HASIL PENELITIAN
Program GLS mulai diikuti dan dilaksanakan diseluruh satuan pendidikan sesuai
dengan arahan dari Kemendikbud sejak disahkannya program ini mulai Maret 2016 lalu.
Salah satunya di laksmuridan di SD Negeri Sukamanah. Berdasarkan hasil observasi awal
di SDN Sukamanah di kelas 5, permasalahan yang terjadi yaitu pada pelaksanaan gerakan
literasi sekolah yang belum berjalan secara optimal atau memiliki dampak yang positif
terhadap literasi sosial murid, dari keseluruhan murid kelas 5 (lima) 75% murid jarang
mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku, dan murid belum memiliki insiatif untuk
mencari bahan bacaan yang dibutuhkan.
1. Tahap Pembiasaan
Strategi yang diterapkan guru pada tahap pembiasaan untuk meningkat kegiatan
literasi yaitu kegiatan membaca 15 menit. Kegiatan membaca dilaksanakan murid dikelas
masing-masing yang dipandu oleh guru kelas untuk membaca buku non pelajaran yang
ada di pojok baca kelas. Buku-buku yang dibaca murid kebanyakan adalah buku-buku
dongeng atau ensiklopedia yang berisikan tentang nilai-nilai budi pekerti, kearifan
lokal, nasional, dan global. Buku-buku tersebut ditata dan dirapikan setiap kali murid
selesai membaca.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap pengembangan ini, murid membiasakan diri untuk kewajiban membaca
literatur lima belas menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Membaca bersama
diikuti oleh kepala sekolah, guru, karyawan, dan seluruh murid yang dilaksanakan murid
di halaman sekolah.Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari sebelum murid masuk kelas
dan dipandu oleh koordinator kegiatan literasi. Kegiatan ini diisi dengan kegiatan
membaca bersama, kemudian menuliskan kembali isi bacaan di jurnal baca yang dimiliki
oleh masing-masing murid.
3. Tahap Pembelajaran000000000000000000000
Tahap ini murid menulis catatan harian. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan
untuk membiasakan0murid agar gemar menulis, mulai menulis dari hal-hal yang
sederhana seperti menuliskan pengalamannya bermain, menulis pengalamannya
belajar di sekolah, ataupun menulis kegiatan murid ketika berada di rumah. Pelaksanaan
menulis catatan harian ini dilaksanakan dengan cara murid terlebih dahulu dikondisikan
oleh guru kelas di ruangan kelas masing-masing. Setelah itu murid diminta mengambil
jurnal baca yang dimiliki oleh masing-masing murid di pojok baca. Kemudian guru
kelas mengarahkan agar murid menuliskan catatan bacaan sehari-hari. Catatan harian ini
diletakkan di pojok literasi kelas ketika murid telah selesai menulis catatan harian.
00000000000000000000000000
4.2 Hasil literasi sosial pada program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 0000000
Selain Gerakan Literasi Sekolah yang dijelaskan diatas, SDN Sukamanah juga
menerapkan literasi sosial pada program Gerakan Literasi Sekolah (GLS), diantaranya
adalah sebagai berikut : 0000000000000000000000000000
1. Social insight000000000000000000000
2. Social sensitivity
Social Sensitivity atau sensivitas sosial, adalah kemampuan murid untuk mampu
merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya
baik secara verbal maupun non verbal. Sosial sensitivity ini meliputi sikap empati dan
sikap prososial. Empati merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan
orang lain. Sedangkan sikap prososial adalah sebuah tindakan moral yang harus dilakukan
secara kultural seperti berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan, bekerjasama
dengan orang lain, dan mengungkapkan simpati. Berikut adalah cakupan sosial sensitivity
:
3. Social communication
4.3 faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS)
Pelaksanaan suatu program tentu akan terdapat faktor-faktor yang menjadi
pendukung ataupun penghambat. Berikut adalah faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Sukamanah.
1. Faktor Pendukung
a. Adanya sarana dan prasarana yang memadai, seperti perpustakaan, pojok baca,
laoraturium komputer, proyektor disetiap kelas, lingkungan yang literat (dinding
karya, papan prestasi, poster, kalimat positif di area sekolah, dan pemajangan
penghargaan/piala prestasi peserta didik) yang dapat digunakan sebagai
penunjang peningkatan program GLS.
b. Alokasi dana untuk kegiatan literasi yang memadai.
c. Terjalinnya kerja sama dengan beberapa organisasi seperti Dinas Pendidikan,
Perpustakaan Keliling daerah, Ikhwam wali murid, dan komite sekolah untuk
meningkatkan kegiatan literasi.
d. Pemanfaatan media sebagai sumber literasi yang terus dikembangkan.
e. Adanya grup paguyuban wali murid sebagai jembatan penghubung antara
sekolah dan keluarga.
2. Faktor Penghambat
Kedua, hasil dari literasi sosial bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai tiga
dimensi utama yang meliputi sosial insight, sosial sensitivity dan sosial communication.
Ketiga dimensi ini merupakan satu kesatuan utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama
lain.
Ketiga, terdapat faktor pendukung adanya greakan literasi sekolah SDN Sukamanah
diantaranya sarana prasarana yang memadai, dana alokasi program literasi, kerjasama para
pihak baik dengan organisasi atau wali murid dan adanya pemanfatan media untuk
mngembangkan literasi. Selain itu juga terdapat faktor penghambatnya, meliputi
perbedaan kemampuan dan inisiatif SDM, kondisi murid yang mudah bosan, kesulitan
guru dalam melaksanakan program GLS, penyelenggara program yang perlu
dikembangkan,dan sebagainya.
5.2 Implikasi
5.2 Rekomendasi
Dalam menginterpretasi hasil analisis temuan penelitian ini, peneliti menemukan
bahwa implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) secara signifikan berkontribusi pada
peningkatan keterampilan literasi siswa di tingkat pendidikan dasar. Analisis data
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang terintegrasi dengan GLS, seperti
penggunaan buku bacaan yang bervariasi dan kegiatan literasi yang menarik, efektif
meningkatkan minat dan kemampuan membaca serta menulis siswa.
Rekomendasi yang diusulkan dari hasil penelitian ini adalah perlunya peningkatan
investasi dalam pelatihan guru terkait Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN Sukamanah
dan pendekatan literasi yang inovatif. Pihak sekolah juga perlu memperkuat keterlibatan
orang tua dengan menyelenggarakan acara literasi, bekerja sama dengan komunitas lokal,
dan memberikan sumber daya literasi yang mudah diakses.
Febrina Dafit1, & Zaka Hadikusuma Ramadan. Pelaksanaan Program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) diSekolah Dasar. Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 4 Tahun 2020
Halaman 1429-1437.