PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa
dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis
juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru,
sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.
Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar
pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik
adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu
agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa (Herdian, 2010).
dengan para siswa, iklim dan kultur sekolah yang tidak kondusif merupakan sumber-
sumber masalah bagi guru. Suatu studi terbaru di Australia yang dilakukan Thomas,
Clarke & Lavery, (2003) menemukan bahwa tekanan waktu dan beban kerja yang
Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu guru bidang studi matematika
kelas VII di SMP Negeri 3 Air Sugihan, salah satu permasalahan dalam pembelajaran
matematika di kelas VII semester II adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pokok
bahasan bangun datar. Hal tersebut dapat dilihat dari data tentang rata-rata hasil
belajar siswa dalam tiga tahun terakhir pada pokok bahasan bangun datar adalah 61,5
pada tahun 2008/2009; 59,7 pada tahun 2009/2010; dan 63,5 pada tahun 2010/2011.
Rendahnya hasil belajar ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru hanya
terpaku pada sumber belajar yang ada tanpa menggunakan media yang dapat
membantu siswa dalam memahami konsep keliling dan luas bangun datar. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang memahami konsep keliling dan luas bangun datar
sehingga siswa sering lupa dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal.
2. Analisis masalah
matematika adalah alat yang siap pakai. Sehingga guru tersebut bersikap cenderung
secara pasif dan tidak kritis. Siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak tahu dari
mana asalnya dan mengapa rumus itu digunakan. Keadaan demikian mungkin terjadi
karena di dalam proses pembelajaran tersebut siswa kurang diberi kesempatan dalam
mengungkapkan ide-ide dan alasan jawaban mereka sehingga kurang terbiasa untuk
yang dapat meningkatkan hasil belajar salah satunya dengan memberikan pemahaman
yang akan dilakukan ditujukan untuk mengubah pandangan siswa yang berpendapat
bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan susah diterapkan dalam
para siswa kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan, salah satunya dalam
menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan keliling dan luas bangun datar.
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif. Menurut Robert M. Gagne, media pembelajaran adalah “berbagai
Sedangkan menurut Gerlach dan Ely, media pembelajaran memiliki cakupan yang
sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran konsep keliling dan luas
bangun datar melalui media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, secara spesifik tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
VII SMP Negeri 3 Air Sugihan dengan menggunakan pembelajaran konsep keliling
D. Manfaat Penelitian
pemahaman konsep dan hasil belajar khususnya pokok bahasan keliling dan luas
bangun datar.
2. Bagi guru mata pelajaran, yaitu sebagai informasi tentang suatu pendekatan
3. Bagi pembaca, yaitu sebagai salah satu bahan bacaan di dalam melakukan
penelitian yang sejenis agar dapat melakukan penelitian yang lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang
dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif
dalam suatu tindakan nyata. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang
menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman serta
proses pembelajaran yang optimal terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru
untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kapasitasnya, karena aktivitas siswa
matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan
objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain: Kemampuan menyelidiki dan
1. Fakta; Contoh fakta ialah angka atau lambang bilangan, sudut, ruas, garis,
4. Aturan; ialah obyek paling abstrak, yang dapat berupa sifat, dalil, dan teori.
Pentingnya belajar matematika yaitu tidak lepas dari lingkungan dalam segala
jenis dimensi kehidupan. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi
C. Pengertian Konsep
bahwa:”Konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri
yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu
Dari pengertian konsep yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa
dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan ke dalam contoh dan bukan
D. Media Pembelajaran
“media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta
didik sehingga merangsang mereka untuk belajar”. Sedangkan menurut Gerlach dan
Ely (dalam Asyhar, 2011) media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas,
yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang
segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber
fungsi atensi, fingsi afektif, fungsi kognitif, fungsi psikomotorik, fungsi imajinatif
a. Fungsi atensi
b. Fungsi afektif
atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu sehingga akan menimbulkan sikap
c. Fungsi kognitif
d. Fungsi psikomotorik
pada seseorang aspek ini adalah salah satu dari tiga aspek (kognitif, afektif dan
e. Fungsi imajinatif
f. Fungsi motivasi
sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan media yang sekaligus merupakan
alat untuk menanamkan konsep. Baik media pembawa informasi maupun media yang
yaitu:
grafis, gambar berseri, dan lain-lain). Setiap guru secara individual memegang
pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam
mengajar di kelas, di luar kelas, baik kelompok kecil maupum kelompok besar.
Media tradisional banyak dibuat dan digunakan oleh guru di pedesaan atau
sekolah-sekolah dengan fasilitas terbatas, misalnya media dari karton, bambu dan
lain-lain.
b. Media moderen atau kompleks, seperti komputer diintegrasikan dengan media-
1) Ruang kelas otomatis, yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya
secara otomatis, misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil
untuk diskusi.
Media benda konkret (Junaidi, 2011) adalah “media yang berbentuk benda
nyata yang digunakan untuk menanamkan dan memahami konsep. Untuk memahami
penelitian ini media yang digunakan adalah media benda konkret (benda nyata)
berupa kertas karton, tali dan mistar. Media benda konkret ini dipergunakan dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien,
mengembangkan sikap yang dikehendaki, dan mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.
Materi konsep luas daerah bangun datar dengan menggunakan benda konkret
Pemahaman siswa tentang konsep keliling dan luas bangun datar dengan
b. Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap
kelompok belajar. Pada tahap inti guru memberikan lembar kerja pada siswa
usaha belajarnya. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek
sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain. Menurut Arikunto (dalam
Ekawarna 2010: 41) yang dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh
siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini
Benyamin Bloom (dalam Sudjana 2010: 22) yang secara garis besar dibagi menjadi
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotorik
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar matematika
Jadi, hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh oleh siswa
pengukuran tujuan pembelajaran itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam menerima materi pelajaran
yang dinyatakan dalam perubahan tingkah laku dalam diri manusia baik secara
D C
lebar
A panjang B
Gambar 2.1
Pada gambar 2.1, ABCD adalah persegi panjang. Sisi-sisinya adalah AB, BC, CD,
Jika keliling disebut K, AB disebut panjang (p), dan BC disebut lebar (l), maka
K = 2 (p + l).
Keliling persegi panjang adalah dua kali jumlah panjang dan lebar.
K = 2 (p + l)
L=pxl
2. Keliling dan luas persegi
S R
sisi
P sisi Q
Gambar 2.2
Pada gambar 2.2, PQRS adalah persegi. Sisi-sisinya adalah PQ, QR, RS, dan SP.
K=4xs
Apabila PQ, QR, RS, dan SP adalah sisi-sisi persegi (s) yang memiliki panjang
L=sxs
D Sisi bawah E
Gambar 2.3
Pada gambar 2.3, DEFG adalah trapesium. Sisi-sisinya adalah DE, EF, FG, dan
K = DE + EF + FG + GA.
D C
tinggi
A O B
Gambar 2.4
1
Luas trapesium ABCD = × DO × (AB + CD)
2
Luas trapesium adalah setengah dari hasil kali jumlah panjang sis-sisi
sejajar dan tingginya.
K M
Gambar 2.5
Pada gambar 2.5, KLMN adalah layang-layang. Sisi-sisinya adalah KL, LM, MN,
Keliling layang-layang adalah dua kali jumlah sisi yang tidak sama
panjang.
A C
Gambar 2.6
1
Luas layang-layang ABCD = × AC × BD
2
1
L= × d 1 ×d 2
2
III.
A. Prosedur Penelitian
kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Prosedur yang
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
a. Pertemuan 1
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya
2) Kegiatan Inti
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tiap-tiap kelompok. Melalui LKS tersebut guru
membimbing siswa bagaimana cara membuat bangun datar segi empat dengan
menggunakan kertas karton. Selanjutnya, melalui media yang telah dibuat tersebut
dan luas bangun datar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi keliling dan luas bangun datar,
maka siswa diarahkan untuk mengerjakan soal latihan dan siswa mengerjakan soal
3) Kegiatan Penutup
memotivasi kepada siswa untuk giat belajar dan menginformasikan bahwa akan
b. Pertemuan 2
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulisnya sebelum tes dimulai
dan belajar sekitar 10 menit guna mengingatkan siswa pada materi yang telah
2) Kegiatan Inti
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai soal yang tidak jelas.
Kemudian guru mengawasi jalannya tes yang berlangsung sekitar 60 menit. Guru
meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka pada saat waktu
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan ini guru membahas sekilas tentang beberapa soal yang telah
diujikan. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya dan memotivasi siswa untuk giat belajar.
Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, yaitu guru mata pelajaran dan
teman sejawat pada saat proses pembalajaran berlangsung. Guru mengamati kegiatan
peneliti dalam melakukan pembelajaran dan teman sejawat mengamati aktivitas siswa
2. Refleksi
Hasil kegiatan observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis. Hasil analisis
inilah yang menjadi dasar dalam penyusunan refleksi yaitu memikirkan upaya apa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil refleksi ini akan menjadi dasar
siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan
berikut:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 tahun pelajaran 2021/2022
yang beralamat di Jl. Prajurit Nazarudin Sekojo Palembang. Jumlah siswa kelas IV
sebanyak 36 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
2. Lokasi Penelitian
3. Waktu Penelitian
Tabel III.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pelaksanaan
B. Deskripsi Persiklus
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab metode penelitian, penelitian pada siklus I
dan d. refleksi.
a. Perencanaan
tentang keliling bangun datar, 3). lembar observasi terhadap kegiatan guru untuk
mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran, 4). lembar observasi terhadap
siswa untuk mengamati keaktifan siswa dan melihat bagaimana situasi belajar di
kelas selama proses pembelajaran berlangsung, tapi tidak mendatangkan siswa, maka
tidak membuat soal-soal penilaian siklus I sub pokok bahasan keliling persegi
panjang, persegi, trapesium dan layang-layang, 5). menyediakan media benda konkrit
berupa kertas karton yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012 yaitu hari Kamis, 3 Mei
2012.
Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan berlangsung mulai
pukul 11.50 sampai pukul 13.10. Peneliti bertindak sebagai guru yang melakukan
panduan lembar observasi guru yang telah dibuat dan teman sejawat bertindak
Pelaksanaan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, inti,
dan penutup. Materi pada siklus I adalah keliling persegi panjang, persegi, trapesium
dan layang-layang.
Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan kegiatan rutin di awal tatap muka,
metode yang digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah metode diskusi kelompok
kelompok terdiri dari 6 orang. Tugas siswa dalam kelompok adalah membuat bangun
datar dengan menggunakan kertas karton sebagai media benda konkretnya dan
menemukan rumus keliling dan luas bangun datar yang dipelajarai. Dalam membuat
bangun datar dan menentukan rumus keliling dan luas bangun datar, siswa mengikuti
petunjuk dan langkah-langkah yang ada di LKS yang telah disediakan dan peneliti
Pada tahap inti, peneliti membagi siswa kelas VII.1 ke dalam 6 kelompok dengan
Selanjutnya peneliti membagikan lembar kerja siswa yang berisi materi dan langkah-
langkah menemukan rumus keliling persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-
layang kepada tiap-tiap kelompok. Setelah Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan
untuk mulai bekerja sama membuat persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-
layang sesuai dengan petunjuk di LKS. Siswa pun secara berkelompok membuat
persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-layang dengan kertas karton sesuai
Pada saat membuat persegi panjang masih ada kelompok yang bingung karena tidak
mengerti dengan langkah-langkah yang ada di LKS dan peneliti pun memberikan
penjelasan kepada kelompok tersebut. Pada saat menentukan keliling persegi panjang,
anggota dari kelompok 5 bernama Dede Sofian menanyakan kepada guru (peneliti)
Talinya diluruskan dulu atau gimana?”. Peneliti pun menjawab “ iya, talinya kamu
kasih tanda saat tepat dengan sudut-sudut persegi panjang dan luruskan, kemudian
ukur mulai dari awal tali sampai tali itu bertemu”. Setelah rumus keliling persegi
memberikan penjelasan bahwa dalam persegi untuk panjang dan lebarnya dinamakan
sisi saja, bukan sisi panjang dan sisi lebar karena ukurannya sama panjang.
Setelah selesai menemukan keliling persegi, siswa melanjutkan kegiatan belajarnya
dengan membuat trapesium dan menetukan kelilingnya. Pada saat menemukan rumus
waktu belajar talah habis. Suasana kelas ramai dan peneliti mencoba untuk
menenangkan siswa. Kurangnya waktu ini disebabkan siswa masih kebingungan pada
saat membuat bangun datar sehingga beberapa kelompok mengulang beberapa kali
dengan menyuruh siswa mempelajari materi tentang keliling layang-layang yang akan
Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.1 di atas, diperoleh jumlah skor hasil
pengamatan sebesar 24. Seperti yang dijelaskan pada bab Metode Penelitian, untuk
24
¿ × 100 %
32
¿ 0,75 ×100 %
¿ 75 %
Kemudian untuk mengukur kriteria taraf keberhasilan terhadap kegiatan guru selama
Dari uraian di atas, kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus I diperoleh
persentase nilai rata-rata sebesar 75%, dan artinya taraf keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk dalam kriteria cukup baik. Berikut
ini beberapa hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam melakukan
a) Tujuan dan manfaat pembelajaran perlu diperjelas, para siswa perlu diyakinkan
b) Dalam membuka pembelajaran, guru belum bisa menarik perhatian siswa untuk
c) Pada saat memulai pelajaran, guru telah memberikan contoh nyata dari materi
f) Guru masih kurang dalam memberikan pertanyaan lisan ketika kegiatan belajar
berlangsung.
h) Guru masih kurang dalam memberi penjelasan atau tanggapan terhadap jawaban
siswa.
Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada
Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 4.2 di atas, diperoleh jumlah skor hasil
pengamatan sebesar 22. Sehingga persentase nilai rata-rata aktivitas siswa selama
22
¿ ×100 %
32
¿ 0,6875 ×100 %
¿ 68,75 %
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa persentase nilai rata-rata aktivitas siswa
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk dalam kriteria kurang baik.
Berikut ini beberapa hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti
masih kurang.
d) Dalam diskusi beberapa kelompok masih terlihat pasif karena tidak terbiasa
mengemukakan ide-idenya.
e) Belum ada komunikasi antar kelompok sehingga tidak ada persaingan antar
kelompok belajar.
f) Beberapa kelompok masih belum paham dengan masalah yang diberikan dalam
LKS dan kesulitan dalam menyelesaiakannya. Tetapi ada juga kelompok yang
masih tidak mengerti dengan penjelasan guru sehingga guru harus memberikan
h) Saat mengerjakan soal tes, masih banyak siswa yang belum lancar dengan
Untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai konsep keliling bangun datar yang
telah dipelajari, maka pada pertemuan kedua diberikan tes. Hasil tes belajar siswa
Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 Ayu Astari 72
2 Anggun Krismala 68
3 Anur Jailani 75
4 Kholila 45
5 Cici Kurniawan 70
6 Dwi Marita Sari 90
7 Dedi Kurniawan 80
8 Dede Sofian 72
9 Desi Handi S. 65
10 Deni Saputra 68
11 Dandi Amirul Atmaja 85
12 Devi 90
13 Ela Nuraini 70
14 Edi Prayitno 65
15 Edi Irawan 70
16 Fitri Dwi L. 68
17 Fajar Kukuh Widodo 60
18 Ferdi Darma Junaidi 75
19 Fajriah 30
20 Heriyansah 70
21 Hendri 75
22 Indah Sari 45
23 Jenis Fitriani 68
24 Jamaludin 75
25 Kurnia Maisaroh 55
26 Khoirur Rofikoh 30
27 Maya Amalia 40
28 Rica Puji Lestari 70
29 Risa Umami 52
30 Siti Watini 80
31 Siti Aninur Janah 75
32 Wida Nurul K. 50
33 Yuyun Nila W. 50
34 Yuni Maharani 100
35 Yuli Kusuma P. 60
36 Yosef 50
Jumlah 2363 22 14
Tes pada siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII.1 yang berjumlah 36 siswa.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pokok bahasan keliling dan luas bangun
datar adalah 67. Berdasarkan tabel 4.3 di atas, jumlah siswa yang tuntas berjumlah 22
siswa artinya ketuntasan belajar kelas baru mencapai 61,1%, dan yang belum tuntas
berjumlah 14 siswa atau 38,9%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 65,64. Hal
ini menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator
keberhasilan karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 67 atau
siswa yang tuntas masih dibawah 75% dari jumlah siswa kelas VII.1.
d. Hasil Refleksi
Setelah didapat hasil evaluasi dan hasil pengamatan kegiatan pembelajaran pada
mendapatkan hasil refleksi pada siklus I. Berdasarkan hasil diskusi nampak bahwa
pembelajaran konsep keliling bangun datar melalui media benda konkret yang
diajarkan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belum
sesuai dengan target yang ditentukan. Baru 61,1% siswa yang dinyatakan tuntas,
sisanya 38,9% belum tuntas. Pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII. 1
SMP Negeri 3 Air Sugihan yaitu 65,64, sehingga hasil belajar siswa pada siklus I
observasi terhadap aktivitas siswa, persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 68,75%
dan ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%.
kegiatan pembelajaran yang dilakukan baru mencapai persentase nilai rata-rata 75%
karena masih dibawah 80%, namun kegiatan tersebut sudah tergolong baik karena ini
Berikut ini beberapa kekurangan yang terdapat di dalam siklus I, antara lain:
dalam mengemukakan ide, belum maksimal dalam mengatur siswa saat kerja
dipelajari, tidak memberi umpan balik yang berupa penguatan untuk siswa, dan
dan pemahaman siswa tentang aplikasi dari pengetahuan yang dimiliki masih
kurang, dan penalaran yang dimiliki siswa masih kurang karena setiap guru
menjelaskan siswa masih belum bisa memahami secara cepat sehingga guru
3) Beberapa siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal tes, sehingga hasil
belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, dan siswa juga belum
menjawab soal.
Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik, namun proses
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti dan kedua orang pengamat sepakat jika
Adapun upaya-upaya perbaikan pada siklus II yaitu sebagai berikut: 1). guru
mengingatkan kepada siswa untuk kembali mempersiapkan diri lebih baik lagi
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, 2). siswa terutama 38,9% atau 14 orang yang
masih termasuk dalam kategori belum tuntas, perlu diberi stimulus yang khusus agar
mereka lebih tertarik mengikuti pembelajaran, 3). umpan balik berupa penguatan dari
respon siswa harus diberikan secara langsung sebelum proses pembelajaran siklus II
pertanyaan-pertanyaan dari luar bahan ajar atau materi yang diberikan, 5). guru perlu
meningkatkan upaya membimbing kelompok belajar siswa sehingga siswa tidak ribut
saat kegiatan pembelajaran berlangsung, 7). guru harus bisa memanfaatkan waktu
sebaik mungkin dan meningkatkan upaya memotivasi siswa untuk bertanya,
Penelitian pada siklus II sama seperti penelitian pada siklus I yang dibagi
dalam empat kegiatan yaitu: 1). perencanaan, 2). pelaksanaan, 3). observasi dan
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II antara lain: 1).
(LKS) tentang luas bangun datar, 3). menyiapkan lembar observasi terhadap kegiatan
guru, 4). lembar observasi terhadap aktivitas siswa untuk mengamati keaktifan siswa
berlangsung, 5). membuat soal-soal evaluasi siklus II sub pokok bahasan luas persegi
panjang, persegi, trapesium dan layang-layang, 6). menyediakan media benda konkrit
berupa kertas karton yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran
pembelajaran berlangsung, 8). membagi waktu yang akan digunakan dalam tiap
b. Pelaksanaan
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2012 untuk
pertemuan pertama dan dilanjutkan pemberian tes evaluasi II pada pertemuan kedua,
mulai pukul 11.50 sampai pukul 13.10. Materi pada siklus II adalah luas persegi
panjang, persegi, trapesium dan layang-layang. Metode yang digunakan masih sama
seperti pada siklus I yaitu metode diskusi kelompok kecil. Pada siklus kedua, peneliti
mencoba membagi waktu pembelajaran seefisien mungkin sehingga pada saat jam
pelajaran habis materi juga selesai. Pelaksanaan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan (10 menit), inti (70 menit), dan penutup (10 menit).
Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan kegiatan rutin di awal tatap muka,
hasil tes pada siklus I dan memberikan pujian kepada siswa yang mendapat nilai
tertinggi. Bagi yang mendapat nilai rendah peneliti memberikan penguatan dan
memotivasi agar lebih giat belajar karena yang menentukan berhasil tidaknya dalam
belajar adalah siswa yang bersangkutan. Kemudian peneliti menanyakan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menanyakan apakah sudah dipelajari
sedikit demi sidikit materi pada pertemuan ini. Hal ini dilakukan peneliti supaya
Pada kegiatan inti, peneliti meminta siswa menempati posisi tempat duduk sesuai
berisi materi dan langkah-langkah menemukan rumus luas persegi panjang, persegi,
trapesium dan layang-layang kepada tiap-tiap kelompok. Setelah Lembar Kerja Siswa
(LKS) dibagikan kepada setiap kelompok, maka selanjutnya peneliti menyuruh setiap
langkah-langkah yang harus dilakukan agar rumus luas persegi panjang dan persegi
ditemuakan. Disini peneliti mencoba menanamkan konsep luas dan membuat siswa
lebih memahami darimana rumus luas persegi panjang dan persegi didapatkan. Siswa
tidak lagi membuat persegi panjang, persegi, trapesium dan layang-layang karena
bertanya mengenai rumus luas persegi panjang dan persegi sangat antusias
mendengar penjelasan atau jawaban peneliti. Peneliti memberikan soal yang langsung
banyak keramik yang ada di lantai kalian?”. Sebagian besar siswa mengangkat tangan
ada dari kelompok 4 siswa yang mendapatkan nilai terendah. Perwakilan dari
kelompok 4 pun menjawab dengan benar dan peneliti memberikan pujian kepada
kelompok 4. Kegiatan pembelajaran terlihat aktif dan siswa mulai ramai, namun
peneliti mencoba melakukan kesenyapan sehingga siswa pun diam dan melanjutkan
belajarnya.
Pada tahap penutup, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Namun siswa tidak ada yang mau bertanya, selanjutnya peneliti meminta siswa untuk
mengerjakan latihan yang ada di LKS dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya
serta memberitahukan bahwa akan diadakan evaluasi lagi pada pertemuan
selanjutnya.
Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru pada siklus II dapat dilihat pada
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II untuk menentukan persentase nilai rata-rata
dan kriteria taraf keberhasilan terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh skor hasil pengamatan sebesar 29. Sehingga
29
¿ ×100 %
32
¿ 0,90625 ×100 %
¿ 90,625 %
Dari uraian di atas, kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus II diperoleh
persentase nilai rata-rata sebesar 90,625%, dan artinya taraf keberhasilan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk dalam kriteria sangat baik. Berikut
a) Guru dalam memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik sehingga siswa
b) Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan sesuai indikator
c) Guru telah membagi waktu pembelajaran dengan baik sehingga saat jam
kepada siswa sehingga siswa mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas
Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II untuk menentukan persentase nilai rata-rata
dan kriteria taraf keberhasilan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh skor hasil pengamatan sebesar 26. Sehingga
26
¿ ×100 %
32
¿ 0,8125 ×100 %
¿ 81,25 %
Dari uraian di atas, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Berikut
1) Siswa antusias dalam menerima pelajaran dan termotivasi karena yang dipelajari
2) Beberapa kelompok siswa sudah tidak bingung lagi dalam melakukan kerjasama
masing-masing.
4) Siswa mulai aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan guru.
5) Siswa mulai memahami konsep yang telah mereka dapat dari hasil kerjanya
sendiri dan penalarannya mengenai materi yang dipelajari pun mulai terlihat.
Untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai konsep luas bangun datar yang telah
dipelajari, maka pada pertemuan kedua diberikan tes. Hasil tes belajar siswa pada
Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 Ayu Astari 80
2 Anggun Krismala 75
3 Anur Jailani 70
4 Kholila 78
5 Cici Kurniawan 70
6 Dwi Marita Sari 100
7 Dedi Kurniawan 75
8 Dede Sofian 70
9 Desi Handi S. 65
10 Deni Saputra 65
11 Dandi Amirul Atmaja 100
12 Devi 100
13 Ela Nuraini 95
14 Edi Prayitno 60
15 Edi Irawan 80
16 Fitri Dwi L. 85
17 Fajar Kukuh Widodo 80
18 Ferdi Darma Junaidi 90
19 Fajriah 75
20 Heriyansah 50
21 Hendri 100
22 Indah Sari 68
23 Jenis Fitriani 75
24 Jamaludin 72
25 Kurnia Maisaroh 60
26 Khoirur Rofikoh 72
27 Maya Amalia 70
28 Rica Puji Lestari 85
29 Risa Umami 70
30 Siti Watini 100
31 Siti Aninur Janah 75
32 Wida Nurul K. 68
33 Yuyun Nila W. 45
34 Yuni Maharani 80
35 Yuli Kusuma P. 75
36 Yosef 60
Jumlah 2738 29 7
Tes pada siklus II ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII.1 yang berjumlah 36 siswa.
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa artinya
ketuntasan belajar kelas mencapai 80,56%, dan yang belum tuntas berjumlah 7 siswa
atau 19,44%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 76,06. Hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang
4. Hasil Refleksi
Dari hasil evaluasi di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus II telah terjadi
peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang tuntas mencapai
80,56% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 76,05. Dibandingkan dengan hasil
belajar pada siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata 65,64, berarti telah terjadi
kenaikan hasil belajar pada siklus II sebesar 15,86%. Kemudian dari hasil observasi
terhadap siswa, persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 81,25% dan ini telah
keberhasilan kegiatan guru dalam pembelajaran telah tercapai dengan kriteria sangat
baik.
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan pembelajaran konsep keliling dan luas bangun datar dengan
menggunakan media benda konkret telah berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh
1) Hasil belajar siswa pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 76,05 dan
80,56% telah tuntas belajar dari keseluruhan siswa kelas VII.1. Sehingga
indikator keberhasilan telah tercapai karena lebih dari 75% siswa telah mencapai
nilai 67.
2) Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru melalui lembar observasi pada siklus II
pembelajaran dengan sangat baik dan siswa pun antusias dalam belajar sehingga
pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Hasil refleksi
pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa telah tercapai, sehingga pembelajaran
A. Temuan Penelitian
luas bangun datar, karena siswa belum terbiasa mengungkapkan ide dan
pemikirannya pada saat menentukan rumus keliling dan luas bangun datar.
c) Penalaran dan pemahaman konsep yang dimiliki siswa belum terlihat karena
d) Masih ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal tes, hal ini dapat
dilihat dari hasil tes siklus I yang diberikan belum mencapai indikator
b) Antusias siswa semakin baik, karena siswa telah belajar menemukan sendiri
hal ini terlihat pada saat siswa menentukan rumus keliling dan luas bangun
d) Pemahaman siswa terhadap materi juga semakin baik, hal ini dapat dilihat
dari meningkatnya hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran siklus II dan