Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodogi Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Dyan Falasifa Tsani, M.Pd

Disusun oleh:
Dwi Zuli Anas (1908056016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne


Teori belajar Robert M. Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara
behaviorisme dan kognitisme yang berpangkal pada teori pemrosesan informasi
(Ratumanan, 2004). Pada teori pemrosesan informasi, timbul adanya interaksi antara
kondisi internal dan eksternal individu. Kondisi internal sebagai keadaan diri individu
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam diri
individu sedangkan kondisi eksternal sebagai rangsangan dari lingkungan yang dapat
mempengaruhi individu dalam pembelajaran.
Teori belajar Robert. M. Gagne ini membantu guru untuk memahami proses
belajar yang terjadi di dalam diri peserta didik, mengerti kondisi-kondisi dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar, peserta
didik sehingga dapat bertindak secara tepat. Menurut Gagne, ada lima kemampuan
belajar, yaitu: (1) keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal, (4)
keterampilan motorik, dan (5) sikap.

Kelebihan :
1. Mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran
Teori Gagne mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran yang akan
dilakukan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur. Selain itu
agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi sebaik mungkin.
2. Memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan
Menurut gagne rancangan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks
menyajikan peristiwa pembelajaran untuk urutan keterampilan yang ada dalam
prosedur dan hirarki belajar.
3. Cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa.
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Dapat dikendalikan
Mulai dari identifikasi kapabilitas yang akan dipelajari, analisis tugas atas tujuan,
pemilihan peristiwa pembelajaran yang cocok, semua dapat disusun. Sehingga
pembelajaran yang diinginkan dapat dikendalikan guru agar mendapatkan hasil yang
maksimal.

1 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


B. Teori Belajar Menurut Jean Piaget
Jean Piaget mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila ada
aktivitas individu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya.
Interaksi Individu dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan
pandangannya terhadap alam. Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, individu
yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan
berubah pandangannya menjadi obyektif.
Piaget mengemukakan bahwa, perkembangan kognitif memiliki peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Perkembangan kognitif pada dasarnya merupakan
proses mental. Proses mental tersebut pada hakekatnya merupakan perkembangan
kemampuan penalaran logis (development of ability to respon logically). Bagi Piaget,
berfikir dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar mengerti.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan dari teori ini, diantaranya
(1) Individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri. (2) Individualisasi dalam
pembelajaran.

Kelebihan :

1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.


2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
3. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem
solving)
4. Dapat meningkatkan motivasi

Kekurangan :

1. Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.


2. Sulit dipraktikkan, khususnya di tingkat lanjut.
3. Tidak dapat diukur hanya satu orang siswasaja, melainkan kita harus melihat
kemampuan mereka

C. Teori Belajar Menurut Dienes


Teori belajar Dienes pada prinsipnya sangat relevan dengan teori perkembangan
intelektual Piaget dan konsep Pembelajaran Aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM). Teori belajar Dienes yang menekankan pada tahapan permainan yang berarti
pembelajaran yang diarahkan pada proses melibatkan anak didik dalam belajar. Hal ini
berarti proses pembelajaran dapat membangkitkan dan membuat anak didik senang dalam
belajar. Oleh karena itu teori belajar Dienes ini sangat terkait dengan konsep

2 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


pembelajaran dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan).
Perkembangan konsep matematika menurut Dienes (dalam Resnick, 1981) dapat
dicapai melalui pola berkelanjutan, yang setiap seri dalam rangkaian kegiatan belajar dari
kongkret ke simbolik. Tahap belajar adalah interaksi yang direncanakan antara yang satu
segmen struktur pengetahuan dan belajar aktif, yang dilakukan melalui media matematika
yang disain secara khusus. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu (1)
Permainan Bebas (Free Play) (2) Permainan yang Menggunakan Aturan (Games) (3)
Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities) (4) Permainan Representasi
(Representation) (5) Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization) (6) Permainan
dengan Formalisasi (Formalization).

Kelebihan :

1. Karena teori Dienes ini menggunakan permainan-permainan matematis yang konkret


dan bersifat menyenangkan, maka point matematika dalam bidang ini akan melekat
sangat lama dalam pikiran siswa. 
2. Konsep yang lebih baik dipahami dapat lebih mengakar karena siswa
membuktikannya sendiri.
3. Penerapan teori ini membantu siswa memahami materi dengan konsep dasar yang
tepat dan sangat baik.
4. Dominasi guru berkurang dan siswa lebih aktif
5. Dengan banyaknya contoh dengan melakukan permainan siswa dapat menerapkan ke
dalam situasi yang lain.

Kekurangan :

1. Tidak semua materi dapat menggunakan teori belajar Dienes, karena teori ini lebih
mengarah kepermainan.
2. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam ketrampilan bermain.
3. Bila pengajar tidak memiliki kemampuan mengarahkan siswa maka siswa cenderung
hanya bermain tanpa berusaha memahami konsep.

D. Teori Belajar Menurut J. S Bruner


Bruner menyatakan, belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan
manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Teori kognisi J. S Bruner menekankan pada cara individu mengorganisasikan apa yang
telah dialami dan dipelajari, sehingga individu mampu menemukan dan mengembangkan
3 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
sendiri konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip melalui contoh-contoh yang dijumpai
dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan proses belajar, menurut Bruner diperlukan
lingkungan yang dinamakan “discovery learnig envoirment” atau lingkungan yang
mendukung individu untuk melakukan eksplorasi dan penemuan-penemuan baru.
Menurut Bruner, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan
yang terjadi dalam proses belajar. Guru harus menciptakan situasi belajar yang
problematis, menstimulus siswa dengan pertanyaanpertanyaan, mencari jawaban sendiri
dan melakukan eksperimen.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan dari teori ini, diantaranya
(1) Partisipasi aktif individu dan mengenal perbedaan. (2) Guru sebagai tutor, fasilitator,
motivator dan evaluator.

Kelebihan :

1. Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah


bermakna.

2. Pengetahuan yang diperoleh si belajar akan tertinggal lama dan mudah


diingat.

3. Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab


yang diinginkan dalam belajar agar si belajar dapat mendemonstrasikan pengetahuan
yang diterima.

4. Transfer dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri


oleh si belajar daripada disajikan dalam bentuk jadi.

5. Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam


menciptakan motivasi belajar.

6. Meningkatkan penalaran si belajar dan kemampuan untuk berfikir secara


bebas.

Kelemahan :

1. Belajar Penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila kurang cerdas,
hasilnya kurang efektif.

2. Teori belajar seperti ini memakan waktu cukup lama dan kalau kurang terpimpin atau
kurang terarah dapat menyebabkan kekacauan dan kekaburan atas materi yang
dipelajari.

E. Teori Belajar Menurut Van Hiele

4 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Teori belajar Van Hiele merupakan teori belajar yang terfokus kepada materi
geometri. Teori yang dikemukakan oleh Van Hiele berisikan bahwa dalam mempelajari
geometri siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap
tertentu. Tahap berfikir atau tingkat kognitif siswa tersebut terdiri dari 1) tingkat
visualisasi disebut juga dengan tingkat pengenalan, 2) tingkat analisis disebut juga
dengan tingkat deskriptif, 3) tingkat abstraksi (deduksi informal) disebut juga tingkat
pengurutan atau tingkat relasional, 4) tingkat deduksi formal, dan 5) tingkat rigor disebut
juga tingkat matematis. Dalam pelaksanaannya di kelas Van Hiele menetapkan beberapa
fase-fase pembelajaran yaitu fase 1) Informasi berisikan tanya jawab untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa, fase 2) Orientasi langsung fase ini berisikan tentang siswa
menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat disiapkan guru untuk
melakukan serangkain observasi, fase 3) Penjelasan merupakan siswa menyatakan
pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi, fase 4) Orientasi bebas
pada fase ini siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang
memerlukan banyak langkah, tugas-tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan
tugas-tugas open ended, dan fase 5) Integrasi pada fase ini siswa meninjau kembali dan
meringkas apa yang telah dipelajari. Penerapan teori belajar Van Hiele lebih menekankan
pada aktivitas siswa, karena aktivitas siswa merupakan hal yang terpenting dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar ini.
Dalam mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar geometri, cara yang
dapat ditempuh adalah dengan menerapkan teori belajar Van Hiele. Menurut teori Van
Hiele siswa bekerja sesuai dengan tahap-tahap proses berpikir siswa itu sendiri, sehingga
siswa semakin tertarik untuk belajar. Teori belajar van Hiele terdiri dari tiga aspek yaitu:
keberadaan level-level tersebut, sifat tiap level, dan perpindahan dari satu level ke level
berikutnya Usiskin (1982). (1) Keberadaan level-level teori belajar Van Hiele, terdapat
lima tingkat dari cara pemahaman geometri dalam teori belajar van Hiele. Tiap tingkatan
menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-
tingkatan tersebut menjelaskan bagaimana kita berpikir dan jenis ide-ide geometri apa
yang kita pikirkan, bukannya berapa banyak pengetahuan yang kita miliki (Walle, 2008);
(2) Sifat Tiap Level, sudah melekat dalam teori belajar Van Hiele bahwa dalam
memahami geometri, seseorang harus melalui level tersebut secara berurutan. Hal ini
disebut sebagai sifat terurut dari level tersebut. a) Sifat 1: Siswa tidak dapat berada pada
level n tanpa melalui level n-1; b) Sifat 2: Pada setiap level berpikir, apa yang instrinsik
di level sebelumnya menjadi ekstrinsik di level sekarang; c) Sifat 3: Setiap level memiliki
simbolsimbol lingustik tersendiri dan jalinan hubungan hubungannya menghubungkan
simbol-simbol tersebut; d) Sifat 4: Dua orang yang berdebat pada tahap yang berbeda
tidak dapat saling memahami satu sama lain; (3) Perpindahan dari level ke level, Van
Hiele menyakini bahwan perkembangan kognitif dalam geometri dapat dipercepat

5 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


dengan pembelajaran. Untuk meningkatan tahap berfikir siswa dari suatu tahap ke tahap
berikutnya, Van Hiele (Mika, dkk, 2016:335-336) memberikan lima fase pembelajaran
yaitu: (1) fase informasi (information), (2) fase orientasi terarah (directed orientation), (3)
fase penegasan (explication), (4) fase orientasi bebas (free orientation) dan (5) fase
integrasi (integration).

Kelebihan :

1. Kemampuan pemahaman belajar siswa lebih baik.


2. Kemapuan komunikasi matematika siswa lebih baik.
3. Bersifat intrinsik dan ekstrinsik, yakni objek yang masih kurang jelas akan menjadi
objek yang jelas pada tahap berikutnya.

Kekurangan :

1. Seorang siswa tidak dapat berjalan lancar pada suatu tingkat dalam pembelajaran
yang diberikan tanpa penguasaan konsep pada tingkat sebelumnya yang
memungkinkan siswa untuk berpikir secara intuitif di setiap tingkay terdahulu.
2. Apabila tingkat pemikiran siswa lebih rendah dari bahasa pengajarannya maka ia
tidak akan emmahami pengajaran tersebut.
3. Teori yang dikemukakan oleh van hiele memang lebih sempit dibandingkan teori
yang dikemukakan piaget dan dienes, karena ia hanya mengkhususkan pada
pembelajaran geometri saja.

F. Teori Belajar Menurut Brownell


Menurut William Brownell (1935) bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan
suatu proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa belajar matematika itu harus
merupakan belajar bermakna dan pengertian. Pada penelitiannya pada pembelajaran anak
khususnya pada aritmatika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar
bermakna dan belajar pengertian atau yang dikenal dengan Meaning Theory (teori
bermakna) dan dalam perkembangannya ia meletakkan pondasi munculnya matematika
baru. Hal ini sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan bahwa latihan hafal atau drill
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan setelah tertanamnya
pengertian. Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna bukan hanya
sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori drill dalam
pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau stimulus
respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika khususnya
aritmatika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran.

6 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Proses pembelajaran yang lebih baik adalah proses yang memungkinkan siswa
aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.
Model ini dikenal sebagai pembelajaran aktif. Hal ini sesuai bahwa Pembelajaran aktif
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun
siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Brownell (1995),
pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar
melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analisis dan kritis terhadap
topik atau permasalahan yang dibahas.
2. Siswa tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran tersebut.
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi        pelajaran.
4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan      evaluasi.
5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

G. Teori Belajar Menurut Thorndike


Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbantuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dan respon (R). Teori Thorndike
disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Hal ini terjadi karena
menurut pandangan Thorndike bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus
dan respon. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit,
yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan,
anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu dengan adanya
sistem pemberian hadiah, akan membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Kelebihan

1. Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan,


anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. 
2. Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error  dalam teori ini orang yang
bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya sehingga orang
akan terbiasa berpikir dan terbiasa mengembangkan pikirannya.
3. Teori ini mengarahkan anak untuk berfikir linier dan konvergen.
4. Membantu  guru dalam menyelesaikan indikator pembelajaran Matematika.

7 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Kekurangan

1. Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab
banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang
tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan antara stimulus dan respon. 
2. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan
amtara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.
3. Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan
dengan hewan.
4. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon.
5. Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka pengertian tidak dipandangnya
sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai
unsur yang pokok dalam belajar. 

H. Teori Belajar Menurut Skinner

Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak
lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).
Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi
dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
b. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan
respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf).
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
benar diberi penguat.
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

8 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya
g. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Kelebihan :
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.

Kekurangan :
Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B.
G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap;
analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon
sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian.
Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat
membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat
akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery
learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

I. Teori Belajar Menurut Ausubel


Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna. Materi yang dipelajari
diasimilasikan secara non arbitrer dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya ia mengemukakan bahwa yang perlu diperhatikan seorang guru ialah
strategi mengajarnya. Contoh pelajaran berhitung bisa menjadi tidak berhasil jika siswa
hanya disuruh menghafal formula-formula tanpa mengetahui arti formula-formula itu.
Sebaliknya bisa lebih bermakna jika murid diajari fungsi dan arti dari formula-formula
tersebut.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan dari teori ini, diantaranya
(1) Kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada kebermaknaan. (2) Belajar bermakna
akan berhasil apabila ada motivasi intrinsic dari dalam diri siswa.

Kelebihan :
1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat. 
2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat
meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses
belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang mirip

9 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


3. Informasi yang telah dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih
meninggalkan bekas, sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi
pelajaran yang mirip walaupun telah lupa.
Kekurangan :
1. Tidak efektif jika digunakan di tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan
langsung akan menyita banyak waktu.
2. Informasi yang dipelajari secara hafalan tidak lama diingat

J. Teori Belajar Menurut Pavlov


Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan
netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov
tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme.
Aplikasi teori Pavlov terhadap pembelajaran siswa yaitu : mementingkan
pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian, mementingkan peranan reaksi,
mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon,
mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya, mementingkan
pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan, hasil belajar yang dicapai
adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Kelebihan :

Cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan


pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleks, daya tahan dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-
anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk- bentuk penghargaan langsung
seperti diberi permen atau pujian.

Kekurangan :

Proses pembelajaran sangat tidak menyenangkan bagi siswa karena guru sebagai
sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, Perlu motivasi dari
luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan
dipandang sebagai belajar yang efektif. Guru tidak memperhatikan individual-
differences.

10 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


K. Teori Belajar Menurut Bandura
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku,
tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada
perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Salah satu asumsi paling awal
mendasari teori pembelajaran sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan
sanggup mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku. Meskipun
manusia dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung, namun lebih banyak
yang mereka pelajari dari aktivitas mengamati perilaku orang lain.
Inti dari pembelajaran modeling adalah (1) Mencakup penambahan dan
pencarian perilaku yang diamati, untuk kemudian melakukan generalisasi dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. (2) Modeling melibatkan proses-proses kognitif, jadi
tidak hanya meniru. Tetapi menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain. (3)
Karakteristik modeling sangat penting. Artinya konsekuensi dari perilaku yang
dimodelkan dapat memberikan efek bagi pengamatnya.(4) Manusia bertindak
berdasarkan kesadaran tertentu mengenai apa yang bisa ditiru dan apa yang tidak bisa.

Kelebihan :

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,


karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui
system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata
– mata reflex atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat
interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Kekurangan :

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan
tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang
menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative ,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

11 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Rineka Cipta. 2005

https://118.98.227.127/index.php/jurnalteknodik/article/view/421/269 Diakses pada 27 Februari


2021

http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf Diakses pada 27 Februari


2021

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan/PengembanganPembelajaranMatematika
_UNIT_2_0.pdf Diakses pada 27 Februari 2021

http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf Diakses pada 27 Februari


2021

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu/article/view/213/192#:~:text=Teori%20belajar
%20Van%20Hiele%20merupakan,berpikir%20melalui%20tahap%2Dtahap%20tertentu Diakses
pada 28 Februari 2021

http://thabilkharisma.blogspot.com/2012/01/teori-belajar-arthur-william-brownell.html Diakses
pada 27 Februari 2021

https://lib.unnes.ac.id/24500/1/1401412495.pdf Diakses pada 28 Februari 2021

http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf Diakses pada 28 Februari


2021

https://lib.unnes.ac.id/24500/1/1401412495.pdf Diakses pada 28 Februari 2021

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/article/view/7803 Diakses pada 28 Februari 2021

12 | TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Anda mungkin juga menyukai