Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

(PEMBANDING)
“TEORI
BELAJAR
MATEMATIKA”
Dosen Pengampu :
Ira Rahmayuni Jusar S.Si,M.Pd.
Anggota Kelompok 3:

01 Shallu Laila Isky 04 Gebi Wijaya


2110013411014 2110013411038
Icha Berliana
Annisa
02 2110013411018
05 Arsi
2110013411132

03 Annisa Meilia 06 Windi Sefia


21100134110 21100134110
A. Pengertian Teori Belajar
• Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-
kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie
dalam grendel 1991 : 5 (Hamzah Uno, 2006:4).
• Menurut Thorndike belajar adalah perubahan tingkah laku bisa
berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak dapat
diamati.
• Jadi, Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat
tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru
dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
B. Jenis-Jenis
Teori Belajar
1. Teori Belajar Bruner
Menurut Bruner, dalam belajar matematika siswa
harus dapat menemukan keteraturan
dengan cara mengotak-atik bahan-bahan yang
berhubungan dengan keteraturan intuitif yang
sudah dimiliknya. Dengan demikian siswa harus
terlibat aktif secara mental agar dapat mengenal
konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang
sedang dibicarakan, dan siswa akan memahami
materi yang harus dikuasainya itu.
Menurut Bruner dalam Aisyah (2007), terdapat
tiga model tahapan perkembangan kognitif
manusia, yaitu :

1). Model Tahap Enaktif


2). Model Tahap Ikonik
3). Model Tahap Simbolis
2. Teori Belajar Dienes
Menurut Dienes, permainan matematika sangat penting sebab
operasi matematika dalam permainan tersebut menunjukkan aturan
secara kongkret dan lebih membimbing dan menajamkan pengertian
matematika pada siswa. Dapat dikatakan bahwa objek-objek kongkret
dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam
pembelajaran matematika jika dimanipulasi dengan baik. Teori
belajar Dienes pada prinsipnya sangat relevan dengan teori
perkembangan kognitif Piaget dan konsep Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Dienes dalam Subarinah (2006) bependapat bahwa konsep-konsep
matematika akan mudah dan berhasil untuk dipelajari apabila melalui
tahapan tertentu yang dibedakan dalam 6 tahapan, yaitu :

1). Permainan Bebas (Free Play)


2). Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
3). Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
4). Permainan Representasi (Representation)
5). Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
6). Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
3. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne pembelajaran harus dikondisikan untuk
memunculkan respons yang diharapkan. Gagne beranggapan bahwa
tingkah laku manusia yang sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan
dari belajar. Kita dapat mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian
rupa sehingga dapat diambil implikasinya yang bermanfaat dalam
proses belajar. Gagne mengemukakan bahwa keterampilan-
keterampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut
kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas. Kapabilitas
merupakan kemampuan yang dimiliki manusia karena ia belajar.
Kapabilitas dapat diibaratkan sebagai tingkah laku akhir dan
ditempatkan pada puncak membentuk suatu piramida.
4.TEORI BELAJAR VAN
HIELE Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah melakukan
penelitian tentang perkembangan kognitif siswa dalam memahami geometri. Van Hiele
menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu: tahap pengenalan,
analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Dalam tahap pengenalan, siswa baru
berada pada tahap mengenal jenis dan bentuk
bangun datar dan/ atau bangun ruang. Dalam hal ini, bangun datar dan/atau bangun ruang,
disingkat dengan bangun dalam geometri.
Van Hiele juga menyatakan bahwa dalam pembelajaran geometri, terdapat 5 fase,
yaitu
1. fase informasi, guru dan siswa menggunakan tanya-jawab dan kegiatan tentang objek-
objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa sambil melakukan observasi dan kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari
pengalaman awal siswa tentang topik yang dibahas, guru mempelajari petunjuk yang
muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
2. fase orientasi, siswa mempelajari geometri melalui alat peraga yang sudah dipersiapkan
oleh guru sampai siswa memahami ciri-ciri sifat komponen dan hubungan antar
komponen dalam bangun geometri
3. fase eksplisitasi/penjelasan, guru membantu siswa supaya siswa dapat menggunakan
bahasa yang tepat dan akurat. Penjelasan dari guru ini akan berlangsung sampai system
hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata.
4. fase orientasi bebas, siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas
yang memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas
yang open-ended. Melalui orientasi di antara para siswa dalam bidang investigasi, banyak
hubungan antar objek menjadi jelas.
5. fase integrasi, siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari dan
guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara
global terhadap apa yang telah dipelajari sehingga siswa mencapai tahap berpikir yang
baru.
5. TEORI BELAJAR BROWNELL
William Brownell (1935) mengemukakan teori belajar matematika SD dalam bentuk
Meaning Theory sebagai alternative dari Drill Theory yang sudah dikembangkan
sebelumnya.
Teori drill dalam pembelajaran matematika dikembangkan oleh Edward L.
Thorndike (1874 –1949). Menurut teori drill ikatan antara stimulus dan respon akan bias
dicapai oleh siswa melalui latihan berulang-ulang atau latihan menghafal. Intisari
pengajaran matematika menurut teori drill ini adalah sebagai berikut :
1. Matematika dianalisis sebagai kumpulan fakta/unsure yang berdiri sendiri dan tidak
saling berkaitan
2. Siswa diwajibkan menguasai banyak unsure matematika tanpa perlu memperhatikan
pengertiannya
3. Siswa mempelajari unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam
kesempatan lain
4. Siswa akan mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui
pengulangan atau drill.
Kesimpulan
Mempelajari teori belajar akan sangat bermanfaat untuk menentukan dan
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik materi matematika yang akan dibahas. Pembelajaran matematika pada
tingkat pendidikan dasar terutama pembelajaran matematika di tingkat SD
diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa sehingga guru
hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif, dan efisien sesuai dengan
kurikulum dan pola pikir siswa. Akibatnya, siswa SD dapat memahami dan
menerima materi matematika yang sifatnya abstrak ini dengan mudah, dan siswa
dapat menerapkan dan menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa akan belajar
matematika dengan gembira dan semangat sehingga matematika bukan lagi
menjadi mata pelajaran yang menakutkan dan menjadi momok bagi siswa tetapi
berubah menjadi mata pelajaran yang ditunggu dan disenangi oleh siswa.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai