Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada

siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa

dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis

juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru,

sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.

Hal ini sesuai dengan  Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar

pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik

adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu

agar bahan yang disampaikan dipahami  sepenuhnya oleh siswa (Herdian, 2010).

Guru setiap saat dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Kompleksitas

pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan, lingkungan kerja, lemahnya hubungan

dengan para siswa, iklim dan kultur sekolah yang tidak kondusif merupakan sumber-

sumber masalah bagi guru. Suatu studi terbaru di Australia yang dilakukan Thomas,

Clarke & Lavery, (2003) menemukan bahwa tekanan waktu dan beban kerja yang

berlebihan, harapan-harapan orang tua dan sikap negatif masyarakat merupakan

sumber masalah yang dihadapi guru saat ini (Ekawarna, 2010).


1. Identifikasi maslah

Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu guru bidang studi matematika

kelas VII di SMP Negeri 3 Air Sugihan, salah satu permasalahan dalam pembelajaran

matematika di kelas VII semester II adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pokok

bahasan bangun datar. Hal tersebut dapat dilihat dari data tentang rata-rata hasil

belajar siswa dalam tiga tahun terakhir pada pokok bahasan bangun datar adalah 61,5

pada tahun 2008/2009; 59,7 pada tahun 2009/2010; dan 63,5 pada tahun 2010/2011.

Rendahnya hasil belajar ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru hanya

terpaku pada sumber belajar yang ada tanpa menggunakan media yang dapat

membantu siswa dalam memahami konsep keliling dan luas bangun datar. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang memahami konsep keliling dan luas bangun datar

sehingga siswa sering lupa dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal.

2. Analisis masalah

Selain itu, pembelajaran matematika selalu dipengaruhi pandangannya bahwa

matematika adalah alat yang siap pakai. Sehingga guru tersebut bersikap cenderung

mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepikiran anak dan anak menerimanya

secara pasif dan tidak kritis. Siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak tahu dari

mana asalnya dan mengapa rumus itu digunakan. Keadaan demikian mungkin terjadi

karena di dalam proses pembelajaran tersebut siswa kurang diberi kesempatan dalam

mengungkapkan ide-ide dan alasan jawaban mereka sehingga kurang terbiasa untuk

mengungkapkan ide-ide atau alasan dari jawabannya.


3. Alternatif solusi pemecahan masalah

Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu diterapkan pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar salah satunya dengan memberikan pemahaman

konsep dengan menggunakan media bangun datar dalam pembelajarannya. Tindakan

yang akan dilakukan ditujukan untuk mengubah pandangan siswa yang berpendapat

bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan susah diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Munculnya pandangan tersebut menjadi salah satu penyebab

terganggunya proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Akibatnya

para siswa kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan, salah satunya dalam

menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan keliling dan luas bangun datar.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau

menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efisien dan efektif. Menurut Robert M. Gagne, media pembelajaran adalah “berbagai

komponan dalam lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar”.

Sedangkan menurut Gerlach dan Ely, media pembelajaran memiliki cakupan yang

sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu

kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan

atau sikap (Asyhar, 2011)

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “PEMBELAJARAN KONSEP KELILING DAN LUAS BANGUN

DATAR MELALUI MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 AIR SUGIHAN”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran konsep keliling dan luas

bangun datar melalui media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa di

kelas VII SMP Negeri 3 Air Sugihan?”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, secara spesifik tujuan

penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas

VII SMP Negeri 3 Air Sugihan dengan menggunakan pembelajaran konsep keliling

dan luas bangun datar melalui media benda konkret.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi siswa, guru dan pembaca:

1. Bagi siswa, sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam

pemahaman konsep dan hasil belajar khususnya pokok bahasan keliling dan luas

bangun datar.

2. Bagi guru mata pelajaran, yaitu sebagai informasi tentang suatu pendekatan

pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran.

3. Bagi pembaca, yaitu sebagai salah satu bahan bacaan di dalam melakukan

penelitian yang sejenis agar dapat melakukan penelitian yang lebih baik.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Pembelajaran (Hamalik, 2011:57) adalah “suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Peristiwa belajar yang disertai

dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang

hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial masyarakat. Belajar

dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif

yang sengaja diciptakan.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas semestinya selalu memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengeksplorasikan pengalaman dan pengetahuannya

dalam suatu tindakan nyata. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang

menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman serta

mencapai tujuan yang diharapkan (Hamalik, 2011).

Dimyati dan Mudjiono (2006) (dalam Murni, 2011:3) menyatakan bahwa

proses pembelajaran yang optimal terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru

yang membelajarkan memiliki kesadaran dan kesengajaan terlibat dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran haruslah memberi kesempatan pada setiap siswa

untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kapasitasnya, karena aktivitas siswa

merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar.


B. Belajar Matematika

Menurut Robert M. Gagne (dalam Suherman, 2001: 35), dalam belajar

matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan

objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain: Kemampuan menyelidiki dan

memecahkan masalah, mandiri (belajar, bekerja; dll), bersikap positif terhadap

matematika dan mengerti semestinya belajar. Sedangkan objek langsung yaitu

berupa fakta, keterampilan, konsep, dan aturan.

1. Fakta; Contoh fakta ialah angka atau lambang bilangan, sudut, ruas, garis,

simbol, dan notasi.

2. Keterampilan; adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat.

Misalnya melakukan pembagian cara cepat, membagi bilangan dengan pecahan,

menjumlahkan pecahan dan sebagainya.

3. Konsep; merupakan ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan

benda-benda (obyek) ke dalam contoh.

4. Aturan; ialah obyek paling abstrak, yang dapat berupa sifat, dalil, dan teori.

Pentingnya belajar matematika yaitu tidak lepas dari lingkungan dalam segala

jenis dimensi kehidupan. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi

matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik dalam

matematika maupun dalam bidang lainnya.

C. Pengertian Konsep

Pengertian konsep dalam matematika diungkapkan oleh Bahri (2008: 30)

bahwa:”Konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri
yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap

objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan

tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representatsi

mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu

kata (lambang bahasa)”.

Dari pengertian konsep yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa

konsep adalah ide abstrak untuk mengklasifikasi objek-objek yang biasanya

dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan ke dalam contoh dan bukan

contoh, sehingga seseorang dapat mengerti suatu konsep dengan jelas.

D. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Gagne media pembelajaran adalah “berbagai komponan dalam

lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar”. Briggs mendefinisikan

“media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta

didik sehingga merangsang mereka untuk belajar”. Sedangkan menurut Gerlach dan

Ely (dalam Asyhar, 2011) media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas,

yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang

membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai

segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber

secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.


2. Fungsi Media Pembelajaran

Dari segi psikologis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, seperti

fungsi atensi, fingsi afektif, fungsi kognitif, fungsi psikomotorik, fungsi imajinatif

dan fungsi motivasi.

a. Fungsi atensi

Media pembelajaran dapat mengambil perhatian (attention catcher) peserta didik

terhadap materi yang dibahas.

b. Fungsi afektif

Media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan

atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu sehingga akan menimbulkan sikap

dan minat peserta didik terhadap materi pembelajaran.

c. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif dari suatu media pembelajaran dimaksudkan bahwa media

tersebut memberikan pengetahuan dan pemahaman baru kepada peserta didik

tentang sesuatu. Media pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat belajar

sesuai kemampuan, minat dan temponya masing-masing.

d. Fungsi psikomotorik

Psikomotorik berhubungan dengan keterampilan yang bersifat fisik atau tampilan

pada seseorang aspek ini adalah salah satu dari tiga aspek (kognitif, afektif dan

psikomotorik) penting yang menjadi target dalam kegiatan pembelajaran.

e. Fungsi imajinatif

Imajinatif adalah proses penciptaan suatu objek atau pariwisata tanpa

memanfaatkan data sensoris atau indera. Potensi imajinatif perlu ditumbuhkan


pada diri peserta didik sebab dari imajinatif itu seringkali melahirkan karya-karya

kreatif dan inovatif.

f. Fungsi motivasi

Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, sebab

pengunaan media pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan

perhatian peserta didik.

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Pada dasarnya media terkelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu media

sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan media yang sekaligus merupakan

alat untuk menanamkan konsep. Baik media pembawa informasi maupun media yang

merupakan alat untuk menanamkan konsep semuanya digunakan untuk

mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan cara penggunaanya, media pembelajaran dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Media tradisional atau konvensional (sederhana, misalnya peta, simbol-simbol

grafis, gambar berseri, dan lain-lain). Setiap guru secara individual memegang

peranan dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media

pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam

mengajar di kelas, di luar kelas, baik kelompok kecil maupum kelompok besar.

Media tradisional banyak dibuat dan digunakan oleh guru di pedesaan atau

sekolah-sekolah dengan fasilitas terbatas, misalnya media dari karton, bambu dan

lain-lain.
b. Media moderen atau kompleks, seperti komputer diintegrasikan dengan media-

media elektronik lainnya.

1) Ruang kelas otomatis, yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya

secara otomatis, misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil

untuk diskusi.

2) Sistem proyeksi berganda (multiprojection system), yaitu suatu sistem

ruangan proyeksi yang melengkapi ruang proyeksi ruang kelas otomatis,

yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor

secara terkondisi dan terintegrasi.

3) Sistem interkomunikasi, yaitu sistem yang dibuat dalam rangka pengajaran

secara massal, dimana program di-TV-kan.

4. Media benda konkrit

Media benda konkret (Junaidi, 2011) adalah “media yang berbentuk benda

nyata yang digunakan untuk menanamkan dan memahami konsep. Untuk memahami

konsep abstrak, anak memerlukan benda-benda konkret sebagai perantara”. Dalam

penelitian ini media yang digunakan adalah media benda konkret (benda nyata)

berupa kertas karton, tali dan mistar. Media benda konkret ini dipergunakan dengan

tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien,

mengembangkan sikap yang dikehendaki, dan mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Materi konsep luas daerah bangun datar dengan menggunakan benda konkret

akan membuat siswa mampu memahami, mengabstraksikan dan

memformulasikannya ke dalam pikirannya. Sehingga siswa mampu mengaplikasikan


rumus-rumus geometri yang telah mereka pahami ke dalam soal-soal yang

merupakan permasalahan dunia nyata.

Pemahaman siswa tentang konsep keliling dan luas bangun datar dengan

menggunakan media benda konkret dapat dilakukan dengan langkah-langkah

pembelajaran yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Tahap persiapan, guru mempersiapakn media yang akan digunakan seperti

karton, tali dan mistar, dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

diperlukan seperti RPP dan LKS.

b. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap

akhir. Pada tahap awal peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi

siswa, menyajikan informasi dan mengorganisasikan siwa ke dalam kelompok-

kelompok belajar. Pada tahap inti guru memberikan lembar kerja pada siswa

(LKS) dan membimbing kelompok-kelompok belajar dengan langkah-langkah:

1) Membuat bangun datar dengan kertas karton,

2) Menentukan keliling bangun datar yang dibuat dengan cara mengukurnya

dengan tali kemudian tali di ukur dengan mistar,

3) Menentukan luas bangun datar dengan cara menempel persegi-persegi kecil

samapai menutupi bangun datar tersebut,

4) Menentukan rumus keliling dan luas bangun datar,

5) Menghitung keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan rumus.

Pada tahap akhir peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

c. Tahap evaluasi, peneliti memberikan tes akhir untuk mengukur pemahaman

siswa terhadap konsep keliling dan luas bangun datar


E. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam

usaha belajarnya. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek

pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan

sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain. Menurut Arikunto (dalam

Ekawarna 2010: 41) yang dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh

siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini

biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, dan sebagainya.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikulum maupun tujuan instruksional menggunakan klarifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom (dalam Sudjana 2010: 22) yang secara garis besar dibagi menjadi

tiga ranah, yaitu :

1. Ranah kognitif

2. Ranah afektif

3. Ranah psikomotorik

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar matematika

dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar.

Jadi, hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh oleh siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar berdasarkan keriteria tertentu dalam

pengukuran tujuan pembelajaran itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam menerima materi pelajaran

yang dinyatakan dalam perubahan tingkah laku dalam diri manusia baik secara

mental maupun fisik yang diperoleh anak melalui belajar mengajar.


F. Uraian Materi

Keliling dan Luas Bangun Datar

1. Keliling dan luas persegi panjang

D C

lebar

A panjang B

Gambar 2.1

Pada gambar 2.1, ABCD adalah persegi panjang. Sisi-sisinya adalah AB, BC, CD,

dan DA. Keliling ABCD = AB + BC + CD + DA. Karena AB = CD dan BC = DA,

maka keliling ABCD = 2 AB + 2 BC atau keliling ABCD = 2 (AB + BC).

Jika keliling disebut K, AB disebut panjang (p), dan BC disebut lebar (l), maka

K = 2 (p + l).

Keliling persegi panjang adalah dua kali jumlah panjang dan lebar.

K = 2 (p + l)

Apabila AB = CD = panjang (p) dan AD = DC = lebar (l), maka luas persegi

panjang adalah panjang x lebar atau L = p x l

Luas persegi panjang adalah panjang dikalikan lebar

L=pxl
2. Keliling dan luas persegi

S R

sisi

P sisi Q

Gambar 2.2

Pada gambar 2.2, PQRS adalah persegi. Sisi-sisinya adalah PQ, QR, RS, dan SP.

Karena PQ = QR = RS = SP, maka keliling PQRS = 4 x PQ. Jika keliling disebut

K, dan PQ disebut s maka K = 4 x s.

Keliling persegi adalah empat kali panjang sisi.

K=4xs

Apabila PQ, QR, RS, dan SP adalah sisi-sisi persegi (s) yang memiliki panjang

yang sama, maka luas persegi adalah sisi x sisi atau L = s x s

L=sxs

3. Keliling dan luas trapesium


G Sisi atas F

D Sisi bawah E

Gambar 2.3
Pada gambar 2.3, DEFG adalah trapesium. Sisi-sisinya adalah DE, EF, FG, dan

GD. Keliling DEFG = DE + EF + FG + GA. Jika keliling disebut K, maka

K = DE + EF + FG + GA.

Keliling trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

Perhatikan trapesium berikut:

D C

tinggi

A O B

Gambar 2.4

1
Luas trapesium ABCD = × DO × (AB + CD)
2

Luas trapesium adalah setengah dari hasil kali jumlah panjang sis-sisi
sejajar dan tingginya.

4. Keliling dan luas layang-layang

K M

Gambar 2.5
Pada gambar 2.5, KLMN adalah layang-layang. Sisi-sisinya adalah KL, LM, MN,

dan NK. Keliling layang-layang = KL + LM + MN + NK.

Karena KL=LM dan MN=NK, maka keliling layang-layang = 2× KL + 2 × MN

atau keliling KLMN = 2 (KL + MN).

Keliling layang-layang adalah dua kali jumlah sisi yang tidak sama

panjang.

Perhatikan layang-layang ABCD berikut:

A C

Gambar 2.6

1
Luas layang-layang ABCD = × AC × BD
2

Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali panjang diagonal-


diagonalnya.

1
L= × d 1 ×d 2
2
III.

A. Prosedur Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap 

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Prosedur yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi dan

evaluasi, 4) refleksi. Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan.

c. Menyiapkan kisi-kisi soal evaluasi, soal-soal dan kunci jawaban.

d. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan yaitu melaksanakan

pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan dalam tiap siklus.

a. Pertemuan 1

Deskripsi tindakan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan 1 meliputi:

1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya

guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberi motivasi kepada siswa

tentang pentingnya materi keliling dan luas bangun datar.

2) Kegiatan Inti

Guru mengawali kegiatan dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok

yang beranggotakan 5 atau 6 siswa secara heterogen. Kemudian guru membagikan

Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tiap-tiap kelompok. Melalui LKS tersebut guru

membimbing siswa bagaimana cara membuat bangun datar segi empat dengan

menggunakan kertas karton. Selanjutnya, melalui media yang telah dibuat tersebut

masing-masing siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menemukan rumus keliling

dan luas bangun datar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi keliling dan luas bangun datar,

maka siswa diarahkan untuk mengerjakan soal latihan dan siswa mengerjakan soal

latihan secara individu.

3) Kegiatan Penutup

Guru membahas ulang secara singkat pembelajaran yang dilakukan,

kemudian  siswa dibimbing untuk membuat rangkuman. Guru memberikan

memotivasi kepada siswa untuk giat belajar dan menginformasikan bahwa akan

diadakan tes pada pertemuan berikutnya.

b. Pertemuan 2

Deskripsi tindakan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan 2 yaitu:

1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehadiran siswa. Kemudian

guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulisnya sebelum tes dimulai

dan belajar sekitar 10 menit guna mengingatkan siswa pada materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

Guru mengawali kegiatan dengan membagikan lembar soal dan meminta

siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai soal yang tidak jelas.

Kemudian guru mengawasi jalannya tes yang berlangsung sekitar 60 menit. Guru

meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka pada saat waktu

mengerjakan soal telah habis.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan ini guru membahas sekilas tentang beberapa soal yang telah

diujikan. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya dan memotivasi siswa untuk giat belajar.

1. Observasi dan evaluasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, yaitu guru mata pelajaran dan

teman sejawat pada saat proses pembalajaran berlangsung. Guru mengamati kegiatan

peneliti dalam melakukan pembelajaran dan teman sejawat mengamati aktivitas siswa

saat mengikuti pembelajaran. Sedangkan kegiatan evaluasi dilakukan dengan

memberikan tes pada setiap akhir siklus.

2. Refleksi
Hasil kegiatan observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis. Hasil analisis

inilah yang menjadi dasar dalam penyusunan refleksi yaitu memikirkan upaya apa

yang perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil refleksi ini akan menjadi dasar

dalam menentukan apakah perlu dilanjutkan siklus berikutnya atau tidak..

Pada siklus berikutnya, prosedur penelitian yang digunakan sama seperti

siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan

berikut:

Gambar 3.1 Model Action Research Kemmis dan Mc Taggart


(Arikunto, 2010: 132)
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 tahun pelajaran 2021/2022
yang beralamat di Jl. Prajurit Nazarudin Sekojo Palembang. Jumlah siswa kelas IV
sebanyak 36 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N 176 Palembang pada siswa


kelas IV tahun pelajaran 2021/2022 yang beralamat di Jl. Prajurit Nazarudin Sekojo
Palembang

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertepatan pada semester ganjil di tahun pelajaran


2021/2022 pada bulan November 2021. Berikut table rincian jadwal pelaksanaan
penelitian.

Tabel III.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pelaksanaan

No Nama Kegiatan Hari / Tanggal Waktu


1. Siklus 1 Senin/ 18 Oktober 2021 10.00 – 11.15 wib
2. Siklus 2 Senin /01 November 2021 10.00 – 11.15 wib

B. Deskripsi Persiklus

1. Paparan Data Siklus I

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab metode penelitian, penelitian pada siklus I

dibagi dalam empat kegiatan yaitu: a. perencanaan, b. pelaksanaan, observasi,

dan d. refleksi.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan yaitu: 1).

menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran, 2). Lembar Kerja Siswa (LKS)

tentang keliling bangun datar, 3). lembar observasi terhadap kegiatan guru untuk

mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran, 4). lembar observasi terhadap

siswa untuk mengamati keaktifan siswa dan melihat bagaimana situasi belajar di

kelas selama proses pembelajaran berlangsung, tapi tidak mendatangkan siswa, maka

tidak membuat soal-soal penilaian siklus I sub pokok bahasan keliling persegi

panjang, persegi, trapesium dan layang-layang, 5). menyediakan media benda konkrit

berupa kertas karton yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, 6). menyusun kelompok belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012 yaitu hari Kamis, 3 Mei

2012.
Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan berlangsung mulai

pukul 11.50 sampai pukul 13.10. Peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan

proses pembelajaran di kelas, sedangkan guru matematika bertindak sebagai

pengamat I yaitu mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru melalui

panduan lembar observasi guru yang telah dibuat dan teman sejawat bertindak

sebagai pengamat II yaitu mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, inti,

dan penutup. Materi pada siklus I adalah keliling persegi panjang, persegi, trapesium

dan layang-layang.

Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan kegiatan rutin di awal tatap muka,

meliputi: memberi salam, mengecek kehadiran siswa, menginformasikan materi

pembelajaran yang akan dipelajari, memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran. Kemudian peneliti menjelaskan

metode yang digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah metode diskusi kelompok

kecil yang nantinya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 6 orang. Tugas siswa dalam kelompok adalah membuat bangun

datar dengan menggunakan kertas karton sebagai media benda konkretnya dan

menemukan rumus keliling dan luas bangun datar yang dipelajarai. Dalam membuat

bangun datar dan menentukan rumus keliling dan luas bangun datar, siswa mengikuti

petunjuk dan langkah-langkah yang ada di LKS yang telah disediakan dan peneliti

membimbing jalannya diskusi atau kerja kelompok siswa.

Pada tahap inti, peneliti membagi siswa kelas VII.1 ke dalam 6 kelompok dengan

masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang dan kemudian meminta siswa


menempati posisi tempat duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti.

Selanjutnya peneliti membagikan lembar kerja siswa yang berisi materi dan langkah-

langkah menemukan rumus keliling persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-

layang kepada tiap-tiap kelompok. Setelah Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan

kepada setiap kelompok, selanjutnya peneliti menyuruh setiap anggota kelompok

untuk mulai bekerja sama membuat persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-

layang sesuai dengan petunjuk di LKS. Siswa pun secara berkelompok membuat

persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-layang dengan kertas karton sesuai

dengan langkah-langkah pada lembar kerja siswa.

Pada saat membuat persegi panjang masih ada kelompok yang bingung karena tidak

mengerti dengan langkah-langkah yang ada di LKS dan peneliti pun memberikan

penjelasan kepada kelompok tersebut. Pada saat menentukan keliling persegi panjang,

anggota dari kelompok 5 bernama Dede Sofian menanyakan kepada guru (peneliti)

bagaimana cara mengukur talinya. “Pak, talinya ini bagaimana mengukurnya?

Talinya diluruskan dulu atau gimana?”. Peneliti pun menjawab “ iya, talinya kamu

kasih tanda saat tepat dengan sudut-sudut persegi panjang dan luruskan, kemudian

ukur mulai dari awal tali sampai tali itu bertemu”. Setelah rumus keliling persegi

panjang ditemukan, peneliti menyuruh kembali masing-masing kelompok untuk

membuat persegi dan menentukan rumus kelilingnya. Saat menentukan rumus

keliling persegi beberapa siswa mengambil kesimpulan bahwa rumusnya sama

dengan rumus keliling persegi panjang yaitu p + l + p + l. Namun peneliti

memberikan penjelasan bahwa dalam persegi untuk panjang dan lebarnya dinamakan

sisi saja, bukan sisi panjang dan sisi lebar karena ukurannya sama panjang.
Setelah selesai menemukan keliling persegi, siswa melanjutkan kegiatan belajarnya

dengan membuat trapesium dan menetukan kelilingnya. Pada saat menemukan rumus

keliling trapesium beberapa kelompok mengalami kesulitan namun peneliti

membimbingnya sampai mereka mengerti dan benar-benar memahami konsep

keliling trapesium. Pada saat siswa melanjutkan membuat layang-layang, ternyata

waktu belajar talah habis. Suasana kelas ramai dan peneliti mencoba untuk

menenangkan siswa. Kurangnya waktu ini disebabkan siswa masih kebingungan pada

saat membuat bangun datar sehingga beberapa kelompok mengulang beberapa kali

dalam membuat bangun datar tersebut. Kemudian peneliti menutup pembelajaran

dengan menyuruh siswa mempelajari materi tentang keliling layang-layang yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya dan menginformasikan bahwa pada pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa

dalam memahami materi yang telah dipelajari.

c. Hasil Observasi dan Evaluasi

1) Hasil Observasi Terhadap Kegiatan/Kinerja Guru (Peneliti)

Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Guru Siklus I

Tahap Aspek yang dinilai (Deskriptor) Skor


1. Melakukan kegiatan rutin diawal tatap muka. 4 3 2 1
Awal a. Mengucap salam.
b. Menanyakan siswa yang absent. 
c. Menarik perhatian siswa.
d. Membuat kesenyapan sejenak.
2. Memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan yang akan 4 3 2 1
dicapai.
a. Menciptakan keantusiasan. 
b. Menimbulkan rasa ingin tahu.
c. Mengenalkan materi dan tujuan yang akan dipelajari.
d. Membuat aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Mengatur kelompok belajar 4 3 2 1
Inti a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
b. Mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompoknya 
c. Mengatur kelompok heterogen dalam kemampuan
akademik.
d. Mengatur siswa agar bekerja sama dalam
kelompok.
4. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam belajar 4 3 2 1
kelompok untuk memahami konsep materi.
a. Menjelaskan kegiatan individu dalam mengkaji materi.
b. Menjelaskan agar semua anggota kelompok memahami 
materi.
c. Menjelaskan kegiatan yang dilakukan tiap individu
dalam kelompok.
d. Membimbing siswa dalam kelompok belajar.
5. Meminta siswa memahami secara kelompok dengan 4 3 2 1
mengkaji materi pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Menciptakan suasana tenang di ruang kelas.
b. Meminta siswa memperhatikan materi secara
kelompok. 
c. Meminta siswa memahami tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
jika mengalami kesulitan.
6. Membantu siswa belajar memahami konsep. 4 3 2 1
a. Memacu siswa agar saling bekerjasama.
b. Memacu siswa untuk saling berdiskusi dalam
memahami konsep. 
c. Memacu siswa untuk saling menghargai pendapat.
d. Memacu siswa untuk saling menjelaskan.
7. Pemantapan. 4 3 2 1
Akhir a. Menekankan pada pokok materi yang dibahas.
b. Menekankan materi yang belum dimengerti. 
c. Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa.
d. Memberikan penjelasan jawaban dari siswa.
8. Melakukan aktifitas rutin akhir tatap muka. 4 3 2 1
a. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
b. Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada 
pertemuan berikutnya.
c. Memotivasi siswa agar selalu giat belajar mandiri.
d. Menutup dengan mengucapkan salam.
Jumlah skor hasil pengamatan 24

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.1 di atas, diperoleh jumlah skor hasil

pengamatan sebesar 24. Seperti yang dijelaskan pada bab Metode Penelitian, untuk

menentukan persentase nilai rata-rata pengamatan proses pembelajaran yang

dilakukan guru digunakan rumus sebagai berikut:

nilai rata-rata (NR) skor hasil pengamatan


¿ ×100 %
Persentase skor maksimal

24
¿ × 100 %
32

¿ 0,75 ×100 %

¿ 75 %

Kemudian untuk mengukur kriteria taraf keberhasilan terhadap kegiatan guru selama

proses pembelajaran digunakan kriteria sebagai berikut :

90%  NR  100% : Pembelajaran sangat baik

80%  NR  90% : Pembelajaran baik

70%  NR  80% : Pembelajaran cukup baik

60%  NR  70% : Pembelajaran kurang baik

0%  NR  60% : Pembelajaran sangat kurang baik

Dari uraian di atas, kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus I diperoleh

persentase nilai rata-rata sebesar 75%, dan artinya taraf keberhasilan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk dalam kriteria cukup baik. Berikut
ini beberapa hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam melakukan

pembelajaran pada siklus I antara lain:

a) Tujuan dan manfaat pembelajaran perlu diperjelas, para siswa perlu diyakinkan

bahwa memahami tujuan dan manfaat pembelajaran adalah untuk kepentingan

mereka sendiri dalam mencapai kompetensi hasil belajar yang ditetapkan.

b) Dalam membuka pembelajaran, guru belum bisa menarik perhatian siswa untuk

mengikuti pembelajaran sehingga keantusiasan siswa belum terlihat.

c) Pada saat memulai pelajaran, guru telah memberikan contoh nyata dari materi

yang akan dipelajari berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa

lebih mudah mengikuti pembelajaran.

d) Guru belum memberikan stimulus yang merangsang siswa untuk memahami

konsep materi yang dipelajari.

e) Guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan bagian

materi mana yang belum jelas.

f) Guru masih kurang dalam memberikan pertanyaan lisan ketika kegiatan belajar

berlangsung.

g) Guru masih kurang memotivasi siswa dalam mengemukakan ide.

h) Guru masih kurang dalam memberi penjelasan atau tanggapan terhadap jawaban

siswa.

2) Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut:


Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I

Tahap Aspek yang dinilai (Deskriptor) Skor


1. Melakukan kegiatan rutin diawal tatap muka. 4 3 2 1
Awal a. Menjawab salam.
b. Menjawab absent. 
c. Memperhatikan guru.
d. Ikut melakukan kesenyapan sejenak.
2. Memperhatikan tujuan pembelajaran. 4 3 2 1
a. Siswa antusias dalam belajar.
b. Timbul rasa ingin tahu. 
c. Siswa mendengarkan guru dalam mengenalkan materi
dan tujuan yang akan dipelajari.
d. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3. Terlibat dalam pengaturan kelompok. 4 3 2 1
Inti a. Bersedia duduk sesuai dengan yang telah ditentukan
guru. 
b. Bersedia menjadi anggota kelompok yang telah
ditentukan.

c. Siswa berkelompok dengan kemampuan yang


heterogen.
d. Bersedia bekerjasama dalam kelompok.
4. Memahami kegiatan yang akan dilakukan dalam belajar 4 3 2 1
kelompok.
a. Menyimak penjelasan tentang kegiatan dalam mengkaji 
materi.
b. Menyimak penjelasan dalam memahami materi.
c. Mengajukan pertanyaan tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
d. Mengerjakan kegiatan kelompok sesuai bimbingan
guru.
5. Memahami secara kelompok dengan mengkaji materi pada 4 3 2 1
Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Menciptakan suasana tenang di ruang kelas. 
b. Memahami dengan membaca secara kelompok.
c. Memahami tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Bertanya mengenai materi atau soal yang belum jelas.
6. Belajar memahami konsep materi yang diterapkan. 4 3 2 1
a. Siswa saling bekerjasama.
b. Siswa saling berdiskusi dalam memahami konsep 
c. Siswa saling menghargai pendapat.
d. Siswa saling bertukar pikiran mengenai konsep yang
terdapat pada materi.
7. Menanggapi pemantapan. 4 3 2 1
Akhir a. Meminta diadakan pengulangan pada poko materi yang
dibahas. 
b. Mengungkapkan materi yang belum dimengerti.
c. Menjawab pertanyaan lisan dari guru.
d. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru.
8. Melakukan aktifitas rutin akhir tatap muka. 4 3 2 1
a. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Menerima informasi materi yang akan dipelajari pada 
pertemuan berikutnya.
c. Siswa termotivasi agar selalu giat belajar mandiri.
d. Siswa menjawab salam.
Jumlah skor hasil pengamatan 22

Selanjutnya untuk menentukan persentase nilai rata-rata dan kriteria taraf

keberhasilan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran digunakan rumus

dan kriteria sebagai berikut:

nilai rata-rata (NR) skor hasil pengamatan


¿ ×100 %
Persentase skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan:

90%  NR  100% : Pembelajaran sangat baik

80%  NR  90% : Pembelajaran baik

70%  NR  80% : Pembelajaran cukup baik

60%  NR  70% : Pembelajaran kurang baik

0%  NR  60% : Pembelajaran sangat kurang baik

Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.2 di atas, diperoleh jumlah skor hasil

pengamatan sebesar 22. Sehingga persentase nilai rata-rata aktivitas siswa selama

proses pembelajaran adalah:


nilai rata-rata (NR) skor hasil pengamatan
¿ ×100 %
Persentase skor maksimal

22
¿ ×100 %
32

¿ 0,6875 ×100 %

¿ 68,75 %

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas siswa

selama proses pembelajaran adalah sebesar 68,75%, sehingga taraf keberhasilan

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk dalam kriteria kurang baik.

Berikut ini beberapa hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran pada siklus I antara lain:

a) Kemampuan siswa dalam membuat bangun datar dan menemukan rumusnya

masih kurang.

b) Siswa yang pintar mendominasi kerja kelompoknya.

c) Tingkat pemahaman konsep dan pemahaman siswa tentang aplikasi dari

pengetahuan yang dimiliki masih kurang.

d) Dalam diskusi beberapa kelompok masih terlihat pasif karena tidak terbiasa

mengemukakan ide-idenya.

e) Belum ada komunikasi antar kelompok sehingga tidak ada persaingan antar

kelompok belajar.

f) Beberapa kelompok masih belum paham dengan masalah yang diberikan dalam

LKS dan kesulitan dalam menyelesaiakannya. Tetapi ada juga kelompok yang

sudah dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar.


g) Ingatan dan penalaran siswa masih kurang sehingga ada beberapa siswa yang

masih tidak mengerti dengan penjelasan guru sehingga guru harus memberikan

contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

h) Saat mengerjakan soal tes, masih banyak siswa yang belum lancar dengan

operasi-operasi aljabar sehingga kesulitan jika menjawab soal.

c. Hasil Evaluasi (Tes) Siklus I

Untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai konsep keliling bangun datar yang

telah dipelajari, maka pada pertemuan kedua diberikan tes. Hasil tes belajar siswa

pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tebel 4.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I

Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 Ayu Astari 72 
2 Anggun Krismala 68 
3 Anur Jailani 75 
4 Kholila 45 
5 Cici Kurniawan 70 
6 Dwi Marita Sari 90 
7 Dedi Kurniawan 80 
8 Dede Sofian 72 
9 Desi Handi S. 65 
10 Deni Saputra 68 
11 Dandi Amirul Atmaja 85 
12 Devi 90 
13 Ela Nuraini 70 
14 Edi Prayitno 65 
15 Edi Irawan 70 
16 Fitri Dwi L. 68 
17 Fajar Kukuh Widodo 60 
18 Ferdi Darma Junaidi 75 
19 Fajriah 30 
20 Heriyansah 70 
21 Hendri 75 
22 Indah Sari 45 
23 Jenis Fitriani 68 
24 Jamaludin 75 
25 Kurnia Maisaroh 55 
26 Khoirur Rofikoh 30 
27 Maya Amalia 40 
28 Rica Puji Lestari 70 
29 Risa Umami 52 
30 Siti Watini 80 
31 Siti Aninur Janah 75 
32 Wida Nurul K. 50 
33 Yuyun Nila W. 50 
34 Yuni Maharani 100 
35 Yuli Kusuma P. 60 
36 Yosef 50 
Jumlah 2363 22 14

Tes pada siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII.1 yang berjumlah 36 siswa.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pokok bahasan keliling dan luas bangun

datar adalah 67. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, jumlah siswa yang tuntas berjumlah 22

siswa artinya ketuntasan belajar kelas baru mencapai 61,1%, dan yang belum tuntas

berjumlah 14 siswa atau 38,9%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 65,64. Hal

ini menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator

keberhasilan karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 67 atau

siswa yang tuntas masih dibawah 75% dari jumlah siswa kelas VII.1.

d. Hasil Refleksi

Setelah didapat hasil evaluasi dan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran pada

siklus I, langkah selanjutnya peneliti dan kedua pengamat berdiskusi untuk

mendapatkan hasil refleksi pada siklus I. Berdasarkan hasil diskusi nampak bahwa

pembelajaran konsep keliling bangun datar melalui media benda konkret yang

diajarkan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belum
sesuai dengan target yang ditentukan. Baru 61,1% siswa yang dinyatakan tuntas,

sisanya 38,9% belum tuntas. Pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII. 1

SMP Negeri 3 Air Sugihan yaitu 65,64, sehingga hasil belajar siswa pada siklus I

baru mencapai tingkat penguasaan kompetensi 65,64%. Kemudian dari hasil

observasi terhadap aktivitas siswa, persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 68,75%

dan ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan guru, nampak bahwa

kegiatan pembelajaran yang dilakukan baru mencapai persentase nilai rata-rata 75%

sehingga indikator keberhasilan kegiatan guru dalam pembelajaran belum tercapai

karena masih dibawah 80%, namun kegiatan tersebut sudah tergolong baik karena ini

merupakan hal yang baru bagi guru.

Berikut ini beberapa kekurangan yang terdapat di dalam siklus I, antara lain:

1) Guru belum bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran

sehingga keantusiasan siswa belum terlihat, masih kurang memotivasi siswa

dalam mengemukakan ide, belum maksimal dalam mengatur siswa saat kerja

kelompok, belum bisa memaksimalkan waktu yang tersedia, tidak memberikan

stimulus yang merangsang siswa untuk memahami konsep materi yang

dipelajari, tidak memberi umpan balik yang berupa penguatan untuk siswa, dan

belum memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari luar bahan ajar

atau materi yang diberikan.

2) Siswa masih belum maksimal dalam pembelajaran, tingkat pemahaman konsep

dan pemahaman siswa tentang aplikasi dari pengetahuan yang dimiliki masih

kurang, dan penalaran yang dimiliki siswa masih kurang karena setiap guru
menjelaskan siswa masih belum bisa memahami secara cepat sehingga guru

harus memberikan contoh nyata bagi siswa.

3) Beberapa siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal tes, sehingga hasil

belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, dan siswa juga belum

lancar dengan operasi-operasi aljabar sehingga siswa mengalami kesulitan jika

menjawab soal.

Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik, namun proses

pembelajaran siklus I dengan menerapkan pembelajaran konsep keliling bangun datar

dengan menggunakan media benda konkret belum sepenuhnya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti dan kedua orang pengamat sepakat jika

pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus II). Dengan

memperhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.

Adapun upaya-upaya perbaikan pada siklus II yaitu sebagai berikut: 1). guru

mengingatkan kepada siswa untuk kembali mempersiapkan diri lebih baik lagi

sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, 2). siswa terutama 38,9% atau 14 orang yang

masih termasuk dalam kategori belum tuntas, perlu diberi stimulus yang khusus agar

mereka lebih tertarik mengikuti pembelajaran, 3). umpan balik berupa penguatan dari

respon siswa harus diberikan secara langsung sebelum proses pembelajaran siklus II

dimulai, 4). pada pelaksanaan pembelajaran siklus II siswa perlu diberikan

pertanyaan-pertanyaan dari luar bahan ajar atau materi yang diberikan, 5). guru perlu

meningkatkan upaya membimbing kelompok belajar siswa sehingga siswa tidak ribut

saat kegiatan pembelajaran berlangsung, 7). guru harus bisa memanfaatkan waktu
sebaik mungkin dan meningkatkan upaya memotivasi siswa untuk bertanya,

menjawab pertanyaan dan mengemukakan ide-idenya.

3. Paparan Data Siklus II

Penelitian pada siklus II sama seperti penelitian pada siklus I yang dibagi

dalam empat kegiatan yaitu: 1). perencanaan, 2). pelaksanaan, 3). observasi dan

evaluasi, dan 4). refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II antara lain: 1).

menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2). Lembar Kerja Siswa

(LKS) tentang luas bangun datar, 3). menyiapkan lembar observasi terhadap kegiatan

guru, 4). lembar observasi terhadap aktivitas siswa untuk mengamati keaktifan siswa

dan melihat bagaimana situasi belajar di kelas selama proses pembelajaran

berlangsung, 5). membuat soal-soal evaluasi siklus II sub pokok bahasan luas persegi

panjang, persegi, trapesium dan layang-layang, 6). menyediakan media benda konkrit

berupa kertas karton yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, 7). menyusun pertanyaan-pertanyaan yang digunakan pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, 8). membagi waktu yang akan digunakan dalam tiap

kegiatan pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan, inti sampai penutup.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2012 untuk

pertemuan pertama dan dilanjutkan pemberian tes evaluasi II pada pertemuan kedua,

yaitu hari Kamis, 10 Mei 2012.


Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan berlangsung

mulai pukul 11.50 sampai pukul 13.10. Materi pada siklus II adalah luas persegi

panjang, persegi, trapesium dan layang-layang. Metode yang digunakan masih sama

seperti pada siklus I yaitu metode diskusi kelompok kecil. Pada siklus kedua, peneliti

mencoba membagi waktu pembelajaran seefisien mungkin sehingga pada saat jam

pelajaran habis materi juga selesai. Pelaksanaan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap

yaitu kegiatan pendahuluan (10 menit), inti (70 menit), dan penutup (10 menit).

Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan kegiatan rutin di awal tatap muka,

meliputi: memberi salam, mengecek kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran. Peneliti juga memberitahukan

hasil tes pada siklus I dan memberikan pujian kepada siswa yang mendapat nilai

tertinggi. Bagi yang mendapat nilai rendah peneliti memberikan penguatan dan

memotivasi agar lebih giat belajar karena yang menentukan berhasil tidaknya dalam

belajar adalah siswa yang bersangkutan. Kemudian peneliti menanyakan materi yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menanyakan apakah sudah dipelajari

sedikit demi sidikit materi pada pertemuan ini. Hal ini dilakukan peneliti supaya

siswa lebih siap pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada kegiatan inti, peneliti meminta siswa menempati posisi tempat duduk sesuai

kelompok masing-masing. Selanjutnya peneliti membagikan lembar kerja siswa yang

berisi materi dan langkah-langkah menemukan rumus luas persegi panjang, persegi,

trapesium dan layang-layang kepada tiap-tiap kelompok. Setelah Lembar Kerja Siswa
(LKS) dibagikan kepada setiap kelompok, maka selanjutnya peneliti menyuruh setiap

anggota kelompok untuk mulai bekerja sama.

Selama siswa bekerja kelompok, peneliti membimbing dan mengarahkan bagaimana

langkah-langkah yang harus dilakukan agar rumus luas persegi panjang dan persegi

ditemuakan. Disini peneliti mencoba menanamkan konsep luas dan membuat siswa

lebih memahami darimana rumus luas persegi panjang dan persegi didapatkan. Siswa

tidak lagi membuat persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-layang karena

mereka menggunakan bangun-bangun yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya

sehingga lebih menyingkat waktu pembelajaran yang digunakan. Siswa yang

bertanya mengenai rumus luas persegi panjang dan persegi sangat antusias

mendengar penjelasan atau jawaban peneliti. Peneliti memberikan soal yang langsung

berkaitan dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Peneliti menanyakan “Berapa

banyak keramik yang ada di lantai kalian?”. Sebagian besar siswa mengangkat tangan

untuk menjawab. Sehingga peneliti menyuruh kelompok 4 yang menjawab, karena

ada dari kelompok 4 siswa yang mendapatkan nilai terendah. Perwakilan dari

kelompok 4 pun menjawab dengan benar dan peneliti memberikan pujian kepada

kelompok 4. Kegiatan pembelajaran terlihat aktif dan siswa mulai ramai, namun

peneliti mencoba melakukan kesenyapan sehingga siswa pun diam dan melanjutkan

belajarnya.

Pada tahap penutup, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Namun siswa tidak ada yang mau bertanya, selanjutnya peneliti meminta siswa untuk

mengerjakan latihan yang ada di LKS dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya
serta memberitahukan bahwa akan diadakan evaluasi lagi pada pertemuan

selanjutnya.

c. Hasil Observasi dan Evaluasi

1) Hasil Observasi Terhadap Guru

Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru pada siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Guru Siklus II

Tahap Aspek yang dinilai (Deskriptor) Skor


1. Melakukan kegiatan rutin diawal tatap muka. 4 3 2 1
Awal a. Mengucap salam.
b. Menanyakan siswa yang absent. 
c. Menarik perhatian siswa.
d. Membuat kesenyapan sejenak.
2. Memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan yang akan 4 3 2 1
dicapai.
a. Menciptakan keantusiasan.
b. Menimbulkan rasa ingin tahu. 
c. Mengenalkan materi dan tujuan yang akan dipelajari.
d. Membuat aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Mengatur kelompok belajar 4 3 2 1
Inti a. Mengatur tempat duduk siswa.
b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
c. Mengatur kelompok heterogen dalam kemampuan 
akademik.
d. Mengatur siswa agar bekerja sama dalam kelompok.
4. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dalam belajar 4 3 2 1
kelompok untuk memahami konsep materi.
a. Menjelaskan kegiatan individu dalam mengkaji materi.
b. Menjelaskan agar semua anggota kelompok memahami 
materi.
c. Menjelaskan kegiatan yang dilakukan tiap individu
dalam kelompok.
d. Membimbing siswa dalam kelompok belajar.
5. Meminta siswa memahami secara kelompok dengan 4 3 2 1
mengkaji materi pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Menciptakan suasana tenang di ruang kelas.
b. Meminta siswa memperhatikan materi secara
kelompok. 
c. Meminta siswa memahami tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
jika mengalami kesulitan.
6. Membantu siswa belajar memahami konsep. 4 3 2 1
a. Memacu siswa agar saling bekerjasama.
b. Memacu siswa untuk saling berdiskusi dalam
memahami konsep. 
c. Memacu siswa untuk saling menghargai pendapat.
d. Memacu siswa untuk saling menjelaskan.
7. Pemantapan. 4 3 2 1
Akhir a. Menekankan pada pokok materi yang dibahas.
b. Menekankan materi yang belum dimengerti. 
c. Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa.
d. Memberikan penjelasan jawaban dari siswa.
8. Melakukan aktifitas rutin akhir tatap muka. 4 3 2 1
a. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
b. Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada 
pertemuan berikutnya.
c. Memotivasi siswa agar selalu giat belajar mandiri.
d. Menutup dengan mengucapkan salam.
Jumlah skor hasil pengamatan 29

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II untuk menentukan persentase nilai rata-rata

dan kriteria taraf keberhasilan terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran

digunakan rumus dan kriteria sebagai berikut:

skor hasil pengamatan


Persentase nilai rata-rata (NR) ¿ ×100 %
skor maksimal

90%  NR  100% : Pembelajaran sangat baik

80%  NR  90% : Pembelajaran baik

70%  NR  80% : Pembelajaran cukup baik

60%  NR  70% : Pembelajaran kurang baik


0%  NR  60% : Pembelajaran sangat kurang baik

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh skor hasil pengamatan sebesar 29. Sehingga

persentase nilai rata-rata kegiatan guru selama proses pembelajaran adalah:

skor hasil pengamatan


Persentase nilai rata-rata (NR) ¿ ×100 %
skor maksimal

29
¿ ×100 %
32

¿ 0,90625 ×100 %

¿ 90,625 %

Dari uraian di atas, kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus II diperoleh

persentase nilai rata-rata sebesar 90,625%, dan artinya taraf keberhasilan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk dalam kriteria sangat baik. Berikut

ini beberapa hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam melakukan

pembelajaran pada siklus II antara lain:

a) Guru dalam memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik sehingga siswa

merespon dan antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan sesuai indikator

yang akan dipelajari, serta menghubungkan tujuan yang dipelajari dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

c) Guru telah membagi waktu pembelajaran dengan baik sehingga saat jam

pelajaran berakhir materi pun telah selesai diberikan.


d) Guru telah berhasil memberikan motivasi dan memberikan pertanyaan lisan

kepada siswa sehingga siswa mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas

dan berani mengungkapkan ide-ide yang dimilikinya.

e) Guru berhasil menghidupkan komunikasi siswa baik dalam satu kelompok

maupun dengan kelompok lainnya.

2) Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II

Tahap Aspek yang dinilai (Deskriptor) Skor


1. Melakukan kegiatan rutin diawal tatap muka. 4 3 2 1
Awal a. Menjawab salam.
b. Menjawab absent. 
c. Memperhatikan guru.
d. Ikut melakukan kesenyapan sejenak.
2. Memperhatikan tujuan pembelajaran. 4 3 2 1
a. Siswa antusias dalam belajar.
b. Timbul rasa ingin tahu.
c. Siswa mendengarkan guru dalam mengenalkan materi 
dan tujuan yang akan dipelajari.
d. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3. Terlibat dalam pengaturan kelompok. 4 3 2 1
Inti a. Bersedia duduk sesuai dengan yang telah ditentukan
guru.
b. Bersedia menjadi anggota kelompok yang telah 
ditentukan.
c. Siswa berkelompok dengan kemampuan yang
heterogen.
d. Bersedia bekerjasama dalam kelompok.
4. Memahami kegiatan yang akan dilakukan dalam belajar 4 3 2 1
kelompok.
a. Menyimak penjelasan tentang kegiatan dalam mengkaji
materi.
b. Menyimak penjelasan dalam memahami materi. 
c. Mengajukan pertanyaan tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
d. Mengerjakan kegiatan kelompok sesuai bimbingan
guru.

5. Memahami secara kelompok dengan mengkaji materi pada 4 3 2 1


Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Menciptakan suasana tenang di ruang kelas. 
b. Memahami dengan membaca secara kelompok.
c. Memahami tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Bertanya mengenai materi atau soal yang belum jelas.
6. Belajar memahami konsep materi yang diterapkan. 4 3 2 1
a. Siswa saling bekerjasama.
b. Siswa saling berdiskusi dalam memahami konsep
c. Siswa saling menghargai pendapat. 
d. Siswa saling bertukar pikiran mengenai konsep yang
terdapat pada materi.
7. Menanggapi pemantapan. 4 3 2 1
Akhir a. Meminta diadakan pengulangan pada poko materi yang
dibahas.
b. Mengungkapkan materi yang belum dimengerti. 
c. Menjawab pertanyaan lisan dari guru.
d. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru.
8. Melakukan aktifitas rutin akhir tatap muka. 4 3 2 1
a. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Menerima informasi materi yang akan dipelajari pada 
pertemuan berikutnya.
c. Siswa termotivasi agar selalu giat belajar mandiri.
d. Siswa menjawab salam.
Jumlah skor hasil pengamatan 26

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II untuk menentukan persentase nilai rata-rata

dan kriteria taraf keberhasilan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

digunakan rumus dan kriteria sebagai berikut:

skor hasil pengamatan


Persentase nilai rata-rata (NR) ¿ ×100 %
skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan:

90%  NR  100% : Pembelajaran sangat baik

80%  NR  90% : Pembelajaran baik


70%  NR  80% : Pembelajaran cukup baik

60%  NR  70% : Pembelajaran kurang baik

0%  NR  60% : Pembelajaran sangat kurang baik

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh skor hasil pengamatan sebesar 26. Sehingga

persentase nilai rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran adalah:

nilai rata-rata (NR) skor hasil pengamatan


¿ ×100 %
Persentase skor maksimal

26
¿ ×100 %
32

¿ 0,8125 ×100 %

¿ 81,25 %

Dari uraian di atas, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II

diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 81,25%, sehingga taraf keberhasilan

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Berikut

ini beberapa hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran pada siklus II antara lain:

1) Siswa antusias dalam menerima pelajaran dan termotivasi karena yang dipelajari

ternyata berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari.

2) Beberapa kelompok siswa sudah tidak bingung lagi dalam melakukan kerjasama

bersama anggota kelompoknya.

3) Setiap anggota kelompok berperan aktif dan berani mengemukakan idenya

masing-masing.
4) Siswa mulai aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan guru.

5) Siswa mulai memahami konsep yang telah mereka dapat dari hasil kerjanya

sendiri dan penalarannya mengenai materi yang dipelajari pun mulai terlihat.

6) Siswa mampu menerima penjelasan ataupun informasi yang diberikan guru.

c. Hasil Evaluasi (Tes) Siklus II

Untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai konsep luas bangun datar yang telah

dipelajari, maka pada pertemuan kedua diberikan tes. Hasil tes belajar siswa pada

siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tebel 4.6 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II

Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 Ayu Astari 80 
2 Anggun Krismala 75 
3 Anur Jailani 70 
4 Kholila 78 
5 Cici Kurniawan 70 
6 Dwi Marita Sari 100 
7 Dedi Kurniawan 75 
8 Dede Sofian 70 
9 Desi Handi S. 65 
10 Deni Saputra 65 
11 Dandi Amirul Atmaja 100 
12 Devi 100 
13 Ela Nuraini 95 
14 Edi Prayitno 60 
15 Edi Irawan 80 
16 Fitri Dwi L. 85 
17 Fajar Kukuh Widodo 80 
18 Ferdi Darma Junaidi 90 
19 Fajriah 75 
20 Heriyansah 50 
21 Hendri 100 
22 Indah Sari 68 
23 Jenis Fitriani 75 
24 Jamaludin 72 
25 Kurnia Maisaroh 60 
26 Khoirur Rofikoh 72 
27 Maya Amalia 70 
28 Rica Puji Lestari 85 
29 Risa Umami 70 
30 Siti Watini 100 
31 Siti Aninur Janah 75 
32 Wida Nurul K. 68 
33 Yuyun Nila W. 45 
34 Yuni Maharani 80 
35 Yuli Kusuma P. 75 
36 Yosef 60 
Jumlah 2738 29 7

Tes pada siklus II ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII.1 yang berjumlah 36 siswa.

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa artinya

ketuntasan belajar kelas mencapai 80,56%, dan yang belum tuntas berjumlah 7 siswa

atau 19,44%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 76,06. Hal ini menunjukkan

bahwa pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan, yaitu 75% bahkan lebih tinggi 5,56%.

4. Hasil Refleksi

Dari hasil evaluasi di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus II telah terjadi

peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang tuntas mencapai

80,56% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 76,05. Dibandingkan dengan hasil

belajar pada siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata 65,64, berarti telah terjadi

kenaikan hasil belajar pada siklus II sebesar 15,86%. Kemudian dari hasil observasi
terhadap siswa, persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 81,25% dan ini telah

mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan dengan kriteria baik. Selanjutnya

berdasarkan hasil observasi terhadap guru, nampak bahwa kegiatan pembelajaran

yang dilakukan mencapai persentase rata-rata 90,625%, sehingga indikator

keberhasilan kegiatan guru dalam pembelajaran telah tercapai dengan kriteria sangat

baik.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tindakan kelas

dengan menerapkan pembelajaran konsep keliling dan luas bangun datar dengan

menggunakan media benda konkret telah berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Hasil belajar siswa pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 76,05 dan

80,56% telah tuntas belajar dari keseluruhan siswa kelas VII.1. Sehingga

indikator keberhasilan telah tercapai karena lebih dari 75% siswa telah mencapai

nilai 67.

2) Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru melalui lembar observasi pada siklus II

mencapai persentase rata-rata 90,625%. Dengan demikian indikator keberhasilan

kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran telah tercapai karena persentase

rata-rata tersebut lebih dari 80%.

3) Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II mencapai persentase

rata-rata 81,25%. Persentase rata-rata ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan karena

persentase rata-rata tersebut lebih dari 80%.


Dari indikator-indikator di atas, ternyata guru sudah dapat melaksanakan

pembelajaran dengan sangat baik dan siswa pun antusias dalam belajar sehingga

pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Hasil refleksi

tersebut juga menunjukkan bahwa semua indikator keberhasilan dalam pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa telah tercapai, sehingga pembelajaran

dapat dihentikan tanpa melanjutkan ke siklus berikutnya (siklus III).

A. Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan data yang telah dikemukakan, berikut diuraikan beberapa

temuan yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dan siklus II:

1. Temuan Penelitian Siklus I

a) Proses pembelajaran pada siklus I belum sesuai dengan rencana yang

ditentukan dan siswa terlihat belum tertib selama proses pembelajaran.

b) Siswa belum terlihat antusias mengikuti pembelajaran konsep keliling dan

luas bangun datar, karena siswa belum terbiasa mengungkapkan ide dan

pemikirannya pada saat menentukan rumus keliling dan luas bangun datar.

c) Penalaran dan pemahaman konsep yang dimiliki siswa belum terlihat karena

siswa masih kesulitan dalam mengikuti langkah-langkah menemukan rumus

keliling bangun datar yang ada pada Lembar Kerja Siswa.

d) Masih ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal tes, hal ini dapat

dilihat dari hasil tes siklus I yang diberikan belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan.

2. Temuan Penelitian Siklus II


a) Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan baik dan sesuai

dengan rencana yang ditentukan karena siswa mulai terbiasa dengan

pembelajaran konsep keliling dan luas bangun datar.

b) Antusias siswa semakin baik, karena siswa telah belajar menemukan sendiri

konsep rumus keliling dan luas bangun datar.

c) Penalaran dan pemahaman konsep yang dimiliki siswa mulai berkembang,

hal ini terlihat pada saat siswa menentukan rumus keliling dan luas bangun

datar melalui langkah-langkah yang ada pada LKS.

d) Pemahaman siswa terhadap materi juga semakin baik, hal ini dapat dilihat

dari meningkatnya hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran siklus II dan

telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai