Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MARKET

PLACE ACTIVITY PADA MATERI DATA STATISTIK


TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS 5 SD ISLAM
TERPADU AS SYUAIBIYAH PUSAKAJAYA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Pengajuan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


(S.Pd)
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
ANDI ROSANDI
NIM : 1920.01.02.0015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

AL AMIN INDRAMAYU

2022
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MARKET
PLACE ACTIVITY PADA MATERI DATA STATISTIK
TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS 5 SD ISLAM
TERPADU AS SYUAIBIYAH PUSAKAJAYA

Oleh :
ANDI ROSANDI
NIM : 1920.01.02.0015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

AL AMIN INDRAMAYU

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Market Place

Activity Pada Materi Data Statistik Terhadap Hasil Belajar Kelas 5 SD Islam

Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya” yang ditulis oleh ANDI ROSANDI NIM:

1920.01.02.0015 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Telah

disetujui oleh Dosen Pengampuh Mata Kuliah Skripsi dan Ketua Prodi Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk dapat diseminarkan secara terbuka

pada Seminar Proposal Skripsi .

Subang, 18 januari 2022

Ketua Program Studi Dosen Pengampuh,

Dr. H SULAIMAN HASAN, MA. Dr. H. AHMAD, M.Ag


LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Market Place

Activity Pada Materi Data Statistik Terhadap Hasil Belajar Kelas 5 SD Islam

Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya” yang ditulis oleh ANDI ROSANDI NIM:

1920.01.02.0015 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Telah

diujiseminarkan pada Seminar Proposal Sekripsi tanggal 11 Januari 2021 dan

Layak Untuk dilanjutkan ke tahap Skripsi.

Subang, 18 Januari 2022

Penguji I Penguji II

Drs. H. ARMAWI CHARLI, M.Pd.I Dr. MASDUKI, M.Pd.I

Mengetahui;

Ketua Program Studi PGSD

Drs. H. SULAIMAN HASAN, MA


DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ....................................................................................... i

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Indentifikasi Masalah ........................................................................... 4

C. Fokus Masalah ..................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6

G. Kerangkah Pemikiran ........................................................................... 7

H. Metodologi Penelitihan ........................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15


A. LATAR BELAKANG

Proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah upaya secara sistematis

yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara

efektif dan efisien yag dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kemampuan mengelola pembelajaran merupakan syarat mtlak bagi guru akan

terwujud kompetensi profesionalnya. Kosekuensinya, guru harus memiliki

pemahaman yang utuh dan tepat terhadap konsepsi belajar dan mengajar.

Belajar menurut teori behavioristik diartikan sebagai proses perubahan

tingkah laku. Perubahan tersebut disebabkan oleh seringnya interaksi antara

stimulus dan respons. Menurut teori behavioristik, inti belajar adalah

kemampuan seseorang melakukan respon terhadap stimulus yang Data

Statistikng kepada dirinya.

Adapun menurut pandangan teori kontruktivisme belajar adalah upaya

untuk membangun pemahaman suatu persepsi atas dasar pengalaman yang

dialami siswa, oleh sebab itu, belajar menurut pandangan teori ini merupakan

proses untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Ada tiga potensi yang

harus diubah melalui belajar, yaitu potensi intelektual (Kognitif), potensi

moral kepribadian (afektif) dan keterampilan mekanik/otot (psikomotorik).

Sedangkan mengajar adalah kemampuan mengondisikan situasi yang

dapat dijadikan proses belajar bagi siswa. Oleh sebab itu, mengajar tidak harus

terikat ruang/tempat atau waktu. Inti mengajar adalah kemampuan guru


mendesain situasi dan kondisi yang tepat mendukung praktik belajar siswa

secara utuh, tepat, dan baik.

Pengertian mengajar dari para ahli pendidikan memiliki tafsir yang

beraneka ragam. Berikut ini pengertian mengajar dari beberapa ahli

pendidikan.

1. S. Nasution : mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau


mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
anak, sehingga terjadi belajar mnegajar.
2. Gagne & Brig : mengemukakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang
terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki
tentang dasar-dasar mengajar yang baik. Instruction in the means
employed by teacher , designer of materials, curriculum spesialist, and
promote whose purpose in to develop and organized plan top promote
learning (1979: 19).
3. Moh uzer Usman : Mengajar adalah suatu proses yang mengandung
searngkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam terbitan Depag RI :
mengajar adalah sebagi proses dapat mengandung dua pengertian, yakni
rentetan tahapan atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan dapt pula
berarti sebagai rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan
kegiatan evaluasi dan program tindak lanjut.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar pada

hakikatnya adalah jga bagian dari belajar, tetapi mengajar lebih pada upaya

untuk menyediakan berbagai fasilitas baik yang bersifat software (perangkat

lunak), maupun hardware (perangkat keras). Hal ini agar tercipta situasi yang

mempercepat untuk memahami dan mengidentifikasi persoalan manusia dan

lingkungannya. Dari kemampuan tersebut maka akhirnya muncullah

pengertian mengajar yang efisien.


Hingga saat ini masih ada anggapan bahwa untuk belajar, gurulah yag

mendatangi rumah atau kantor. Guru masuk ke ruangan menyajikan materi

pembelajaran, membagi pengalaman atau menginformasikan sesuatu.1

Dalam pembelajaran pada umumnya, guru bukan membiarkan siswa

hanya mendengarkan secara pasif, melainkan menyuruh siswa untuk

menanggapi apa yang disampaikan guru. Siswa diajak berfikir, disuruh

mengajukan usul, menuliskan hasil diskusi, serta menyuruh siswa

menyimpulkan dalam bentuk ringkasan berupa denah atau diagram tabel.2

Kualitas pembelajaran kita masih rendah. Beberapa penyebab antara

lain karena lemahnya menejemen (pengelolaan) kelas/sekolah, kepemimpinan,

pembiayaan, dan dukungan masyarakat serta masalah kemiskinan.penyeba

lain adalah profesionalisme guru yang masih kurang berkembang.

Pembelajaran didominasi dengan belajar menghafal kata fakta-fakta atau

prosedur –prosedur. Akibanya, luusan lemah dalam bahasa, keterampilan

peecahan masalah dan tidak mempunyai kretivitas dalam menaggapi masalah

sehari-hari yang menantang.

1
Zainal Aqib, Model-model, Media dan strategi Pebelajaran Kontekstual (inovatif).(Bandung :
Yrama Widya, 2013). h. 59. Cetakan ke-VII
2
Suharsimi Arikunto, Suharjomo, Supardi. (Penelitian Tindakan Kelas, 2017). h. 6 Ed. Revisi.
Cetakan ke-2

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam sistem

masyarakat yang terdesentralisasi(khusus untuk pendidikan dasar dilakukan


dengan program The Creating Learning Communities for Children (CLCC).

CLCC merupakan program kerja sama antara pemerintah dengan UNESCO

dan UNICEF. (Dit PLP, 2004). Program tersebut memuat tiga komponen,

yaitu School Based Management (SBM), Community Partisipant (CP) dan

Activ, Joyful, and Efektive Learnig (AJEL). Tiga komponen tersebut saling

berkaitan dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. AJEL

sangat populer dipandan dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan).

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar perlu dikembangkan

penyempurnaan strategi, teknik dan model pembelajaran yang tepat. Pranata

pendidikan harus mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan

pendidikan, terutama pengembangan sarana dan prasarana pendidikan sesuai

dengan perkembangan ilmu dan teknologi, mengembangkan rencangan

kurikulum yang disesuaikan dengan karakter pranata pendidikan dan

mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien, menarik dan tepat.

Belajar merupakan sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

individu atau peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam berinteraksi di lingkungannya. Kaitan antara hasil belajar dan belajar

dapat ditentukan oleh individu tersebut dalam menempuh aktivitas

pembelajaran. Jika baik proses individu tersebut dalam pembelajaran, maka

semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai oleh individu tersebut.
Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, pemerintah menggagas

diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013

Merupakan kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia.

Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk

menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek

pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam

Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang

dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan

terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dan sebagainya sedangkan

materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut

(terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan

materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat

menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar

negeri.3

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies

Baswedan, nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan

Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kecuali bagi satuan bagi

satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama 3

(tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus.
Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun pelajaran

2019/2020.4

Kaitan antara proses belajar dengan proses mengajar seorang guru

tidak akan berkembang dengan sendirinya. Melainkan harus adanya suatu

perencanaan dalam sebuah pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses

belajar mengajar perlu sebuah perencanaan, persiapan materi yang akan

diajarkan, tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran, bahan/media,

metode yang digunakan, alat dan evaluasi untuk mencapai proses belajar yang

baik. Karena belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan

strategi belajar yang tepat.

Namun pada kenyataannya berdasarkan observasi awal peneliti

menemukan Data Statistik-Data Statistik bahwa di SD Islam Terpadu As

Syuaibiyah Pusakajaya masih sering ditemukan guru yang dominan

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran di

kelas, dari beberapa siswa juga tidak aktif dalam proses pembelajaran

terutama pada mata pelajaran matematika . Siswa di dalam kelas hanya

sekedar mengikuti pembelajaran tanpa merespon dan bertanya kepada guru

yang sedang mengajar di dalam kelas. Siswa hanya mendengarkan ceramah

dan mengerjakan soal yang telah diberikan guru di dalam pembelajaran

dikarenakan pembelajaran yang dilakukan di kelas berlangsung secara

monoton disebabkan oleh guru jarang menggunakan metode atau media dalam

pembelajaran.
Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang

melibatkan langsung peran peserta didik secara aktif dalam proses

pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran fikih. Salah satunya adalah dengan memilih

metode pembelajaran yang tepat yang akan di ajarkan oleh peserta didik.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif

adalah metode Market Place Activity.

Metode Market Place Activity merupakan suatu pembelajaran yang

lebih mengutamakan aktifitas dan kerjasama peserta didik dalam mencari,

menjawab dan menyampaikan informasi dari berbagai sumber dalam suasana

permainan yang mengarah pada acuan kelompok melalui aktivitas kerja tim

dan kecepatannya. Metode ini memberikan pengalaman bagi peserta didik

dalam menyampaikan materi yang akan dijual dan disajikan nantinya,

ditambah belajar mandiri dalam mendengarkan sajian dari penjual, menjawab

pertanyaan yang tepat yang dilontarkan oleh pembeli dan dapat membedakan

mana materi yang penting dan tidak. Kegiatan seperti ini membiasakan peserta

didik dalam menerima informasi atau pembelajaran dengan sesama peserta

didik, bukan langsung dari guru yang mengakibatkan keaktifan peserta didik

dalam pembelajaran.
Dalam metode Market Place Activity peserta didik dituntut untuk aktif

dalam proses pembelajaran. Dimana peserta didik akan belajar di dalam

kelompok dan mengembangkan ide-idenya di dalam kelompok tersebut.

Keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab setiap peserta yang berada

dikelompok tersebut, maka partisipasi dan kekompakan sangat diperlukan di

dalam kelompok tersebut. Dari uraian di atas maka perlu adanya upaya untuk

mengatasi persoalan tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Upaya yang dimaksud adalah dengan mengubah cara mengajar guru

yang monoton sebelumnya dengan menerapkan metode Market Place Activity

yang dianggap dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas. Dengan

ini, peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“Pengaruh Metode Pembelajaran Market Place Activity Pada materi

Statistik di Kelas V SD Islam Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka banyak

yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

1. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana,

sumber belajar, media, hubungan siswa dengan temannya dan guru yang

mengajar.

2. Guru, meliputi metode dan strategi serta media pembelajaran yang kurang

interaktif dengan siswa sehingga pembelajaran berlangsung secara

monoton.
3. Siswa, meliputi faktor semangat belajar yang kurang karena kurangnya

motivasi dan inovasi pembelajaran yang berlangsung didalam kelas..

C. FOKUS MASALAH

Berdasarkan tiga identifikasi masalah di atas, maka penulis lebih

mengutamakan dan memfokuskan terhadap “metode pembelajaran yang

kurang sesuai yang digunakan tenaga pendidik sehingga proses kegiatan

belajar yang monoton dan hanya terfokus kepada guru sebagai peran aktif

pembelajaran, sedangkan peserta didik sebagai peran pasif sehingga proses

pembelajaran di kelas menjadi tidak menyenangkan.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sesuai dengan hasil belajar dan metode yang digunakan

guru, antara lain:

1. Bagaimana penerapan metode Market Place Activity dalam materi

Statistik kelas V SD Islam Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya ?

2. Bagaimana hasil belajar Matematika materi Data Statistik siswa kelas V

SD Islam Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya sebelum diterapkannya

metode Market Place Avtivity ?

3. Apakah ada pengaruh antara penerapan metode Market Place Activity

pada materi Data Statistik terhadap hasil belajar Siswa Kelas V SD Islam

Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya ?


E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui proses penerapan menggunakan metode Market Place

Activity pada materi Data Statistik di Kelas V SD Islam Terpadu As

Syuaibiyah Pusakajaya.

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa Sebelum menggunakan metode

Market Place Activity pada Materi Data Statistik di Kelas V SD Islam

Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya.

c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode

Market Place Activity pada Materi Data Statistik di Kelas V SD Islam

Terpadu As Syuaibiyah Pusakajaya.

Dengan diadakan hasil penelitian ini diharapkan mendapat beberapa manfaat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah wawasan para pembaca mengenai penerapan metode

pembelajaran Market Place Activity dalam materi Data Statistik mata

pelajaran matematika.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013

2. Untuk menambah pengetahuan mengenai metode pembelajaran Market

Place Activity dalam materi Data Statistik untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.
b. Manfaat Praktis

1. Bagi guru

Dapat menjadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menambah

wawasan tentang metode pembelajaran yang akan diajarkan di dalam

kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa

Diharapkan siswa dapat giat lagi dalam pembelajaran sehingga

membuat siswa lebih aktif dan mudah memahami pelajaran.

3. Bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru khususnya proses

pembelajaran dengan metode Market Place Activity pada mata

pelajaran Matematika materi Data Statistik.

F. TINJAUAN PUSTAKA

1. Metode Market Place Activity

Market Place Activity (MPA)  adalh suatu teknik pembelajaran

berupa kegiatan seperti yang terjadi di pasar, dimana peserta didik dapat

melakukan aktivitas jual beli informasi pengetahaun baik berupa konsep,

ataupun karya sesuatu.  Teknik pembelajaran ini beberapa ahli mengatakan

windows shoping (jendela belanja). Untuk masalah penamaan tergantung

siapa pemberi nama yang terkaji secara teoritis, namun pada esensinya

bagaimana pembelajaran yang terjadi di kelas seperti aktivitas pasar


dimana ada barang yang diperjualbelikan, ada penjual dan ada pembeli

serta ada media komunikasi berupa pesan, terjadi tanya

jawab,mempertahankan dan bahkan mempromosikan suatu konsep atau

produk. Teknisnya suatu konsep atau karya akan menggunakan MPA

maka dalam kelompok belajar peserta didik setiap kelompok disepakati

pembagian tugas ada yang menjadi kelompok penjual untuk

mempromosikan dan mempertahankan karya kelompoknya, ada yang

berfungsi sebagai pembeli informasi untuk berkeliling mengunjungi karya

kelompok lain, baik melakukan dialog, tanya jawab bahkan mengevaluasi

dan mengkritisi.5

Informasi yang diperjualbelikan dalam setiap kelompk adalah

materi yang dipelajari pad hari itu, bagimana peserta didik memahami

konsep dan karya dalam setiap kelompok dengan mencari sumber-sumber

informasi yang dilakukan dengan diskusi kelompok, kemudian dituangkan

dalam sebuah karya konsep atau media yang akan mudah difahami oleh

para calon pembeli yang akan berkunjung pada kelompok tersebut.

Teknik pembelajaran dengan MPA ini mengandung nurturant

effect dalam  pembentukan karakter secara direct, seperti bertanggung

jawab membuat karya dan mempertahankan karyanya, kerjasana dalam

kelompok, terbuka dengan kritikan pembeli, usaha kerja keras untuk

menjadi yang terbaik, terbiasa mengevaluasi dan dievalusi, membangun

kemandirian, kepercayaan diri, keterampilqan kelompok, menerima umpan


balik, dan melatih bertanggung jawab dalam membuat perencanaan dan

desain terbaik, serta banyak nilai-nilai (valuing) yang tersimpan dalam

pembelajaran tersebut.

Ruhyana menjelaskan tahapan-tahapan dalam melakukan metode

pembelajaran Market Place Activity.6 sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan

a. Bagilah peserta didik dengan kelompok-kelompok kecil antara 4-

10 orang disesuaikan dengan kondisi kelas,  baik dengan cara

menghitung sesuai tempat duduk misalnya ingin menjadi 5

kelompok maka menghitung dari satu sampai 5 kemudian diulang

lagi, kelompok angka yang sama menjadi satu kelompok, atau

dibagikan kertas warna warni, spidol warna warni, permen dengan

merek berbeda sesuai dengan kelompok yang diinginkan. Saran

kami dalam pembentukan kelompok ini sesekali, mereka

dikelompokkan dengan kertas warna warni/ spidol, permen  yang

berbeda dalam satu kelompok agar mereka terbiasa berbeda itu

dapat menjadi kekuatan dan soliditas kelompok.

b. Peserta didik duduk perkelompok dengan tentunya merubah tempat

duduk menjadi kelompok kecil baik leter U, O atau meja bundar

atau mereka berkelompok di luar kelas dengan lesehan, kemudian

mereka diberi waktu untuk saling mengenali kelompok dalam

waktu singkat,Diusahakan tempat duduk mereka didesain yang

memungkinkan mereka dapat bergerak / berkunjung dari satu


kelompok ke kelompok lain. Misalnya areal sekitar dinding kelas

dikosongkan karena akan menjadi lalaulintas peserta didik ketika

melakukan kunjungan karya.

c. Peserta didik tiap kelompok dalam waktu singkat menentukan

ketua dan sekretaris kelompok misalnya dengan cara mengangkat

tangan semua peserta dalam hitungan 3 tunjuk ketua, kemudian

sekretaris  dalam kelompk tersebut,atau lebih baik diiringi suara

musik, ketiak berhenti tunjuk ketua kemudian sekretaris.

Sementara untuk ketua kerja kelas, para ketua kelompok maju

untuk membuat lingkaran kemudian dalam hitungan 3 menunjuk

ketua kerja/kelas dalam materi tersebut.

d. Setelah terpilih ketua dan sekretaris,tiap kelompok menyepakati

nama kelompok sesuai dengan kontent yang dipelajari, misalnya

ketika kontent akhlak maka nama kelompok diambil nama-nama

akhalk baik seperti Jujur, Empati, Istiqomah,peduli, kerja keras dan

sebagainya. Ketika materi keimanan bisa nama-nama malaikat,

nama-nama rasul dsb, lebih disarakan nama-nama terkait dengan

karakter seperti kelompok jujur, tasamuh, simati, dsb.

e. Guru memberikan tujuan dan topik ruang lingkup materi yang akan

dibahas pada har itu, serta memberikan kejelasan kepada peserta

didik apa yang harus dilakukan peserta didik, serta instrumen apa

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ini, cukup hanya

kurang dari 5 menit.


f. Guru membagikan kontent bahasan yang akan dikerjakan dalam

kelompok, bisa kontens sama jika keluasan materi sangat terbatas,

jika kontents sangat luas, maka materi tiap kelompok diusahakan

berbeda diseuaikan dengan nama kelompok.

2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan dalam proses pembelajaran model Market Place

Activity (MPA) adalah sebagai berikut : 7

a. Dalam tahap ini guru melakukan monitoring ke setiap

kelompok sebagai fasilitator dengan memegang alat tulis untuk

menceklis dan mencatat perkembangan dari situasi dalam

kelompok dan sesekali duduk bersama kelompok ketika ada

permasalahan yang pelik buat peserta didik dalam kelompok

tersebut. Jika peserta didik lesehan diusahakan guru

memberikan jawaban atau bantuan kepada peserta didik di

kelompok yang memerlukan bantuan duduk sama rendah

berdiri sama tinggi agar lebih familiar dengan peserta didik.

b. Setiap kelompok melakukan diskusi kelompok tentang kontent

yang menjadi tanggung jawab kelompok dengan cara belajar

c. dari sumber belajar yang beragam, buku paket,LKS, hasil

wawancara sebelumnya, majalah, koran, internet dan

sebagainya, kemudian dituangkan dalam sebuah karya

kelompok yang jelas dan didesain mudah dimengerti oleh

kelompok lain, baik berupa konsep, gambar, karikatur, bagan,


tabel atau tahapan proses sebuah konsep yang berdasarkan

refernsi keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Hasil karya sebagai tiap kelompok disajikan menarik, bisa

menggunakan mind mapping (peta konsep), desain gambar

yang jelas, serta pesan yang mudah dimengarti oleh kelompok

lain. Disarankan karya peserta didik tulisan jelas, ukuran hurup

(font) mudah terbaca, serta didesain dengan penuh artistik,

misalnya menggunakan list, gambar dan sebagainya

e. Setelah hasil kerja kelompok selesai dan siap diperjualbelikan

di pasar, maka tiap kelompok membagi tugas siapa yang akan

menjadi pembeli ke kelompok lain dengan membawa

instrumen penilaian produk yang disiapkan guru serta

membawa catatan kecil, dan ada yang bertugas menjadi penjual

diam di kelompoknya menyambut calon pembeli dari

kelompok lain.  Penjual ini berusaha untuk menjelaskan

kehebatan produknya secara detail dalam waktu yang sebentar

dan berusaha mempertahankan produknya, sedangkan yang

berfungsi sebagai pembeli akan berkunjung ke kelompok lain

untuk melihat, membeli, menilai dengan cara mencatat point

penting, menanyakan kepada penjual, serta memberikan

komentar sebagai bukti pembelian atau tidak membeli,

misalnya dengan memberikan tanda tangan, bintang atau koin-

koinan yang disiapkan guru sebelumnya.


f. Petugas tiap kelompok yang berfungsi sebagai pembeli

berkunjung ke pajangan penjual kelompok lain kurang lebih 5-

6 menit dan mencatat hal penting yang dijelaskan penjual

kelompok yang dikunjungi, usakan guru menyiapkan

stopwatch yang ditayangkan di depan perlima-enam menit

setiap kunjungan ke kelompok lain. Agar tidak terjadi

penumpukan atau pemerataan pembeli,maka perubahan

kunjungan mengikuti arah jarum jam atau sebaliknya.

g. Setelah pembeli melakukan kunjungan ke semua kelompok,

pembeli kembali ke kelompoknya untuk melaporkan hasil

kunjungannya kepada kelompok lain. Pembeli menjelaskan

kepada yang berfungsi sebagai penjual di

kelompoknya,kemudian melakukan penilaian dan

mendiskusikannya. Sedangkan penjual dalam suatu kelompok

tersebut menjelaskan masukan dan saran dari pembeli

kelompok lain, kemudian menyimpulkan temuan dan masukan

demi perbaikan karya kelompoknya teruma poin-poin

terpentingnya.

h. Setiap kelompok diminta guru untuk melakukan presentasi

kelompok  hasil perbaikan karyanya maksimal 2 menit

perkelompok, atau minimal komentar tiap kelompok. Jika

waktu sangat terbatas, minimal keterwakilan beberapa

kelompok yang dianggap terbaik sambil mengumpulkan  hasil


penilaian yang dilakukan kelompok terhadap kelompok lain

yang sebelumnya dibagikan guru.

i. Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas apa

yang terjadi terkait dengan tujuan pembelajaran serta nilai-nilai

karakter yang terekam selama proses pembelajaran, serta

mengumunkan hasil terbaik kelompok secara transparan.

Sangat disarankan untuk memberikan reward berupa hadiah,

pujian, bintang atau sejenis piala yang dibuat sederhana.

j. Guru melakukan reinforcmen tentang materi yang telah

dipelajari dengan mengungkapkan kajian teori, konseptual

bahkan bukti-bukti terkait materi baik dalam bentuk tayangan,

video, cerita me-link-kan dengan beberapa konteks yang

mudah difahami peserta didik sesuai usianya, misalnya

mengaitkan dengan realitas yang ada di masyarakat dan

idealitas yang seharusnya ada berdasarkan pendidikan.

k. Guru menyimpulkan secara bersama-sama dengan peserta didik

tentang point penting dalam pembelajaran  yang telah

dilakukan, serta menutup kegiatan pembelajaran dengan

menyanyi bersama,berdoa dan membaca hamdalah serta salam.


5
Ruhyana. Implementasi Teknik Market Place Activity (MPA) Learning.
https://jorjoran.wordpress.com/2016/11/10/implementasi-teknik-market-place-activity-mpa-learning/. Diakses
pada 20 Januari 2022

Didalam metode pembelajaran market place terdapat pula kelebihan dan

kelemahannya,8 yaitu:
1. Kelemahan :

a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

b. Memerlukan waktu yang banyak.

c. Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.

d. Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang

harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan.

e. Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.

2.  Kelebihan :

a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.

c. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

d. Materi atau isi lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta

didik

e. Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan

pengalaman, pengetahuan dan kearifan.

f. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas

g. Dengan adanya media pembelajaran bisa mengurangi rasa bosan,

jenuh dan ngantuk yang terjadi pada peserta didik tersebut

h. Menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajarnya

i. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber

lain.

2. Data Statistik
Data statistik adalah data yang terwujud angka atau bilangan. Tidak

semua angka atau bilangan dapat disebut data statistik, sebab untuk dapat

disebut data statistik, angka itu harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu

bahwa angka tadi haruslah menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian

yang bersifat agresif, serta mencerminkan suatu kegiatan dalam bidang

atau lapangan tertentu.9

Adapun definisi data statistik menurut para ahli,10 antara lain:

1. Anhar, Data statistik adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya dapat

digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

2. Haer Talib, Data statistik adalah sebagai sekumpulan fakta dan sebuah

fakta tak lain adalah sebuah kenyataan atau kejadian.

6
Ruhyana. Implementasi Teknik Market Place Activity (MPA) Learning.
https://jorjoran.wordpress.com/2016/11/10/implementasi-teknik-market-place-activity-mpa-learning/. Diakses
pada 20 Januari 2022
7
Ruhyana. Implementasi Teknik Market Place Activity (MPA) Learning.
https://jorjoran.wordpress.com/2016/11/10/implementasi-teknik-market-place-activity-mpa-learning/. Diakses
pada 20 Januari 2022
8
Ruhyana. Implementasi Teknik Market Place Activity (MPA) Learning.
https://jorjoran.wordpress.com/2016/11/10/implementasi-teknik-market-place-activity-mpa-learning/. Diakses
pada 20 Januari 2022
9
Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan (DEPOK : PT. Raja Grafindo Persada, 2018).
Hlm.12. Cetakakan ke-27
10
https://penelitianilmiah.com/data-statistik/. Diakses pada 20 Januari 2022

Pada umumnya dalam pembelajaran matematika tingkat dasar

sampai menengah, data statistik digolongkan berdasarkan bentuk


angkanya, yaitu : data tunggal (ungrouped data) dan data kelompokkan

atau data bergolong (Grouped data).11

Data Tunggal ialah data statistik yang masing-masing angkanya

merupakan satuan unit (satu kesatuan); dengan kata lain data tuggal adalah

data statistik yang angka-angkanya tida dikelompok-kelompokkan.12

Sedangkan Data kelompokkan ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya

terdiri dari sekelompok angka.13

Dalam pembelajaran matematika pada pendidikan dasar data

statitik dalam pembelajaran merupakan data statistik yang disajikan dalam

bentuk data tunggal.

G. KERANGKA PEMIKIRAN

Market Place Activity adalah sebuah metode yang berbasis active

learning atau Pembelajaran aktif. Cirinya peserta didik aktif mencari dan

mengumpulkan pengetahuan dari satu kelompok ke kelompok lain. Istilahnya

saling belanja atau `jual beli` pengetahuan. Dalam hal ini dibutuhkan pula

kerjasama antar pesertadidik, karenanya Market Place Activity juga layak

disebut cooperative learning.14

11 12
Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan (DEPOK : PT. Raja Grafindo Persada, 2018).
Hlm.17. Cetakakan ke-27
13
Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan (DEPOK : PT. Raja Grafindo Persada, 2018).
Hlm.18. Cetakakan ke-27
14
Melvin L Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.(Bandung: Nusamedia. 2006)
Metode pembelajaran Market Place Activity (MPA) merupakan

metode yang sangat sesuai untuk mendorong peserta didik semangat belajar

dan menumbuhkan sikap komunikasi serta kerjasama dalam pembelajaran.

Metode ini dalam pembelajaran data statistik dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap arti dari Data Statistik itu

sendiri.

H. METODOLOGI PENELITIAN
I. Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan (DEPOK : PT. Raja Grafindo Persada,
11 12

2018). Hlm.17. Cetakakan ke-27

9
Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan (DEPOK : PT. Raja Grafindo Persada,
2018). Hlm.12. Cetakakan ke-27
10
https://penelitianilmiah.com/data-statistik/. Diakses pada 20 Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai