Anda di halaman 1dari 23

Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio

Visual dengan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bangkinang Kota

NAJMI HAYATI*
M. YUSUF AHMAD**
FEBRI HARIANTO***

* Fakultas Agama Islam ( FAI ) Universitas Islam Riau ( UIR ) Jl. Kaharuddin Nasution
No. 113, Pekanbaru. Telepon (0761) 45005, Email : najmi_perdana@yahoo.co.id

** Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284. Hp. 081365542760

***Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284

Abstrak: Media pembelajaran audio visual adalah media perantara yang


penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun
kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap yang dipergunakan untuk membantu tercapainya
tujuan belajar. Minat adalah keinginan besar terhadap sesuatu yang terdiri dari
berbagai perasaan serta pemusatan perhatian yang sengaja dan penuh kemauan
yang mengarahkan individu pada suatu pilihan. Rumusan masalah yang di
bahas dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan penggunaan media
pembelajaran audio visual dengan minat peserta didik pada pembelajaran
pendidikan agama islam di SMAN 1 Bangkinang Kota. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
penggunaan media pembelajaran audio visual dengan minat peserta didik pada
pembelajaran pendidikan agama islam. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi
kepala sekolah untuk mengambil kebijakan agar guru mampu menggunakan
media dalam proses pembelajaran terutama media audio visual pada materi
tertentu sehingga dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam proses
pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah korelasi (hubungan). Untuk
memperoleh data dari penelitian ini, maka digunakan metode pengumpulan
data melalui angket yang disebarkan kepada 77 responden. Berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan, maka diperoleh hasil
dalam taraf “rendah”. Hubungan tersebut dibuktikan dengan tingkat korelasi
positif sebesar 0,284 olahan SPSS dan hasil rumus Korelasi Product Moment
0,28, terletak diantara interval 0,20-0,399 kondisi tersebut berarti ditemukan
adanya hubungan penggunaan media pembelajaran audio visual dengan minat
peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama islam. Jadi, rhitung > rtabel
(0,28 > 0,277) dan juga thitung>ttabel (2,53 > 2,000) sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak.

Kata kunci: Media Pembelajaran, Audio Visual, Minat Peserta Didik

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382


160
PENDAHULUAN materi yang sedang diterima atau
Pendidikan merupakan dasar sedang diajarkan, sebab dengan adanya
dalam memajukan suatu negara. Hal konsentrasi belajar maka siswa dapat
menjadikan pendidikan merupakan hal
memahami dan menyerap lebih dalam
yang mendapat perhatian secara serius.
atas pelajaran yang dia terima.
Maka, untuk meningkatkan mutu Perasaan senang dan konsentrasi
pendidikan diperlukan tenaga-tenaga
merupakan bagian dari minat. Minat
guru profesional yang mampu mendidik
termasuk dalam ranah afektif yang
dengan menggunakan berbagai metode,
dapat mempengaruhi hasil akhir yang
strategi, teknik mengajar serta mampu
akan dicapai oleh siswa. Minat
menguasai dan menggunakan teknologi.
merupakan rasa kecenderungan hati
Guru adalah tenaga pendidik yang
terhadap sesuatu hal atau aktivitas
bertugas melakukan transfer informasi
tanpa ada yang menyuruh, untuk
kepada siswa, dalam hal ini guru akan
menarik minat siswa maka diperlukan
memberi suatu kemudahan dalam suatu cara atau tehnik mengajar salah
proses belajar mengajar yaitu
satunya dengan menggunakan media
menciptakan suasana kegiatan belajar
pembelajaran.
yang menyenangkan, menetapkan Penggunaan media sebagai sumber
materi apa yang akan dipelajari, belajar pada saat proses pembelajaran
bagaimana cara menyampaikan, mediamasih kurang, salah satu sumber belajar
apa yang akan digunakan, dan hasilyang dapat digunakan oleh guru yaitu
akhir yang dicapai siswa. Dari tugas
media audio visual yang diproyeksikan
inilah, seorang guru harus mampu dengan infokus / LCD Projector. Media
menjadikan siswa menguasai seluruhaudio visual yang diproyeksikan dengan
materi yang ia sampaikan. infokus/LCD Projector dapat
Materi pendidikan agama islam
mengaktifkan siswa, memudahkan
yang disampaikan oleh guru didalampenyampaian materi dalam proses
kelas kurang dipahami oleh siswa karna
pembelajaran dan menambah minat
dalam proses pembelajaran dikelas,belajar siswa. Proses pembelajaran
guru lebih mendominasi pembelajaran
dikelas akan lebih efektif jika
dibandingkan siswa dan komunikasi menggunakan media pembelajaran,
pembelajaran hanya bersifat satu arah
karena media pembelajaran dengan
saja, dimana komunikasi hanya dariberbasis teknologi memberikan dampak
guru ke siswa dan tidak ada timbalyang sangat positif bagi kemampuan dan
baliknya, sehingga pada saat
kemauan siswa untuk mengikuti
pembelajaran berlangsung siswa merasa
kegiatan pembelajaran.
cepat bosan dan hal ini yang Febliza dan Afdal (2015:50)
menyebabkan siswa keluar masuk kelas
menyatakan bahwa media audio visual
kurang bersemangat, mengganggu
adalah sebuah cara pembelajaran
teman lain yang sedang belajar. Jadi
dengan menggunakan media yang
tampak bahwa, kurangnya minat siswa
mengandung unsur suara dan gambar,
terhadap pembelajaran pendidikan dimana dalam proses penyerapan
agama islam dan hal ini perlu disikapi,
materi melibatkan indra penglihatan
oleh karna itu guru harus mampu dan indra pendengaran.
membuat siswa betah berada didalam Dengan adanya media audio visual
kelas dengan suatu alasan bahwa siswa
yang diproyeksikan dengan infokus /
merasa senang berada didalam kelasLCD Projector, guru langsung bisa
dan memfokuskan perhatian dalam memberikan bukti konkrit atas apa yang
artian memfokuskan pikiran siswa atas
sedang diajarkan dengan harapan, siswa
161 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
bisa melihat, membandingkan, mampu menggunakan alat-alat yang
memahami, mengingat dan dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
membuktikan atas apa yang telah tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
disampaikan guru kepadanya. tersebut sesuai dengan perkembangan
Menurut Slameto (2010:180) dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
minat adalah rasa lebih suka dan rasa kurangnya dapat menggunakan alat
keterikatan pada suatu hal atau yang murah dan efisien yang meskipun
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. sederhana dan bersahaja tetapi
Minat pada dasarnya adalah penerimaan merupakan keharusan dalam upaya
akan suatu hubungan antara diri sendiri mencapai tujuan pengajaran yang
dengan sesuatu di luar diri. Semakin diharapkan. Disamping mampu
kuat atau dekat hubungan tersebut, menggunakan alat-alat yang tersedia,
semakin besar minatnya. guru juga dituntut untuk dapat
Pada mulanya media hanya mengembangkan keterampilan
berfungsi sebagai alat bantu visual membuat media pengajaran yang akan
dalam belajar/mengajar, yaitu berupa digunakannya apabila media tersebut
sarana yang dapat memberikan belum tersedia (Arsyad, 2011:2).
pengalaman visual kepada peserta didik Menurut Febliza & Afdal (2015:43-
antara lain untuk mendorong motivasi 44), perkembangan zaman saat ini yang
belajar, memperjelas konsep yang begitu pesat, membuat dunia teknologi
abstrak, dan mempertinggi daya serap menjadi tambah modern. Karena itulah
atau retensi belajar. Kemudian Miarso muncul berbagai media pembelajaran
dalam bukunya mengatakan dengan yang dapat mendukung suatu proses
masuknya pengaruh teknologi audio belajar mengajar. Salah satu media yang
pada sekitar pertengahan abad ke-20 mengalami perkembangan adalah media
lahirlah peraga audio visual yang audio visual.
terutama menekankan penggunaan Berdasarkan studi pendahuluan
pengalaman yang konkrit untuk penulis melihat bahwa guru PAI SMAN 1
menghindarkan verbalisme (Febliza & Bangkinang Kota pada umumnya sudah
Afdal, 2015:43). memiliki pengetahuan tentang
Dewasa ini, ketika ilmu penggunaan media dalam proses
pengetahuan dan teknologi berkembang pembelajaran, ini dapat dilihat dari latar
sangat pesat, proses pembelajaran tidak belakang pendidikan, pada umumnya
lagi di monopoli oleh adanya kehadiran Sarjana (S1) Keguruan. Ini berarti
guru di dalam kelas. Siswa dapat belajar mereka sudah mempelajari tentang
di mana dan kapan saja. Siswa bisa penggunaan media pembelajaran. Selain
belajar apa saja sesuai dengan minat dan itu SMAN 1 Bangkinang Kota merupakan
gaya belajar. Seorang desainer sekolah Negeri terfavorit dan terletak di
pembelajaran dituntut untuk dapat tengah Kota Bangkinang. Pemerintah
merancang pembelajaran dengan Daerah memperhatikan sarana dan
memanfaatkan berbagai jenis media dan prasarana yang ada di sekolah tersebut.
sumber belajar yang sesuai agar proses Sayangnya, walaupun saat
pembelajaran berlangsung secara efektif pembelajaran guru sudah menggunakan
dan efisien (Sanjaya, 2010:197-198). media infokus/ LCD Projector, akan
Perkembangan ilmu pengetahuan tetapi kurang menarik minat peserta
dan teknologi semakin mendorong didik dalam belajar. Akhirnya, setelah
upaya-upaya pembaharuan dalam penulis memperhatikan dengan
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam seksama, terdapat beberapa gejala-
proses belajar. Para guru dituntut agar gejala terjadi, diantaranya: (1) Siswa di
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
162
dalam pembelajaran jarang Menurut Azhar Arsyad (2011:3)
menggunakan media audio visual kata media berasal dari bahasa Latin
padahal media sudah disediakan pihak
medius yang secara harfiah berarti
sekolah; (2) Sebagian siswa masih ‘tengah’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara
kurang memahami cara belajar di dalam )
penggunaan media audio visual; dan (3)
atau pengantar pesan dari pengirim
Sebagian guru telah menggunakan kepada penerima pesan.
media dalam pembelajaran tatapi masih Dalam kamus besar bahasa
monoton dan kurang kreatif dalam Indonesia media berarti alat; alat
menarik minat peserta didik dalam (sarana) komunikasi seperti Koran,
proses pembelajaran. majalah, radio, televisi, film, poster dan
Berdasarkan dari gejala-gejala
spanduk (KBBI, 2008:892).
diatas maka penulis mencoba alternatif Arsyad (2011:3) batasan lain telah
pembelajaran yang lain, salah satunya
pula dikemukakan oleh para ahli yang
dengan menggunakan media audio sebagian di antaranya akan diberikan
visual yang diproyeksikan dengan berikut ini. AECT (Association of
infokus atau LCD Projector untuk Education and Communication
meningkatkan minat peserta didik. Dari
Technology, 1997) memberi batasan
uraian tersebut, peneliti melakukan
tentang media sebagai segala bentuk
penelitian dengan judul : “Hubungan
dan saluran yang digunakan untuk
Penggunaan Media Pembelajaran Audio
menyampaikan pesan atau informasi.
Visual Dengan Minat Peserta Didik Pada National Education Assosiation
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(NEA) dalam Nunuk Suryani & Leo
Di SMAN 1 Bangkinang Kota”. Agung (2012:135) memberikan batasan
Berdasarkan latar belakang
media sebagai bentuk-bentuk
masalah yang telah dikemukakan di atas,
komunikasi baik tercetak, audio visual,
maka penulis membatasi masalah serta peralatannya.
“Hubungan Penggunaan Media Menurut Arsyad (2011:3), secara
Pembelajaran Audio Visual Dengan Minat
khusus pengertian media dalam proses
Peserta Didik Pada Pembelajaran belajar mengajar cenderung diartikan
Pendidikan Agama Islam Di SMAN 1 sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
Bangkinang”. Adapun perumusan
elektronis untuk menangkap,
masalah pada penelitian ini adalahmemproses, dan menyusun kembali
“Apakah Ada Hubungan Penggunaan informasi visual atau verbal.
Media Pembelajaran Audio Visual Gerlach dalam Wina Sanjaya
Dengan Minat Peserta Didik Pada (2010:204-205) secara umum media itu
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
meliputi orang, bahan, peralatan atau
Di SMAN 1 Bangkinang Kota”? Sedangkan
kegiatan yang menciptakan kondisi yang
tujuan penelitian ini adalah untukmemungkinkan siswa memperoleh
mengetahui “Hubungan Penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Media Pembelajaran Audio Visual Dari beberapa batasan di atas
Dengan Minat Peserta Didik Pada maka dapat disimpulkan bahwa media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
merupakan segala sesuatu yang dapat
Di SMAN 1 Bangkinang Kota”. dipergunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran,
membangkitkan semangat, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat
KONSEP TEORI mendorong terjadinya proses
Media Pembelajaran Audio Visual pembelajaran pada diri siswa.
163 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
Pembelajaran merupakan bentuk serta dapat merangsang pikiran,
jamak dari kata belajar yang mempunyai perasaan, perhatian, dan kemauan si
kata dasar ajar. Ajar menurut KBBI pelajar sehingga dapat mendorong
petunjuk yang diberikan kepada orang terjadinya proses belajar yang disengaja,
supaya diketahui (diturut), belajar bertujuan, dan terkendali.
merupakan suatu usaha untuk Dari beberapa definisi di atas
memperoleh kepandaian/ilmu. Istilah dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran lebih menggambarkan pembelajaran adalah segala sesuatu
usaha guru/pendidik untuk membuat yang dapat digunakan untuk
para peserta didik melakukan proses menyalurkan pesan dari pengirim ke
belajar (Suryani & Agung, 2012:136). penerima sehingga merangsang pikiran,
Fadlillah (2014:131) berpendapat perasaan, perhatian, dan minat serta
bahwa istilah pembelajaran berasal dari kemauan peserta didik sedemikian rupa
kata belajar, yaitu suatu aktivitas atau sehingga proses belajar terjadi dalam
suatu proses untuk memperoleh rangka mencapai tujuan pembelajaran
pengetahuan, meningkatkan keteram- secara efektif.
pilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan Dalam Kamus Besar Bahasa
mengukuhkan kepribadian. Indonesia audio visual berarti bersifat
Suyitno dalam Hamdani (2011:71- dapat didengar dan dilihat; alat pandang
72) pembelajaran secara umum adalah dengar (KBBI, 2008:100).
kegiatan yang dilakukan guru sehingga Menurut Hamdani (2011:249)
tingkah laku siswa berubah ke arah yang sesuai dengan namanya, media ini
lebih baik. Pembelajaran adalah upaya merupakan kombinasi audio dan visual
guru menciptakan iklim dan pelayanan atau bisa disebut media pandang-
terhadap kemampuan, potensi, minat, dengar. Audio visual akan menjadikan
bakat, dan kebutuhan siswa yang amat penyajian bahan ajar kepada siswa
beragam agar terjadi interaksi optimal semakin lengkap dan optimal.
antara guru dan siswa serta antar siswa. Sanjaya (2010:211) berpendapat
Dari beberapa pengertian di atas media audio visual, yaitu media yang
dapat dipahami bahwa dikatakan selain mengandung unsur suara juga
pembelajaran apabila terjadi interaksi mengandung unsur gambar yang dapat
antara peserta didik dengan pendidik, dilihat, seperti rekaman video, berbagai
serta diikuti dengan sumber belajar ukuran film, slide suara, dan lain
yang memadai yang terdapat dalam sebagainya.
lingkungan belajar sehingga terjadi Febliza dan Zul (2015:50)
perilaku-perilaku tertentu. mengatakan pembelajaran dengan
Selanjutnya, Suryani dan Agung menggunakan media Audio-visual
(2012:137) menyatakan bahwa media adalah sebuah cara pembelajaran
pembelajaran adalah bahan, alat, atau dengan menggunakan media yang
teknik yang digunakan dalam kegiatan mengandung unsur suara dan gambar,
belajar-mengajar dengan maksud agar dimana dalam proses penyerapan
proses interaksi komunikasi pendidikan materi melibatkan indra penglihatan
antara guru dan siswa dapat dan indra pendengaran.
berlangsung secara tepat guna dan Melihat perincian pengertian
berdaya guna. komponen-komponen yang ada, maka
Miarso dalam Fadlillah (2014:206) dapat disimpulkan bahwa media
menyebutkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah media
pembelajaran ialah segala sesuatu yang perantara yang penyerapannya melalui
digunakan untuk menyalurkan pesan pandangan dan pendengaran sehingga
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
164
membangun kondisi yang dapat keterbacaan baru (new literacy), yaitu
membuat siswa mampu memperoleh kemampuan untuk membedakan dan
pengetahuan, keterampilan, atau sikap menafsirkan objek, tindakan, dan
yang dipergunakan untuk membantu lambang yang tampak, baik yang alami
tercapainya tujuan belajar. maupun buatan manusia, yang terdapat
dalam lingkungan; (k) Media mampu
meningkatkan efek sosialisasi, yaitu
Hakikat Media dengan meningkatnya kesadaran akan
Oemar Hamalik (1994) dalam dunia sekitar; dan (l) Media dapat
Azhar Arsyad (2011:15) mengemukakan meningkatkan kemampuan ekspresi diri
bahwa pemakaian media pembelajaran dosen maupun mahasiswa.
dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat
baru siswa, membangkitkan motivasiJenis Media Audio Visual
dan rangsangan kegiatan belajar dan Menurut Syaiful Bahri Djamarah
bahkan membawa pengaruh-pengaruh dan Aswan Zain media audio visual
psikologis terhadap siswa. adalah media yang mempunyai unsur
Media merupakan salah satu ide
suara dan unsur gambar. Jenis media ini
yang sangat tepat dalam menyiasatimempunyai kemampuan yang lebih
kejenuhan peserta didik karena
baik, karena meliputi kedua jenis media
pembelajaran dengan menggunakan yang pertama dan kedua. Media ini
media dirasa cukup efektif dan dapat
dibagi lagi ke dalam: (a) Audio Visual
menggairahkan semangat mereka dalam
Diam, yaitu media yang menampilkan
mengikuti jalannya proses belajar suara dan gambar diam seperti film
mengajar. Menurut Yushadi Miarso bingkai suara (sound slides), film rangkai
(2011:458-460) media audio visual suara, cetak suara; dan (b) Audio Visual
mempunyai berbagai macam fungsi, Gerak, yaitu media yang dapat
seperti yang disebutkan sebagai berikut:
menampilkan unsur suara dan gambar
(a) Media mampu memberikan
yang bergerak seperti film suara dan
rangsangan yang bervariasi pada otak,
video cassette.
sehingga otak dapat berfungsi secara Adapun pembagian lain dari media
optimal; (b) Media dapat mengatasiini adalah: (a) Audio Visual Murni, yaitu
keterbatasan pengalaman yang dimiliki
baik unsur suara maupun unsur gambar
oleh para siswa; (c) Media dapat berasal dari satu sumber seperti film
melampaui batas ruang kelas; (d) Media
video-cassette; dan (b) Audio Visual
memungkinkan adanya interaksi
Tidak Murni, yaitu yang unsur suara dan
langsung antara siswa dan
unsur gambarnya berasal dari sumber
lingkungannya; (e) Media menghasilkan
yang berbeda, misalnya film bingkai
keseragaman pengamatan; (f) Media suara yang unsur suaranya bersumber
membangkitkan keinginan dan minat dari tape recorder. Contohnya lainnya
baru; (g) Media membangkitkan adalah film strip suara dan cetak suara.
motivasi dan merangsang untuk belajar; Pada penelitian ini, materi
(h) Media memberikan pengalaman pelajaran yang disampaikan melalui
yang integral dari sesuatu yang konkret
media audio visual dengan
maupun abstrak; (i) Media memberikan
menggunakan LCD Projector atau
kesempatan siswa untuk belajar Infokus. Sutrisno & Suherman (2007:42-
mandiri, pada tempat dan waktu serta
43) LCD (Liquid Crystal Display)
kecepatan yang ditentukan sendiri; (j)
Projector adalah alat bantu presentasi
Media meningkatkan kemampuan
multimedia yang dapat menampilkan
165 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
gambar dan suara. Alat bantu presentasi yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana
ini digunakan bersama-sama dengan pengaruh media sebagai alat bantu
alat lain seperti computer dan compact dapat menunjang keberhasilan proses
disk. Tetapi, alat presentasi ini juga bisa belajar siswa. Hasil evaluasi dapat
digunakan secara mandiri, artinya tidak dijadikan dasar atau bahan bagi proses
digabungkan dengan alat lain apabila belajar berikutnya.
LCD Projector yang digunakan sudah
mempunyai fasilitas memori.
Konsep Minat
Menurut Slameto (2010:180)
Langkah-langkah Penggunaan Media minat adalah rasa lebih suka dan rasa
Menurut Syaiful Bahri Djamarah & keterikatan pada suatu hal atau
Aswan Zain (2013:136), ada 6 langkah aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
yang bisa di tempuh guru pada waktu ia Minat pada dasarnya adalah penerimaan
mengajar dengan mempergunakan alat akan suatu hubungan antara diri sendiri
peraga. Langkah-langkah itu ialah: (1) dengan sesuatu di luar diri. Semakin
Merumuskan tujuan pengajaran dengan kuat atau dekat hubungan tersebut,
memanfaatkan media; (2) Persiapan semakin besar minatnya.
guru. Pada fase ini guru memilih dan Dalam kamus besar bahasa
menetapkan media mana yang akan Indonesia minat berarti kecenderungan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan; (3) hati yang tinggi terhadap sesuatu;
Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau gairah; keinginan (KBBI, 2008:916).
kelas harus mempunyai persiapan, Djaali (2007:121) minat tidak di bawa
sebelum mereka menerima pelajaran sejak lahir, melainkan diperoleh
dengan menggunakan media. Guru kemudian.
harus dapat memotivasi mereka agar Minat ialah suatu dorongan yang
dapat menilai, mengantisipasi, menyebabkan terikatnya perhatian
menghayati pelajaran dengan individu pada objek tertentu seperti
menggunakan media pengajaran; (4) pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang.
Langkah penyajian pelajaran dan Minat berhubungan dengan aspek
pemanfaatan media. Pada fase ini kognitif, afektif, dan motorik dan
Penyajian bahan pelajaran dengan merupakan sumber motivasi untuk
memanfaatkan media pengajaran. melakukan apa yang diinginkan. Minat
Keahlian guru dituntut di sini. Media berhubungan dengan sesuatu yang
diperbantukan oleh guru untuk menguntungkan dan dapat
membantu tugasnya menjelaskan bahan menimbulkan kepuasan bagi dirinya
pelajaran. Media dikembangkan (Jahja, 2011:63).
penggunaanya untuk keefektifan dan Hamdani (2011:140) minat
efisiensi pencapaian tujuan; (5) Langkah menurut para ahli psikologi adalah
kegiatan belajar siswa. Pada fase ini suatu kecenderungan untuk selalu
siswa belajar dengan memanfaatkan memerhatikan dan mengingat sesuatu
media pengajaran. Pemanfaatan media secara terus-menerus. Minat ini erat
di sini bisa siswa sendiri yang kaitannya dengan perasaan, terutama
mempraktikkannya atau pun guru perasaan senang. Dapat dikatakan minat
langsung memanfaatkannya, baik di itu terjadi karena perasaan senang pada
kelas atau di luar kelas; dan (6) Langkah sesuatu.
evaluasi pelajaran. Pada langkah ini Dari berbagai definisi di atas dapat
kegiatan belajar dievaluasi, sampai disimpulkan bahwa minat adalah
sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, keinginan besar terhadap sesuatu yang
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
166
terdiri dari berbagai perasaan serta Jadi perasaan adalah suatu
pemusatan perhatian yang sengaja dan keadaan kerohanian atau peristiwa
penuh kemauan yang mengarahkan kejiwaan yang kita alami dengan senang
individu pada suatu pilihan. atau tidak senang dalam hubungan
dengan peristiwa mengenal dan bersifat
subyektif.
Unsur-unsur Minat
Menurut Muhibbin Syah
(2007:151) minat berarti Perhatian
kecenderungan dan kegairahan yang Perhatian mempunyai peranan
tinggi atau keinginan yang besar penting dalam kegiatan belajar.
terhadap sesuatu. Menurut Rebber Perhatian terhadap pelajaran akan
(1988), ketergantungannya banyak pada timbul pada siswa apabila bahan
faktor-faktor internal lainnya, seperti pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu
perhatian, keingin tahuan atau kemauan, yang dibutuhkan, diperlukan untuk
motivasi, kebutuhan dan perasaan. belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk
Perasaan mempelajarinya (Rusman, et.al.
Abdul Rahman Shaleh (2008:150) 2012:22).
pada umumnya, perbuatan kita sehari- Sriyanti (2013: 110-111)
hari disertai oleh perasaan-perasaan berpendapat bahwa perhatian
tertentu, yaitu perasaan senang atau merupakan pemusatan seluruh aktivitas
tidak senang. Perasaan senang atau individu terhadap suatu objek atau
perasaan tidak senang yang selalu sekumpulan objek atau perangsang.
menyertai perbuatan kita sehari-hari Tingkat yang lebih tinggi dari perhatian
disebut warna efektif. Warna efektif ini adalah minat dan konsentrasi.
kadang-kadang kuat, kadang-kadang Seseorang yang sedang memperhatikan
lemah atau samar-samar saja. sesuatu, maka aktivitas individu
Unsur yang tak kalah pentingnya tersebut dicurahkan atau dipusatkan
adalah perasaan dari anak didik dan dikonsentrasikan pada objek yang
terhadap pelajaran yang diajarkan oleh sedang diperhatikan.
gurunya. Sumadi Suryabrata (2005:66) Menurut Slameto (2010:105)
perasaan didefinisikan sebagai gejala perhatian adalah kegiatan yang
psikis yang bersifat subjektif yang dilakukan seseorang dalam
umumnya berhubungan dengan gejala- hubungannya dengan pemilihan
gejala mengenal dan dialami dalam rangsangan yang datang dari
kualitas senang atau tidak dalam lingkungannya.
berbagai taraf. Gazali dalam Slameto (2010:56)
Menurut Baharuddin (2007:135) perhatian keaktifan jiwa yang
perasaan, adakalanya berwujud senang dipertinggi, itu pun semata-mata tertuju
atau tidak senang, simpati atau antipasti, kepada satu obyek (benda/hal) atau
suka atau benci, gembira atau sedih dan sekumpulan objek.
lain-lain. Bagi individu, apa yang Sumadi Suryabrata (2005:14)
menyenangkan atau yang disukai, tentu mengatakan perhatian adalah
akan mendorongnya untuk mendekati pemusatan tenaga psikis yang tertuju
atau mencapainya. Sedangkan yang pada suatu obyek.
tidak disukai, tentu akan mendorongnya Menurut Zakiah Daradjat
untuk menjauhi atau menghindarinya. (1995:136) perhatian memegang
167 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
peranan penting dalam proses belajar. tujuan-tujuan tersebut. Dari definisi ini
Thomas M. Risk mengemukakan: “no jelas ada relasi positif antara motivasi,
learning takes place without attention” minat, dan perhatian.
pembelajaran tidak akan terjadi tanpa Abdul Rahman Shaleh (2008:182)
adanya perhatian. motivasi dapat didefinisikan dengan
Perhatian adalah merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong
reaksi umum dari organisme dan tingkah laku yang menuntut atau
kesadaran yang menyebabkan mendorong seseorang untuk memenuhi
bertambahnya aktivitas, daya kebutuhan. Pada titik ini, motivasi
konsentrasi dan pembatasan kesadaran menjadi daya penggerak perilaku (the
terhadap suatu objek. Perhatian energizer) sekaligus menjadi penentu
merupakan keaktifan jiwa yang (determinan) perilaku.
dipertinggi. Jiwa semata-mata tertuju Menurut Najati dalam Daulay
kepada suatu objek (benda atau hal) (2014:155), motivasi adalah kekuatan
atau sekumpulan objek-objek. Perhatian penggerak yang membangkitkan
sangat dipengaruhi oleh perasaan dan aktivitas pada makhluk hidup dan
suasana hati seseorang dan ditentukan menimbulkan tingkah laku serta
oleh kemauan. Dapat disimpulkan mengarahkan menuju tujuan tertentu.
bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa Motivasi memiliki tiga komponen pokok,
yang diarahkan kepada suatu objek, baik yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan
di dalam maupun di luar dirinya menopang.
(Daulay, 2014:156-157). Motivasi dapat juga dikatakan
Dari beberapa pendapat di atas, serangkaian usaha untuk menyediakan
dapat disimpulkan bahwa perhatian kondisi-kondisi tertentu, sehingga
adalah pemusatan tenaga psikis yang seseorang mau dan ingin melakukan
tertuju pada suatu objek yang datang sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka
dari dalam dan dari luar individu. akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
Motivasi faktor dari luar tetapi motivasi itu
Abdul Rahman Shaleh (2008:178) adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
istilah motivasi baru digunakan sejak Persoalan motivasi ini, dapat juga
awal abad ke- XX. Selama beratus-ratus dikaitkan dengan persoalan minat.
tahun, manusia dipandang sebagai Minat diartikan sebagai suatu kondisi
makhluk rasional dan intelek yang yang terjadi apabila seseorang melihat
memilih tujuan dan menentukan sederet ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
perbuatan secara bebas. Nalarlah yang dihubungkan dengan keinginan-
menentukan apa yang dilakukan keinginan atau kebutuhan-
manusia. kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu,
Menurut Suyono dan Hariyanto apa yang dilihat seseorang sudah tentu
(2015:183) motivasi didefinisikan akan membangkitkan minatnya sejauh
sebagai faktor-faktor internal maupun apa yang dilihat itu mempunyai
eksternal yang mendorong keinginan hubungan dengan kepentingannya
dan energi manusia untuk secara sendiri (Sardiman, 2012:75-76).
kontinyu menaruh minat dan perhatian Dari beberapa pendapat di atas
terhadap pekerjaan, peranannya, atau jadi motivasi adalah sebagai suatu
kepada suatu subjek tertentu, serta pendorong yang mengubah energi
memberikan upaya yang sungguh- dalam diri seseorang ke dalam bentuk
sungguh dan persisten dalam mencapai
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
168
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
kategori baik dan pada siklus II rata-rata
tertentu. nilai ulangan meningkat menjadi
Adapun penelitian terdahulu yang
91,90% dengan kategori baik sekali.
memiliki relevansi terhadap penelitian
Dengan penggunaan media audio visual
ini adalah: (1) Hubungan Penggunaan
dalam proses belajar mengajar memicu
Media Pembelajaran Terhadap Hasil semangat siswa untuk lebih baik; dan
Belajar Pendidikan Agama Islam Di (3) Pengaruh Penggunaan Media
SMK Kansai Pekanbaru, pada tahun Audio Visual Terhadap Hasil Belajar
2015. Penelitian di atas dilakukan oleh
MTK Siawa Kelas VIII SMPN 1 Duri,
Utami Restimela Mahasiswi FakultasPada Tahun 2012/2013. Penelitian di
Agama Islam Universitas Islam Riau,
atas dilakukan oleh Leyri Okni
tahun 2015. Adapun hasil penelitian
Mahasiswi Fakultas Matematika
tersebut adalah bahwa tingkat
Universitas Islam Riau, Tahun
hubungan Penggunaan Media
2012/2013. Adapun hasil penelitian
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
tersebut adalah dari penelitian yang
Pendidikan Agama Islam di SMK Kansai
dilakukan dengan menggunakan media
Pekanbaru di nyatakan dalam tingkat
audio visual pada siswa kelas VIII SMPN
korelasi positif sebesar 0,65 (r =0,65).
I Duri tahun ajaran 2012/2013 pada
Berdasrkan rtable, dapat dianalisa bahwa
pokok bahasan kubus dan balok
(r0) lebih besar dari (rt), pada level 5%
menunjukkan terdapatnya peningkatan
dan 1% yaitu 0,381<0,652>0,449. hasil belajar siswa. Dari penelitian di
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
dapat thitung = 3,52 dan ini lebih besar
diterima dan H0 ditolak. Kondisi tersebut
dari ttabel =1,70. Jadi H0: ditolak
berarti terdapat hubungan yang kuat
dan H1: diterima. Berarti hasil
antara Penggunaan Media Pembelajaran
belajar kelas eksperimen yaitu
Terhadap Hasil Belajar Siswa; (2) pembelajaran menggunakan
Penggunaan Media Audio Visual pembelajaran konvensional. Dengan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar kata lain, terdapat pengaruh yang
Siswa Kelas X.A Pada Mata Pelajaran
signifikan pada penggunaan media
Ekonomi Di MA. Ummatan Wasathan audio visual terhadap hasil belajar
Pesantren Teknologi Riau Jalan matematika siswa kelas VIII SMPN 1
Lintas Timur Km.22 Pekanbaru, PadaDuri tahun ajaran 2012/2013.
Tahun 2009/2010. Penelitian di atas Persamaan dan perbedaan
dilakukan oleh Yuliarti Mahasiswi penelitian yang akan penulis lakukan
Fakultas Ekonomi Universitas Islamdengan penelitian di atas. Persamaannya
Riau, tahun 2009/2010. Adapun hasil
terletak pada variabel X yang sama-
penelitian tersebut adalah penelitian ini
sama menggunakan media audio visual
dilakukan dengan tujuan untuk
sedangkan perbedaannya terletak pada
mengetahui peningkatan hasil belajar
variabel Y yang mana pada penelitian
ekonomi siswa kelas XA MA.Ummatan yang relevan menggunakan hasil belajar
Wasathan Pesantren Teknologi Riau siswa sedangkan penelitian yang penulis
melalui penggunaan media audio visual.
lakukan dengan variabel Y minat peserta
Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil
didik dan juga tempat penelitiannya.
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Selanjutnya, pada penelitian ini,
siswa kelas XA MA. Ummatan Wasathan
hipotesis yang penulis tetapkan adalah :
Pesantren Teknologi Riau dari siklus I ke
Ha : Ada hubungan penggunaan media
siklus II. Pada siklus I ketuntasan belajar
pembelajaran audio visual dengan
siswa yang dilihat dari nilai ulangan minat siswa SMA Negeri 1
rata-ratanya yaitu 81,90% dengan Bangkinang.
169 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
Ho : Tidak ada hubungan penggunaan yang diperlukan, digunakan teknik
media pembelajaran audio visual angket (kuesioner) Menurut Dairi
dengan minat siswa SMA Negeri 1 (2013:66) angket (kuesioner) adalah
Bangkinang. suatu instrument pengumpulan data
yang penting dan baku serta sering
dipergunakan dalam penelitian. Teknik
METODE angket pada penelitian ini digunakan
Jenis penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data primer; dan
dalam penelitian ini adalah penelitian (2) Dokumentasi. Data dalam penelitian
korelasi. Jenis penelitian korelasi dapat kualitatif kebanyakan diperoleh dari
diartikan sebagai penelitian yang sumber manusia atau human resources,
berfungsi untuk mencari melalui observasi dan wawancara.
hubungan/pengaruh antara dua Sumber lain yang bukan dari manusia
fenomena atau dapat juga disebut (non-human resources), diantaranya
Probelma Korelasi (Dairi, 2013:30). dokumen, foto dan bahan statistik.
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Dokumen terdiri bisa berupa buku
Bangkinang Kota, Kelurahan Langgini, harian, notula rapat, laporan berkala,
Kecamatan Bangkinang, Kabupaten jadwal kegiatan, peraturan pemerintah,
Kampar. Peneliti memilih lokasi anggaran dasar, surat-suratresmidan
penelitian ini, karena lokasi penelitian lain sebagainya. Dalam penelitian ini
dekat dan mudah dijangkau peneliti. teknik dokumentasi digunakan untuk
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 mengambil data yang bersifat sekunder.
bulan (sejak Januari 2016 sampai April Sedangkan untuk mengolah data
2016). yang sudah dikumpulkan, dalam
Subjek dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan langkah-
siswa kelas X SMAN 1 Bangkinang Kota, langkah, yakni: (1) Editing, yaitu
sedangkan objek dalam penelitian ini meneliti semua lembar wawancara satu
adalah hubungan penggunaan media persatu tentang kelengkapan pengisian
pembelajaran audio visual dengan minat dan kejelasannya; (2) Skoring, yaitu
peserta didik pada pembelajaran member nilai pada setiap data jawaban
pendidikan agama islam. yang ada dalam angket; (3) Tabulating,
Adapun yang menjadi populasi yaitu menyajikan hasil dari data yang
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sudah diberi skor dalam bentuk tabel
SMAN 1 Bangkinang Kota yang dan dilengkapi dengan persentasenya;
berjumlah 375 orang. Karena jumlahnya dan (4) Menginput data pada masing-
lebih dari 100 orang, maka tidak seluruh masing tabel analisis data dan
populasi yang penulis teliti. Penulis menjumlahkannya.
mengambil sampel 21% dari 375 orang Sebelum penelitian dilaksanakan
yaitu 77 orang. Pengambilan jumlah ini maka langkah yang utama adalah
berdasarkan pendapat Riduwan dan melakukan uji coba instrumen
Akdon bahwa jika jumlah subjeknya penelitian. Uji coba dari butir-butir
besar dapat diambil sampel antara 10- instrumen pada kedua variabel
15% atau 20-25% (Riduwan dan Akdon, dimaksudkan untuk menguji keabsahan
2007: 254). Teknik sampel yang dan kehandalan butir-butir instrumen
digunakan pada penelitian ini adalah yang digunakan dalam penelitian. Untuk
random sampling. itu hasil uji coba harus dicari validitas
Teknik pengumpulan data yang dan realibilitasnya. Uji validitas
digunakan dalam penelitian ini, yakni: merupakan uji instrumen data untuk
(1) Angket. Dalam pengumpulan data mengetahui seberapa cermat suatu item
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
170
dalam mengukur apa yang ingin diukur. Analisis korelasi pearson atau
Item dapat dikatakan valid jika adanya dikenal juga dengan korelasi product
korelasi yang signifikan dengan skor moment adalah analisis untuk mengukur
totalnya, hal ini menunjukkan adanya keeratan hubungan secara linier antara
dukungan item tersebut dalam dua variabel yang mempunyai distribusi
mengungkapkan sesuatu yang ingin data normal (Priyatno, 2014 : 123).
diungkapkan. Item biasanya berupa Untuk menganalisis data tentang
pertanyaan atau pernyataan yang hubungan penggunaan media
ditujukan kepada responden dengan pembelajaran audio visual dengan minat
menggunakan bentuk kuesioner siswa, dan untuk menentukan apakah
(angket) dengan tujuan untuk variabel X dengan variabel Y terdapat
mengungkap sesuatu (Duwi Priyatno, hubungan yang signifikan, maka peneliti
2014:51). Dalam penelitian ini validitas menggunakan rumus korelasi product
instrumen diuji dengan menggunakan moment (Asyti Febliza & Zul Afdal,
bantuan program SPSS 20 dengan 2015:156-157) yaitu:
metode korelasi product moment.
Instrumen yang reliable adalah
instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek
Keterangan:
yang sama, akan menghasilkan data
rxy = Angka Indeks Korelasi Variabel X
yang sama. Dalam penelitian ini uji
DAN Variabel Y
realibilitas instrumen dilakukan dengan
n = Jumlah Sampel
internal consistency yaitu mencobakan
∑X = Jumlah Kuadrat Variabel X
2
instrumen sekali saja, kemudian data
∑Y2 = Jumlah Kuadrat Variabel Y
yang diperoleh dianalisis dengan teknik
∑X = Jumlah Variabel X
tertentu. Hasil analisisnya dapat
∑Y = Jumlah Variabel Y
digunakan untuk memprediksi
∑XY = Jumlah Perkalian Antara Variabel
reliabilitas instrumen. Pengujian
X dan Y
reliabilitas instrumen dapat dilakukan
Kemudian untuk pengujian
dengan menggunakan bantuan program
signifikansi antara variabel X dengan
SPSS 20. Uji reliabilitas dilakukan
variabel Y dilakukan dengan criteria
dengan menggunakan metode Cronbach
menggunakan r tabel pada tingkat
Alpha.
signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan
Uji Linieritas digunakan untuk
rhitung > rtabel maka terdapat hubungan
mengetahui linieritas data, yaitu apakah
yang signifikan antara variabel X dan
dua variabel mempunyai hubungan yang
variabel Y, jika rhitung < rtabel maka tidak
linier atau tidak. Uji ini digunakan
terdapat hubungan yang signifikan
sebagai prasyarat dalam analisis
antara variabel X dan variabel Y.
korelasi Pearson atau regresi linier.
Ketentuan nilai r tidak lebih dari
Pengujian pada SPSS 20 dengan
harga (-1 ≤ r ≤ 1). Maksudnya adalah
menggunakan Test for Linearity pada
nilai r terbesar adalah +1 dan nilai r
taraf signifikansi 0,05. Dua variabel
terkecil adalah -1. Apabila r = -1 artinya
dikatakan mempunyai hubungan yang
korelasinya negatif sempurna; r = 0
linier bila signifikansi (Linearity) kurang
artinya tidak ada korelasi; dan r = 1
dari 0,05. Teori lain mengatakan bahwa
artinya korelasinya sangat kuat.
dua variabel mempunyai hubungan yang
HASIL
linier bila signifikansi (Deviation for
Gambaran Umum SMAN 1
Linearity) lebih dari 0,05.
Bangkinang Kota

171 Jurnal Al-hikmah Vol.


14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
SMA Negeri 1 Bangkinang Kota Dalam rentang + 52 tahun usia
terletak di jantung Ibu Kota Kabupaten SMA Negeri 1 Bangkinang Kota, telah
Kampar, tepatnya di Jalan Jenderal banyak torehan prestasi sekolah, guru
Sudirman No. 65 Bangkinang Kota.SMA maupun siswa dibidang akademik dan
Negeri 1 Bangkinang Kota sebelumnya non akademik yang tentunya
bernama SMA Swasta Bangkinang mengharumkan nama sekolah di tingkat
didirikan pada tanggal 01 Januari 1963. lokal, regional, nasional dan bahkan
Selama + 2 tahun siswa/i SMA Swasta internasional. Seluruh torehan prestasi/
Bangkinang menumpang belajar di SMP penghargaan yang dicapai tersebut
Negeri 1 Bangkinang. Barulah pada merupakan bukti kongkrit bahwa SMA
tahun 1963 dibangun 3 lokal ruang Negeri 1 Bangkinang Kota berkomitmen
belajar di Jalan Mayor Ali Rasyid, dekat untuk merealisasikan tujuan pendidikan
Sungai Petai yang sekarang dijadikan sebagaimana yang dicita-citakan.
Panti Putra Muhammadiyah. Adapun Visi SMA Negeri 1
Pada tanggal 1 September 1965, Bangkinang Kota adalah: “Mewujudkan
SMA Swasta Bangkinang memperoleh sekolah yangunggul, berprestasi,
status Sekolah Negeri melalui Nomor berdaya saing tinggi, berwawasan
SK: 96/SK/B/III/65-66 Tertanggal 17 globaldan lingkungan hidup
Juli 1965 sekaligus berganti nama berdasarkan Iman dan Taqwa serta Ilmu
menjadi SMA Negeri 307 Bangkinang. Pengetahuan dan Teknologi.” Sedangkan
Kemudian berturut-turut SMA Negeri misi SMA Negeri 1 Bangkinang Kota
307 Bangkinang berganti nama menjadi adalah: “Misi untuk merealisasikan visi
SMA Negeri 1 Bangkinang, SMA Negeri 1 di atas adalah sebagai berikut: (a)
Bangkinang, SMU Negeri 1 Bangkinang Meningkatkan dan mengembangkan
dan kembali menjadi SMA Negeri 1 kurikulum 2013; (b) Meningkatkan dan
Bangkinang dan terpilih menjadi mengembangkan propesionalisme guru
Sekolah Binaan Khusus (Binsus) di dan tenaga pendidik; (c) Meningkatkan
Kabupaten Kampar. standar proses pembelajaran yang
Pada awal Tahun Ajaran bermutu efektif dan efisien; (d)
2008/2009 melalui program Meningkatkan dan mengembangkan
pemerintah yang memperkenalkan fasilitas pendidikan yang lengkap dan
adanya Sekolah Bertaraf Internasional modern berbasis IT; (e) Meningkat
(RSBI), SMA Negeri 1 Bangkinang standar kelulusan yang mengutamakan
ditunjuk sebagai salah satu sekolah Iptek dan Imtaq; (f) Mengembangkan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional mutu kelembagaan dan manajemen; (g)
(RSBI) di Provinsi Riau. Dengan Mengembangkan standar pembiayaan
dicabutnya program RSBI melalui yang efisien dan efektif; (h)
keputusan Mahkamah Konstitusi RI Mengembangkan standar penilaian
pada tahun 2013 lalu, maka SMA Negeri yang otentik dan berkelanjutan; (i)
1 Bangkinang kembali berstatus SSN Menciptakan lingkungan sekolah yang
(Sekolah Standar Nasional). bersih, asri dan nyaman; dan (j)
Seiiring dengan perjalanan waktu, Meningkatkan Imtaq dan akhlak mulia.
SMA Negeri 1 Bangkinang melalui Surat Jumlah Guru SMAN 1 Bangkinang
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kota Tahun Pelajaran 2015/2016 terdiri
Kebudayaan Kab. Kampar (Nomor: dari 71 orang guru, baik yang berstatus
420/P dan K-BP/2256 Tanggal 14 PNS, guru bantu Provinsi, guru bantu
Pebruari 2014) kembali berganti nama daerah maupun guru yang berstatus
menjadi SMA Negeri 1 Bangkinang Kota honor pentis.
hingga saat ini.
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
172
Pada Tahun Pelajaran 2015/2016, Pembelajaran Pendidikan Agama
jumlah total siswa SMAN 1 Bangkinang Islam Siswa Kelas X SMAN 1
Kota mencapai 987 orang yang terdiri Bangkinang Kota
dari 30 kelas. Rata-rata setiap kelas Dari angket yang telah disebarkan
berisi 33-35 siswa yang merupakan kepada responden untuk siswa yang
siswa dari jurusan IPA, Bahasa dan berjumlah 77 orang yang telah
budaya dan IPS. dikembalikan oleh 77 responden. Dalam
Sarana dan prasaranan SMA Negeri 1 angket tersebut diberikan lima alternatif
Bangkinang Kota yang berada diatas jawaban (sangat sering, sering, kadang-
tanah seluas 16.655 m2 dengan luas kadang, kurang, tidak pernah) yang
bangunan yaitu + 8.104 m2 adalah dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan
ruang kepala sekolah, ruang wakil pernyataan yang diajukan.
kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, Adapun hasil angket yang
berbagai ruangan labor, GOR, gudang, diberikan dengan judul hubungan
ruang osis, musholla dan lain penggunaan media pembelajaran audio
sebagainya. visual dengan minat peserta didik pada
Hubungan Penggunaan Media pembelajaran pendidikan agama islam
Pembelajaran Audio Visual Dengan di SMAN 1 Bangkinang Kota adalah
Minat Peserta Didik Pada sebagai berikut:

Tabel 1 : Hasil Angket Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual (Variabel X)


No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KK K TP ∑
F F F F F F
1 Guruku menyampaikan tujuan dalam 7 20 41 7 2 77
proses pembelajaran dengan media
2 Guruku memilih dan menetapkan media 10 19 27 17 4 77
sebelum memulai proses belajar
mengajar
3 Guruku mengarahkan perhatian siswa 7 16 33 13 8 77
pada sebuah materi pelajaran dengan
format Ms.PowerPoint dengan bantuan
LCD Projektor/Infokus sambil
mengajukan pertanyaan kepada siswa
secara satu persatu
4 Guruku mampu menggunakan media 5 25 27 11 9 77
audio visual dengan bervariasi dalam
pembelajaran
5 Guruku menjelaskan materi pelajaran 9 23 27 10 8 77
yang ditampilkan dengan Ms. PowerPoint
di depan siswanya
6 Guruku mampu membuat siswanya 20 36 17 3 1 77
menikmati pelajaran dengan baik
7 Guruku mampu membuat siswanya 18 32 24 2 1 77
senang dalam proses pembelajaran
dengan baik
8 Guruku memberikan tugas kepada 40 23 14 0 0 77
siswanya
9 Guruku melakukan evaluasi terhadap 5 35 27 6 4 77
media yang digunakan
10 Guruku melakukan evaluasi terhadap 18 47 11 1 0 77
173 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
pembelajarannya
Jumlah 139 276 248 70 37 770

Berdasarkan tabel 10di atas menunjukkan guru menggunakan media


terlihat bahwa jawaban siswa yang pembelajaran audio visual dengan baik
menyatakan guru PAI sering yang dapat dilihat dari jawaban siswa
menggunakan media pembelajaran yang menyatakan tidak pernah yang
audio visual lebih banyak yaitu 276, ini paling sedikit yaitu 37.

Tabel 2 : Hasil Angket Minat ( Variabel Y )


No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KK K TP ∑
F F F F F F
1 Saya merasa senang dan suka saat belajar 55 21 1 0 0 77
pendidikan agama islam
2 Saya mempunyai keinginan yang kuat untuk 52 21 4 0 0 77
belajar pendidikan agama islam
3 Saya memperhatikan guru ketika 43 27 7 0 0 77
menjelaskan materi pelajaran PAI
4 Saya belajar PAI tanpa ada paksaan 61 10 5 0 1 77
5 Saya belajar PAI dengan sebaik-baiknya 47 20 10 0 0 77
6 Saya mempunyai buku panduan PAI untuk 62 11 3 1 0 77
dipelajari
7 Saya bertanya jika saya tidak mengerti 19 36 22 0 0 77
ketika guru menjelaskan materi pelajaran
PAI
8 Saya berusaha untuk menjawab setiap 17 43 17 0 0 77
pertanyaan yang ditanyakan guru ketika
mempelajari materi PAI
9 Saya merasa rugi ketika saya ketinggalan 31 28 15 1 2 77
penjelasan guru saat mempelajari materi PAI
10 Saya menyediakan waktu luang untuk 4 25 42 5 1 77
mengulang kembali materi PAI yang sudah
dipelajari disekolah
11 Saya menyelesaikan dan mengerjakan tugas- 45 28 4 0 0 77
tugas materi PAI yang diberikan oleh guru
Jumlah 436 270 130 7 4 847

Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa jawaban siswa yang menyatakan sangat
sering lebih banyak yaitu 436, ini menunjukkan siswa telah memiliki minat yang sangat
tinggi.Dan hanya sebagian siswa yang belum memiliki minat yang dapat dilihat dari
jawaban siswa yang menyatakan tidak pernah yang paling sedikit yaitu 4.
Adapun hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada
rekapitulasi tabel berikut :

Tabel 3 : Hasil Rekapitulasi Validitas Penggunaan Media


Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
174
Pembelajaran Audio Visual (Variabel X)

Pernyataan Nilai Taraf Signifikansi Keteragan


Probabilitas (α = 0,05)
1 2 3 4
P1 0.000 0,05 Valid
P2 0.000 0,05 Valid
P3 0.000 0,05 Valid
P4 0.000 0,05 Valid
P5 0.000 0,05 Valid
P6 0.000 0,05 Valid
P7 0.059 0,05 Tidak Valid
P8 0.000 0,05 Valid
P9 0.000 0,05 Valid
P10 0.000 0,05 Valid

Item dalam instrumen dikatakan penggunaan media pembelajaran audio


valid jika signifikansi < 0,05, tetapi jika visual.
signifikansi > 0,05 item tidak valid. Kemudian instrumen yang sudah
Berdasarkan tabel 14 di atas, dari 10 valid diuji kembali dengan
pernyataan hanya 1 item pernyataan menggunakan SPSS 20 untuk
yang tidak valid. Karena memiliki nilai mengetahui tingkat reliabilitasnya, di
probabilitas atau signifikansi lebih besar mana item yang masuk pengujian adalah
> 0,05 yaitu item 7, (0,059 > 0,05). Hasil item yang valid saja.
ini diperoleh melalui SPSS 20, dengan Adapun hasil uji instrumen
demikian dalam penelitian ini hanya tersebut dengan menggunakan SPSS 20
menggunakan 9 item pernyataan adalah sebagai berikut :

Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas Penggunaan Media Pembelajaran AudioVisual (Variabel X)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,781 9
Sumber data : Olahan data SPSS 20

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat Alpha pada tabel di atas adalah 0,781
diketahui bahwa seluruh instrumen dengan kriteria baik (memiliki
dinyatakan reliabel. Sesuai dengan teori konsistensi yang tinggi). Hal ini
yang telah dijelaskan pada bab III, menunjukkan bahwa 0,781 > 0,6
sebuah instrumen dinyatakan reliabel sehingga intrumen yang telah diuji
jika hasil Cronbach’s Alpha menunjukkan dapat digunakan sebagai instrumen
angka minimal 0,6 dan nilai Cronbach’s penelitian.

Tabel 5 : Hasil Rekapitulasi Validitas Minat Siswa (Y)


175 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
Pernyataan Nilai Taraf Signifikansi Keterangan
Probabilitas (α = 0,05)
1 2 3 4
P1 0,000 0,05 Valid
P2 0,000 0,05 Valid
P3 0,000 0,05 Valid
P4 0,000 0,05 Valid
P5 0,000 0,05 Valid
P6 0,000 0,05 Valid
P7 0,000 0,05 Valid
P8 0,000 0,05 Valid
P9 0,000 0,05 Valid
P10 0,000 0,05 Valid
P11 0,000 0,05 Valid
Sumber data : Olahan data SPSS 20
Item dalam instrumen dikatakan Kemudian instrumen yang sudah
valid jika signifikansi < 0,05, tetapi jika valid diuji kembali dengan
signifikansi > 0,05 item tidak valid. menggunakan SPSS 20 untuk
Berdasarkan tabel 5 di atas, dari mengetahui tingkat reliabilitasnya, di
11 pernyataan semuanya valid. Karena mana item yang masuk pengujian adalah
nilai probabilitas atau signifikansi item yang valid saja.
seluruh item pernyataan < 0,05. Hasil ini Adapun hasil uji instrumen
diperoleh melalui SPSS 20, dengan tersebut dengan menggunakan SPSS 20
demikian penelitian ini menggunakan adalah sebagai berikut :
11 item pernyataan minat.

Tabel 6 : Hasil Uji Reliabilitas Minat ( Variabel Y )


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.799 11

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat menunjukkan bahwa 0,786 > 0,6


diketahui bahwa seluruh instrumen sehingga intrumen yang telah diuji
dinyatakan reliabel. Sesuai dengan teori dapat digunakan sebagai instrumen
yang telah dijelaskan pada bab III, penelitian.
sebuah instrumen dinyatakan reliabel Adapun hasil uji linieritas antara
jika hasil Cronbach’s Alpha menunjukkan variabel X (Penggunaan Media
angka minimal 0,6 dan nilai Cronbach’s Pembelajaran Audio Visual) dan variabel
Alpha pada tabel di atas adalah 0,786 Y (Minat) dijelaskan dalam tabel
dengan kriteria baik (memiliki berikut:
konsistensi yang tinggi). Hal ini

Tabel 7 : Uji Linieritas


Data Taraf Signifikansi
Signifikansi (α)
Linearity < 0,05 0,014
Deviation for Linearity > 0,05 0,648

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382


176
Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat disimpulkan menggunakan teknik
diketahui bahwa penggunaan media analisis Korelasi Pearson. Teknik Analisis
pembelajaran audio visual memiliki Korelasi Pearson ini digunakan untuk
hubungan dengan minat peserta didik. menganalisis data tentang keeratan
Ini dapat dilihat dari Linearity yang Hubungan Penggunaan Media
lebih kecil dari 0,05 (< 0,014) dan juga Pembelajaran Audio Visual Dengan
Deviation for Linearity yang lebih besar Minat Peserta Didik di SMAN 1
dari 0,05 (> 0,648). Bangkinang Kota. Adapun hasil yang
Angket yang telah diperoleh diperoleh dari SPSS 20 adalah sebagai
kemudian diolah, dianalisis, dan berikut :

Tabel 8 : Hasil Analisis Korelasi Pearson antara Penggunaan Media Pembelajaran


Audio Visual (Variabel X) Dengan Minat Belajar Siswa (Variabel Y)
Korelasi
Media Audio Visual Minat
Pearson Correlation 1 .284*
Media Audio
Sig. (2-tailed) .012
Visual
N 77 77
Pearson Correlation .284* 1
Minat Sig. (2-tailed) .012
N 77 77
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 8 di atas menyajikan hasil audiovisual dengan minat siswa di SMA


koefisien korelasi Pearson Product Negeri 1 Bangkinang Kota.
Moment antara dua variabel yaitu Kemudian untuk melihat seberapa
variabel penggunaan media besar hubungan antara variabel (X)
pembelajaran audio visual (X) dan penggunaan media pembelajaran audio
variabel minat (Y). Berdasarkan tabel visual dengan variabel minat (Y) dapat
tersebut diperoleh nilai probabilitas Sig. dilihat dari nilai pearson correlation
(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 yaitu yaitu sebesar 0,284. Jadi hubungan
0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Artinya antara penggunaan media pembelajaran
ada hubungan yang signifikansi antara audio visual dengan minat siswa di SMA
penggunaan media pembelajaran audio Negeri 1 Bangkinang Kota sebesar
visual dengan minat siswa. Hasil 0,284. Selanjutnya untuk melihat tingkat
korelasi ini sekaligus menjawab hubungan tersebut dapat dilihat pada
hipotesis penelitian dan membuktikan tabel interpretasi koefisien korelatif
secara empiris bahwa ada hubungan berikut :
penggunaan media pembelajaran
Tabel 9 : Interpretasi Koefisien Korelatif Penggunaan Media Pembelajaran Audio
Visual dengan Minat Siswa di SMA Negeri 1 Bangkinang Kota
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2015:231

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382


160
Nilai 0,284 pada interval koefisien pembelajaran audio visual dengan minat
korelasi terletak direntang 0,20 – 0,399. peserta didik pada pembelajaran PAI.
Jadi, tingkat hubungan penggunaan Berdasarkan perhitungan, maka
media audio visual terhadap minat dapat dinyatakan hipotesis alternatif
peserta didik pada pembelajaran (Ha) yang menyatakan ada hubungan
pendidikan agama islam siswa kelas X penggunaan media pembelajaran audio
SMAN 1 Bangkinang Kota berada pada visual dengan minat peserta didik pada
kriteria “rendah”. pembelajaran PAI diterima, dan
Berdasarkan dari hasil hipotesis nol (Ho) ditolak. Jadi
perhitungan di atas dapat diketahui kesimpulannya, koefisien korelasi
bahwa hubungan penggunaan media antara penggunaan media pembelajaran
pembelajaran audio visual dengan minat audio visual dengan minat peserta didik
peserta didik pada pembelajaran PAI, pada pembelajaran PAI sebesar 0,28
berada dalam kategori rendah karena adalah signifikan, artinya koefisien
angka 0,28 berada antara 0,20 – 0,399. tersebut dapat digeneralisasikan atau
Untuk dapat memberi interpretasi dapat berlaku pada populasi dimana
hubungan itu, maka dapat digunakan sampel yang diambil 77 siswa.
pedoman seperti pada tabel 20. Nilai r tabel untuk n = 77 dengan
Selanjutnya, untuk menguji taraf kesalahan 5% diperoleh sebesar 0,
signifikasi hubungan yang ditemukan itu 227. Karena r hitung lebih besar dari r
berlaku untuk seluruh populasi, maka tabel maka Ha diterima. Sehingga ada
perlu diuji signifikasi korelasi Product korelasi yang signifikan antara
Momen adalah sebagai berikut : penggunaan media pembelajaran audio
visual (variabel X) dengan minat
(variabel Y).

PEMBAHASAN
Dari hasil data yang diperoleh,
ditemukan bahwa faktor penggunaan
media pembelajaran audio visual
terdapat hubungan dengan minat
peserta didik dalam proses belajar
mengajar, ini dibuktikan pada tabel 19
Analisis Korelasi Pearson dengan SPSS
20 dan juga pada rumus Korelasi
Harga t hitung tersebut Product Moment yang menyatakan
selanjutnya dibandingkan dengan bahwa terdapat hubungan penggunaan
harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji media pembelajaran audio visual
dua pihak db = n – 77, maka dengan minat peserta didik sebesar
diperoleh tabel = tarif signifikan (a) 0,284, sedangkan dengan rumus
= 0,05 Korelasi Product Moment sebesar 0,28
db = n – 2 jadi baik menggunakan SPSS 20 dan juga
= 77 – 2 Korelasi Product Moment tidak jauh
= 75 perbedaannya.
t tabel dengan db = 75 2,000 Koefisien korelasi antara
Ternyata t hitung = 2,53 > t tabel = hubungan penggunaan media
2,000 jadi (Ha diterima), berarti ada pembelajaran audio visual dengan minat
hubungan penggunaan media peserta didik pada pembelajaran PAI
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
178
sebesar 0, 284 menggunakan SPSS 20 bangkinang adalah 0,284 olahan SPSS
dan 0,28 menggunakan rumus Korelasi danhasil rumus Korelasi Product
Product Moment adalah signifikan, Moment 0,28 terletak diantara interval
artinya koefisien tersebut dapat 0,20-0,399 berada pada taraf kategori
digeneralisasikan atau dapat berlaku “rendah”. Terdapat hubungan yang
pada populasi sampel yang diambil 77 signifikan antara penggunaan media
siswa (Ha diterima). pembelajaran audio visual dengan minat
Hubungan penggunaan media peserta didik pada pembelajaran
pembelajaran audio visual dengan minat pendidikan agama islam di SMAN 1
peserta didik pada pembelajaran PAI bangkinang Kota. Hubungan tersebut
berada pada taraf “Rendah” karena dinyatakan dengan tingkat korelasi
akumulasinya jawaban responden positif, setelah diuji lewat uji signifikansi
berada pada taraf antara 0,20 – 0,399. hasilnya adalah rhitung > rtabel (0,28 >
Taraf kategori ini bisa dilihat pada tabel 0,277) dan juga thitung > ttabel (2,53 >
20 di atas. 2,000) sehingga Ha diterima dan Ho
Nilai r hitung sebesar 0,28 dan r ditolak.
tabel untuk n = 77 dengan taraf
kesalahan 5% diperoleh sebesar 0,227.
Karena r hitung lebih besar dari r tabel DAFTAR RUJUKAN
(r hitung > r tabel) maka Ha diterima.
Sehingga ada hubungan yang signifikan Arsyad, Azhar. 2011. Media
antara penggunaan media pembelajaran Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
audio visual (variabel X) dengan minat Persada.
(variabel Y). Baharuddin. 2007. Psikologi Pendidikan:
Sedangkan nilai t hitung sebesar Refleksi Teoretis Terhadap
2,53 dan t tabel adalah 2,000 untuk Fenomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz
derajat kebebasan (dk) = 75. Karena t Media.
hitung lebih besar dari t tabel (t hitung >
Dairi, Rizal. 2013. Metodologi Penelitian
t tabel) maka Ha diterima. Sehingga ada Berbasis Kompetensi. Pekanbaru:
korelasi yang signifikan antara UIR Press.
penggunaan media pembelajaran audio Daulay, Nurussakinah. 2014. Pengantar
visual (variabel X) dengan minat Psikologi dan Pandangan Al-
(variabel Y). Qur’an Tentang Psikologi. Jakarta:
Berdasarkan dari keseluruhan Prenada Media Group.
analisis data di atas, jelas terlihat bahwa
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan.
ada hubungan penggunaan media Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran audio visual dengan minat Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,
peserta didik pada pembelajaran PAI di Aswan. 2013. Strategi Belajar
SMAN 1 Bangkinang Kota. Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Dradjat, Zakiah, dkk., 1995. Metodik
SIMPULAN Khusus Pengajaran Agama Islam.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: Bumi Aksara.
analisis data yang penulis peroleh, maka Fadlillah, Muhammad. 2014. Desain
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Pembelajaran PAUD: Tinjauan
hubungan penggunaan media Teoritik & Praktik. Jogjakarta: Ar-
pembelajaran audio visual terhadap Ruzz Media.
minat peserta didik pada pembelajaran Febliza, Asyti dan Afdal, Zul. 2015.
pendidikan agama islam di SMAN 1 Statistic Dasar Penelitian
179 Jurnal Al-hikmah Vol.
14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
Pendidikan. Pekanbaru: Adefa Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi
Grafika. Belajar Mengajar. Jakarta:
__________________. 2015. Media Rajawali Press.
Pembelajaran dan Teknologi Shaleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi
Informasi Komunikasi. Suatu Pengantar dalam Perspektif
Pekanbaru: Adefa Grafika. Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Media Group.
Mengajar. Bandung: Pustaka Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
Setia. yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi PT. Rineka Cipta.
Perkembangan. Jakarta: Kencana Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar.
Prenada Media Group. Yogyakarta: Ombak.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Utama. Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Strategi Belajar Mengajar.
Benih Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Jakarta: Kencana. Suripah. 2014. Statistika Pendidikan.
Prayitno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pekanbaru: UIR Press.
Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Sutrisno dan Suherman. 2007. Modul
Andi Press. Menggunakan Peralatan Kantor.
Ridwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Sukabumi: Ghalia Indonesia
Data dalam Analisis Statistika. Printing.
Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi
Rusman, dkk., 2012. Pembelajaran Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Berbasis Teknologi Informasi dan Grafindo Persada.
Komunikasi: Mengembangkan Suyono dan Hariyanto. 2015.
Profesionalitas Guru. Jakarta: Implementasi Belajar dan
Rajawali Pers. Pembelajaran. Bandung: PT.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaandan Remaja Rosdakarya.
Desain Sistem Pembelajaran. Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar.
Jakarta: Kencana. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382


180

Anda mungkin juga menyukai