Anda di halaman 1dari 12

TEORI – TEORI

BELAJAR
MATEMATIKA

kelompok 2 :
1. DIVIA GUSTI RAHMA PUTRI (2110013411133)
2. WIDARYSTA NAZWA (2110013411134)
3. PUJA YEFRA TILOVA (2110013411120)
4. SARAH UTARI (2110013411135)
5. SITI NUR ATIRA (2110013411137)
 
1. Pengertian Pengertian Teori Belajar
Teori belajar atau teori perkembangan mental menurut Ruseffendi (1988)
adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan
terjadi terhadap mental peserta didik. Sementara itu, pengertian tentang
belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut
seseorang. Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar
merupakan kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah
laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa memperlihatkan
tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku sebelumnya.
2. Teori Belajar Jerome S. Bruner

Menurut Bruner (dalam Hudoyo,1990:48) belajar matematika adalah belajar


mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di
dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep
dan struktur-struktur matematika itu.
Bruner mengemukakan 4 dalil yang penting dalam pembelajaran matematika.
1. Dalil Penyusunan
2. Dalil Notasi
3. Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman
4. Dalil Pengaitan
3. Teori Belajar Robert M. Gagne

Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe. Kedelapan tipe


tersebut adalah belajar dengan:
● (1) isyarat (signal),
● (2) stimulus respons,
● (3) rangkaian gerak (motor chaining),
● (4) rangkaian verbal (verbal chaining),
● (5) memperbedakan (discrimination learning),
● (6) pembentukan konsep (concept formation),
● (7) pembentukan aturan (principle formation) dan
● (8) pemecahan masalah (problem solving) (Ruseffendi, 1988)
4. Teori Belajar Skiner
Ia berpendapat bahwa dalam eksperimen Pavlov seharusnya setelah
anjing diberi stimulus berupa bunyi bel, anjing tersebut seharusnya bisa
mengambil makanan sendiri. Dalam matematika; untuk merangsang
siswa mau belajar maka diberi “reward & funishment” dalam kegiatan
tanya-jawab (stimulus-respon), kemudian diberi
penguatan/reinforcement berupa penjelasan teoritis materi pelajaran
yang ditanyakan tersebut (tanya-jawab) pada siswa.
5. Teori Belajar Van Hiele
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri,
menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:
 Level 0 – Tingkat Visualisasi, Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa
memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic).
 Level 1 Tingkat Analisis, Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah
mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun.
 Level 2 Tingkat Abstraksi, Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada
tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada
sesuatu bangun.
 Level 3 Tingkat Deduksi Formal, Pada tingkat ini siswa sudah memahami perenan pengertian-
pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri.
 Level 4 tingkat rigor, Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini,
siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika
(termasuk sistem-sistem geometri)
6. Teori Belajar Z. P. Dienes
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat
dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara
struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur.
Menurut Dienes, permainan matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam
permainan tersebut menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan
menajamkan pengertian matematika pada anak didik.
Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu :
1. Permainan Bebas (Free Play)
2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
4. Permainan Representasi (Representation)
5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
7. Teori Belajar W Brownell

Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika merupakan belajar


bermakna dan pengertian hal ini sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan
bahwa latihan hafal atau drill sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
yang diterapkan setelah tertanamnya pengertian (Ruseffendi, 1993: 117).
Dengan demikian setiap konsep yang disajikan guru harus diberikan dengan
pengertian artinya semua yang dipelajari siswa harus dipahami dahulu sebelum
sampai hafalan atau latihan yang sifatnya mengasah otak atau melatih
keterampilan. Misalnya : Dalam operasi hitung perkalian siswa diberikan
pengertian lebih dahulu sehingga mereka paham terhadap arti perkalian dan
sifat-sifatnya sebelum sampai pada latihan menghitung .
8. . Teori Belajar Thorndike
Menurut Thorndike dalam Ruseffendi (1993:117) menyatakan bahwa
pada hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon. Dalam hukum ini ada tiga hal yaitu hukum
kesiapan,hukum latihan,dan hukum akibat.

9. Teori Belajar Gestalt


Gestalt menyatakan bahwa penguasaan akan diperoleh apabila ada
prasyarat dan latihan hafal atau drill yang diulang-ulang sehingga tidak
mengherankan jika ada topic-topik di tata secara urut seperti perkalian
bilangan cacah kurang dari sepuluh ( Rosseffendi,19993:115-116).
10. Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam teori belajar konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan
sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, yaitu
1) Siswa mengkonstruksi pengetahuan matematika dengan cara
mengintegrasikan ide yang mereka miliki,
2) Matematika menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti,
3) Strategi siswa lebih bernilai,
4) Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar
pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
KESIMPULAN
1. Teori belajar adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan
terjadi terhadap mental peserta didik
2. Menurut Bruner, belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta
mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.
3. Menurut Gagne, belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak
langsung.
4. Menurut Skiner , dalam matematika; untuk merangsang siswa mau belajar maka
diberi “reward & funishment” dalam kegiatan tanya-jawab (stimulus-respon)
5. Menurut Pierre Van Hiele, proses perkembangan yang dilalui siswa dalam
mempelajari geometri adalah Tingkat Visualisasi, Tingkat Analisis ,
6) Menurut Dienes, pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang
struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan
mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur.
7) Menurut Brownell, belajar matematika merupakan belajar bermakna dan pengertian hal
ini sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan bahwa latihan hafal atau drill sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan setelah tertanamnya pengertian.
8) Menurut Thorndike, hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon. Dalam hukum ini ada tiga hal yaitu hukum kesiapan,hukum
latihan,dan hukum akibat.
9) Menurut Gestalt, penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal
atau drill yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topic-topik di tata
secara urut.
10) Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan
pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.

Anda mungkin juga menyukai