Muhammad Nur Hadi, S. Ag, M. PdI, Fira Agestina Rahmawati, Diyanatus Sholichah
nurhadi@yudharta.ac.id, Fira.agestina16@gmail.com,
Diana.sholichah22@gmail.com
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya
maupun pendidikan. Oleh karena itu, banyak orang percaya, dengan menggunakan teknologi,
semuanya akan menjadi mudah, efektif, praktis dan tepat. Penggunan teknologi tidak mengenal
batasan usia, dari anak sampai dewasa. Penggunaan teknologi dalam pendidikan merupakan
alternative untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dan proses, meliputi sumber belajar,
dimana guru dan peserta didik dituntut aktif untuk menggunakan teknologi. Keberhasilan suatu
pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek proses dan aspek produk. Aspek proses
adalah bagaimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan sehingga diperoleh hasil yang diinginkan
yaitu aspek produk. Dengan demikian sebenarnya kedua aspek ini saling melengkapi satu sama
lain.1
1
Rahmita Noorbaiti, Noor Fajriah dan R. Ati Sukmawati, “Implementasi Model Pembelajaran Visual-Auditori-
Kinestetik (Vak) Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VII E Mtsn Mulawarman Banjarmasin”(Jurnal
Proses pembelajaran menggunakan berbagai model pembelajaran sangat penting bagi
siswa karena dapat memberikan solusi terhadap kelemahan siswa saat proses pembelajaran,
Kemajuan dunia pendidikan telah memberikan alternative bagi guru untuk melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, berbagai macam media pembelajaran
dapat digunakan oleh guru terutama media pembelajaran visual.2
Konsentrasi belajar siswa merupakan hal pokok yang harus dikuasai oleh setiap siswa
saat proses pelajaran berlangsung. Dimana saat proses pembelajaran menghabiskan waktu cukup
lama dalam kelas tentu, siswa mengalami rasa bosa dan mengantuk untuk itu perlu adanya model
pembelajaran yang membuat siswa menjadi semangat belajar kembali dan dapat memahami
secara matang mengenai pelajaran yang disampaikan pada setiap guru. Konsentrasi yang
dimaksud adalah untuk memusatkan perhatian pada situasi belajar yang dirancang guru sehingga
semua sumber daya mental untuk belajar. Memperhatikan dan berkonsentrasi sangat penting bagi
siswa karena akan meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka untuk menghafal konten
untuk jangka waktu yang lebih lama. Konsentrasi belajar memiliki karakteristik yakni kemauan,
dorongan, motivasi, rasa butuh, rasa ingin dan inisiatif untuk belajar, serta ini yang menyebabkan
terjadinya kondisi belajar dalam diri seseorang. Konsentrasi itu sendiri berarti konsentrasi satu
hal dengan mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan lainnya.3
Berdasarkan hasil penelitian banyaknya siswa dan siswi SMA Ma'arif Lawang yang
mengalami rasa bosan dan mengantuk saat proses pembelajaran sehingga materi yang
disampaikan oleh guru susah dipahami Terlebih lagi ketika saat 1 mata pelajaran dalam waktu 3
jam tentu siswa dan siswi sangat merasa bosan sehingga menimbulkan ramai siswa dan siswi
menjadi berbicara sendiri, bermain dan lainnya. Sehingga, guru susah menjadi susah dalam
mengkondisikan suasana kelas. Karena hal tersebut membuat sebagian siswa yang konsentrasi
menjadi kehilangan konsentrasi dalam menerima pembelajaran. Mengatasi hal tersebut maka
2
Rizki Prayogi Pangestu, “Penerapan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam”, 2019, Hal.3
3
Tari Okta Puspitasari, Yolanda Eka Putri dan Yohanes, “Sikap Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas”, (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah : 2019), Vol.3, No.2,
Hal.80
perlu adanya variasi saat proses belajar mengajar agar siswa tetap konsentrasi dalam menerima
pembelajaran, model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di SMA Maarif Lawang adalah
menggunakan model pembelajaran VAK(Visual Auditori dan Kinetetik) yaitu merupakan model
pembelajaran yang dapat memanfaatkan potensi yang sudah dimiliki siswa (melibatkan emosi,
seluruh tubuh, semua indera dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi) yang memungkinan
bagi siswa aktif kreatif untuk dapat menghubungkan konsep matematis dengan kehidupan sehari-
hari yang memberi dampak positif pada hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.4 Penerapan model pembelajaran Vak ini sangat cocok dalam proses pembelajaran
SMA Ma'arif Lawang dimana siswa Menjadi lebih aktif dan komunikatif. Siswa menjadi lebih
konsentrasi dan terarah dengan adanya model visual karena tidak hanya materi saja yang siswa
dapatkan tetapi juga dapat mengetahui wujud atau gambaran dalam materi tersebut dengan
itu guru dapat menampilkan berupa media power point. Begitupun dengan auditori dimana
siswa dapat memahami pembelajaran dengan suara atau audio dan kinestetik, dengan model
tersebut secara nyata dapat membuat siswa dan siswi SMA Ma'arif Lawang menjadi lebih aktif
dan komunikatif.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati di lapangan. Pada penelitian ini yang akan dideskripsikan
adalah penerapan model pembelajaran VAK ( Visual Audiotori Kinestetik ) untuk meningkatkan
konsentrasi belajar siswa siswi SMA Maarif Lawang.
4
I Wayan Aditya Pratama, Luh Putu Putrini Mahadewi, I Kadek Suartama, “Pengembangan Multimedia Interaktif
Berbasis Model Vak Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas V Di Sdn 2 Banjar Bal”( Jurnal EDUTECH Universitas
Pendidikan Ganesha:2017), Vol.5, No.1, Hal.134
dari peneliti. Adapun data-data yang diteliti dan akan dilaporkan dalam jurnal ini merupakan
hasil observasi dan wawancara.
PEMBAHASAN
5
Riinawati, “Hubungan Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik pada Masa Pandemi
Covid-19 di Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021 Halm 2305 - 2312
Salah satu penyebab hilangnya konsentrasi belajar siswa adalah waktu belajar yang
terlalu panjang dan lama dapat membuat siswa menjadi jenuh dan mengantuk, peniliti
menemukan hal ini kebanyakan saat proses pembelajaran di jam terakhir kebanyakan siswa
merasa sudah lelah hingga sulit menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, kejenuhan
belajar adalah kondisi emosional dan mental yang mengalami kelelahan yang sangat pada saat
belajar, sehingga ia merasa lesuh dan sudah tidak dapat menampung materi atau informasi yang
baru. Hal itu dapat disebabkan karena rentang waktu yang digunakan pada saat belajar relative
cukup lama.6 Kejenuhan siswa ini tidak hanya dapat dinilai dengan keramaian siswa dalam kelas
akan tetapi banyak juga siswa yang kelihatannya mendengarkan dan menyimak guru ketika
proses belajar mengajar akan tetapi saat guru guru melontarkan tanya jawab kepada siswa, siswa
mengalami kesulitan dalam menjawab. Hal tersebut sudah bisa diambil kesimpulan bahwa
hilangnya konsentrasi belajar siswa tidak hanya ketika siswa ramai, dan banyak tingkah dalam
kelas akan tetapi juga bisa dilihat dari kurang aktifnya siswa dalam menggapi materi yang
disampaikan oleh guru dan kesulitannya siswa saat guru melontarkan tanya jawab.
Menanggapi hal tersebut maka perlu adanya model pembelajaran yang dapat
mengembalikan konsentrasi belajar siswa, agar siswa menjadi tertarik dan lebih mudah dalam
menerima pelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran VAK (Visual
Audiotori Kinestetik) yaitu sebuah model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif saat
proses pelajaran, Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar secara
langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung dengan mengingat
(visual), belajar dengan mendengar (auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestethic).
Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran VAK
adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar setiap individu dengan tujuan agar
semua kebiasaan belajar siswa akan terpenuhi.Model pembelajaran ini menganggap bahwa
pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan potensi siswa yaitu manfaatkan potensi siswa
yang dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya. 7
Penerapan model pembelajaran VAK
6
Moh Agus Rohman,” Kejenuhan Belajar Pada Siswa di Sekolah Dasar Full Day School”skripsi, 2018
7
Winda Rukmana1* , Nyoto Hardjono2, Arlita Aryana O, “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar dengan Model
Pembelajaran VAK Berbantuan Media Tongkat Tokoh”, International Journal of Elementary Education, Vol. 2, No.
3, 2018, pp. 156-164
ini dapat mengembalikan konsentrasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
tak hanya itu tetapi keaktifan dalam memberikan tanya jawab terhadap guru bisa menjadi tolak
ukur kefahaman siswa, semakin banyak siswa yang bertanya maka semakin semakin aktif pula
suasana dalam kelas. Siswa menjadi komunikatif dalam pembelajaran hal tersebut dapat
menimbulkan pengetahuan yang baru.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan oleh peneliti, disini ada 4
narasumber yang berikan sebuah pertanyaan yaitu 1 siswa kelas X, 1 Siswa kelas XI, dan 1
Siswa kelas XII, dan 1 guru PAI, Berikut merupakan hasil wawancara keempat narasumber
tersebut :
Dari beberapa penelitian observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
hampir seluruh siswa dan siswi SMA Ma'arif Lawang merasakan kejenuhan atau ketidak
nyamanan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menanggapi hal
tersebut perlu adanya variasi pembelajaran berupa penerapan media pembelajaran power point
dan penayangan video sebgai alat untuk mengembalikan kembali konsentrasi belajar siswa dan
hal tersebut juga dapat membantu dalam memudahkan siswa dan siswi mudah memahami dan
menerima pembelajaran dari guru hal tersebut tentu menjadikan hasil belajar siswa dan siswi
menjadi lebih baik dan juga melatih siswa dan siswi menjadi murid yang aktif, kritis dan
komunikatif.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan pada saat peneliti melakukan penelitian,
maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Rizki Prayogi Pangestu, “Penerapan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam”, 2019, Hal.3
Miftakhul Muthoharoh, “Media PowerPoint dalam Pembelajaran”, Vol 26, No 1, 2019, Hal.21-
22