Anda di halaman 1dari 38

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PRAKTIK SHOLAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBIASAAN DI TK


BENOWO PRAMPELAN SAYUNG DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
ADELA MARSELLINA FAIZIN
NPM: 22156053

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2024
201

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PRAKTIK SHOLAT


DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBIASAAN DI TK
BENOWO PRAMPELAN SAYUNG DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
ADELA MARSELLINA FAIZIN
NPM: 22156053

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2024

ii
PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PRAKTIK SHOLAT


DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBIASAAN DI TK
BENOWO PRAMPELAN SAYUNG DEMAK

Disusun dan diajukan oleh


ADELA MARSELLINA
FAIZIN NPM: 22156053

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan untuk disusun


menjadi skripsi
Pada tanggal, 01 Februari 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muniroh Munawar, S.Pi., M.Pd Dwi Prasetiyawati, D.H., S.Pd.,


M.Pd NPP 097901230 NPP 108401280

iii
PRAKATA

Alhamdulillah wasyukrulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta dan inayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Praktik Sholat Dengan Menggunakan Metode
Pembiasaan Di TK Benowo Prampelan Sayung Demak”.
Dalam penyusunan Proposal Skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehubungan denagn hal tersebut penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Sri Suciati, M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI Semarang yang telah
memberi kesempatan penulis menimba ilmu di Universitas PGRI Semarang.
2. Dr. Arri Handayani,S.Pi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Semarang.

3. Ibu Dr. Anita Chandra D.S, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas PGRI Semarang.
4. Ibu Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan banyak arahan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
5. Ibu Dwi Prasetyawati D.H, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
6. Para dosen dan seluruh staf pengajar di lingkungan Universitas PGRI
Semarang yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan proposal skripsi
7. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan anaknya disetiap waktu agar
mampu menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penyusunan
Proposal Skripsi ini (RPL E PG-PAUD 2022).
9. Seluruh guru-guruku yang berjasa dalam memberikan ilmunya, semoga ilmu
dan amalnya selalu mengalir membawa manfaat yang tiada habis dikikis oleh
waktu, Aamiin.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
Semoga Proposal Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak meskipun
penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Skripsi ini masih banyak
iv
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran tyang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Proposal Skripsi ini di masa
mendatang.

Demak, 01 Februari 2024

Adela Marsellina Faizin

v
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR.......................................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................3
C. Pembatasan Masalah...................................................................................3
D. Rumusan Masalah.......................................................................................3
E. Tujuan Penelitian........................................................................................4
F. Manfaat Penelitian......................................................................................4

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS...........................................................5


A. Kajian Teori................................................................................................5
1. Ketrampilan Praktek Sholat..................................................................5
2. Metode Pembiasaan..............................................................................9
B. Penelitian yang Relevan............................................................................13
C. Kerangka Berpikir.....................................................................................13
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................15


A. Setting Penelitian......................................................................................15
1. Tempat Penelitian...............................................................................15
2. Waktu Penelitian.................................................................................15
B. Sumber Data..............................................................................................17
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.........................................................17
1. Metode Observasi...............................................................................18
2. Metode Wawancara.............................................................................18
3. Metode Dokumentasi..........................................................................18
D. Instrumen Penelitian.................................................................................18
vi
E. Teknik Analisis Data.................................................................................24
F. Indikator Keberhasilan..............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indnesia
Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak ada enam aspek yang perlu dikembangkan antara lain aspek Norma
Agama dan Moral (NAM), Sosial Emosional Anak, Fisik Motorik, Kognitif,
Bahasa dan Seni. Perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun,
diantaranya meliputi: mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara
wajar, mentaati aturan kelas, mengatur diri sendiri, bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan diri sendiri, mengekspresikan emosi yang sesuai
dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias dan sebagainya),
mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar.
Dalam rentang kehidupan seorang anak mengalami tahap tumbuh
kembang sesuai usianya, dengan didukung dengan stimulus yang diberikan
oleh keluarga dan lingkungan (Susanti, 2021). Konsep dan pemahaman
tentang agama pada anak dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka, anak
akan cenderung meniru apa yang pernah dilihatnya, dalam keluarga jika
orang tua terbiasa menanamkan kebaikan, maka anak dalam lingkup
keluarga tersebut akan mengikuti kebiasaan tersebut, misalnya dalam
keluarga, orang tua terbiasa menjalankan sholat lima waktu, seorang anak
aakan mengikuti

1
2

apa yang dilakukan orang tuanya. Anak melihat dan mengikuti apa yang
dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang
sesuatu yang berhubungan agama nilai-nilai spiritual ( (Jalaludin, 2005).
Sholat merupakan sarana komunikasi makhluk (manusia) dengan
khaliknya (Allah SWT) dan sekaligus bentuk penghambaan diri kepadanya
(Assayuthi, 2019). Oleh karena itu setiap orang tua harus melatih dan
membiasakan anak-anaknya beribadah sejak usia dini, sehingga ketika
memasuki usia baligh anak sudah terbiasa mengerjakan shalat dan amal
lainnya yang menjadi kewajiban. Melatih dan membiasakan anak-anak
beribadah merupakan kewajiban orang tua sebagai bagian dari pendidikan
yang harus diberikan kepada anak.

Berdasarkan pengamatan pembelajaran ibadah praktik sholat di TK


Benowo Prampelan, masih ada kendala yang harus dihadapi oleh guru, yaitu
banyak dari siswa-siswi di TK Benowo Prampelan belum terampil dalam
mengikuti pembelajaran sholat. Pada umumnya anak-anak sudah mampu,
namun konsentrasi dan keterampilan anak masih sangat kurang, bahkan jika
diajak untuk mempraktikkan bacaannya secara bersama-sama di dalam kelas
anak-anak sangat sulit untuk melakukannya. Kemampuan dalam
Keterampilan praktik sholat belum dapat menunjukkan gerakan-gerakan
sholat secara benar dan tepat baik itu gerakan takbir, ruku, dan sujud.
Berdasarkan hasil sebelum penelitian (prasurvey) yang dilakukan,
bahwa pembelajaran ibadah sholat pada TK Benowo Prampelan Sayung,
masih ada kendala yang harus dihadapi oleh guru, yaitu banyak dari siswa-
siswi di TK Benowo Prampelan Sayung belum terampil dalam melakukan
gerakan sholat. Pada umumnya anak-anak sudah mampu, namun konsentrasi
dan keterampilan anak masih sangat kurang, bahkan jika diajak untuk
mempraktikkan gerakan sholat secara bersama-sama di dalam kelas anak-
anak masih ditemukan kesalahan gerakan. Kemampuan dalam ibadah sholat
belum dapat menunjukkan gerakan-gerakan sholat secara benar dan tepat
baik itu gerakan takbir, ruku, dan sujud.
Dengan melihat latar belakang peserta didik tersebut,menjadikan
masalah ini sangat penting,di TK Benowo Prampelan Sayung belum pernah
dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan shalat
yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. sehingga diperlukan sebuah
3

metode yang tepat agar pelajaran tentang shalat ini dapat dengan mudah
diterima dan dipraktekkan oleh peserta didik, menjadikan shalat sebagai
bentuk ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan bisa berimbas
pada kehidupan anak didik selanjutnya.
Selama ini metode yang digunakan adalah metode ceramah, guru
menyampaikan, dan murid duduk mendengarkan, padahal untuk anak usia
4

dini pembelajaran sholat dengan metode ini kurang sesuai. Kesalahan pada
pelaksanaan shalat, rukun, gerakan-gerakan shalat, bacaannya dan
sebagainya.
Hal ini bila dibiarkan dapat menjadi masalah yang besar di kemudian
hari. Sehingga peneliti mencoba menggunakan metode pembiasaan. Dengan
metode ini diharapkan siswa dapat melihat sekaligus mempraktekkan secara
langsung gerakan dan bacaan shalat yang diperagakan oleh guru, sehingga
diharapkan anak akan termotivasi dalam pembelajaran ini dan akan
meningkatkan keterampilan siswa dalam shalat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengangkat masalah ini
untuk dijadikan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Praktik Sholat Dengan Menggunakan Metode
Pembiasaan Di TK Benowo Prampelan Sayung Demak”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi dan observasi proses pembelajaran awal dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Anak kurang fokus dalam pembelajaran shalat dengan metode ceramah
2. Anak kurang semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
shalat
3. Masih ditemukan kesalahan dalam gerakan-gerakan shalat pada anak
4. Masih ditemukan kesalahan bacaan shalat pada anak
5. Metode pembelajaran shalat belum dilakukan secara maksimal
6. Keterampilan praktik sholat siswa masih sangat kurang dan kondisi
kelas juga kurang kondusif.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya peningkatkan Keterampilan praktik
sholat dengan menggunakan metode pembiasaan dengan tema praktik sholat
di TK Benowo Prampelan Sayung Demak.
5

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dalam
penelitian ini penulis akan membatasi permasalahan yaitu: “Bagaimana
upaya meningkatkan Keterampilan praktik sholat melalui metode
pembiasaan di TK Benowo Prampelan Sayung Demak?.

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui pelaksanaan pembiasaan sholat
2. Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penerapan metode pembiasaan dapat meningkatkan
kemampuan praktik sholat di TK Benowo Prampelan Sayung Demak.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman mengenai pembelajaran dengan menggunakan
metode pembiasaan.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Dapat meningkatkan kemampuan praktik sholat dengan
menggunakan metode pembiasaan.
b. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
selama ini, khususnya dalam meningkatkan kemampuan praktik
sholat dengan menggunakan metode pembiasaan.
c. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini semoga dapat diaplikasikan dan
dikembangkan oleh sekolah
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Keterampilan Praktek Sholat
a. Pengertian Ketrampilan Praktek Sholat
Untuk bisa mengatasi suatu masalah dan beralih ke masalah yang lain
maka orang perlu suatu keterampilan yang kesemuanya itu bisa dijadikan
untuk melakukan tugas. Keterampilan adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan
digunakan dalam kehidupan (Nisa', 2014).
Menurut Kamus Besar Indonesia (Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa (BPPB), 2021) keterampilan berasal dari kata terampil
yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Sedangkan keterampilan artinya yaitu kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran yang
berhubungan dengan antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih,
menggunakan bahan, menggunakan peralatan dan tehnik kerja. Ditinjau dari
level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi
gerak awal, semi rutin, dan rutin (keterampilan). Keterampilan itu sendiri
perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dengan memperhatikan
aspek bakat, minat dan harapan peserta didik tersebut, agar mereka mampu
mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre vocational skill) yang secara
integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill) (Prastowo, 2016).
Ketrampilan praktek sholat merujuk pada kemampuan seseorang
untuk melaksanakan ibadah sholat secara tepat sesuai dengan tuntunan agama
Islam (Yusuf, 2017). Ini melibatkan pemahaman dan penerapan langkah-
langkah ritual sholat, termasuk gerakan fisik, bacaan doa, serta urutan prosesi
ibadah tersebut. Pentingnya ketrampilan praktek sholat tidak hanya terletak
pada aspek formalitas ibadah, tetapi juga dalam kesadaran spiritual dan
ketaatan kepada ajaran agama.

5
6

Dari beberapa pendapat di atas, bahwa ketrampilan praktik sholat


adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan sholat dengan benar
sesuai dengan tata cara yang diajarkan dalam agama Islam. Ini mencakup
pemahaman dan pelaksanaan langkah-langkah fisik, gerakan, serta bacaan-
bacaan yang diperlukan dalam pelaksanaan sholat, seperti rukun, sunnah, dan
adab- adabnya. Ketrampilan praktik sholat melibatkan pengenalan akan tata
cara sholat, pemahaman terhadap gerakan-gerakan yang tepat, serta
kekhusyukan dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah tersebut.
b. Karakteristik Ketrampilan Praktek Sholat
Pengertian karakteristik merujuk pada sifat-sifat khusus atau ciri-ciri
yang membedakan suatu objek, individu, atau fenomena dari yang lainnya.
Karakteristik dalam praktek sholat merujuk pada atribut-atribut atau ciri-ciri
yang menjadi bagian integral dari pelaksanaan sholat yang baik dan benar
menurut ajaran Islam (H. S. Nasr, 2019).
Meurut Boeree (2016:5) karakteristik adalah ciri khas seseorang
dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan. Berbagai teori pemikiran dari
karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbagai kunci karakteristik
manusia. Karakteristik merupakan ciri-ciri dari individu yang terdiri dari
demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat
pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.
Menurut Siti Aisyah,dkk (2010: 1.4-1.9) usia dini merupakan masa
emas, masa ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
sosial, moral dan sebagainya. Pada usia ini anak paling peka dan potensial
untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar. Hal ini dapat
kita lihat dari anak sering bertanya tentang apa yang mereka lihat.
Karakteristik ketrampilan praktik sholat bagi anak usia dini (3-5
tahun) dapat berbeda dengan anak-anak yang lebih tua atau orang dewasa
(Nazir, 2018). Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas (unik), baik
secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya, sebab masa kanak-kanak
adalah
7

masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan


pengalaman anak selanjutnya.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa
karakteristik yang biasanya terlihat pada anak usia dini dalam belajar dan
melaksanakan sholat:
1) Kemampuan Meniru; Anak usia dini cenderung memiliki kemampuan
meniru yang baik. Mereka belajar dari contoh yang mereka lihat di
sekitar mereka, termasuk dari orang tua, kakak, atau anggota keluarga
lainnya yang melakukan sholat dengan benar.
2) Penerimaan Informasi Visual dan Auditif; Anak-anak usia dini lebih
menerima informasi melalui cara visual dan auditif. Oleh karena itu,
pengajaran sholat kepada mereka dapat disertai dengan demonstrasi
visual dan bimbingan verbal yang jelas.
3) Konsentrasi Pendek; Anak-anak usia dini biasanya memiliki
konsentrasi yang pendek. Oleh karena itu, durasi pelajaran sholat bagi
mereka sebaiknya disesuaikan dengan tingkat konsentrasi mereka agar
mereka tetap fokus dan tertarik.
4) Kemampuan Gerak Motorik Halus dan Kasar; Anak-anak usia dini
sedang mengembangkan kemampuan gerak motorik mereka. Mereka
mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan yang lebih
kompleks seperti sujud atau ruku dengan benar pada awalnya, tetapi
dengan latihan yang tepat, mereka akan meningkatkan keterampilan
motorik mereka.
5) Kurangnya Kesabaran; Anak-anak usia dini mungkin kurang sabar
dalam mengikuti proses pembelajaran, termasuk dalam belajar sholat.
Oleh karena itu, penting untuk memotivasi mereka dengan pujian dan
dorongan positif saat mereka melakukan sholat dengan baik.
6) Pengulangan; Anak-anak usia dini cenderung membutuhkan
pengulangan dalam pembelajaran. Mereka mungkin perlu dilatih dan
diingatkan berkali-kali tentang langkah-langkah sholat agar mereka
dapat mengingat dan melaksanakannya dengan benar.
8

7) Pentingnya Lingkungan yang Mendukung; Lingkungan di sekitar


anak, termasuk keluarga dan sekolah, memainkan peran penting
dalam membentuk ketrampilan praktik sholat anak usia dini.
Memberikan contoh yang baik dan mendukung dari lingkungan akan
membantu anak-anak dalam memahami dan melaksanakan sholat
dengan benar.
Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut,
pengajaran sholat kepada anak usia dini dapat dilakukan dengan pendekatan
yang sesuai dan efektif, memungkinkan mereka untuk membangun
ketrampilan praktik sholat dengan baik sejak dini.
c. Manfaat Ketrampilan Praktek Sholat
Manfaat ketrampilan praktek sholat mencakup aspek fisik, mental,
emosional, dan spiritual. Menurut Lindsay B. Carey.etc (2023: 1467-1472)
menemukan bahwa orang yang sholat secara teratur memiliki tekanan darah
dan detak jantung yang lebih rendah daripada orang yang tidak. Secara fisik,
melakukan gerakan-gerakan sholat secara teratur dapat meningkatkan
fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, dan kesehatan jantung.
Menurut Renard, John (2023: 36-74) bahwa sholat dapat membantu
mengurangi stres dan kecemasan. Secara mental, sholat dapat membantu
meredakan stres, kecemasan, dan meningkatkan konsentrasi. Emosional,
sholat membawa ketenangan pikiran, kebahagiaan, dan perasaan damai.
Secara spiritual, sholat adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, memperkuat iman, dan meningkatkan ketaatan kepada-Nya.
Menurut Amen, Troy B (2023:356) bahwa orang yang sholat secara
teratur memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada orang yang tidak
sholat. Sholat juga memiliki banyak manfaat spiritual yang tidak dapat diukur
secara ilmiah. Manfaat-manfaat spiritual ini termasuk peningkatan ketaqwaan
kepada Allah SWT, rasa cinta dan takut kepada Allah SWT, dan peningkatan
rasa syukur dan penghargaan terhadap Allah SWT.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa ketrampilan praktek sholat
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, juga memiliki
banyak manfaat bagi anak usia dini, baik dalam aspek spiritual, emosional,
9

kognitif, sosial, maupun fisik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan
pendidik untuk membiasakan anak usia dini untuk melaksanakan sholat
dengan baik dan benar. Berikut beberapa manfaat ketrampilan praktek sholat
antara lain:
1) Meningkatkan Kecerdasan Spiritual dan Emosional
2) Membangun Kebiasaan Baik
3) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
4) Memperkuat Kemampuan Bersosialisasi dan Berkomunikasi
5) Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental

2. Metode Pembiasaan
a. Pengertian Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara
berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan (Mulyasa, 2017),
Artinya, apa yang dilakukan anak dalam pembelajaran diulang terus menerus
sampai ia dapat betul-betul memahaminya dan dapat tertanam didalam
hatinya. Sedangkan Menurut Heri Gunawan metode pembiasaan
adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu
itu menjadi kebiasaan (Gunawan, 2014). Metode Pembiasaan adalah sesuatu
yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat
menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan (habituation) ini berintikan
pengalaman, karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan.
Inti kebiasaan
adalah pengulangan.
Metode pembiasaan adalah pendekatan pembelajaran yang
mengutamakan pengulangan dan latihan berulang-ulang dalam rangka
membentuk kebiasaan atau ketrampilan tertentu (Thoyibi, 2019). Pendekatan
ini mengakui bahwa pembentukan kebiasaan membutuhkan waktu,
konsistensi, dan latihan yang terus menerus
Pembiasaan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa,
yang dapat menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasan yang melekat
dan spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan dalam setiap pekerjaan
10

(Ahsanulhaq, 2019). Oleh karena itu, metode ini sangat efektif dalam rangka
pembinaan karakter dan kepribadian anak.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode pembiasaan merupakan
suatu cara baik yang perlu diupayakan dan dilakukan sejak dini dalam
menanamkan sesuatu yang baik untuk anak. Sehingga dapat disimpulkan
metode pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-
ulang, konsisten dan kontinyu kepada anak didik dengan membiasakan
bersikap dan bertindak baik sesuai dengan tuntunan, hingga akhirnya
menjadi kebiasaan baik yang melekat dan sulit ditinggalkan.
b. Langkah-Langkah Metode Pembiasaan
Supaya pembiasaan itu dapat tercapai dengan baik, maka perlu
Langkah-langkah atau syarat yang harus dipenuhi (Purwanto, 2014, Cet. 22).
Syarat pembiasaan yang dimaksud adalah rutinitas, konsekuen, dan
terprogram.
Menurut Ismail, A (2017:10) pembiasaan sholat pada anak sejak dini
butuh proses yang terus menerus dan langkah-langkah yang tepat dalam
pendididkan yang sedang dijalankan, misalnya dengan menciptakan suasana
tenang, damai, menggunakan contoh yang baik dan belajar sholat tapa
pekasaan.
Menurut Nuryati (2020: ) pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui. Memberikan pembiasaan kepada
anak usia dini bisa merangsang pertumbuhan atau perkembangan anak itu sendiri.
Langkah-langkah pembiasaan bisa terjadi karena rutinitas, keteladanan, dan
spontanitas.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwasanya dalam
menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan dan kebebasan.
Pengawasan hendaknya dilakukan meskipun secara berangsur-angsur
mengingat usia anak yang masih belum dewasa, serta pemberian kebebasan
yang tentunya tidak mutlak, melainkan dalam batas-batas tertentu sesuai
dengan kebutuhan, sebab anak adalah objek yang masih dalam proses dan
belum memiliki kepribadian yang kuat. Ia belum dapat memilih sendiri
11

terhadap masalah yang dihadapi. Karena itu ia memerlukan petunjuk guna


memilih alternatif dari beberapa alternatif yang ada.
Berikut Langkah-langkah metode pembiasaan sholat bagi anak usia dini:
1) Menciptakan Suasana yang Kondusif
a) Ciptakan suasana yang tenang dan nyaman saat mengajari anak
sholat.
b) Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak.
c) Hindari memaksakan anak untuk sholat, biarkan mereka belajar
dengan senang dan tanpa paksaan.
2) Memberikan Contoh yang Baik
a) Orang tua dan pendidik hendaknya menjadi contoh yang baik
dalam melaksanakan sholat.
b) Anak-anak akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat dari
orang dewasa di sekitarnya.
3) Memulai dengan Hal-hal yang Sederhana
a) Ajarkan anak tentang gerakan sholat secara bertahap, mulai dari
wudhu hingga gerakan sholat.
b) Gunakan alat peraga yang menarik untuk membantu anak belajar
sholat.
c) Berikan pujian dan penghargaan kepada anak atas usaha mereka
dalam belajar sholat.
4) Menjadikan Sholat sebagai Aktivitas yang Menyenangkan
a) Ajak anak sholat berjamaah di masjid atau mushola.
b) Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang keutamaan sholat.
c) Buatlah permainan atau aktivitas yang berkaitan dengan sholat.
5) Bersabar dan Konsisten
a) Membiasakan anak sholat membutuhkan waktu dan kesabaran.
b) Orang tua dan pendidik harus konsisten dalam membimbing anak
belajar sholat.
c) Jangan mudah menyerah dan teruslah berusaha menumbuhkan
kecintaan anak terhadap sholat.
12

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembiasaan


Sebagaimana metode-metode pendidikan lainnya, metode pembiasaan
tidak bisa terlepas dari dua aspek, yaitu kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihan dan kelemahan metode pembiasaan sebagai berikut ,
1) Kelebihan
a) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan
metode pembiasaan akan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
b) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
c) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek
dan rumit menjadi otomatis.
d) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah tetapi juga
berhubungan dengan aspek batiniyah.
e) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling
berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik
2) Kelemahan
a) Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif murid. Hal ini oleh
anak didik lebih banyak dibawa kepada konformitas (kesesuaian)
dan diarahkan kepada uniformitas (keseragaman).
b) Kadang-kadang pelatihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
c) Membentuk kebiasaan yang kaku karena murid lebih banyak
ditujukan untuk mendapat kecakapan memberikan respon otomatis,
tanpa menggunakan intelegensinya.
d) Dapat menimbulkan verbalisme (bersifat kabur atau tidak jelas)
karena anak didik lebih banyak dilatih menghafal soal-soaldan
menjawab secara otomatis.
13

B. Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang pernah dilakukan membahas upaya
meningkatkan kemampuan sosial emosional antara lain,
1. Dyah Nur Rahmawati, 2022. Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menirukan Gerakan Sholat Melalui Metode Pembiasaan Pada Anak
Usia 5-6 Tahun di Tk Ishlahiyyah Mranggen Demak Tahun Ajaran
2022/2023. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat peningkatan menirukan gerakan sholat melalui metode
pembiasaan (Rahmawati, Dyah Nur, 2022).
2. Nuryati, Tati Masliati, dan Juhariah, 2022. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Bacaan Shalat Melalui Metode Pembiasaan. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan bacaan shalat melalui metode pembiasaan (Nuryati, 2022).

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan praktek sholat dilakukan dengan metode, ceramah dan Tanya j


Anak belum
Kondisi Awal
sepenuhnya mampu
dan benar dalam
melakukan gerakan
dan bacaan-bacaan

Guru menggunakan metode pembiasaan


Siklus I :dalam
Anakmelaksanakan praktek
dapat melakukan sholat
gerakan sh

Tinda- kan

Perkembangan kemampuan ketrampilan


Siklus IIshalat
: Anakanak meningkat
sudah sesuai dengan
dapat melakukan yang
gerakan diingi
shalat be

Kondisi Akhir

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir


14

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka hipotesis
penelitian adalah "Dengan Penerapan Metode Pembiasaan Dapat
Meningkatkan Keterampilan shalat di TK Benowo Prampelan Sayung
Demak”.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Benowo yang
berlokasi di Desa Prampelan Rt 003 Rw 001 Alasan peneliti melaksanakan
penelitian di tempat ini adalah peneliti mengajar di sekolah tersebut, sehingga
peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan demikian
memudahkan peneliti dalam pelaksanaan dan pengumpulan data penelitian.
Selain itu, peneliti mencermati proses jalannya penelitian secara langsung dan
menemukan solusi dalam permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran.
2. Waktu penelitian
Penulis berencana untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini pada
semester II tahun ajaran 2023/2024 Februari-Maret dimana pada saat itu tepat
berkaitan dengan pembatasan masalah yang bertema praktik sholat. Adapun
jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut,
Tabel 3.1 Siklus Penelitian

KEGIATAN SIKLUS I SIKLUS II

PERENCANAAN a. Guru menyusun a. Guru menyusun


RPPH Tema praktik RPPH Tema praktik
sholat sholat.
b. Guru mempersiapkan b. Guru mempersiapkan
lembar observasi lembar observasi
mengenai peningkatan mengenai peningkatan
kemampuaan praktik kemampuan praktik
sholat. sholat.

15
16

KEGIATAN SIKLUS I SIKLUS II

PELAKSANAAN a. Guru mempersiapkan a. Guru mempersiapkan


kegiatan praktik kegiatan praktik
sholat. sholat.
b. Guru memberikan b. Guru memberikan
penjelasan dan aturan penjelasan dan aturan
melakukan kegiatan melakukan kegiatan
praktik sholat. praktik sholat.
c. Guru meminta anak c. Guru meminta anak
untuk melakukan untuk melakukan
praktik sholat praktik sholat
d. Guru mengawasi d. Guru mengawasi
setiap kegiatan anak setiap kegiatan anak
selama proseskegiatan selama proseskegiatan
praktik sholat. praktik sholat.
e. Guru mengevaluasi e. Guru mengevaluasi
proses dan hasil proses dan hasil
kegiatan praktik kegiatan praktik
sholat, dengan tujuan sholat, dengan tujuan
untuk mengetahui untuk mengetahui
capaian perkembangan capaian perkembangan
anak anak

OBSERVASI a. Observasi a. Observasi


dilaksanakan dengan dilaksanakan dengan
menggunakan lembar menggunakan lembar
observasi selama observasi selama
pembelajaran pembelajaran
berlangsung. berlangsung.
17

KEGIATAN SIKLUS I SIKLUS II

b. Observasi dilakukan b. Observasi dilakukan


untuk melihat secara untuk melihat secara
langsung bagaimana langsung bagaimana
aktivitas anak pada aktivitas anak pada
saat proses kegiatan saat proses kegiatan
praktik sholat. praktik sholat.
REFLEKSI Penulis menganalisis Penulis menganalisis
keberhasilan penelitian keberhasilan penelitian
tindakan kelas tindakan kelas
berdasarkan ketercapaian berdasarkan ketercapaian
indikator kinerja. indikator capaian
Apabila belum sesuai perkembangan.

Jika tujuan penelitian belum sepenuhnya tercapai dan untuk


memvalidasi hasil penelitian, peneliti melaksanakan siklus atau putaran kedua
yang dimulai dari perencanaan sampai refleksi lagi. Siklus atau putaran ini
dilakukan sampai peneliti menilai masalah yang diteliti telah selesai dan
terjadi peningkatan proses atau tujuan pembelajaran (Prihantoro, 2019).

B. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berasal dari guru TK Benowo Prampelan
Sayung Demak, wawancara kepala sekolah dan anak-anak subjek penelitian.

C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa observasi,
teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data
adalah sebagai berikut,
18

1. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan (mengumpulkan data) yang
menggambarkan seberapa jauh pengaruh kegiatan tersebut telah
mencapai tujuan (Arikunto, 2020). Data yang digunakan adalah
informasi tentang kemajuan siswa. Pengamatan dilakukan sendiri, di
dalam dan di luar kelas. Sambil mengamati, peneliti mencatat keadaan
siswa selama proses belajar mengajar gurudan anak pada lembar
observasi. Bentuk observasi memiliki penilaian yang menggunakan
penilaian berupa soal-soal tertulis yang menjadi indikator berfikirlogis
matematis.
2. Teknik Wawancara
Wawancara menurut Winardi adalah metode untuk mencari
informasi dasar dan merupakan metode yang banyak digunakan dalam
penelitian interpretative dan penelitian kritis. Wawancara dilakukan pada
saat peneliti inginmenyelidiki lebih mendalam tentang sikap, keyakinan,
perilaku atau pengalaman tanggapan terhadap fenomena sosial. Yang
spesial dari metode ini adalah pertukaran informasi secara verbal dengan
satu orang atau lebih. Adalah peran pewawancara mencoba untuk
mengumpulkan informasi dan untuk mendapatkan pemahaman
responden (Winardi, 2018).
3. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu jenis pengumpulan data
yang dilakukan melalui kegiatan pencatatan data-data yang telah ada.
(Agus Riyanto, 2017,103)

D. Instrumen Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrument yang berupa
dokumentasi dan lembar observasi. Instrument dokumentasi berupa data anak
(nama dan jenis kelamin), dokumentasi kegiatan anak melakukan kegiatan
main. perangkat pembelajaran berupa kurikulum, Program semester, Rencana
Kegiatan Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Kegiatan Harian (RPPH).
19

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

Aspek Indikator Kegiatan/Item

Kemampuan
Anak dapat menirukan gerakan sholat
Meniru
Penerimaan Anak dapat melakukan gerakan dalam sholat
Informasi Visual baik yang dilihat maupun yang didengar
dan Auditif
Konsentrasi Anak dapat konsentrasi atau tenang dalam
Pendek sholat.
Ketrampilan Praktek Sholat

Kemampuan
Gerak Motorik Anak dapat melakukan gerakan ruku’,
Halus dan Kasar sujud, duduk diantra dua sujud, tasyahud
awal dan tasyahud akhir didalam gerakan
sholat dengan baik
Kurangnya
Anak dapat thoma’ninah dalam sholat
Kesabaran
Pengulangan Anak dapat melakukan g e r a k a n
d i d a l a m s h o l a t d e n g a n urut dan
baik
Pentingnya
Lingkungan yang Anak dapat melakukan kegiatan sholat di
Mendukung rumah bersama keluarga

Keterangan
1. Belum berkembang
2. Mulai berkembang
3. Berkembang sesuai harapan
4. Berkembang sangat baik
Perkembangan anak dalam melakukan praktek sholat diukur dengan
menggunakan analisis kualitatif berbentuk angka dengan rumus

𝑭 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 𝑷 =
𝑵
Keterangan,
P = Persentase yang dihaapkan
F = Jumlah skor yang di peroleh anak (capaian anak)
N = Jumlah Anak
20

Tabel 3.3 Rubrik Perkembangan Anak dalam Ketrampilan


Sholat

NO Indikator Kegiatan/Item Deskriptor Kriteria Skor

1 Kemampuan Anak dapat Anak belum Belum 1


Meniru menirukan dapat menirukan Berkembang
gerakan sholat gerakan sholat
Anak mulai Mulai 2
dapat menirukan Berkembang
gerakan sholat
Anak sudah Berkembang 3
dapat menirukan Sesuai
gerakan sholat Harapan
Anak terampil Berkembang 4
menirukan Sangat Baik
gerakan sholat
2 Penerimaan Anak dapat Anak belum Belum 1
Informasi melakukan dapat melakukan Berkembang
Visual dan gerakan dalam gerakan dalam
Auditif sholat baik yang sholat baik yang
dilihat maupun dilihat maupun
yang didengar yang didengar
Anak mulai Mulai 2
dapat melakukan Berkembang
gerakan dalam
sholat baik yang
dilihat maupun
yang didengar
Anak sudah Berkembang 3
dapat melakukan Sesuai
gerakan dalam Harapan
21

NO Indikator Kegiatan/Item Deskriptor Kriteria Skor

sholat baik yang


dilihat maupun
yang didengar
Anak terampil Berkembang 4
melakukan Sangat Baik
gerakan dalam
sholat baik yang
dilihat maupun
yang didengar
3 Konsentrasi Anak dapat Anak belum Belum 1
Pendek konsentrasi dapat konsentrasi Berkembang
dalam sholat. dalam sholat.
Anak mulai Mulai 2
dapat konsentrasi Berkembang
dalam sholat.
Anak sudah Berkembang 3
dapat konsentrasi Sesuai
dalam sholat. Harapan
Anak dapat Berkembang 4
konsentrasi Sangat Baik
penuh dalam
sholat.
4 Kemampuan Anak dapat Anak belum Belum 1
Gerak melakukan dapat melakukan Berkembang
Motorik ruku’, sujud, ruku’, sujud,
Halus dan duduk diantra duduk diantra
Kasar dua sujud, dan dua sujud, dan
tasyahud dalam tasyahud dalam
sholat sholat
22

NO Indikator Kegiatan/Item Deskriptor Kriteria Skor

Anak mulai Mulai 2


dapat melakukan Berkembang
ruku’, sujud,
duduk diantra
dua sujud, dan
tasyahud dalam
sholat
Anak sudah Berkembang 3
dapat melakukan Sesuai
ruku’, sujud, Harapan
duduk diantra
dua sujud, dan
tasyahud dalam
sholat
Anak terampil Berkembang 4
melakukan Sangat Baik
ruku’, sujud,
duduk diantra
dua sujud, dan
tasyahud dalam
sholat
5 Kurangnya Anak dapat Anak belum Belum 1
Kesabaran thoma’ninah dapat Berkembang
dalam sholat thoma’ninah
dalam sholat
Anak mulai Mulai 2
dapat Berkembang
thoma’ninah
dalam sholat
23

NO Indikator Kegiatan/Item Deskriptor Kriteria Skor

Anak sudah Berkembang 3


dapat Sesuai
thoma’ninah Harapan
dalam sholat
Anak sangat Berkembang 4
thoma’ninah Sangat Baik
dalam sholat
6 Pengulangan Anak dapat Anak belum Belum 1
melakukan dapat melakukan Berkembang
urutan dalam urutan dalam
sholat dengan sholat dengan
sempurna sempurna
Anak mulai Mulai 2
dapat melakukan Berkembang
urutan dalam
sholat dengan
sempurna
Anak sudah Berkembang 3
dapat melakukan Sesuai
urutan dalam Harapan
sholat dengan
sempurna
Anak terampil Berkembang 4
melakukan Sangat Baik
urutan dalam
sholat dengan
sempurna
7 Pentingnya Anak dapat Anak belum Belum 1
Lingkungan melakukan dapat melakukan Berkembang
24

NO Indikator Kegiatan/Item Deskriptor Kriteria Skor

yang kegiatan sholat kegiatan sholat


Mendukung di rumah di rumah
bersama bersama
keluarga keluarga
Anak mulai Mulai 2
dapat melakukan Berkembang
kegiatan sholat
di rumah
bersama
keluarga
Anak sudah Berkembang 3
dapat melakukan Sesuai
kegiatan sholat Harapan
di rumah
bersama
keluarga
Anak terampil Berkembang 4
melakukan Sangat Baik
kegiatan sholat
di rumah
bersama
keluarga

E. Teknik Analisa Data


Teknik analisis data suatu cara menganalisis data yang diperoleh
selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif
kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif persentase. Data kualitatif
25

menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi


(Arikunto, 2020).

Tabel 3.4 Standar Deskriptif Hasil Perhitungan

No Kriteria Skor Penafsiran

1 Belum Berkembang 1-25 Perkembangan praktek sholat


dalam kategori rendah
2 Mulai Berkembang 26-50 Perkembangan praktek sholat
dalam kategori sedang
3 Berkembang Sesuai 51-75 Perkembangan praktek
Harapan sholat dalam kategori tinggi
4 Berkembang sangat 76-100 Perkembangan praktek sholat
Baik dalam kategori sangat tinggi
(Purwanto, 2014)
Analisis hasil pengamatan guru dan siswa dengan menggunakan
teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dalam kata-kata atau kalimat,
Menarik kesimpulan berdasarkan kategori.
Dari tabel di atas, hasil belajar anak TK Benowo Prampelan
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menggunakan kriteria sebagai
berikut,
Belum berkembang , Perkembangan praktek sholat melalui metode
pembiasaan belum berkembang
Mulai berkembang , Perkembangan praktek sholat melalui metode
pembiasaan mulai berkembang
Berkembang sesuai , Perkembangan praktek sholat melalui metode
harapan pembiasaan berkembang sesuai harapan
Berkembang sangat , Perkembangan praktek sholat melalui metode
baik pembiasaan berkembang sangat baik
26

F. Indikator Kberhasilan
Tindakan berhasil ketika indikator ketercapaian penelitian dari
keseluruhan pada penerapan penggunaan metode pembiasaan untuk
meningkatkan ketrampilan sholat anak usia dini dilihat dari keterangan
sangat baik atau optimal mencapai 75 %. (Dikmas, Ditjen PAUD, 2015,
hlm.5-6). Secara rinci, penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil jika
memenuhi indikator berikut:
1. Guru dapat menerapkan kegiatan pembiasaan untuk
meningkatkan kemampuan ketrampilan praktek sholat bagi anak.
2. Setelah menggunakan metode pembiasaan, kemampuan anak atau
peserta didik mencapai kriteria berkembang sangat baik atau optimal
mencapai 75 % di lembar observasi
DAFTAR PUSTAKA

Ahsanulhaq, M. (2019). Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui


Metode Pembiasaan. Jurnal Prakasa Paedagogja, Vol.2, No. 1, 25.
Amen, Troy B. MD, MBA1. Prayer and Care: Faith as a Form of Culturally
Competent Care. Academic Medicine 98(3):p 356, March 2023. | DOI:
10.1097/ACM.0000000000005116
Arikunto. (2020). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka
Cipta.
Assayuthi, I. B. (2019). Bimbingan Ibadah sholat Lengkap. Surabaya, CV. Mitra
Ummat.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB). (2021). Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V. Jakarta, PT. Balai Pustaka.
Carey, L.B., Drummond, D., Koenig, H.G. et al. Chaplaincy, Clergy, Prayer,
Cancer and Measuring Religion and Health. J Relig Health 62, 1467–1472
(2023). https://doi.org/10.1007/s10943-023-01813-8
Dikmas, Ditjen PAUD. (2015, hlm.5-6). Penilaian Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini.
Gunawan, H. (2014). Pendidikan Islam; Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh.
Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
H. S. Nasr. (2019). Islamic Spirituality, Foundations. . London, Crossroad
Publishing Company.
Hapsari, I. I. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta, Indeks.
Hawwas, A. A. (2023). Fiqh Ibadah. Jakarta, Amzah.
Jalaludin. (2005). Psikologi Agama. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. (2017). Strategi Pembelajaran PAUD. Jakarta, Rosda Karya.
Nazir, M. (2018). Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Nisa', Y. (2014, Mei 16). Upaya Meningkatkan Keterampilan Praktik Sholat
Melalui Metode. Demonstrasi Dipadu Media Peraga Visual Pada
Kelompok A di TK RA. Muslimat NU Salam 1 Magelang. Upaya
Meningkatkan Keterampilan Praktik Sholat, p. 6.
Nuryati, T. M. (2022). Upaya Meningkatkan Kemampuan Bacaan Shalat Melalui
Metode Pembiasaan. Jurnal Raudhah, Vol. 10 No. 2, 84.

27
28

Prastowo, A. (2016). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta,


Diva Press.
Prihantoro, F. H. (2019). Ulumuddin. Jurnal Ilmu Keislaman Vol.9, 1.
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Purwanto, M. N. (2014, Cet. 22). Administrasi dan Supervisi pendidikan .
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Rahmawati, Dyah Nur. (2022, Februari 2). https,//eprints.walisongo.ac.id/.
Retrieved from
https,//eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18543/1/1803106073_Dyah%20N
ur%20Rahmawati_Full_Skripsi%20-
%20Dyah%20Nur%20Rahmawati.pdf, https,//eprints.walisongo.ac.id/
Rasjid, S. (2016). Fiqih Islam,Hukum Fiqih Legkap. Bandung, Sinar Baru
Algensindo.
Renard, John. "TWO DEVOTION: RITUAL AND PERSONAL PRAYER". Seven
Doors to Islam: Spirituality and the Religious Life of Muslims, Berkeley:
University of California Press, 2023, pp. 35-
74. https://doi.org/10.1525/9780520917477-004
Rifa'i, M. (2023). Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang, Toha Putra.
Riyanto, A. (2017). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha.
Yogyakarta,
Nuha Medika.
Sugiono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,
R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung, Alfabeta.
Supriyadi, E. (2007). Mushaf Al Qur’an Al Mumtaaz dan terjemahan. Jakarta,
Lajnah Pentashih Al Qur’an DEPAG RI.
Susanti, A. F. (2021). Buku Panduan Guru Capaian Pembelajaran Elemen Nilai
Agama dan Budi Pekerti. Jakarta, Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum dan Asesme Pendidikan Kemdikbudristek.
Syah, M. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung,
Remaja Rosda Karya.
Thoyibi, M. I. (2019). Pembiasaan Sholat pada Anak Usia Dini di PAUD Plus
Raudlatul Athfal Jawa Timur. . Ta'limuna, Jurnal Pendidikan Islam, , 8(1),
46-61.
Winardi, R. D. (2018, September 20). Metoda Wawancara. Metoda Pengumpulan
Dan Teknik Analisis Data.
29

https,//www.researchgate.net/publication/331556677_Metoda_Wawancar
a, pp. 53-99.
Wiyani, N. A. (2016). Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta, Gava Media.
Yusuf, M. (2017). Pengembangan Keterampilan Sholat Bagi Anak Usia Dini
Melalui Model Pembelajaran Creative Learning. Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 5(2), 161-176.

Anda mungkin juga menyukai