KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
seseorang tentang bidang ilmu tertentu, pada waktu tertentu, dan sejauh
7
baru. Hasil penelitian melaporkan bahwa pengetahuan awal seseorang
berikutnya.
8
Ausubel menjelaskan dalam (Soeparman Kardil, 2003: 3), bahwa
dengan konsep yang sudah ada. Jika materi yang baru sangat
bertentangan dengan struktur kognitif yang ada atau tidak dapat dikaitkan
dengan konsep yang sudah ada, maka materi baru tersebut tidak dipahami
konsep baru.
dipertahankan.
2. Aktivitas Belajar
9
fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah
yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan
10
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa. Hal ini akan
peningkatan prestasi.
klasifikasi yaitu:
a. Visual Activities
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati percobaan,
mengamati orang lain bekerja.
b. Oral Activities
Mengemukakan pendapat, menghubungkan suatu kejadian,
memberi saran, mengajukan pertanyaan.
c. Listening Activities
Mendengarkan penjelasan guru.
d. Writing Activities
Mengerjakan latihan, menulis catatan, menulis cerita, membuat
karangan, mengisi angket, dan mengerjakan tes.
e. Drawing Activities
Menggambar grafik, membuat pola, chart dan diagram.
f. Motor Activities
Melakukan percobaan, melaksanakan pameran,
menyelenggarakan permainan dan lain-lain.
g. Mental activities
Memecahkan masalah, membuat keputusan, menganalisa.
h. Emotional Activities
Bersemangat, menaruh minat.
11
Oemar Hamalik (2001: 175) Aktivitas sangat besar nilainya bagi
3. Hasil Belajar
Menurut A.J Romizowki dalam Asep Jihad (2008: 14) hasil belajar
12
dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
d. Keterampilan berinteraksi
13
nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi
pembelajaran.
belajarnya.
hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan
14
1. Domain Kognitif
a. Pengetahuan (knowledge). Jenjang yang paling rendah
dalam kemampuan kognitif meliputi pengingatan hal-hal
yang bersifat kusus atau universal, mengetahui metode dan
proses, pengingat terhadap suatu pola, struktur atau seting.
b. Pemahaman (comprehension). Jenjang seting di atas
pengetahuan ini meliputi penerimaan dalam komunikasi
secara akurat, menetapkan hasil komunikasi secara akurat,
menettapkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang
berbeda, mengkoordinasikannya secara setingkat tanpa
merubah pengeryian dan dapat mengekplorasikan.
c. Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi
yang baru.
d. Analisa. Jenjang yang keempat ini berhubungan dengan
kemampuan anak dalam memisah-misah suatu materi
menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi di
antara bagian-bagian itu dengan cara mencari materi yang
terorganisir.
e. Sintesa. Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sulit dari
analisa, ini meliputi anak untuk menempatkan bagian-bagian
elemen sehingga membentuk keseluruhan yang koheren.
f. Evaluasi. Jenjang ini adalah paling atas atau yang dianggap
paling sulit dalam kemempuan pengetahuan anak didik,
melipiti kemampuan anak didik dalam mengambil
keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai
suatu tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan masalah, metoda,
materi dan lain-lain.
2. Domain kemampuan sikap (affective)
a. Menerima atau memperhatikan. Jenjang ini akan meliputi
sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu phenomena
tertentu atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan
perilaku kognitif. Termasuk didalamnya juga keinginan
untuk menerima atau memperhatikan.
b. Merespon. Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara
puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu
kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah
kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya.
c. Penghargaan. Pada level ini perilaku anak didik adalah
konsisten dan stabil tidaknya hanya dalam persetujuan
terhadap suatu nilai.
d. Mengorganisasikan. Dalam jenjang ini anak didik
membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun
perilaku.
e. Mempribadikan. Pada tingkat akhir sudah ada internalisasi,
nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu,
15
diorganisasikan ke dalam suatu sitem yang bersifat internal,
memiliki kontrol perilaku.
3. Ranah psikomotorik
a. Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu
action yang dapat diamati, maka akan mulai membuat turuan
terhadap action itu sampai pada tingkat sistim otot-ototnya
dan dituntut oleh dorongan kata hari untuk menirukan.
b. Manipufasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan
suatu action seperti yang diajarkan.
c. Keseksamaan. Meliputi kemampuan anak didik dalam
penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang
lebih tinggi dalam mereproduksi suatu kegiatan tertentu.
d. Artikulasi. Yang utama disini anak didik telah dapat
mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan
urutan secara tepat diantara action yang berbeda-beda.
e. Naturalisasi. Tingkat akhir dari kemampuan psikomotorik
adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami
suatu action atau sejumlah action yang urut.
proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dati
seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari
segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa.
Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang
16
siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
serta rumus. Namun lebih dari itu, belajar fisika berarti juga belajar
17
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh atau
Sikap positif yang dimaksud merupakan sikap keilmuan yang antara lain:
alat, sangat mungkin terjadi apabila suatu metode hanya diterapkan pada
pokok bahasan tertentu, atau hanya sebagai langkah yang dapat dialami
siswa pada suatu pokok bahasan tertentu, atau hanya sebagian langkah
yang dapat dialami siswa pada suatu pokok bahasan namun pada pokok
18
Soeparman Kardi (2003) dalam Napsin Palisoa (2007: 33) Model
awal
proses belajar secara aktif. Secara singkat sintaks tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1.
19
Model pembelajaran Advanced Organizer sangat bermanfaat untuk
kepada siswa secara sistemik isi materi bidang studi. Setahap demi
pokok
6. Materi
a. Pengenalan AVOmeter
AVOmeter berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V”
untuk volt, dan “O” untuk ohm. AVOmeter merupakan alat ukur
1. Skala
dengan rentang angka dan warna yang berbeda. Skala ada simbol
20
Ω hanya digunakan dalam pembacaan nilai hambatan. Terdapat
DC/AC dan kuat arus listrik DC. Tiga skala dengan rentang
jarum, maka harus dilihat secara tegak lurus pada jarum. “Untuk
balik).
21
DC V : khusus untuk mengukur tegangan listrik DC. Misalnya
komponen.
komponen
jarum pada angka nol yang letaknya paling kiri pada skala.
nol.
mengukur hambatan.
6. Probe
warna hitam.
22
7. Terminal Pengukuran
23
2. Mengukur Tegangan Listrik
24
a. Pemilihan fungsi amperemeter dengan memutar selektor
sebagai alat ukur kuat arus listrik. Memilih batas ukur yang
terbesar.
berikut:
Penelitian pada dasarnya tidak beranjak dari nol, akan tetapi pada
umumnya telah ada acuan yang mendasari atas penelitian yang sejenis.
Oleh karena itu perlu mengenali penelitian terdahulu dan yang ada
tujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat terlaksana dengan baik.
25
Rencana Pembelajaran Dalam Upaya Optimalisasi Kegiatan Pembelajaran
Fisika SMA. Dimana kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan
TGT dengan media kartu domino dengan kelas yang menggunakan model
C. Kerangka berpikir
26
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat mengajar hendaknya
terhadap aktivitas dan hasil belajar pada diri siswa. Salah satu model
diajarkan, sehingga respon siswa terhadap materi yang diajarkan lebih baik
kembali materi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari, dan
27
berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dan membantu siswa
memahami suatu materi pelajaran, maka hasil belajar siswa rendah. Hasil
belajar tinggi atau baik, jika kesulitan siswa dalam mempelajari suatu
baik pula. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam menyelesaikan
interaksi sosial baik antara siswa dengan siswa, ataupun siswa dengan
guru.
28
menyebabkan pembelajaran tidak maksimal. Sebagian siswa datang ke
pasif. Siswa hanya mendengar apa yang disampaikan oleh guru didepan
29
Adapun Paradigma kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
a. Mengarahkan
dan menolong
siswa
Menyebabkan mengingat
Aktivitas
peningkatan kembali
informasi
yang
Hasil berhubungan
belajar dengan materi
yang akan
dipelajari
b. Membantu
menanamkan
pengetahuan
baru
30
D. Hipotesis
Dinamis.
Dinamis.
31