1.Kurt Lewin disebut sebagai Bapak Psikologi Soial.
Berawal dari belajar ilmu
fisika dan kimia maka terbentuklah teori medan. Maksud dari teori medan disini adlah bahwa manusia sebagai pribadi yang berada dalam lingkungan psikologis, dengan ruang hidup yang disebut topologi. 2.teori classical conditioning dari Ivan Pavlov. Classical conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya tidak memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat memunculkan. 3.Teori-Teori Belajar Matematika. 1. Teori Belajar Ausubel Menurut Soejadi (2006) mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan ide- ide matematika dalam pembelajaran dikelas pentng dilakukan supaya pembelajaran bermakna. Teori ini mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna dalam mengajar matematika. Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep danprosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik. Kebermaknaan yang dimaksud dapat berupa struktur matematika yang lebih ditonjolkan untuk memudahkan pemahaman. Teori ini mengimplementasikan tentang pernyataan konsep-konsep dalam bentuk bagan, diagram atau peta, yang mana tampak keterkaitan di antara konsep-konsep yang diberikan. Teori ini juga disebut teori holistik karena mempunyai pandangan pentingnya keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian. Bagan atau peta keterkaitan dapat bersifat hierarkis atau bersifat menyebar (distributif), sebagai bentuk lain dari rangkuman, ringkasan atau ikhtisar. 2. Teori Belajar Van Hiele Teori Van Hiele menyatakan ini menekankan kepada seseorang menggunakan pemikirannya untuk belajar dari pengetahuannya yang didapatkan , sebagai suatu pengingat dan sebagai proses berfungsinya kognisi dan pikiran seseorang. Pada teori pembelajaran ini, para pelajar dikenalkan dngan pembelajaran yang dibagi menjadi beberapa tahap, agar proses pembelajaran dapat mudah dipahami. Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori berkaitan dengan pengajaran geometri. Teori ini mengemukakan bahwa tahap berpikir setiap anak berlainan satu sama lain kemudian saling bertukar pikiran, maka kedua orang tersebut tidak akan mengerti. Seorang anak yang berada pada tingkat yang lebih rendah tidak akan mungkin dapat mengerti atau memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak tersebut. Kalaupun dipaksakan maka anak tidak akan memahaminya tapi nanti bisa dengan melalui hafalan. Dengan demikian anak dapat memperkaya pengalaman dan cara berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk meningkatkan tahap berpikirnya ke tahap yang lebih dari tahap sebelumnya. 3. Teori Belajar Vygotsky Teori Vigotsky mengenai peranan interaksi sosial dan daerah perkembangan terdekat (Zone of Proximum Development) mempunyai beberapa teori terhadap pembelajaran matematika . Pembelajaran matematika bertujuan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan kognitif,psikomotor,dan afektif siswa dalam bermatematika. Landasan sosial bagi pembelajaran matematika sangat penting dan merupakan suatu keharusan. Menurut Ernest (1991:42) implikasi teori vygotsky ini diperkuat dengan posisi filsafat kontruktivisme sosial yang berkeyakinan bahwa pengetahuan matematika suatu bentukan (kontruksi) secara sosial. Teori ini mengajarkan pengetahuan matematika dari segi sosial dan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran matematika yang bersifat dua arah yaitu dari segi psikologis siswa yang belajar dan dari segi bahan matematika yang dipelajari dengan menekankan scaffolding pembelajaran yaitu memberikan bantuan secara maksimal kepada anak dalam tahap awal untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar segera setelah ia melakukannya. Proses pembelajaran yang dilaksanakan bersifat interaktif, baik antara siswa dengan guru maupun antar sesasama siswanya sendiri. Dengan interaksi sosial yang interaktif di sekolah dapat mengahsilkan proses pembelajaran yang berkualitas yang sesuai arahan dari kurukulum itu sendiri dengan pembelajaran yang kooperatif sehingga menjadi interaktif sosial. 4. Teori Belajar Jean Piaget Teori ini merupakan proses perkembangan intelektual peserta didik dalam memahami dan menghayati tentang dunia disekitarnya serta menggunakan skema pembelajaran yang baik, supaya konsep dan tujuan pembelajaran bisa terarah. Pendidikan matematika harus diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan peserta didik menemukan kembali matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik juga memberikan peluang pada siswa untuk aktif dalam mempelajari matematika. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang dimulai dari masalah-masalah yang dapat dibayangkan oleh peserta didik, peserta didik diberi kebebasan menemukan strategi sendiri, dan secara perlahan-lahan pendidik membimbing peserta didiknya menyelesaikan masalah tersebut secara matematis. 5. Teori Belajar Throndike Edward LeeThorndike, lahir di Williamsburg, Massachussets pada tahun 1874. Thorndike mendapat gelarsarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun1895, dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, mengikuti kelasnya Williyams James dan merekapuncepat menjadi akrab.dia menerim beasiswa di Colombia, danmendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar di Colombia sampai pension pada tahun 1940.Beliau menerbitkan suatu buku yang berjudul “Animal intelligence,An experimental study of associationprocess in Animal”.Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing,dan burung yang mencerminkan prinsip dasar dari prosesbelajar yang dianut oleh Thorndike belajar adalah terjadinya hubungan antara stimulus dan respons . 4. a. Hukum kesiapan (the law of readiness) 1) Agar proses belajar mencapai hasil yang sebaik-baiknya,maka diperlukan adanya kesiapan dari organisme untukmelakukan belajar. Apabila individu sudah siap untukmelakukan suatu tingkah laku, maka pelaksanaantingkah laku tersebut memberi atau mendatangkankepuasan. 2) Bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkahlaku, tetapi tingkah laku tersebut tidak dilaksanakanmaka akan menimbulkan kekecewaan baginya,sehingga menyebabkan dilakukannya tingkah laku lainuntuk mengurangi kekecewaannya. 3) Apabila seseorang belum siap melakukan suatu tingkahlaku, tetapi ia terpaksa melakukannya, maka akanmenimbulkan ketidakpuasan. 4) Apabila seseorang belum siap melakukan suatu tingkahlaku, dan menunda untuk melakukan tingkah lakutersebut, maka akan menimbulkan kepuasan. b) Hukum Latihan (the law of exercise) 1) Hukum penggunaan; prinsip hukum ini adalahhubungan antara stilumus dan respons yang akanmenjadi semakin kuat jika sering digunakannya. 2) Hukum tidak ada penggunaan; prinsip hukum ini adalahhubungan antara stimulus dan respons yang akanmelemah jika tidak diikuti dengan pengulangan(latihan). c) Hukum Akibat (the law of effect) Hukum ini berbunyi “hubungan antar stimulus danrespons diperkuat apabila akibatnya memuaskan dan akanmelemah apabila akibatnya tidak memuaskan”. Suatuperbuatan yang menyebabkan kesenangan atau kepuasancenderung untuk diulang, sebaliknya apabila tidakmenyenangkan akan cenderung dihentikan. Aplikasi Teori Thorndike dalam Pembelajaran Matematika 1) Guru harus tahu, bahwa siswa lebih minat belajar ketikamereka merasa berkebutuhan dan berkepentingan padapelajaran tersebut. maka guru harus memastikan bahwakegiatan belajar tersebut penting bagi siswa. 2) Kesiapan merupakan prasyarat untuk belajar, karena itu guru disarankan untuk mempertimbangkan kemampuanmental atau kognitif peserta didik ketika merencanakankurikulum atau isi instruksional. 3) Guru harus menyadari fakta bahwa siswa ingin mengulangitindakan yang mereka terima sebagai hal positif. Olehkarena itu, guru harus selalu menggunakan berbagai strategimotivasi untuk mempertahankan minat belajar siswa dikelas. 4) Guru harus selalu meghadirkan bahan secara logis dan carayang lebih koheren. Ini adalah cara utama menangkap danmempertahankan kepentingan peserta didik dalam kegiatanpedagogis. 5) Guru harus mempertimbangkan penggunaan hukumansebagai pilihan terakhir dalam mengurangi perilaku yangtidak diinginkan di kelasnya. Ini disebabkan hukuman tidak bisa benar-benar mengatasi masalah dan itu akan membuatsiswa menjadi lebih keras di kelas.Guru harus menyadaripentingnya latihan atau praktek dalam proses pembelajaran.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu