OLEH ;
SRI DESIANA , S. Pd
aspek kognitif saja, padahal perlu ditanamkan bagaimana aktivitas Komunikasi dan
kolaborasi belajar mandiri pada peserta didik. Para siswa terlihat kurang aktif dalam
mengikuti pelajaran, sehingga siswa cenderung pasif pada saat proses belajar
mengajar dikelas, hal ini disebabkan karena siswa masih terfokus pada guru dalam
kelompok maupun diskusi kelas dalam proses pembelajaran. Siswa pada saat diskusi
orang-orang tertentu saja. Hal ini juga diungkapkan oleh Sato Masaaki (2012)
bahwa siswa cenderung tertutup, tidak dapat menyimak pendapat orang lain, kurang
pandai berkomunikasi dengan pihak lain, tidak acuh kepada orang lain, merasa
rendah diri, dan sebagainya. Guru mengalami kesulitan melibatkan semua siswa
keadaan seperti di atas perlu adanya dialog (komunikasi) dan kolaboratif dalam
pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu
1
pembelajaran. Untuk mengatasi kelemahan rendahnya mutu pembelajaran di
Salah satu caranya adalah perlu forum sharing pengalaman di antara guru-guru agar
terjalin komunitas belajar yang terprogram melalui model pembinaan profesi bagi
guru tersebut dikenal dengan lesson study. Dengan kegiatan lesson study pengkajian
kolegalitas dan mutual learning dapat membangun komunitas belajar, kinerja siswa
yang menjadi perhatian. Pada tahapan refleksi (see) guru akan mendapatkan
diarahkan pada bagaimana siswa belajar. Oleh karena itu, sangat dimungkinkan
2
dalam pembelajaran di SMPN 18 Kota Bengkulu, adalah melalui kegiatan lesson
study.
pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2019 , pada Matapelajaran Fisika
dengan Guru Model :Sri desiana. S.Pd, dan observer :1) Oktarita Silitonga S.P.d 2)
VIII.1.Pelaksanaan open lesson ini terdiri dari 4 (empat) siklus. Pada setiap siklus
diadakan diskusi perencanaan (plan), pelaksanaan di kelas (do) dan refleksi dari
ke-2 yakni pelaksanaan (do) meliputi kegiatan sebagai berikut.a) pertemuan singkat
(briefing) dipandu fasilitator dalam hal ini Wakil Kurikulum SMPN 18 Kota
menyampaikan kejadian yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan harapan, dan f)
3
Fasilitator memberikan kesempatan observer berkomentar. Menurut Soetomo
eksperimen/demonstrasi
keputusan, dsb
Aktivitas belajar komunikasi adalah aktivitas belajar oral, yakni siswa dapat
menjawab pertanyaan dalam LKS dan membuat laporannya. Siswa juga bekerja
belajar komunikasi siswa, interaksi dan kerjasama siswa, serta perbaikan proses
pembelajaran diharapkan dapat teratasi dengan baik. Pada tahapan refleksi (see)
tentang pembelajaran yang diarahkan pada bagaimana siswa belajar. Oleh karena
4
itu, sangat dimungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik aktivitas
Pertanyaan penelitian ini adalah “apakah dengan penerapan kegiatan Lesson Studypada
Mata pelajaran Fisika dapat meningkatkan aktivitas Komunikasi dan Kolaborasi hasil belajar
1. Bagi siswa :
a. Membantu siswa agar mudah memahami materi Fisika melalui lesson study
2. Bagi guru :
3. Bagi sekolah :
5
Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dengan maksimal, referensi untuk menggunakan model lesson study yang sesuai
6
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Gagne (1984) dalam Dahar (2011 : 2) belajar dapat didefenisikan sebagai “suatu
proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Sejalan
dengan pemikiran Skinner tentang belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progressif (Sagala, 2006 : 14). Belajar merupakan
proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh
mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan prikomotorik siswa (Dimyati,2009 :
18)
Sardiman (2012: 20) menyatakan bahwa “belajar itu senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
(2010: 2) menyatakan bahwa “Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
Menurut Whittaker (Ahmadi 2004 : 126) belajar dapat didefenisikan sebagai proses di
mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan
menurut Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melelui praktek atau latihan (dalam Ahmadi, 2004 : 127). Sudjana dalam
Kunandar (2011: 276) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu akibat dari proses belajar
dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang tersusun terencana, baik tertulis,
Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang (Yamin, 2012 : 96). Sejalan
7
dengan yang diungkapkan Hanafiah (2009:14) bahwa belajar adalah proses perubahan
perilaku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu baru serta diarahkan pada
suatu tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi belajar yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan yang baru baik itu
dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi sepanjang hayat yang didapatkan dari
pengalaman sehingga terwujudnya perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Serangkaian
proses ini melibatkan segala aspek fisik, mental maupun psikologis seseorang.
Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru
pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu
jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan
tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang
secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan
penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat
ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka
meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai
dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar,
namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan
bahkan pendidikan tinggi.Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam
pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses
hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan
8
terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-
prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran
siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat
mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten
dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model
membangun komunitas belajar. Sementara itu, Catherine Lewis (2004) menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more
obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect onlessons?
While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative
goal setting, careful data collection on student learning, and protocols that enable productive
Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan
utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa
belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh
para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana
seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Dalam tulisannya yang lain,
Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari
para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka
panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan
9
kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan
pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah
menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam
kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta
hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak
lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya
dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas
sekolah.
pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara
melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari
tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung.
pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali
pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa lesson study dilakukan melalui empat tahapan
10
dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana
(2007) mengemukakan tiga tahapan dalam lesson study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari
1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang
mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan
konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study
11
pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan
cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan
sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk
penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat
terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas
permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas
Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan
natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson
Study.
12
3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan
maupun siswa.
5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevalusi guru.
6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk
keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak
berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat
pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson
Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi
dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
13
yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun. Selanjutnya, semua
yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta
untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-
keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada
tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan
masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check)
tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun
manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study,
tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi
Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan,
dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih
dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam
proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus
14
Pelaksanaan lesson study di bagi menjadi 8 tahapan berdasarkan pada
topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran.
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik. 4) Guru
rencana pembelajaran dan mengirimkan pada semua guru anggota kelompok, agar
miliki, khususnya difokuskan pada hal-hal yang penting seperti : hal-hal yang akan
dilakukan guru, pemahaman siswa, proses pemecahan oleh murid, dan kemungkinan
akhirnya komentar dari dosen atau pakar luar tentang keseluruhan proses serta saran
15
sebagai peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulang di kelas masing-masing
atau untuk topik yang berbeda (Robinson 2006, diacu dalam Susilo et al 2009).
Berdasarkan kolaborasi antara tim lesson study Jepang dan US pada tahun 2003 diperoleh
bahwa :
“Our findings suggest that to benefit from lesson study teachers will first
describe three such lenses (e.g. the researcher lens) and their role in making lesson
hypotheses and the means for testing them. 2. Relying on concrete evidence to
Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Malang (UM) dengan Jepang. Saito, dkk
(2005) mengenalkan lesson study yang berorientasi pada praktik. Lesson study yang
dan diskusi bersama pengamat/observer. Kegiatan ini disebut tahap See (Gardner.
PLAN
2008). Tahapan tersebut disajikan pada Gambar 1 diDO
bawah ini :
(Merencanakan) (Melaksanakan)
16
PLAN M DO
( Merencanakan) (Melaksanakan)
REFLEKSI
(Merencanakan
n)
pada seluruh aktivitas belajar siswa, 5) meningkatkan kolaborasi antar sesama guru
dalam pembelajaran, 6) meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada
dan belajar praktek pembelajaran dari perspektif siswa, dan 8) mempermudah guru
berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran
(Sukirman 2006).
1) adanya persepsi yang salah tentang lesson study diatasi dengan penyamaan persepsi antar
anggota kelompok pada tahap perencanaan, 2)penyusunan jadwal dan pendanaan diatasi
17
dengan melibatkan kepala sekolah sejak awal perencanaan, 3) setting kelas, dan
Belajar merupakan suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
nilai atau sikap.Dalam pengembangan pembelajaran di kelas, siswa dituntut aktif secara fisik
dan mental untuk dapat mengalami pembelajaran bermakna yang pada hakekatnya
Menurut istilah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) aktivitas berarti
sebagai aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Menurut Darsono (2001) aktivitas
belajar itu saling berhubungan satu sama lain. Pada saat siswa belajar pasti mengalami
aktivitas seperti melihat, mendengarkan, meraba, membau, dan aktivitas belajar lain yang
melibatkan aspek psikomotorik. Aktivitas belajar yang melibatkan lebih dari satu macam
indera tubuh akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dan siswa akan mengalami
Klasifikasi aktivitas belajar siswa menurut Usman (2009) ada 2, yaitu aktivitas
jasmaniah dan aktivitas mental yang meliputi 5 aktivitas : a. Aktivitas visual (visual
lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi. c.
pengarahan. d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam atletik, menari, melukis. e.
Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.
18
Menurut Paul B Diendrich dalam Sardiman (2010) klasifikasi aktivitas belajar ada 8, yaitu : a.
Visual activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan visual, misalnya : membaca,
musik, pidato, ceramah. d. Writing activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
Drawing activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan menggambar, membuat grafik,
peta, diagram. f. Motor activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan
menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Kunandar ( 2011 : 277) Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
pikiran, perhatian, dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktifitas
siswa, yaitu meningkatnya juumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah
siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi
Dimyati (2012 : 99) menyatakan bahwa aktivitas dalam arti luas, baik yang bersifat
belajar yang optimal. Sardiman (2012: 103) menyatakan bahwa di dalam belajar perlu ada
aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat (learning by doing).
19
2.1.7 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:
3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis
perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian
kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah
menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan
menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPA
yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan
20
(C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif
adalah tes.
2.1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas
tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono,
dkk. (2007: 76- 77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai
berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian yang pernah dilaksanakan terkait penerapan lesson study, antara
lain : 1) Anik (2009) menyimpulkan bahwa penerapan handout melalui lesson study dapat
mencapai kompetensi dasar siswa pada materi sistem reproduksi manusia di SMA N 1
Batangan. 2) Ashinta dan Sudarmanto (2009) menyimpulkan bahwa lesson study dapat
knowledge sharing yang luar biasa diantara para tutor. Kualitas PMB secara signifikan dapat
meningkat sebagai implikasi semakin baiknya kemampuan para tutor. 3) Parmin dan Siti
Alimah (2009) menyimpulkan bahwa dengan penerapan lesson study dapat meningkatkan
interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, dan siswa dengan guru dalam
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka masalah siswa yang enggan bertanya,
menjawab pertanyaan, dan dominasi siswa aktif dalam kelompok, serta materi jaringan
tumbuhan yang sukar dipahami yang menyebabkan belum optimalnya aktivitas belajar siswa
21
dapat diatasi dengan menerapkan pembelajaran melalui lesson study. Hal ini karena beberapa
penelitian telah membuktikan keberhasilan penerapan lesson study dalam pembelajaran dan
tujuan utama lesson study berfokus pada pengaktifkan siswa. Lesson study dilakukan secara
kolaboratif dan berkelanjutan dan berlandaskan prinsip kolegalitas untuk membangun mutual
learning. Melalui lesson study perencanaan pembelajaran dilakukan oleh sekelompok guru
Fisika dan diupayakan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa diberi kesempatan untuk
lebih aktif dalam pembelajaran. Semua aktivitas siswa dapat diamati secara langsung oleh
observer. Setelah pembelajaran observer dapat memberikan evaluasi dan saran untuk
PROSES
BAB
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran III lesson study
penerapan
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kunandar (2011 : 45) penelitian tindakan kelas dapat didefenisikan sebagai suatu
penelitian tindakan (action research ) yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
22
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya
melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu kelas. Pada penelitian ini akan
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 18 Kota
diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan guru model dan aktivitas Komunikasi
Subjek Penelitian yang diteliti adalah siswa SMP Negeri 18 Kota Bengkulu semester
II tahun ajaran 2019/2020 . Tempat penelitian yang akan diteliti di SMP Negeri 18 Kota
b. Pembentukan tim lesson study mata pelajaran Fisika yang terdiri dari 3 orang yaitu
c. Sosialisasi pelaksanaan lesson study oleh peneliti kepada tim lesson study.
2. Pelaksanaan penelitian
23
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan tahapan dalam lesson study:
Pertemuan pertama.
a. Plan (Perencanaan)
1. Diskusi identifikasi masalah dan alternatif pemecahannya oleh tim lesson study.
Masalah yang ditemukan adalah siswa masih enggan menjawab, bertanya dan
2. Penentuan guru model sesuai prioritas kelas yang mempunyai aktivitas belajar
3. Penyusunan perangkat pembelajaran secara kolaboratif oleh tim lesson study berupa
aktivitas siswa, dan menyiapkan media pembelajaran. (Silabus dapat dilihat pada
b. Do (Pelaksanaan)
yang terdiri dari 7 orang yaitu 3 orang anggota tim lesson study, 1 guru mata
pelajaran diluar tim , 1 peneliti dan 2 mahasiswa pendidikan yang telah menempuh
PPL
3. Semua observer masuk ke kelas, memposisikan diri diantara kelompok siswa yang
dengan pedoman observer yang dibuat dan perangkat lain yang dibutuhkan.
24
4. Guru model melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP materi reproduksi
wanita dengan model pembelajaran kooperatif, metode diskusi yang sudah dibuat
pada persiapan.
c. See (Refleksi)
Gambar 3 halaman 20 dan kegiatan pembelajaran setiap pertemuan disajikan pada Tabel 1.
25
kelompok. Tanya tayangan film singkat 2. Guru tidak hanya
jawab kelas. 2. Penjelasan materi dari memanggil perwakilan
2. Perangkat guru dibantu media kelompok saat diskusi
pembelajaran : lembar slide power point kelas tetapi juga no
kerja siswa (LKS) materi tekanan dada siswa.
3. Presentasi hasil 3. Pada lembar kerja 3. Presentasi siswa
diskusi siswa secara siswa dimunculkan dibantu media gambar
lisan. aktivitas Pratikum yang ditanyangkan.
4. Pencarian jawaban
LKS tidak hanya pada
buku pegangan tetapi
juga media elektronik
yang relevan.
1. Instrumen Penelitian
dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau
aspek yang diamati (Kunandar, 2011 : 117). Data aktifitas guru dan siswa diperoleh dari hasil
Pada penelitian ini digunakan lembar observasiterdiri dari lembar observasi aktivitas
siswa dan guru dalam pembelajaran Lembar observasi aktivitas siswa, digunakan untuk
mengetahui kekurangan yang dilakukan siswa pada saat belajar dan untuk mengamati
guru, digunakan untuk mengetahui kekurangan yang dilakukan guru pada saat mengajar dan
untuk mengamati aktivitas guru pada langkah-langkah pembelajaran model lesson study.
26
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Aktivitas siswa dan guru diamati dengan menggunakan lembar observasi aktifitas.
Pengamatan dan pengumpulan data aktifitas ini dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung setiap siklusnya. Hasil dari lembar observaasi aktifitas ini akan dianalisis secara
27
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh mempraktik lesson study melalui Open Lesson dan refleksi
1. Open Lesson I
b. Waktu : 14.30-15.30
topik Pencemaran udara berupa Chapter design, Lesson design, LKS, materi pembelajaran,
media, serta instrumen evaluasinya. Guru model menyampaikan bahwa pembelajaran akan
diminta untuk mengerjakan LKS yang mencakup materi tentang tekanan zat padat Setelah
1. Oktorita Silitonga
Medianya harusnya bisa diganti dengan pasir , tidak harus plastisin lebih
2. Kartikawati, S.Pd
28
c. Tempat : Ruang kelas VIII.1 SMP Negeri 18 Bengkulu
pembelajaran yang akan dicapai dan bagaimana prosedur pembelajarannya. Guru model
memotivasi siswa dengan menayangkan gambar video Film singkat tenggelamnya kapal
penting materi pembelajaran yang akan dipelajari hari ini dan siswa diberi waktu bertanya,
menanggapi materi yang disampaikan guru model. Guru memberikan lembar kerja siswa
(LKS), yang akan membantu siswa dalam belajar. Parasiswa diminta untuk bekerja dalam
kelompok yang telah ditetapkan. Selama proses diskusi, guru model mengamati proses
diskusi setiap kelompok, dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan. Setelah siswa menyelesaikan LKS, guru model meminta salah satu atau beberapa
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya . Kemudian guru model dan siswa
membahas hasil diskusi tersebut. Guru model memberi kesempatan bertanya, menanggapi
materi diskusi. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Pada tahapan akhir
pembelajaran guru mengadakan evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Masalah yang dibahas dalam LKS dapat terjawab oleh siswa semuanya, tinggal
1. Oktorita Silitonga
29
Mengamati kelompok I(Merkurius) dan II(Saturnus).Kelompok 5(Yupiter) masih
kerja sendiri-sendiri, sehingga pada waktu presentasi masih ada jawaban yang
diskusi kelas.
kelompok cukup bagus, diskusi kelas masih belum fokus. Neysika; diskusi
3. Irwandi
belum memahami apa yang akan dipelajari, masih banyak diam, dan kurang aktif.
b. Waktu : 11-12.30
Hasil refleksi tim observer pada open lesson tahap I ini adalah sebagai berikut:
secara individu-individu.
c. Kelompok 2 masih belum baik, tidak kompak, dan tampil tidak bagus.
2. Open Lesson II
30
a. Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2019
Pada pertemuan open lesson ke-2 ini guru model (Sri Desiana,S.Pd) menyampaikan
rencana materi yang akan disampaikan , yaitu tentang Tekanan zat cair (hukum
Archimedes), serta skenario yang akan dilaksanakan. Guru model menyampaikan bahwa
diminta untuk mengerjakan LKS seperti pada pertemuan pertama. Masalah yang dihadapi
pada open lesson 1 adalah beberapa siswa masih menunjukan kebingungan, tidak paham,
belum secara intensif bekerjasama dalam kelompok, beberapa siswa belum berani
mengemukakan pendapat.
Setelah guru model menyampaikan rencana pembelajaran, Tim guru memberikan saran
perbaikan, berdasarkan hasil refleksi open lesson 1. Adapun tanggapan dari Tim guru
Materi yang akan dipelajari adalah tentang Tekanan pada zatcair (Hukum
Archimedes)
tenggelamnya.kapal Titanic
Pertanyaan pada LKS : 1. Mengapa kapal Selam bisa Tenggelam ,padahal kapal
tersebut terbuat dari bahan yang berat/logam 2. Setelah kamu amati berada
telur tersebut ? 4. Mengapa hal itu bisa terjadi ? jelaskan untuk setiap keadaan
Archimedes
31
Tahap Pelaksanaan (do)
pembelajaran yang akan dicapai dan prosedur pembelajaran. Memotivasi siswa sebagai
pembelajaran berlangsung, serta memberikan lembar kerja siswa (LKS). Siswa diminta
untuk bekerja dalam kelompok yang telah ditetapkan. Semua siswa diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS). Selama proses Pratikum, guru model mengamati proses Pratikumi
setiap kelompok, dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan. Setelah mahasiswa menyelesaikan LKM, dosen model meminta salah satu atau
dan siswa membahas hasil diskusi tsb. Guru model memberi kesempatan bertanya,
Pada tahapan akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi sesuai dengan materi
Tanggapan lembar observasi tim guru pada proses pelaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Irwandi
32
buat jawaban di LKS. Adinda ; mampu memaknai hasil praktek yang
dilakukannya
2. Kartikawati, S.Pd
Mengamati kelompok V(Yupiter). Aqil wafi dan Naura sangat aktif, Ilham Prayoga ;
4. Oktarita Silitonga
Mengamati kelompok IV.(Bumi) Secara umum diskusi kelompok cukup aktif, tapi
b. Waktu : 10.00-11.00
Hasil refleksi tim dosen pada lesson studi tahap II ini adalah sebagai berikut:
Secara umum siswa sudah cukup mampu memahami konsep Hukum Archimedes.
Pemahaman tentang materi masih kurang, kelihatan dari tanggapan yang diberikan
33
Pada pertemuan tersebut guru model menyampaikan rencana materi yang akan
disampaikan pada pertemuan 3, Tekanan pada Udara. Guru model menyampaikan bahwa
Setelah guru model menyampaikan rencana pembelajaran, Tim guru memberikan saran
Pada tahap awal harus ada kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk belajar
Untuk gerak refleks, guru model dengan menepuk meja, sehingga siswa terkejut,
sedangkan untuk gerak biasa menyuruh siswa untuk maju ke depan menghapus
papan tulis.
yang akan dicapai dan prosedur pembelajaran. Memotivasi siswa dengan memutarkan
video tentang Balon Udara sebagai kegiatan apersepsi. Selanjutnya, guru model
memberikan lembar kerja siswa(LKS), kemudian guru menepuk meja keras-keras, sambil
memberikan pertanyaan Mengapa kalian terkejut? Setelah itu, guru model menyuruh
siswa untuk maju ke depan menghapus papan tulis, sebagai contoh gerak biasa. Setelah
itu selesai, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan
34
mengamati proses diskusi setiap kelompok, dan memberikan bimbingan jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah siswa menyelesaikan LKS, guru model
meminta salah satu atau beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya .
Kemudian guru model dan siswa membahas hasil diskusi tersebut. Guru model memberi
materi pembelajaran. Pada tahapan akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi sesuai
Tanggapan lembar observasi tim observer pada proses pelaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
2. Oktarita Silitonga.S.Pd
pertanyaan cepat dan menceritakan hasilnya ke teman lainnya. Sonia; dalam diskusi
kelompok masih pasif belum berkolaborasi dengan teman, setelah temannya Anggie
menerangkan baru dia mengerti.Vania; dalam diskusi kelompok masih banyak bertanya-
tanya pada teman lainnya. Alfadil; masih mengutamakan diri sendiri belum
bersosialisasi.
3. Yuliani, S.Pd
Mengamati kelompok III(Venus). Rizal zaim; dalam diskusi kelompok masih banyak
bertanya-tanya kepada yang lain. Beby delwizar; dalam diskusi kelompok komunikasi
antar teman sangat baik. Neysika; dalam diskusi kelompok masih mengerjakan secara
sendiri belum mampu berkolaborasi dengan teman lainnya. Rifki Altaf; dalam diskusi
35
4. Mariana Ade Cahaya, M.Pd
menjawab pe rtanyaan yang ada pada LKS, . Ilham jayadi; sudah mau mengajukan
5. Irwandi, Dr.M.Pd
Mengamati kelompok V(Yupiter). M.Aqila wafi; aktif membaca buku paket, mampu
Naura; aktif berdiskusi. ; Ilham Prayoga masih bingung dalam kelompok, belum aktif.
b. Waktu : 11.00-12.00
Hasil diskusi refleksi pada tahap open lesson ke-3 ini adalah sebagai berikut :
Siswa sudah lebih berani dalam belajar, lebih luwes, dan tidak kaku lagi. Diskusi
kelompok sudah aktif. Diskusi kelas tidak terlalu banyak lagi, karena jawaban
pertanyaan yang ada pada LKS sudah banyak dijawab benar oleh siswa. Siswa
pertanyaan tidak ada temannya yang mampu menjawab, maka ia sendiri untuk
menjelaskanya.
2. Kartikawati, S.Pd
36
Kerjasama anggota kelompok sudah cukup baik, diskusi kelas tanggapan dari peserta
3. Yuliarni, S.Pd
Diskusi kelompok sudah baik, tapi masih ada juga yang ragu-ragu menjawab
Guru model menyampaikan rencana materi yang akan disampaikan pada pertemuan ke-4,
yaitu tentang kerusakan hutan, serta skenario yang akan dilaksanakan. Guru model
setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LKS seperti pada pertemuan terdahulu.
Setelah guru model menyampaikan rencana pembelajaran, Tim guru memberikan saran
Media gambar dalam bentuk power point Tekanan pada benda padat lebih
disempurnakan lagi
Tayangan Video film singkat bisa di persingkat waktunya ,sehingga anak tidak
hanya fokus menonton film dan lebih fokus kepada kegiatan pratikum selanjutnya
37
b. Waktu : 7.30-10.00 WIB
pembelajaran yang akan dicapai dan prosedur pembelajaran. Memotivasi siswa dengan
menayangkan Video tentang tekanan pada udara sebagai kegiatan apersepsi. Setelah itu
selesai, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok yang telah ditetapkan dengan
mengamati proses diskusi setiap kelompok, dan memberikan bimbingan jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah siswa menyelesaikan LKS, guru model
meminta salah satu atau beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya .
Kemudian guru model dan siswa membahas hasil diskusi tsb. Guru model memberi
materi pembelajaran. Pada tahapan akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi sesuai
Tanggapan lembar observasi tim observer pada proses pelaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
karena ada rasa malu dengan teman lainnya. Fauzan,Rahmad wahyuda, Rayya, ; aktif
2. Dra. Robiah
Mengamati kelompok VI(Bumi). Cariena;aktif dalam kelompok tapi masih belum bisa
Salsabila; aktif tapi masih ada rasa malu-malu. Rizki Widia; bekerja lebih aktif (cepat)
38
tapi masih belum dapat menanggapi pendapat temannya. Pada saat menjawab ada
3. Yuliani, S.Pd
dan kelas. Anggie; sangat aktif dalam berdiskusi kelompok. Sonia; sudah aktif dalam
kelompok. Vania;juga sudah aktif. Kelompok ini seluruh anggotanya sudah aktif
4. Irwandi
membaca buku referensi.Rizal Zaim; aktif membaca dan menulis jawaban LKS
Waktu : 11.00-12.00
Hasil diskusi refleksi pada tahap open lesson ke-4 ini adalah sebagai berikut :
Siswa sudah terbiasa, dan lancar dalam berdiskusi kelompok dan kelas. Waktu yang
dibutuhkan sudah terkoordinasi dengan baik. Kendala yang ditemui sudah mulai
berkurang.
Siswa yang laki-laki agak lebih malu-malu dibandingkan dengan yang perempuan.
39
4.2 PEMBAHASAN
Bengkulu dapat meningkatkan aktivitas Komuniksi dan Kolaborasi hasil belajar siswa,
peningkatan ini dapat dilihat pada proses pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dalam
setiap open lessonnya serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
LKS.Aktivitas belajar siswa mulai dari open lesson 1, sampai open lesson 4 terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, misalnya tanggapan dari peserta waktu diskusi
berlangsung pada open lesson pertama belum kelihatan, pada open leson kedua kegiatan
diskusi kelas sudah aktif dan memberikan respon positip terhadap hasil kelompok lain, pada
open lesson ketiga aktivitas belajar siswa semakin meningkat, serta diskusi kelompok
informasi maupun memberikan tanggapan pada saat diskusi kelas. Lesson study
mampu meningkatkan komunikasi dan kerjasama dari siswa dalam belajar. Menurut
Masaaki (2012) lesson study mampu meningkatkan dialog dan kolaborasi dalam
menerapkan kegiatan ungkapan dan berbagi (expression and sharing). Selain itu,
kesempatan belajar sendiri bagi siswa, berkerja melalui aktivitas mereka memproleh
menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Lesson
Study selalu memfokuskan pada bagaimana membuat siswa belajar. Lesson Study
40
memfokuskan pada peningkatan yang bisa langsung dimanfaatkan dalam konteks
yang ada. Setiap kegiatan pembelajaran merupakan satu unit yang harusdianalisis
kolaborasi para guru bisa saling langsung bertukar pikiran dan saling memberi
teman lainnya, sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran tersebut. Siswa
Dengan seringnya siswa dalam melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok akan
pengalaman. Kolaborasi dan dialog yang terjadi dalam kelompok akan dapat
siswa, dan juga menjamin siswa yang kemampuan akademik tinggi lebih baik lagi.
mengatakan bahwa dari awal pembelajaran siswa dapat memahami materi dengan
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan penerapan Lesson Study pada Mata
pelajaran Fisika di SMPN 18 Kota Bengkulu adalah sebagai berikut :Terjadinya peningkatan
aktivitas Komunikasi dan Kolaborasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fisika di
SMPN 18 Bengkulu.
5.2 Saran
1. Guru menerapkan lesson study pada pemebelajaran materi Tekanan udara
2. Guru diharapkan dapat menerapkan lesson study pada materi yang berbeda sesuai KD.
3.
42
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanafiah dan Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Lewis C. 2004. Does Lesson Study Have a Future in the United States?.On line at
:http://www.jsse.org/2004/2004-1/lesson-lewis.htm [diakses tanggal 13 Januari 2011].
Mahmudi A. 2009. Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study.Forum
Kependidikan 28 (2) : 84-89.
Manabu Sato, 2014. Mereformasi Sekolah. Konsep dan Praktek Komunitas Belajar.
Bandung : Pelita
Rahayu, Sri. 2005. Lesson StudySebagai Model Pengembangan Profesi Guru dalam Upaya
Meningkatkan Pembelajarn MIPA. Makalah disampaikan dalam seminar dan
workshop Lesson Study di FMIPA UM, 21 Juni 2005
Reveals Critical Lensesfor Examining Practice.Teaching And Teacher Education 19 :
171-185.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Sato Masaaki, 2014. Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama Praktek Learning
Community. Bandung: Pelita
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sumar Handayana, et al. 2006. Lesson study Pengalaman IMSTEP-JICA Bandung UPI Press
43
Sumar Handayana, Sukirman, Muchtar A Karim 2007.Studi Peran IMSTEP .dalam
Penguatan Program Pendidikan Guru MIPA di Indonesia. Educationist, 1 (1) 27-37
Susilo, Herawati. 2006. Lesson Study Sebagai Pilihan Sarana Peningkatan Keprofesionalan
Dosen Dan Guru, Makalah disajikan dalam Seminar Peningkatan Profesionalisme
Guru
Syamra, Danins., Karina, Karin., Harahap, Fisianty. Tanpa Tahun. Isnpirasi Mengajar
Pembelajar Sejati. Cerita Para Guru Sekolah Gagas Ceria. Bandung: Gagas
Kinarya
Yamin, M. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Referensi (GP Press
Group).
44