatkan, tentang suatu obyek, yang disebabkan,
pemilihan media yang tepat bagi murid, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek
teknis penggunaan media, pengembangan terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
media, dan evaluasi media pembelajaran. terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Anriyadi, terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
2010: 17), dalam bukunya yang berjudul kompleks; (f) obyek yang bunyinya
³0HGLD 3HQJDMDUDQ´ PHPEDKDV WHQWDQJ terlalu halus; (f) obyek mengandung
nilai dan manfaat media pengajaran, jenis bahaya dan resiko tinggi. Melalui
media, beberapa bentuk media grafis, penggunaan media yang tepat, maka
fotografi, beberapa media proyeksi, media semua obyek itu dapat disajikan kepada
audio, media tiga dimensi, dan lingkungan peserta didik.
sebagai media pengajaran. c. Media pembelajaran memungkinkan
Media pembelajaran yang baik adanya interaksi langsung antara
harus memenuhi beberapa syarat. Media peserta didik dengan lingkungannya.
pembelajaran harus meningkatkan motivasi d. Media menghasilkan keseragaman
pembelajar. Selain itu media juga harus pengamatan
merangsang pembelajar mengingat apa e. Media dapat menanamkan konsep dasar
yang sudah dipelajari selain memberikan yang benar, konkrit, dan realistis.
rangsangan belajar baru. Lebih lanjut, f. Media membangkitkan keinginan dan
menurut Ena (Anriyadi, 2010: 17) media minat baru.
yang baik juga akan mengaktifkan g. Media membangkitkan motivasi dan
pembelajar dalam memberikan tanggapan, merangsang anak untuk belajar.
umpan balik dan juga mendorong siswa h. Media memberikan pengalaman yang
untuk melakukan praktek-praktek yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
benar. sampai dengan abstrak.
5. Fungsi Media Pembelajaran. Secara lebih khusus tentang
Brown (Anriyadi, 2010: 18) manfaat media, Kemp dan Dayton (Arsyad,
mengungkapkan bahwa media 2005: 21-23), mengidentifikasikan:
pembelajaran yang digunakan dalam a. penyampaian materi dengan media
kegiatan pembelajaran dapat pelajaran dapat diseragamkan,
mempengaruhi terhadap efektifitas b. proses pembelajaran menjadi lebih jelas
pembelajaran karena media memiliki dan menarik,
beberapa fungsi, diantaranya: c. proses pembelajaran menjadi lebih
a. Media pembelajaran dapat mengatasi interaktif,
keterbatasan pengalaman yang dimiliki d. efisiensi dalam waktu dan tenaga,
oleh para peserta didik. Pengalaman tiap e. meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik berbeda-beda, tergantung siswa,
dari faktor-faktor yang menentukan f. media memungkinkan proses belajar
kekayaan pengalaman anak, seperti dapat dilakukan dimana saja dan
ketersediaan buku, kesempatan kapan saja,

985
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

g. media dapat menumbuhkan sikap positif Pendidikan Nasional Bab I pasal 1


terhadap materi dan proses belajar, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
h. mengubah peran guru ke arah yang lebih sadar dan terencana untuk mewujudkan
positif produktif. suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif
6. Jenis Media Pembelajaran. mengembangkan potensi dirinya untuk
Bermacam-macam peralatan yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
dapat digunakan oleh guru untuk pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menyampaikan pesan ajaran kepada siswa akhlak mulia, serta keterampilan yang
melalui penglihatan atau pendengaran diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
untuk menghindari verbalisme yang masih dan negara. Pada bidang kurikulum dan
mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat rencana pembelajaran disebutkan bahwa
bantu visual semata. Seels dan Richey setiap pendidik bertanggung jawab
(1994: 1-46) menjelaskan bahwa media terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk
merupakan alat komunikasi, segala sesuatu setiap program pembelajaran yang
yang membawa informasi atau pesan- diampunya antara lain menggunakan
pesan dari sumber informasi kepada metode pembelajaran yang partisipatif,
penerimanya mencakup film, televisi, bahan aktif, inovatif, kreatif, efesien, dan
cetak, radio, diagram, tabel dan menyenangkan (Depdiknas, 2008: 225).
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud Guru juga harus peka dan tanggap
dengan media pembelajaran adalah dengan perubahan-perubahan, serta ilmu
mencakup semua bentuk media yang pengetahuan yang terus berkembang. Guru
digunakan untuk menyampaikan pesan harus mampu bersaing secara sehat untuk
atau informasi dengan tujuan pembelajaran. memajukan dunia pendidikan, sejalan
Lebih lanjut, Brown (dalam Anriyadi, dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan
2010: 20) mengungkapkan bahwa media perkembangan zaman. Disinilah tugas guru
pembelajaran yang digunakan dalam untuk selalu meningkatkan wawasan ilmu
kegiatan pembelajaran dapat pengetahuan, meningkatkan kualitas
mempengaruhi terhadap efektifitas pendidikannya agar dapat mengatasi
pembelajaran. Pada mulanya, media permasalahan dalam pembelajaran.
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat Pemilihan model pembelajaran yang
bantu guru untuk mengajar yang digunakan akan digunakan dalam proses
adalah alat bantu visual, tapi sekarang pembelajaran harus berorientasi pada
media merupakan alat yang dapat dijadikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
jembatan untuk menghubungkan materi Selain itu, juga harus disesuaikan dengan
pelajaran dengan dunia nyata dan jenis materi, karakteristik peserta didik,
menghadirkannya di hadapan siswa. serta situasi atau kondisi di mana proses
Terdapat berbagai macam jenis pembelajaran tersebut akan berlangsung
media belajar, diantaranya: (Uno, 2007: 7). Dalam hubungan dengan
a. Media Visual: grafik, diagram, chart, masalah ini setiap pendidik bertanggung
bagan, poster, kartun, komik. jawab terhadap mutu kegiatan
b. Media Audial : radio, tape recorder, pembelajaran untuk setiap program
laboratorium bahasa, dan sejenisnya pembelajaran yang diampunya dengan cara
c. Projected still media : slide Microsoft menggunakan metode pembelajaran yang
Power Point; Crystal Liquid Display partisipasif, aktif, inovatif, kreatif, efesien,
(LCD), in focus; over head projektor dan menyenangkan (Depdiknas, 2008:
(OHP), dan sejenisnya 225). Oleh sebab itu, guru harus
d. Media Audio Visual: film, televisi, video memperhatikan paradigma baru, antara lain
(VTR, VCD, DVD), komputer dan guru mampu menyusun dan melaksanakan
sejenisnya. strategi dan model pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
7. Model Pembelajaran (PAIKEM) yang dapat menggairahkan
Dalam Undang-Undang Sisdiknas motivasi belajar peserta didik (Kunandar,
No 20 tahun 2003 tentang Sistem 2008: 42).

986
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

8. Model Pembelajaran Word Square pembelajaran. Metode ini merupakan


Untuk meningkatkan hasil belajar kegiatan belajar mengajar dengan cara
PKn, dalam pembelajarannya harus guru membagikan lembar kegiatan atau
menarik sehingga siswa termotivasi untuk lembar kerja sebagai alat untuk mengukur
belajar. Oleh karena itu diperlukan model tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran interaktif dimana guru lebih pelajaran yang telah diajarkan.
banyak memberikan peran kepada siswa Instrument utama metode ini
sebagai subjek belajar, guru adalah lembar kegiatan atau lembar kerja
mengutamakan proses daripada hasil. berupa pertanyaan atau kalimat yang
Guru merancang proses belajar mengajar perlu dicari jawabannya pada susunan
yang melibatkan siswa secara integratif huruf acak pada kolom yang telah
dan komprehensif pada aspek kognitif, disediakan.
afektif dan psikomotorik sehingga tercapai Setiap model pembelajaran harus
hasil belajar. Agar hasil belajar PKn dipersiapkan dengan baik agar proses
meningkat diperlukan situasi, cara dan pembelajaran dapat berlangsung efektif,
strategi pembelajaran yang tepat untuk tanpa persiapan yang matang
melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pembelajaran apapun akan membuat
pendengaran, penglihatan, dan siswa menjadi jenuh. Model belajar dan
psikomotor dalam proses belajar pembelajaran juga harus berganti-ganti
mengajar. dalam beberapa pertemuan agar belajar
Menurut Mujiman (Setiawan. mengajar tidak monoton dalam kelas.
2012), Model pembelajaran word square Langkah-langkah dalam
merupakan pengembangan dari metode penggunaan model word square:
ceramah yang diperkaya. Hal ini dapat 1) Guru menyampaikan kompetensi
diidentifikasi melalui pengelompokkan yang ingin dicapai
metode ceramah yang diperkaya yang 2) Menyajikan materi sebagai pengantar
berorientasi kepada keaktifan siswa dalam 3) Guru membagikan lembaran kegiatan
pembelajaran. sesuai contoh.
Model pembelajaran word square 4) Siswa secara perorangan atau
ini dapat digunakan dalam berbagai mata kelompok menjawab soal kemudian
pelajaran dan tentunya dengan kemasan mengarsir huruf dalam kotak sesuai
dan kreatifitas guru. Model jawaban secara vertikal, horizontal
Pembelajaran Word Square merupakan maupun diagonal.
model pembelajaran yang memadukan 5) Guru memberikan poin setiap
kemampuan menjawab pertanyaan jawaban dalam kotak.
dengan kejelian dalam mencocokan 6) Kesimpulan.
jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip
seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi C. Metodologi
bedanya jawabannya sudah ada namun Instrumen penelitian terkait aktivitas
disamarkan dengan menambahkan kotak belajar siswa dan aktivitas guru disusun
tambahan dengan sembarang berdasarkan identifikasi masalah melalui
huruf/angka penyamar atau pengecoh. lembar pengamatan. Instrumen untuk hasil
Model pembelajaran ini sesuai untuk belajar disusun berdasarkan materi di akhir
semua mata pelajaran.Tinggal bagaimana kegiatan pada setiap siklus.
Guru dapat memprogram sejumlah Instrument penelitian untuk aktivitas
pertanyaan terpilih yang dapat siswa dan aktivitas guru diobservasi oleh 2
merangsang siswa untuk berpikir efektif. orang guru yang sudah ditunjuk yaitu Ibu
Tujuan huruf/angka pengecoh bukan Rabiatul Adawiyah, S.Pd untuk mengamati
untuk mempersulit siswa namun untuk aktivitas siswa dan R. Biworo Aji Nugroho,
melatih sikap teliti dan kritis. S.Pd. Jas untuk mengamati aktivitas guru.
Word Square merupakan salah Untuk mengumpulkan data dalam
satu dari sekian banyak metode penelitian tindakan kelas ini digunakan
pembelajaran yang dapat dipergunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen
guru dalam mencapai tujuan penelitian yang digunakan sebagai berikut:

987
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

1. Observasi, teknik ini digunakan untuk mengemuka


memperoleh data tentang aktivitas siswa kan
dan aktivitas guru dalam proses pendapat
pembelajaran materi kedaulatan rakyat
dan sistem pemerintahan di Indonesia Siswa
dengan menggunakan media memiliki
pembelajaran ko-ruf-si berbasis word motivasi
square. 3. dalam 66,30 73,75 7,45
2. Tes, teknik ini digunakan untuk mengikuti
memperoleh data hasil belajar siswa yang pembelajara
dicapai selama proses pembelajaran n
dengan menggunakan media
pembelajaran ko-ruf-si berbasis word Siswa pro
square yang dilakukan diakhir siklus. aktif dalam
3. Angket, teknik ini digunakan untuk menyelesaik
memperoleh data mengenai respon siswa 4. an LKK word 65,03 75,05 10,02
terhadap proses pembelajaran dengan square yang
menggunakan media pembelajaran ko-ruf- sudah
si berbasis word square. ditugaskan
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri
Siswa mau
dari 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 3 kali
dan mampu
pertemuan dengan 1 kali pertemuan evaluasi
berdiskusi
dan siklus kedua terdiri dari 2 kali pertemuan 5. 63,76 75,65 11,89
dengan
dengan 1 kali pertemuan evaluasi. Dalam hal
kelompokny
ini setiap pertemuan dengan durasi waktu 2 x
a
40 menit. Sehubungan dengan hal itu
distribusi materi untuk setiap siklus adalah Siswa
sebagai berikut: menyelesaik
D. Temuan an tugas
Berdasarkan hasil evaluasi terkait sesuai
perkembangan aktivitas belajar dicapai siswa 6. 64,16 76,30 12,14
dengan
dari siklus I ke siklus ke II dapat dilihat pada waktu yang
tabel berikut ini: telah
ditentukan
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus
I dan II Siswa berani
Siklus mempresent
Peningka
asikan hasil
Rata- Rata- tan 7. 58,76 71,30 12,54
Aspek yang kerja
No. rata I rata II
diamati kelompokny
a.
% % %
Rata-rata 63,60 74,50 10,90
Siswa
secara pro Berdasarkan tabel tentang
aktif perkembangan aktivitas belajar siswa di atas,
1. 64,20 75,65 11,45
menjawab menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas
pertanyaan belajar siswa. Dalam hal ini rata-rata
dari guru peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
setiap aspek sebesar 10,90% dan semua
Siswa aspek aktivitas mencapai kriteria aktif. Ini
2. memiliki 62,93 73,80 10,87 berarti indikator keberhasilan dalam penelitian
keberanian ini sudah tercapai. Untuk lebih memperjelas
dalam

988
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

peningkatan perkembangan aktivitas belajar Beberapa faktor penyebab terjadinya


siswa, dapat dilihat pada grafik berikut: peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model
Gambar 4.1. Grafik Perkembangan aktivitas word square adalah.
belajar siswa Siklus I dan II
80% 1. Guru melakukan peningkatan kualitas
dalam kegiatan pendahuluan melalui
70%
media apersepsi
60% Aspek 1
2. Guru berupaya memberikan motivasi,
Aspek 2
50% mendorong siswa untuk mengumpulkan
Aspek 3
40% informasi dan data untuk menyelesaikan
Aspek 4
30% LKK word square yang sudah ditugaskan.
Aspek 5
Aspek 6
3. Guru berupaya meningkatkan kualitas
20%
Aspek 7
motivasi dengan memberikan bimbingan
10% dan arahan kepada setiap kelompok,
0% khususnya untuk kelompok-kelompok
Siklus 1 Siklus 2
yang mengalami masalah dalam
Hasil observasi terkait dengan aktivitas
menyelesaikan tugas.
guru dari siklus I ke siklus ke II dapat dilihat
4. Guru memberikan reward dalam berbagai
pada tabel berikut ini:
bentuk.
Berdasarkan hasil evaluasi terkait
perkembangan hasil belajar yang dicapai
Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus siswa dari siklus I ke siklus ke II dapat dilihat
I dan II pada grafik berikut ini:

Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar


Siklus Siklus I dan II
Peningkatan 100

Aktivitas Rata-rata Rata-


80
guru I rata II
60
% % % Tidak Tuntas
40 Tuntas
68,33 81,66 13,33 20

0
Siklus 1 Siklus 2
Untuk lebih memperjelas peningkatan
perkembangan aktivitas guru, dapat dilihat Berdasarkan grafik perkembangan
pada grafik berikut: hasil belajar yang dicapai siswa di atas,
menunjukkan terjadi peningkatan ketuntasan
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan aktivitas guru hasil belajar. Dalam hal ini dapat
Siklus I (Pertemuan 1, 2 dan 3) dan Siklus II meningkatkan ketuntasan hasil belajar sebesar
(Pertemuan 4 dan 5) 20 %. Ini berarti indikator keberhasilan dalam
100% penelitian ini sudah tercapai. Beberapa faktor
penyebab terjadinya peningkatan ketuntasan
80% Pertemuan 1 hasil belajar tersebut adalah:
60% Pertemuan 2
Pertemuan 3 1. Dilihat dari proses dalam hal ini adalah
40%
Pertemuan 4
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
dengan media pembelajaran ko-ruf-si
20% Pertemuan 5
berbasis word square berlangsung, ada
0% peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa
dari siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar
siswa sangat mempengaruhi pencapaian

989
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

hasil belajar siswa, hal ini disebabkan 3 Merasa senang Ya 19 95%


karena masalah hasil belajar adalah belajar PKn apabila
masalah yang komplek. Dalam hal ini materi yang disajikan
banyak faktor yang mempengaruhi dan dihubungkan dengan Tidak 1 5%
saling berkaitan antara satu faktor dengan kehidupan sehari-hari
faktor yang lainnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah aktivitas belajar 4 Merasa senang Ya 19 95%
siswa dan aktivitas guru selama proses belajar secara
pembelajaran. berkelompok dan
2. Dilihat dari perbaikan proses yaitu berdiskusi dengan Tidak 1 5%
meningkatkan kualitas pada aktivitas temanmu
kegiatan guru yakni adanya kegiatan
pendahuluan melalui media apersepsi, 5 Merasa mendapatkan Ya 18 90%
memberikan motivasi, mendorong siswa suatu yang baru,
untuk mengumpulkan informasi dan data sehubungan dengan
yang sesuai LKK word square, memberikan materi pelajaran yang
Tidak 2 10%
bimbingan dan arahan kepada setiap disampaikan oleh
kelompok, khususnya untuk kelompok- guru
kelompok yang mengalami masalah dalam
6 Merasa senang Ya 18 90%
menyelesaikan tugas serta guru
mempresentasikan
memberikan reward dalam berbagai bentuk.
hasil diskusi
Sementara untuk respon siswa secara
kelompokmu yang
keseluruhan terhadap pembelajaran dengan
sudah kamu Tidak 2 10%
menggunakan media pembelajaran ko-ruf-si
diskusikan bersama
berbasis word square adalah dominan siswa
ke depan kelas
setuju bahwa pembelajaran PKn dengan
media pembelajaran ko-ruf-si berbasis word 7 Merasa lebih mudah Ya
square dapat meningkatkan aktivitas dan hasil 20 100%
menerima dan
belajar siswa. memahami materi
pelajaran dengan
Tabel 4.11. Hasil Respon
Peserta Didik Terhadap Pembelajaran menggunakan media
pembelajaran ko-ruf- Tidak 0 0%
Pers si (kotak huruf
N Res Jum edukasi) berbasis
Uraian enta
o pon lah word square
se

1 Merasa senang Ya 20 100% 8 Merasa merasa lebih Ya 20 100%


selama mengikuti mudah mengerjakan
pembelajaran yang soal-soal tes, setelah
disajikan guru dengan mengikuti kegiatan
meng gunakan media pembelajaran dengan
pembelajaran ko-ruf- Tidak 0 0% menggunakan media
si (kotak huruf pembelajaran ko-ruf- Tidak 0 0%
edukasi) berbasis si (kotak huruf
word square edukasi) berbasis
word square
2 Merasa lebih Ya 19 95%
termotivasi dalam Jumlah Ya 153 95,6%
mengikuti proses
belajar mengajar Tidak 7 4,4%
Tidak 1 5%
yang disajikan oleh
guru Kesimpulan Respon Positif

990
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

Dari hasil respon atau tanggapan 2. Media pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf
siswa pada tabel 16 diketahui, bahwa edukasi) berbasis word square dapat
95,6% siswa merasa tertarik dan senang meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
belajar menggunakan media VIIIC SMPN 1 Lampihong pada materi
pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf Kedaulatan rakyat dan sistem
edukasi) berbasis word square. Oleh pemerintahan di Indonesia dengan
karena itu pada umumnya siswa merasa ketuntasan belajar pada siklus pertama
senang dan lebih termotivasi dalam 65% dan pada siklus kedua menjadi 85%
mengikuti proses belajar mengajar yang mengalami peningkatan sebesar 20%.
disajikan oleh guru. Setelah mengikuti 3. Respon siswa secara garis besar positif
kegiatan pembelajaran dengan terhadap proses pembelajaran
menggunakan media pembelajaran ko- menggunakan media pembelajaran ko-ruf-
ruf-si (kotak huruf edukasi) berbasis si (kotak huruf edukasi) berbasis word
word square, semua siswa merasa lebih square dengan persentase 95,6%
mudah mempelajari materi pelajaran
sehingga mereka merasa lebih mudah
mengerjakan soal-soal tes. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan banyaknya jawaban
ya dari siswa, maka penelitian ini dapat Anriyadi, Fariska. 2010. Penerapan Media
dikatakan berhasil karena jumlah Animasi dan Karikatur dengan
jawaban ya adalah 95,6% dapat Menggunakan Software Microsoft
memenuhi bahkan melebihi batas PowerPoint (PPt) untuk Meningkatkan
minimal yang telah ditetapkan pada Efektivitas Pembelajaran PKn Pada
indikator keberhasilan penelitian ini, Materi Sistem Hukum dan Peradilan
yakni sebesar 80%. Dengan demikian Internasional di Kelas XI IS-1 SMA
dapat dikatakan bahwa respon siswa PGRI 7 Banjarmasin. Unlam
terhadap pelaksanaan kegiatan Banjarmasin. Skripsi.
pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran ko-ruf-si (kotak Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
huruf edukasi) berbasis word square Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
adalah positif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

E. Kesimpulan dan Saran Arikunto, Suharsimi,dkk. 2008. Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dan Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar
pembahasan dalam Penelitian Tindakan grafika.
Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas
VIIIC SMP Negeri 1 Lampihong dengan Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran.
menggunakan media pembelajaran ko-ruf-si Jakarta: PT Grafindo Persada. BP7
(kotak huruf edukasi) berbasis word square, Pusat. 1995. UUD 1945, P4, GBHN,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bahan Penataran P4. Jakarta: BP7
Pusat
1. Media pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf
edukasi) berbasis word square dapat Daryanto. 2009. Panduan Proses
meningkatkan aktivitas belajar siswa di Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.
kelas VIIIC SMPN 1 Lampihong pada Jakarta: Publisher.
materi Kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia dengan skor Depdiknas. 2006, Standar Kompetensi
rata-rata aktivitas siswa yang relevan Kurikulum Pendidikan
dengan pembelajaran mengalami Kewarganegaraan tahun 2006,
peningkatan dari siklus pertama sampai Jakarta: Depdiknas
siklus kedua. Pada siklus pertama skor
rata-rata aktivitas siswa meningkat dari Depdiknas. 2008. Undang-Undang Nomor 20
63,60% menjadi 74,50% mengalami Tahun 2003 Tentang Sisdiknas &
peningkatan sebesar 10,90%. Peraturan Pemerintah R.I. No 47

991
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar. di SMP Negeri 26 Banjarmasin.


Bandung: Citra Umbara Unlam Banjarmasin. Skripsi.

Djamarah, Bahri Syaiful. 2011. Psikologi Sardiman, A.M. 2010. Interaksi & Motivasi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
E. Mulyana. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan Saudah. 2013. Meningkatkan aktivitas dan
implementasi. Bandung: Remaja hasil belajar siswa pada materi barisan
Rosda Karya dan deret dengan
Menggunakan model Problem Based
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Instruction (PBI) di kelas IXB SMPN 3
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Paringin tahun pelajaran
2013/2014. SMPN 3 Paringin. PTK.
Harun, Charlotte A. dan Nadiroh, Siti. 2010.
Role Play dalam Pembelajaran Simorangkir, Surya Ningrad. 2013.
Speaking di Kelas III Sekolah ³Penerapan Model Pembelajaran
Dasar. Laboratorium UPI Kampus Word Square Untuk
Cibiru Bandung. PTK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Ekonomi Kelas VII SMPN 1 Pahae Jae
Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Tahun $MDUDQ ´. Unimed
Definisi). (http://indramunawar. Medan. Skripsi
blogspot.com) diakses 21 Desember
2014 Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Kaelan, MS. 2004, Pendidikan Pancasila, Rosdakarya.
Edisi Reformasi. Jogjakarta:
Paradigma Sudijono. 2011. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Grafindo Persada.
Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Suparlan. 2013. Bimtek PTK MGMP PKn Kab.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Balangan. Makalah.

Lemhanas. 2001. Pendidikan Tim Depdiknas. 2004. Pelayanan Profesional


Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Pustaka Umum
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran
Lumbantoruan, Aston. 2007. Meningkatkan Menciptakan Proses Belajar Mengajar
kemampuan memecahkan masalah yang Kreatif dan Efektif. Jakarta :
HAM dalam mata pelajaran PKn Bumi Aksara.
khususnya kelas X Ak pada SMKN 3
Jakarta menggunakan model Usman. 2011. Teori Hasil Belajar.
Problem Based Learning. SMKN 3 (http://fuddinbatavia.com) diakses 21
Jakarta. PTK Desember 2011

Huda, Nurul. 2012. Penerapan model Wijana, Eka. 2011. Penerapan Model Belajar
pembelajaran talking stick untuk Word Square Untuk Meningkatkan
meningkatkan kemampuan Hasil Belajar Siswa Pada
mengeluarkan pendapat dan hasil Pembelajaran Matematika (Penelitian
belajar PKn dalam pokok bahasan Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-
kedaulatan rakyat dan sistem Falah Karangwangi Depok.
pemerintahan pada siswa kelas VIII A (http://skripsiekawijana. blogspot.
com/2011/09/penerapan-model-

992
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016

belajar-word-square.html) diakses 04
Mei 2015

Widjonarko. 2011. Pengaruh Pembelajaran


Matematika Dengan Study Pattern of
Students Creatifity Pada Materi
Kesebangunan Siswa Kelas X.
Program Studi Pendidikan Matematika
FPMIPA IKIP PGRI Semarang.

993
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai