Ahmadiyanto
SMP Negeri 1 Lampihong
Email: antoe.ploes@gmail.com
Abstrak: Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran
PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hapalan, kurang menantang serta
membosankan. Tujuan utama dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa menggunakan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) berbasis word
square pada materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMPN 1
Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015. Aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
penggunaan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) berbasis word square. Hal
tersebut terlihat dari skor rata-rata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami
peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama skor rata-rata aktivitas
siswa meningkat dari 63,60% menjadi 74,50% mengalami peningkatan sebesar 10,90%. Demikian
juga tentang ketuntasan belajar pada siklus pertama 65% dan pada siklus kedua menjadi 85%
mengalami peningkatan sebesar 20%. Sementara untuk respon siswa terhadap pembelajaran adalah
dominan siswa setuju bahwa pembelajaran PKn dengan media pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf
Edukasi) berbasis word square dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
persentase 95,6%.
Kata kunci: aktivitas dan hasil belajar, media pembelajaran Ko-Ruf-Si, model pembelajaran word
square.
980
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
981
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
982
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
laku yang relative tetap dan dilakukan mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
secara sengaja (Slameto, 2003). dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
Sedangkan menurut pandangan akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
ilmu jiwa lama siswa diibaratkan kertas bersifat psikis seperti aktivitas mental.
putih kosong yang siap ditulis, unsur luar Aktivitas belajar merupakan
yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: serangkaian kegiatan pembelajaran yang
98). Dalam hal ini terserah kepada guru dilakukan siswa selama proses
mau dibawa kemana dan diapakan siswa pembelajaran. Dengan melakukan berbagai
tersebut, karena guru yang memberi dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
mengatur. Dengan demikian aktivitas guru diharapkan siswa dapat membangun
akan melebihi aktivitas siswa. Guru pengetahuannya sendiri tentang konsep-
mendomonasi aktivitas dalam konsep dengan bantuan guru sebagai
pembelajaran, sehingga siswa cenderung fasilitator. Aktivitas siswa yang diamati
tidak pasif. Walaupun sebenarnya siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
tidak pasif secara mutlak, hanya saja tidak hanya terdiri dari mendengarkan,
proses pembelajaran seperti ini tidak mencatat, menjawab pertanyaan yang
mendorong siswa berpikir dan beraktivitas. diajukan guru kepadanya. Dan jangan
Menurut Poerwadarminta (2003:23), sampai juga siswa hanya bekerja atas
aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas perintah guru, menurut cara yang
belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa ditentukan oleh guru dan berpikir menurut
yang menunjang keberhasilan belajar. yang digariskan oleh guru sehingga siswa
Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau terkesan terlalu pasif dan tidak mendorong
(Sardiman 2004:96) memberikan anak-anak untuk berpikir dan berbuat
penjelasan bahwa segala pengetahuan itu sendiri atas tanggung jawab sendiri.
harus diperoleh dengan pengamatan sendiri 3. Hasil Belajar
penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri Belajar merupakan kegiatan fisik
baik secara rohani maupun teknis. Tanpa dan mental, sehingga perubahan yang ada
ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin harus tergambar pada perkembangan fisik
terjadi. dan mental siswa, keberhasilan belajar
Aktivitas belajar yang dimaksud siswa dapat diukur berdasarkan pada
adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses besarnya rentang perubahan sebelum dan
belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai sesudah siswa mengikuti kegiatan belajar.
kegiatan psikis. Sardiman (Ridha Erwin, Dari proses belajar mengajar itu diharapkan
2007 : 37) menegaskan bahwa pada terjadi perubahan-perubahan yang terjadi
prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada dan itulah yang dinamakan hasil belajar.
belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah Menurut Dimyati dan Mudjiono (Indra,
mengapa aktivitas merupakan prinsip yang 2009), hasil belajar merupakan hal yang
sangat penting dalam interaksi belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
mengajar. siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa,
Dari pengertian diatas, maka dapat hasil belajar merupakan tingkat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah perkembangan mental yang lebih baik bila
suatu proses kegiatan belajar siswa yang dibandingkan pada saat sebelum belajar.
menimbulkan perubahan-perubahan dalam Tingkat perkembangan mental
tingkah laku atau kecakapan. Dalam tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
standar proses pendidikan, pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
pembelajaran menempatkan siswa sebagai terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut
subjek belajar. Dengan kata lain, Oemar Hamalik (Indra, 2009) hasil belajar
pembelajaran ditekan pada aktivitas siswa. adalah bila seseorang telah belajar akan
Belajar bukanlah menghapal sejumlah fakta terjadi perubahan tingkah laku pada orang
atau informasi. Belajar adalah berbuat, tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
memperoleh pengalaman tertentu sesuai tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi
strategi pembelajaran harus dapat Bloom hasil belajar dalam rangka studi
983
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
dicapai melalui tiga kategori ranah antara Evaluasi yang digunakan untuk
lain kognitif, afektif, psikomotor. memperoleh gambaran mengenai hasil
Perinciannya adalah sebagai berikut: belajar biasanya menggunakan suatu test.
a. Ranah Kognitif Menurut Ngalim Purwanto (1986: 43) tes
Berkenaan dengan hasil belajar KDVLO EHODMDU DGDODK ³WHV \DQJ GLJXQDNDQ
intelektual terdiri dari 6 aspek yaitu untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang
pengetahuan, pemahaman, penerapan, telah diberikan guru kepada muridnya atau
analisis, sintesis dan penilaian. oleh dosen kepada mahasiswa dalam
b. Ranah Afektif MDQJND ZDNWX WHUWHQWX´ 'HQJDQ GHPLNLDQ
Berkenaan dengan sikap dan nilai. hasil penilaian dari evaluasi merupakan
Ranah afektif meliputi lima jenjang umpan balik untuk mengukur sampai
kemampuan yaitu menerima, menjawab dimana keberhasilan proses belajar
atau reaksi, menilai, organisasi dan mengajar. Dengan nilai-nilai yang diperoleh
karakterisasi dengan suatu nilai atau siswa akan mengetahui kelebihan dan
kompleks nilai. kekurangannya. Selain siswa, guru pun
c. Ranah Psikomotor akan mengetahui sejauh mana
Meliputi keterampilan motorik, keberhasilannya dalam mengajar, hal itu
manipulasi benda-benda, koordinasi dapat digunakan untuk perbaikan dalam
neuromuscular (menghubungkan, pengajaran berikutnya.
mengamati). Tipe hasil belajar kognitif Gitisudarmo dan Sudita (Usman,
lebih dominan daripada afektif dan PHQ\DWDNDQ EDKZD ³KDVLO EHODMDU
psikomotor karena lebih menonjol, merupakan kombinasi perkalian antara
namun hasil belajar psikomotor dan kemampuan, usaha, keterampilan dan
afektif juga harus menjadi bagian dari kejelasan tugas tanggung jawab (role
hasil penilaian dalam proses perceptions). Hasil belajar siswa akan
pembelajaran di sekolah. tergambar dari tanggung jawabnya dalam
Hasil belajar merupakan melaksanakan tugas dan kewajiban yang di
kemampuan yang diperoleh individu setelah bebanka kepadanya. Pada bagian lain
proses belajar berlangsung, yang dapat dijelaskan bahwa hasil belajar adalah
memberikan perubahan tingkah laku baik ³NHPDPSXDQ \DQJ GLPLOLNL ROHK VLVZD
pengetahuan, pengalaman, sikap, dan setelah menerima SHQJDODPDQ EHODMDU´
keterampilan siswa sehingga menjadi lebih Sudjana (2002: 22).
baik dari sebelumnya. Sebagaimana Berdasarkan pengertian di atas
dikemukakan oleh Hamalik (1995:48) hasil maka dapat disimpulkan bahwa hasil
EHODMDU DGDODK ³3HUXEDKDQ WLQJNDK ODNu belajar adalah suatu penilaian akhir dari
subjek yang meliputi kemampuan kognitif, proses dan pengenalan yang telah
afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu dilakukan berulang-ulang serta akan
berkat pengalamannya berulang-XODQJ´ tersimpan dalam jangka waktu lama atau
Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
³KDVLO EHODMDU LDODK SHUXEDKDQ karena hasil belajar turut serta dalam
tingkah laku yang mencakup bidang membentuk pribadi individu yang selalu
kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
siswa setelah menerima pengalaman sehingga akan merubah cara berpikir serta
EHODMDUQ\D´ menghasilkan perilaku kerja yang lebih
Hasil belajar dapat dikatakan baik.
sebagai perubahan yang terjadi dalam 4. Media Pembelajaran
individu akibat dari usaha yang dilakukan Media adalah perantara atau
atau interaksi individu dengan pengantar pesan dari pengirim kepada
lingkungannya. Hasil individu dapat dilihat penerima pesan. Menurut Windyantini dan
dari hasil evaluasi yang dilakukan secara Guntoro (Fahdina, 2013: 4) mendefinisikan
bertahap selama proses belajar mengajar media pembelajaran sebagai sesuatu yang
itu berlangsung. Evaluasi dapat dilakukan dapat dijadikan sarana penghubung untuk
pada awal pelajaran, selama pelajaran mencapai pesan belajar. Gerlach dan Ely
berlangsung atau pada akhir pelajaran. $UV\DG PHQJDWDNDQ ³EDKZD
984
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
media apabila dipahami secara garis besar melancong, dan sebagainya. Media
adalah manusia, materi, atau kejadian pembelajaran dapat mengatasi
(peristiwa) yang membangun kondisi yang perbedaan tersebut. Jika peserta didik
membuat siswa mampu memperoleh tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
SHQJHWDKXDQ NHWHUDPSLODQ DWDX VLNDS´ yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
Banyak ahli yang memberikan dibawa ke peserta didik. Obyek
batasan tentang media pembelajaran, dimaksud bisa dalam bentuk nyata,
media pembelajaran adalah segala sesuatu miniatur, model, maupun bentuk gambar-
yang digunakan orang untuk gambar yang dapat disajikan secara
menyampaikan pesan pembelajaran. Azhar audio visual dan audial.
Arsyad (2005: 3), dalam bukunya yang b. Media pembelajaran dapat melampaui
berMXGXO ³0HGLD 3HPEHODMDUDQ´ PHPEDKDV batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tentang pengertian media, fungsi dan tidak mungkin dialami secara langsung di
manfaat media pendidikan, pengenalan dalam kelas oleh para peserta didik
beberapa media yang bisa dimanfaatkan, tentang suatu obyek, yang disebabkan,
pemilihan media yang tepat bagi murid, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek
teknis penggunaan media, pengembangan terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
media, dan evaluasi media pembelajaran. terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Anriyadi, terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
2010: 17), dalam bukunya yang berjudul kompleks; (f) obyek yang bunyinya
³0HGLD 3HQJDMDUDQ´ PHPEDKDV WHQWDQJ terlalu halus; (f) obyek mengandung
nilai dan manfaat media pengajaran, jenis bahaya dan resiko tinggi. Melalui
media, beberapa bentuk media grafis, penggunaan media yang tepat, maka
fotografi, beberapa media proyeksi, media semua obyek itu dapat disajikan kepada
audio, media tiga dimensi, dan lingkungan peserta didik.
sebagai media pengajaran. c. Media pembelajaran memungkinkan
Media pembelajaran yang baik adanya interaksi langsung antara
harus memenuhi beberapa syarat. Media peserta didik dengan lingkungannya.
pembelajaran harus meningkatkan motivasi d. Media menghasilkan keseragaman
pembelajar. Selain itu media juga harus pengamatan
merangsang pembelajar mengingat apa e. Media dapat menanamkan konsep dasar
yang sudah dipelajari selain memberikan yang benar, konkrit, dan realistis.
rangsangan belajar baru. Lebih lanjut, f. Media membangkitkan keinginan dan
menurut Ena (Anriyadi, 2010: 17) media minat baru.
yang baik juga akan mengaktifkan g. Media membangkitkan motivasi dan
pembelajar dalam memberikan tanggapan, merangsang anak untuk belajar.
umpan balik dan juga mendorong siswa h. Media memberikan pengalaman yang
untuk melakukan praktek-praktek yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
benar. sampai dengan abstrak.
5. Fungsi Media Pembelajaran. Secara lebih khusus tentang
Brown (Anriyadi, 2010: 18) manfaat media, Kemp dan Dayton (Arsyad,
mengungkapkan bahwa media 2005: 21-23), mengidentifikasikan:
pembelajaran yang digunakan dalam a. penyampaian materi dengan media
kegiatan pembelajaran dapat pelajaran dapat diseragamkan,
mempengaruhi terhadap efektifitas b. proses pembelajaran menjadi lebih jelas
pembelajaran karena media memiliki dan menarik,
beberapa fungsi, diantaranya: c. proses pembelajaran menjadi lebih
a. Media pembelajaran dapat mengatasi interaktif,
keterbatasan pengalaman yang dimiliki d. efisiensi dalam waktu dan tenaga,
oleh para peserta didik. Pengalaman tiap e. meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik berbeda-beda, tergantung siswa,
dari faktor-faktor yang menentukan f. media memungkinkan proses belajar
kekayaan pengalaman anak, seperti dapat dilakukan dimana saja dan
ketersediaan buku, kesempatan kapan saja,
985
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
986
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
987
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
988
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
0
Siklus 1 Siklus 2
Untuk lebih memperjelas peningkatan
perkembangan aktivitas guru, dapat dilihat Berdasarkan grafik perkembangan
pada grafik berikut: hasil belajar yang dicapai siswa di atas,
menunjukkan terjadi peningkatan ketuntasan
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan aktivitas guru hasil belajar. Dalam hal ini dapat
Siklus I (Pertemuan 1, 2 dan 3) dan Siklus II meningkatkan ketuntasan hasil belajar sebesar
(Pertemuan 4 dan 5) 20 %. Ini berarti indikator keberhasilan dalam
100% penelitian ini sudah tercapai. Beberapa faktor
penyebab terjadinya peningkatan ketuntasan
80% Pertemuan 1 hasil belajar tersebut adalah:
60% Pertemuan 2
Pertemuan 3 1. Dilihat dari proses dalam hal ini adalah
40%
Pertemuan 4
aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
dengan media pembelajaran ko-ruf-si
20% Pertemuan 5
berbasis word square berlangsung, ada
0% peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa
dari siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar
siswa sangat mempengaruhi pencapaian
989
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
990
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
Dari hasil respon atau tanggapan 2. Media pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf
siswa pada tabel 16 diketahui, bahwa edukasi) berbasis word square dapat
95,6% siswa merasa tertarik dan senang meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
belajar menggunakan media VIIIC SMPN 1 Lampihong pada materi
pembelajaran ko-ruf-si (kotak huruf Kedaulatan rakyat dan sistem
edukasi) berbasis word square. Oleh pemerintahan di Indonesia dengan
karena itu pada umumnya siswa merasa ketuntasan belajar pada siklus pertama
senang dan lebih termotivasi dalam 65% dan pada siklus kedua menjadi 85%
mengikuti proses belajar mengajar yang mengalami peningkatan sebesar 20%.
disajikan oleh guru. Setelah mengikuti 3. Respon siswa secara garis besar positif
kegiatan pembelajaran dengan terhadap proses pembelajaran
menggunakan media pembelajaran ko- menggunakan media pembelajaran ko-ruf-
ruf-si (kotak huruf edukasi) berbasis si (kotak huruf edukasi) berbasis word
word square, semua siswa merasa lebih square dengan persentase 95,6%
mudah mempelajari materi pelajaran
sehingga mereka merasa lebih mudah
mengerjakan soal-soal tes. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan banyaknya jawaban
ya dari siswa, maka penelitian ini dapat Anriyadi, Fariska. 2010. Penerapan Media
dikatakan berhasil karena jumlah Animasi dan Karikatur dengan
jawaban ya adalah 95,6% dapat Menggunakan Software Microsoft
memenuhi bahkan melebihi batas PowerPoint (PPt) untuk Meningkatkan
minimal yang telah ditetapkan pada Efektivitas Pembelajaran PKn Pada
indikator keberhasilan penelitian ini, Materi Sistem Hukum dan Peradilan
yakni sebesar 80%. Dengan demikian Internasional di Kelas XI IS-1 SMA
dapat dikatakan bahwa respon siswa PGRI 7 Banjarmasin. Unlam
terhadap pelaksanaan kegiatan Banjarmasin. Skripsi.
pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran ko-ruf-si (kotak Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
huruf edukasi) berbasis word square Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
adalah positif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
991
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
Djamarah, Bahri Syaiful. 2011. Psikologi Sardiman, A.M. 2010. Interaksi & Motivasi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
E. Mulyana. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan Saudah. 2013. Meningkatkan aktivitas dan
implementasi. Bandung: Remaja hasil belajar siswa pada materi barisan
Rosda Karya dan deret dengan
Menggunakan model Problem Based
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Instruction (PBI) di kelas IXB SMPN 3
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Paringin tahun pelajaran
2013/2014. SMPN 3 Paringin. PTK.
Harun, Charlotte A. dan Nadiroh, Siti. 2010.
Role Play dalam Pembelajaran Simorangkir, Surya Ningrad. 2013.
Speaking di Kelas III Sekolah ³Penerapan Model Pembelajaran
Dasar. Laboratorium UPI Kampus Word Square Untuk
Cibiru Bandung. PTK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Ekonomi Kelas VII SMPN 1 Pahae Jae
Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Tahun $MDUDQ ´. Unimed
Definisi). (http://indramunawar. Medan. Skripsi
blogspot.com) diakses 21 Desember
2014 Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Kaelan, MS. 2004, Pendidikan Pancasila, Rosdakarya.
Edisi Reformasi. Jogjakarta:
Paradigma Sudijono. 2011. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Grafindo Persada.
Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Suparlan. 2013. Bimtek PTK MGMP PKn Kab.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Balangan. Makalah.
Huda, Nurul. 2012. Penerapan model Wijana, Eka. 2011. Penerapan Model Belajar
pembelajaran talking stick untuk Word Square Untuk Meningkatkan
meningkatkan kemampuan Hasil Belajar Siswa Pada
mengeluarkan pendapat dan hasil Pembelajaran Matematika (Penelitian
belajar PKn dalam pokok bahasan Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-
kedaulatan rakyat dan sistem Falah Karangwangi Depok.
pemerintahan pada siswa kelas VIII A (http://skripsiekawijana. blogspot.
com/2011/09/penerapan-model-
992
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
belajar-word-square.html) diakses 04
Mei 2015
993
Ahmadiyanto, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Eduksi) Berbasis Word Square
pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Kelas VIIIC SMP Negeri I Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015