PROPOSAL TESIS
Oleh
Muhamad Yasin
0401511040
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
pengajaran. Agar proses pengajaran dapat terlaksana dengan baik, maka salah
satu hal yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajar (Uno,
210: 40). Mengajar dan gaya belajar adalah perilaku atau tindakan yang guru
Salah satu kegiatan dalam proses belajar mengajar adalah kegiatan tatap
muka. Pada kegiatan tatap muka ini dapat dilakukan dengan dua jenis. Pertama
kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Pada dua jenis
terjadi tiga pola komunikasi antara guru dan peserta didik, yakni komunikasi
sebagai pemberi aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi. Guru aktif dan
pelajaran. Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komuniksi dua arah, guru
berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi, demikian pula halnya dengan
peserta didik, bisa sebagai penerima aksi bisa pula sebagai pemberi aksi. Hal ini
komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dan peserta didik. Peserta didik
dituntut lebih aktif daripada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai
berbagai sumber untuk belajar, maka pembelajaran dapat melibatkan dua pihak
Suparman (2010, 61) menyatakan banyak orang pintar dan berilmu akan
ilmunya kepada orang lain. Dalam kenyataannya di MTs Negei Mranggen guru
sering kali berhadapan dengan kendala yang datang dari dalam maupun dari
dengan bahan ajar. Aktivitas dalam mempelajari bahan ajar tersebut akan
bahan ajar yang diberikan guru serta tergantung juga pada kemampuan peserta
didiknya. Jika bahan ajar yang diberikan mudah dan kemampuan peserta didik
nya tinggi maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan cepat.
Teachers of Mathematics tahun 2000 (Ferrini dan Mundy, 2000: 868) yang
pembelajaran matematika.
Salah satu isu penting yang menjadi fokus perhatian berbagai organisasi
matematika secara koheren dan jelas kepada peserta didik lain, guru, dan
didik dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi peserta didik lain, (4)
matematika.
lulusan peserta didik sekolah dari pendidikan dasar sampai menengah adalah
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan
simbol, tabel, diagram, atau media lain, (5) memiliki sikap menghargai
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah, (6) menalar secara logis dan kritis serta
mempengaruhi belajar peserta didik, diantaranya (1) faktor intern yaitu faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, misalnya faktor jasmaniyah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan; dan (2) faktor ekstern yaitu faktor yang
ada di luar diri individu yang sedang belajar, misalnya faktor keluarga dan
masing pandangan memiliki relevansi dengan situasi tertentu. Oleh karena itu
7
praktek di sekolah.
mengajar di dalam kelas, adalah interaksi antara guru dan siswa. Interaksi antara
guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan proses
Proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar matematika memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari beberapa
tersebut agar lebih mudah diterima oleh siswa. Bahkan dalam menghadapi
peserta didik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang masih berada pada
langsung matematika yang abstrak dalam bentuk yang kongkret atau semi
konkrit.
guru tidak memberi kesempatan peserta didik untuk berinteraksi dan mampu
menyebabkan proses belajar kurang lancar, sehingga peserta didik merasa jauh
dirinya sebagai subyek tunggal di dalam kelas dan menempatkan peserta didik
sebagai obyeknya, akan tetapi lebih memandang keduanya sebagai subyek yang
dalam memahami sesuatu. Kedua pemahaman yang berbeda tersebut agar dapat
konteks komunikasi.
yang disampaikan dapat diidentifikasi dalam dua bentuk, yakni pesan verbal
merupakan bentuk pesan verbal. Sedangkan pesan non-verbal ialah pesan dalam
mempunyai makna. Apabila pesan yang disampaikan guru tidak bisa dipahami
9
informasi. Akan tetapi, perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai
makna yang berbeda bagi siswa satu ke siswa lain karena pesan berkaitan erat
dalam proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan terserap oleh
peserta didik dengan baik. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan
menunjuk pada apa yang harus dilakukan sebagai pengajar. Dua konsep
tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi anatara
guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik pada saat
mengarah pada kegiatan komunikasi nyata dan penugasan yang bermakna bagi
peserta didik.
metode pengajaran dan gaya yang dapat digunakan dalam mengajar matematika
di kelas.
sehingga menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, (4) mengajar atau
negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, (6) mengajar adalah suatu
matematika di kelas (TIPS4RM, 2005). Ini berarti guru dapat mendorong siswa
Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat menentukan
struktur, teorema, atau rumus matematis kepada para siswa, akan berpengaruh
matematika.
yang menyampaikan pesan dengan berbicara gugup, terlalu cepat, terlalu lemah,
telah mengajarkan mata pelajaran seperti yang diinginkan peserta didik, guru
merasa puas jika bisa menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Padahal
belum tentu peserta didik mengerti dan memahami materi pelajaran tersebut.
menjadi hidup, sehingga peserta didik senang dan tidak jenuh dalam menerima
materi yang disampaikan oleh guru dengan berbagai gaya komunikasi yang
digunakan.
materi kepada peserta didik dengan berbagai strategi dan gaya. Dengan
sebuah teori yang sistematis tentang hubungan antara struktur pesan dan fungsi
wacana. Fungsi pesan melibatkan kedua kondisi generasi pesan yang antecedent
(terutama tujuan dari produsen pesan) dan efek yang disengaja ataupun tidak
Hasil buruk penerimaan materi oleh peserta didik belum tentu karena
komunikasi yang kurang baik di depan peserta didik (Naim, 2011: 27). Dari hal
tersebut tanpa ruh komunikasi yang baik pendidikan akan kehilangan cara dan
(Naim, 2011: 53). Dalam proses komunikasi antara guru dan peserta didik yang
berjalan dengan baik akan membawa hasil pembelajaran yang baik, namun
berakibat kurang bagus terhadap hasil pembelajaran. Seorang guru yang tidak
didiknya (Naim, 2011: 28). Ini berarti gaya komunikasi yang digunakan oleh
13
didik.
belajar siswa yang merasa tidak nyaman dan cenderung bosan dalam mengikuti
Permasalahan lain yang didapat oleh penulis dari hasil observasi awal di
tentang gaya komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Selain
permasalahan tersebut di atas dampak dari gaya komunikasi guru terhadap hasil
belajar peserta didik juga merupakan permasalahan yang akan peniliti kaji
penggunaan teori komunikasi logika desain pesan oleh guru metematika dapat
14
pembelajaran.
secara jelas.
dari komunikasi logika desain pesan. Subyek penelitian ini adalah guru
desain pesan?
ditinjau dari teori komunikasi logika desain pesan. Secara khusus penelitian ini
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis