Anda di halaman 1dari 3

Mind Mapping

Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi
kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat
berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil
setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.

2.1.1.1. Teori Belajar Kognitif

Dukungan untuk strategi-strategi belajar terutama datang dari teori-teori pembelajaran kognitif
menekankan pada “proses” belajar dengan berpikir yang sangat kompleks melalui proses interaksi
dengan lingkungannya. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky dan teori-teori pemrosesan
informasi. Ide pokok teori ini adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri.
Sehingga siswa diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar
sedangkan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (Riyanto, 2009).

Teori Piaget

Piaget menyatakan, bahwa anak membangun sendiri sekemanya serta membangun konsep-
konsep melalui pengalaman-pengalamannya. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari
tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Teori ini berpendapat bahwa guru berperan
sebagai fasilitator bukan sekedar pemberi informasi. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaran adalah :

a. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.

b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya (Syamsudin, 2007).

b. Teori Vygotsky

Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan yaitu apa yang diketahui
siswa bukanlah copy apa yang mereka temukan didalam lingkungan, tetapi sebagai hasil dari pikiran dan
kegiatan siswa. Menurut teori Vygotsky siswa perlu belajar dan bekerja secara berkelompok sehingga
siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan bantuan guru terhadap siswa dalam kegiatan
pembelajaran (Syamsudin, 2007).
Ini didukung juga oleh karya Vygotsky dari dua sumber teoritiknya, yaitu karya Vygotsky, yang
menekankan tiga ide utama: bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru
dan sulit serta mengkaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui; bahwa interaksi
dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual, dan peran utama guru adalah bertindak
sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.

Pandangan Vygotsky dan ahli psikologi kognitif dalam memahami penggunaan strategi-strategi
belajar adalah penting dengan tiga alasan yaitu: (a) pengetahuan awal berperan dalam proses belajar,
(b) memahami apa pengetahuan itu dan perbedaan di antara berbagai jenis pengetahuan, dan (c)
membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh oleh manusia dan diproses di dalam sistem
memori otak. Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak
bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi (Nur, 2000).

c. Teori David Ausubel

Teori kognitif lainnya yaitu David P. Ausubel mengemukakan bahwa belajar dengan hafalan berbeda
dengan belajar bermakna. Menghafal sebenarnya mendapatkan informasi yang diperoleh tersebut ke
dalam struktur kognitif belajar. Hafalan adalah suatu proses belajar yang dilakukan dengan mengingat
kata demi kata. Sedangkan belajar bermakna merupakan rangkaian proses belajar yang memberikan
hasil bermakna. Belajar dikatakan bermakna jika informasi yang dipelajari siswa disusun sesuai dengan
struktur kognitif siswa, sehingga siswa dapat mengkaitkan pengetahuan baru tersebut dengan struktur
kognitifnya (Riyanto, 2009).

Menurut Ausubel, siswa akan belajar denga baik jika apa yang disebut “pengatur kemajuan
(belajar)” advance organizers didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa
untuk mengkaitkan bahan-bahan pembelajaran baru dengan pengetahuan awal (Riyanto, 2009).
Pengorganisasian awal, menurut Ausubel, menggarisbawahi ide-ide utama dalam suatu situasi
pembelajaran yang baru dan mengkaitkan ide-ide baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada
pada pembelajaran. Pengorganisasian awal dibuat dalam berbagai macam bentuk. Organisasi awal
dapat berupa penjelasan verbal, kutipan dari suatu buku, gambar atau diagram. Pengorganisasian awal
juga dapat digunakan untuk memperkenalkan siswa pada uraian-uraian pada buku teks. Pengatur
kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mencakup semua isi pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa (Ahmadi, 2004).

Model pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada
aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur,
algoritma dan semacamnya.
menurut Jerome Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati
permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”. Dengan demikian di dalam
pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa
dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari
jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).

Make a Match

Mencari Pasangan (Lorna Curran, 1994)

Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap
siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari
kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu
dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.

Metode Percobaan

Metode percobaan merupakan metode pengajaran dengan menggunakan action berupa praktikum atau
percobaan lab. Masing masing siswa dengan ini mampu melihat proses dengan nyata dan belajar secara
langsung.

Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar dengan memanfaatkan lingkungan, lokasi, atau
tempat- tempat yang memiliki sumber pengetahuan bagi siswa. Metode mengajar ini dilakukan dengan
pendampingan oleh guru ataupun orang tua jika usianya masih terlalu muda. Pendampingan dilakukan
untuk menunjukkan sumber pengetahuan yang perlu dipahami oleh siswa. Metode karya wisata ini bisa
dilakukan di tempat tempat sejarah, di alam, atau lainnya.

Anda mungkin juga menyukai