Anda di halaman 1dari 87

KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM KEGIATAN

MARKET DAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASPEK


SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI RA AL-KHODIJAH
KANGENAN PAMEKASAN

SKRIPSI

OLEH:

MOH. UBAIDILLAH FERDIAN SALEH

NIM. 20381061051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

MARET 2024

1
KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM KEGIATAN
MARKET DAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ASPEK
SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI RA AL-KHODIJAH
KANGENAN PAMEKASAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Madura
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:
MOH. UBAIDILLAH FERDIAN SALEH

NIM. 20381061051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
MARET 2024

2
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan
Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial Emosional
Anak Usia Dini Di Ra Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, yang disusun
oleh Moh. Ubaidillah Ferdian Saleh diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

3
Pamekasan, 16 Oktober 2023

Pembimbing

Jamiludin Usman, M.Pd.I


NIP. 197905192006042002

ABSTRAK
Moh. Ubaidillah Ferdian Saleh 2024, Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam
Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial Emosional
Anak Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan , Skripsi, Program Studi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Madura, Dosen Pembimbing Jamiludin Usman, M.Pd.I

Kata Kunci: Kegiatan market day, Kemampuan Aspek Sosial Emosional.

4
Konteks penelitian ini berdasarkan observasi awal yang dilakukan, diketahui
kegiatan market day dalam mengembangkan aspek sosial emosional bisa
dikatakan cukup baik yang mana dalam proses pembelajarannya melibatkan peran
orang tua didalamnya. Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
kolaborasi orang tua dan guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan
kemampuan aspek sosial emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan
Pamekasan.
Tujuan dari penelitian ini yakni: 1. Untuk mengetahui peran orang tua dan guru
dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional
Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, 2. Untuk mengetahui
implementasi kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan sosial
emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, 3. Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua dan
guru dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan sosial
emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif, sumber data penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas.
Prosedur pengumpulan data yang digunakan yakni dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahapan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya Kemampuan sosial emosional
anak usia dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan bisa dikatakan sangat
baik, hal ini dapat diketahui pada saat proses kegiatan market day berlangsung.
Dimana anak sudah mampu mengembangkan aspek sosial emosional seperti,
mampu mengontrol emosinya, bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain
dan berperilaku prososial yang disesuaikan pada permendikbud 137.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan

nikmat berupa nikmat sehat dan sempat kepada peneliti, sehingga skripsi ini bisa

5
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap selalu bermuara kepada junjungan

umat Islam, yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Skripsi yang dibuat oleh peneliti berjudul “Kolaborasi Orang Tua Dan
Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek
Sosial Emosional Anak Usia Dini Di Ra Al-Khodijah Kangenan Pamekasan”
yang disusun dengan mengumpulkan bermacam-macam refrensi dan rujukan dari
bermacam-macam buku dan jurnal. Skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari
dukungan serta partisipasi dari berbagai pihak yang membantu terselesaikannya
skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd Rektor IAIN Madura.

2. Prof. Dr. Siswanto, M.Pd.I Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Jamiluddin Usman, M.Pd.I Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak

Usia Dini.

4. Jamiludin Usman, M.Pd.I Dosen Pembimbing yang telah membimbing,

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk selalu memberikan bimbingan

dan pengarahan kepada peneliti.

5. Kedua Orang Tua tercinta beserta keluarga yang selalu mendo’akan dan

memberikan restu kepada peneliti.

6. Para dosen IAIN Madura khususnya dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan arahan kepada peneliti.

7. Kepada teman-teman seperjuangan PIAUD B angkatan 2020 yang selalu ada

dalam suka maupun duka, saling memberi semangat untuk menggapai cita-

cita.

6
Semoga Allah memberikan balasan yang jauh lebih besar atas segala jasa

dan bantuan yang diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, karena

keterbatasan kemampuan peneliti yang dimiliki. Demikian skripsi ini dibuat.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca sesuai dengan

keinginan peneliti.

Wallahu al-Muwafiq ilaa aqwamit al-Thariq

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Pamekasan, 4 Oktober 2023

Penulis,

Moh. Ubaidillah Ferdian Saleh


NIM. 20381061051

7
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………. i

HALAMAN JUDUL……….…………………………………………….…….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………... iv

ABSTRAK………………….…………………………………… …………….. v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI……………………………………… ………………………….viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..……….. 1

A. Konteks Penelitian……………...………………………………………. 1

B. Fokus Penelitian….……………………………………………...………7

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 7

D. Kegunaan Penelitian…………………………………………………… 7

E. Definisi Istilah………………………..................................................... 9

F. Kajian Penelitian Terdahulu….………….……………………………...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………. 13

A. Kajian Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day….10
B. Kajian Tentang Market Day………………………………………………11
1. Pengertian Market Day………………………………………………11
2. Penerapan Kegiatan Market Day…………………………………….11
3. Tujuan Kegiatan Market Day………………………………………..12
4. Manfaat kegiatan Market Day……………………………………….12
C. Kajian Tentang Sosial Empsional………………………………………..13
1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional………………………..13

8
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini…..15
3. Strategi Perkembangan Kemampuan Sosial Emosional…………...17
4. Faktor Yang Mempengaruhi Sosial Emosional Anak………….18
5. Aspek-Aspek Perkembangan Sosial Emosional

Anak……………………………………………………………19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………32

A. Pendekatan dan Jenis penelitian…………………………………..… 32

B. Kehadiran Peneliti……………………………………………..……... 32

C. Lokasi Penelitian………………………………………………….….. 33

D. Sumber Data…………………………………………………………. 33

E. Prosedur Pengumpulan Data………………………………….……... 39

F. Analisis Data………………………………………………..……...…. 39

G. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………..…….. 41

H. Tahap-tahap Penelitian………………………………………..………. 43

BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A. Paparan Data…………………………………………………………. 45

B. Temuan Penelitian……………………………………………………80

C. Pembahasan………………………………………………………….. 87

BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 99

A. Kesimpulan………………………………………………….………… 99

B. Saran…………………………………………………………….…….

102

DAFTAR PUSTAKA………………… …………………………..………… 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………..………. 107

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan yang berada dibawah naugan lembaga-lembaga

pendidikan anak usia dini hendaknya aktif, peduli dan membantu dalam

perkembangan dan pertumbuhan peserta didiknya, baik dari segi psikis

maupun fisik, sehingga berjalan dengan optimal.

Berdasarkan Permendikbud No. 146 Tahun 2014 Pasal 1 tentang

kurikulum 2013 bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.1

Salah satu pendidikan non formal yakni Pendidikan Anak Usia Dini.

Pada jenjang pendidikan ini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai anak berusia enam tahun. Dimana

pembinaan ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangannya agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada dasarnya,

Pendidikan Anak Usia Dini yakni merupakan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan

perkembangan fisik, kecerdasan, sosial-emosional yang disesuaikan

dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh Anak usia dini.


1
Alfitriani Siregar, Metode Pengajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini, (Medan:2018)3.

10
Selain itu cara belajar anak usia dini pun berbeda dengan karakteristik

cara belajar orang dewasa. Banyak metode pembelajaran yang dapat

diterapkan bagi anak-anak usia dini, salah satunya melalui bermain.

Belajar sambil bermain dapat menyenangkan dan menghibur bagi anak-

anak. bermain bagi anak adalah kegiatan serius tapi menyenangkan. 2

Dalam proses pembelajaran itu perlu dikemas secara menarik agar anak

dapat belajar dan berlatih dengan suasana yang menyenangkan sehingga

anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya

secara optimal. Disamping kegiatan yang harus menarik juga harus ada

kolaborasi dengan orang tua dengan demikian pembelajaran yang ada

disekolah bisa diteruskan oleh orang tua. Jadi sekolah harus mengikut

sertakan orang tua di sebagian kegiatan pembelajaran. Kolaborasi orang

tua dan guru juga menjadikan tali silaturrahmi semakin dekat dan juga

menjadi nilai lebih kepada anak. Anak akan merasa lebih dekat dengan

orang tuanya dan ada perhatian khusus antara orang tua dan juga anak.

Masa anak usia dini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya yaitu faktor dari lingkungan sekolah, lingkungan Masyarakat

dan lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan

kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga. Di sekolah anak dapat

berinteraksi dengan para pendidik juga temannya. Guru-guru dan

2
Ahmad Zaini, Bermain Sebagai Metode Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini: Jurnal, Vol. 3 No.1
Januari-Juni(2015)119-120.

11
temannya dapat menciptakan suatu interaksi yang dapat mempengaruhi

perkembangan sosial emosional anak. 3

Perkembangan sosial emosional anak dilihat dari luasnya lingkungan

pergaulan yang anak ciptakan. Ketika anak masuk pada usia sekolah, pada

saat itu juga anak tidak sepenuhnya berhubungan dan ketergantungan

dengan keluarga, dalam ini yang pada awalnya anak selalu membutuhkan

keluarga, namun pada saat memasuki usia sekolah guru yang lebih

mengambil peran dan meneruskan tabiat dan waktu serta perilaku yang

dibentuk sebelumnya oleh keluarga inti. Dalam hal ini, guru turut andil

menumbuhkan dan mengenbangkan aspek kesadaran diri, tanggung jawab

dan perilaku prososial dalam hal ini bisa disebut dengan aspek sosial

emosional anak. Keluarga adalah tempat dan juga pendidikan anak yang

pertama, anak tentu saja lebih banyak menghabiskan waktunya bersama

dengan keluarga dan lingkungan.4

Jadi orang tua dan guru harus bekerjasama dalam mengembangkan

perkembangan anak khususnya perkembangan sosial emosional. sebagai

orang tua tidak boleh banyak menuntut para guru, karena sesungguhnya

yang dibutuhkan adalah bantuan bukan kritikan. Demikian pula sebaiknya,

yang lebih penting adalah Kerjasama yang baik.

Merujuk pada Wolfgang dalam kehidupan keseharian seorang guru

tidak pernah terlepas dari sejumlah pertanyaan dari orang tua dan berakhir

3
Alucyna&aminoh kiya, pengaruh kerja sama orang tua dan guru terhadap perkembangan sosial
emosional anak kelas B paud IT Bunayya, jurnal Pendidikan islam anak usia dini, volume 4
nomor 1 mei 2021, 15
4
ibit

12
dengan bagaimana memecahkan masalah tersebut. Pernyataan, pertanyaan,

sikap terkadang yang agak merusak adalah tanda-tanda yang

meningkatkan kita akan kebutuhan mereka dan kebutuhan anak-anak

mereka, yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengatasi masalah

para orang tua yang berlanjut, memprioritaskan kebutuhan, dan membuat

respon yang masuk akal.5

Kolaborasi peran orang tua dan guru dalam perkembangan sosial

emosional anak yang diberikan oleh pendidik harus bisa membentuk watak

yang baik serta mengembangkan potensi pada diri anak sehingga anak

dapat menjadi manusia yang berakhlakul karimah dan memiliki jiwa saling

menghargai sesama. Untuk itu diperlukan kolaborasi orang tua dan guru

dalam mengembangkan kecerdasan sosial anak secara maksimal. Dengan

demikian dibutuhkan kegiatan yang dapat mengembangkan perkembangan

sosial emosional anak yang juga melibatkan peranan dari orang tua. Salah

satuanya kegiatan market day.

Hal ini berbanding lurus dengan yang terjadi di RA Al-khodijah

kangenan pamekasan, kolaborasi peran orang tua dan guru sudah efektif,

hal ini tercermin dari aktivitas orang tua dalam ikut serta dalam kegiatan

yang diadakan oleh sekolah. Salah satunya dalam kegiatan market day,

orang tua berpartisipasi dalam kegiatan market day yang diadakan oleh

sekolah. Dalam kegiatan market day orang tua bertugas mendampingi

5
Yuliana nuraina, prespektif baru konsep daar Pendidikan anak usia dini, Jakarta barat:
cv.campustaka, 2019, 173

13
anak-anak dan memberikan sesuai arahan tentang sosial emosional yang

dibutuhkan oleh anak.

Market day merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

menumbuhkan dan menciptakan interaksi antar peserta didik, serta

menumbuhkan kemampuan wirausaha peserta didik. Market day adalah

salah satu model pembelajaran berbasis proyek atau model Project Based

Learning (PBL) yang melibatkan siswa untuk menumbuhkan pengetahuan,

dan keterampilan peserta didik. Model pendidikan ini diharapkan dapat

meningkatkan soft skill peserta didik, terutama dalam bidang

kewirausahaan. Market day adalah momen yang paling ditunggu-tunggu

oleh siswa. Dimana setiap kelompok siswa akan beradu tentang gagasan,

inovasi, dan kreativitas dalam menghasilkan produk yang paling diminati

dan menarik perhatian bagi konsumen.

Jadi dengan ikut sertanya orang tua dalam kegiatan market day akan

memudahkan anak untuk mengembangkan perkembangan tersebut karena

pendidikan yang diperoleh anak pertama kali adalah pendidikan dari orang

tua. Anak biasanya menghabiskan waktu paling banyak bersama dengan

keluarga. Dengan demikian perlu adanya kerjasama antara orang tua dan

guru agar dapat mudah mengembangkan sosial emosional pada anak.

Adapun alasan peneliti mengambil judul ini dikarenakan di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan ini kolaborasi orang tua dan guru dalam

kegiatan market day sudah berjalan dengan baik dan lancar, sehingga

peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang kolaborasi orang tua dan

14
guru dalam kegiatan market day di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan tersebut. Oleh karena ikut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan

Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak

Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian merumuskan

masalah-masalah yang menjadi objek kajian pada penelitian ini agar

terarah dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun fokus

penelitian tersebut adalah:

1. Bagaimana peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan?

2. Bagaimana implementasi kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan aspek sosial emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua

dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan sosial emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan?

15
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market

Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak

Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

2. Untuk mengetahui implementasi kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan sosial emosional anak usia dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses

kolaborasi orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan sosial emosional anak usia dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.

D. Kegunaan penelitian

Dengan adanya penelitian ini berharap dapat memberikan manfaat

kepada pihak-pihak yang terkait dan dapat memberikan kontribusi dalam

rangka meningkatkan pengetahuan terhadap beberapa kalangan, antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa IAIN MADURA, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan kajian, inspirasi dan referensi tambahan bagi peneliti

selanjutnya mengenai kolaborasi orang tua dan guru dalam kegiatan

Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional

Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.

2. Bagi guru dan sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dalam menciptakan dan mengembangkan kolaborasi

16
orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan.

3. Bagi Anak didik, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

perkembangan sosial emosional pada anak usia dini

4. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat menjadi wawasan dan pengalaman

baru yang dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari kampus.

E. Definisi istilah

Judul dalam penelitian ini “Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam

Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional

Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan”, untuk

mempermudah pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian

1. Kolaborasi

Kolaborasi adalah Kerjasama, kolaborasi dalam dunia Pendidikan

adalah hubungan antara sekolah atau guru dengan keluarga dan

Masyarakat. Dalam proses pembelajaran diperlukan kerjasama antara

orang tua dan pendidik paud untuk saling mengenal, memahami, dan

mendukung satu sama lain agar mencapai Pendidikan yang diinginkan.

2. Orang Tua

Orang tua adalah seseorang yang memberikan Pendidikan pertama

untuk anak. Orang tua berpengaruh dalam proses pertumbuhan anak,

17
sehingga orang tua ikut terlibat pada perkembangan dan pertumbuhan

anak.

3. Guru

Guru merupakan tenaga profesional yang berada disekolah dan

juga merupakan orang tua disekolah, jadi peran guru sangat diperlukan

dalam proses belajar anak, guru merupakan seseorang yang memegang

peran penting didalam Pendidikan, pertama dalam membentuk

perkembangan dan pertumbuhan anak.

4. Market Day

Market day merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

menumbuhkan dan menciptakan interaksi antar peserta didik, serta

menumbuhkan kemampuan wirausaha peserta didik. Market day adalah

salah satu model pembelajaran berbasis proyek atau model Project

Based Learning (PBL) yang melibatkan siswa untuk menumbuhkan

pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Aktivitas tersebut

umumnya berbentuk bazar makanan 4 sehat 5 sempurna atau pasar

yang dilakukan oleh sekolah.

5. Perkembangan Aspek Sosial Emosional

Perkembangan tingkah laku anak di lingkungan sosial, kemampuan

anak saat berinteraksi dengan orang lain dan mengelola perasaannya

saat anak berhubungan dengan dirinya sendiri atau dengan orang lain

terhadap lingkungan sekitar dan juga sangat berpengaruh dalam

perkembangan aspek sosial emosional anak.

18
6. Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun,

pendidikan usia dini memiliki peranan yang sangat penting untuk

mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan anak untuk

memasuki jenjang yang lebih lanjut.

TK atau RA merupakan bentuk satuan bagi anak usia dini pada

jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4-6

tahun, yang terbagi menjadi dua kelompok: kelompok A untuk anak

usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

F. Kajian Terdahulu

Agar menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi, maka peneliti

memaparkan penelitian yang telah digunakan sebelumnya untuk

mengetahui perbedaan dan persamaannya, salah satu hasil penelitian yang

dilakukan penulis dengan hasil penelitian sebelumnya bagian tersebut

dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Annisa Aulia Isnaini “Meningkatkan Keterampilan Sosial Melalui

Market Day Pada Anak Kelompok B”6

Jurnal Pendidikan anak usia dini yang disusun oleh Annisa Aulia

Isnaini. Meningkatkan keterampilan sosial melalui market day pada

anak kelompok B. tujuan penelitian ini untuk meningkatkan

keterampilan sosial anak kelompok B di TK TAT TWAM ASI melalui

market day. Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian


6
Jurnal Pendidikan anak usia dini edisi 6 tahun-8 2019

19
tindakan kelas dengan Teknik pengumpulan data observasi. Hasil dari

studi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan sosial

anak kelompok B yang ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan

sosial anak dari hasil pra tindakan yang berada pada kriteria

berkembang sesuai harapan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis sama-sama membahas tentang perkembangan sosial

melalui market day. Sedangkan letak perbedaannya penelitian yang

dilakukan oleh Annisa Aulia Isnaini menggunakan pendekatan

penelitian tindakan kelas dan tidak mengikut sertakan orang tua.

Sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan terdapat

kolaborasi orang tua dan guru.

2. St. Ummi Hanik, Hadi Purwoko, Sri Ismawati “Penerapan

kegiatan market day berbasis pada kolaborasi orang tua dan anak

untuk mengembangkan kemandirian anak di taman kanak-kanak

pertiwi kragan”7

Penelitian yang disusun oleh St. Ummi Hanik, Hadi Purwoko, Sri

Ismawati Penerapan kegiatan market day berbasis pada kolaborasi

orang tua dan anak untuk mengembangkan kemandirian anak di taman

kanak-kanak pertiwi kragan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan kemandirian anak di taman kanak-kanak pertiwi

kranggan. Adapun metode yang digunakan penelitian kualitatif dengan

7
Prosiding Seminar Nasional “digital learning untuk pembangunan berkelanjutan menuju
Merdeka belajar kampus Merdeka”. Hlm 63-68

20
pendekatan studi kasus. Dari hasil penelitian tersebut: menunjukkan

bahwa kegiatan market day yang diberikan orang tua, keluarga dan guru

dalam memberikan anak simulasi yang tepat merupakan peran yang

sangat penting pada perkembangan kemandirian anak pada masa

pandemi covid 19.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis sama-sama membahas tentang kolaborasi orang tua dan

guru dalam kegiatan market day dan sama-sama menggunakan

pendekatan kualitatif. Sedangkan letak perbedaanya, penelitian yang

dilakukan oleh St. Ummi Hanik, Hadi Purwoko, Sri Ismawati kegiatan

market day untuk mengembangkan kemandirian anak sedangkan

peneliti membahas tentang kegiatan market day untuk mengembangkan

sosial emosional anak.

3. Ririn Dwi Wiresti “Analisis aspek perkembangan sosial-emosional

dan Bahasa dalam program market day di TK Khalifah

Condongcatur Yogyakarta”8

Penelitian yang disusun oleh Ririn Dwi Wiresti Analisis aspek

perkembangan sosial-emosional dan Bahasa dalam program market day

di TK Khalifah Condongcatur Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini

membahas secara detail capaian indikator apa saja yang tercapai dalam

program market day dan seberapa besar peran program market day

untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional dan Bahasa.

8
Ririn dwi wiresti, analisis aspek perkembangan sosial emosional dan Bahasa dalam program
market day di TK Khalifah Condongcatur Yogyakarta,jurnal Pendidikan raudhatul athfal.

21
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode deskriptif, pengembalian data dengan

pengisian instrumen indikator ceklis, wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang dilakukan di TK Khalifah Condongcatur Yogyakarta

dengan sumber data kelas TK B. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa program market day berperan sebesar 83,78%

untuk perkembangan sosial emosional yang artinya masuk dalam

kategori sangat baik dan 62,96% untuk perkembangan Bahasa yang

artinya masuk dalam kategori cukup.

Kesamaan penelitian terdahulu dengan penulis sama-sama

membahas tentang perkembangan sosial emosional dalam

menggunakan program market day. Sedangkan letak perbedaannya,

dalam penelitian yang dilakukan oleh Ririn Dwi Wiresti menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan tidak melibatkan

orang tua. Sedangkan peneliti menggunakan penelitian menggunakan

kualitatif dan melibatkan orang tua.

22
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day

Realisasi orang tua dalam mendukung kegiatan market day.

Lilawati menyatakan bahwa kontribusi orang tua untuk anak usia dini di

dunia Pendidikan sangat berpengaruh pada berkembangnya Pendidikan

anak. Kontribusi orang tua pada Pendidikan harus dilakukan secara

berkelanjutan dalam memotivasi, memberi arahan dan memberi dorongan

serta memberi sarana agar dapat tercapai keidealan dalam mendidik anak.

orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.

Kegiatan market day yang dilaksanakan di sekolah merupakan

Upaya dalam mempererat jalinan kekeluargaan antara orang tua dan anak.

peran orang tua bertanggung jawab sebagai motivator. Kegiatan yang

diberikan kepada anak disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak,

kolaborasi dengan guru berperan aktif dalam kegiatan market day, orang

tua bertindak sebagai pelaksana kegiatan market day. Selanjutnya, orang

tua sebagai guru yaitu memiliki tugas mendidik dan mengajar anak-

anaknya untuk mengemangkan aspek sosial emosional pada anak melalui

kegiatan market day yang diberikan oleh guru. 9

23
B. Market Day

1. Pengertian Market Day

Kegiatan market day berasal dari Bahasa inggris yang secara

harfiah artinya adalah hari pasar. Kegiatan ini merupakan salah satu

inovasi sekolah dalam membangun keterampilan berwirausaha siswa

yang dilatih dan ditanamkan sejak dini. Market day dilaksanakan

dalam rangka memberikan Pendidikan kepada anak.

Market day adalah kegiatan belajar entrepreneur, yang mana anak-

anak dibimbing caranya mempromosikan suatu produk pada

temannya, pendidik maupun untuk orang luar. Aktivitas tersebut

umumnya dilakukan bazar atau pasar yang dilaksanakan di

sekolahnya. Market day bisa saja menumbuhkan rasa kepercayaan

dirinya, meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak dan

membentuk kecerdasan berbisnis anak.10

Market day merupakan bagian dari Pendidikan yang tujuannya

menerangkan penafsiran dan kesadaran yang pastinya lebih lengkap

mengenai kehidupan, mengelola struktur emosi dan mental yang lebih

seimbang, hingga membentuk perilaku sehari-hari yang lebih terang

dari priode ke priode selanjutnya.11 Market day adalah dalam sebuah

waktu yang mana anak dengan bergiliran dalam berniaga di

sekolahnya, baik dalam berjualan konsumsi pangan maupun produk

lainnya, pada aktivitas tersebut memiliki sesuatu yang berisikan ilmu


10
Indra zultiar dan leonita siwiyanti, menumbuhkan nilai kewirausahaan melalui kegiatan market
day, jurnal ilmiah ilmu ekonomi. Vol 6 edisi 11, oktober 2017, h. 19
11
Ibit. Hal 20

24
yang cukup bermakna yakni anak-anak berinteraksi langsung kepada

orang tuanya.

2. Penerapan Kegiatan Market Day

Market Day adalah kegiatan belajar kewirausahaan, yang mana

anak - anak belajar cara menjual barang untuk temannya, pendidik

ataupun pihak luaran. Aktivitas tersebut umumnya berbentuk bazar

atau pasar yang dilakukan oleh sekolah. Aktivitas tersebut umumnya

mengikutsertakan seluruh bagian sekolah. Terkadang tamu dari luar

sekolah didatangi pada Market Day. Adapun sebelumnya, murid telah

ikut serta dalam mempersiapkan rancangan pemasarannya. Tentunya

selain pendidik, para orangtua ikut serta dalam mempersiapkan

produk yang akan dijual. Pastinya ibu – ibu yang bertanggung jawab

dalam menyediakan makanan atau minuman untuk dijual. Biasanya

pembelinya adalah murid, pendidik, dan juga orang tua. Seluruh kelas

biasanya mempunyai booth masing - masing. Terkadang tiap - tiap

kelas menampilkan tema dan produk yang uniknya sendiri.12

Dalam kegiatan Market Day, mereka juga bisa memamerkan

produk uniknya dan mencobanya kepada pendatang. Selama

terlaksananya Market Day, situasi diatur sehahagai mungkin. Beragam

pementasan kesenian atau penampilan murid juga diperlihatkan.

Sebagian murid memasarkan produk yang dijual, sebagian murid

memberikan pelayanan untuk pembeli dan sebagian juga mengutip

12
Puspa hijriati, penerapan kegiatan market day terhadap kemampuan sosial emosional anak usia
5-6 tahun di TK IT mina Aceh Besar. Universitas islam negeri ar-raniry banda aceh.

25
uang pembeli. Sedangkan kebanyakan murid saat itu diberikan uang

saku yang melebihi dari uang sehari - harinya. Yang bertujuan agar

mengikuti kegiatan belanja.13

3. Tujuan Kegiatan Market Day

Tujuan pengadaan Market Day lalah untuk membangun jiwa

entrepreneur, paham akan dunia berbisnis, membentuk daya cipta, dan

berinovasi bagi murid. Market Day juga bisa membangun rasa

kepercayaan diri terhadap anak, meningkatkan kemampuan

berinteraksi anak dan melatih kecerdasan berbisnis anak

4. Manfaat Kegiatan Market Day

Manfaatnya dalam kegiatan Market Day ini, anak - anak

berharap dapat edukasi dari awal bagaimana caranya berdagang

dengan benar. Anak - anak nantinya tertanam konsep jujur, seperti

pada saat menimbang. menakar, produk apa saja bagus dan yang tidak

bagus.

orang tua bisa menggunakan aktivitas Market Day dalam

memberikan dorongan terhadap proses pembelajaran anak - anaknya,

adapan pendidik dan sekolah bisa menggunakan sarana Market Day

agar memperkokoh solidaritas komunikasi sekolah. Apabila Market

Day berjalan secara maksimal, sehingga didapat banyaknya manfaat

dalam keperluan Pendidikan di sekolah, bisa didapatkan sekalian.14

C. Kajian Tentang Sosial Emosional


13
Indra zultiar dan leonita siwiyanti, menumbuhkan nilai kewirausahaan melalui kegiatan market
day, jurnal ilmiah ilmu ekonomi. Vol 6 edisi 11, oktober 2017
14
ibid

26
1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan sosial dan emosional adalah dua aspek yang

berbeda, tetapi dalam kenyataannya saling berhubungan dan saling

membutuhkan. Perkembangan sosial sangat erat hubungannya dengan

perkembangan emosional, walaupun masing-masing ada memiliki

kekhususannya. Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini

memiliki kemampuan mereka masing-masing sesuai dengan

pertumbuhan mereka. 15

Makna sosial dipahami sebagai upaya pengenalan (sosialisasi)

anak terhadap lingkungan sekitar mereka, serta pengaruh timbal balik

dari berbagai segi kehidupan bersama yang mengadakan hubungan

satu dengan lainnya, baik dalam berbentuk perorangan maupun

kelompok. proses sosial yang dimaksud lebih ditujukan pada

hubungan sosial anak dengan sesamanya atau orang-orang yang ada di

sekitar lingkungan mereka. Bagaimana anak bersosialisasi dengan

orang tua, anggota keluarga, guru, dan lingkungan di sekitar

lingkungan di mana anak berada. Baik di rumah, di sekolah, maupun

di lingkungan Masyarakat sekitar.16

Sedangkan makna emosi banyak dikaji oleh para psikolog, dan

banyak mendapatkan tempat dari pengkajian mereka, karena dianggap

sebagai bagian yang penting dan menarik dalam kehidupan.

Sukmadinata memberikan definisi emosi sebagai perpaduan dari


15
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya,
(Jakarta:Kencana, 2014), h. 133
16
Ibit 134

27
beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan

menimbulkan suatu suasana perasaan. Seperti halnya perasaan emosi

juga membentuk suatu kontinum, bergerak dari emosi positif hingga

yang bersifat negatif. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa emosi

adalah perasaan batin seseorang. baik berupa pergolakan fikiran,

keadaan mental, dan fisik yang muncul atau termanifestasikan ke

dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, murung,

kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu,17

Dalam umur 2 hingga 6 tahun anak-anak dengan berturut

mempelajari suatu hal untuk beranggota sosial. Peran penting saat

periode tersebut dinamai dengan sosialisasi. Proses sosialisasi

berpengaruh terhadap pola asuh orang tua, kaitan saudara kandung

dan teman seumurannya, situasi kediaman, dan lingkungan sekeliling

kediaman anak. Disaat periode pra sekolah teman seumurannya mulai

bermain peran yang bertambah berharga pada perkembangan sosial

emosional anaknya. Berkaitan dengan anak-anak dan teman

seumurannya yang memiliki perbedaan terhadap berbagai hal dari

komunikasi mereka terhadap orang- orang dewasa.18 Sosial emosional

anak usia dini terjadi secara bertahap sesuai dengan kemampuan

mereka, dan juga tergantung pada pola asuh yang dipakai oleh

orangtuanya, hubungan anak dengan keluarga serta kondisi

17
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya,
(Jakarta:Kencana, 2014), h. 134
18
Susianty Selaras Ndari, Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini, (Jawa Barat: Edu
Publisher, 2018), h. 2

28
lingkungan sekitar. Semasa sebelum sekolah anak-anak mulai

memperlihatkan bagaimana cara mereka bergaul, berinteraksi dengan

teman yang belum dikenal dan yang sudah dikenal. Seluruh tahap

perkembangan mempunyai ciri ataupun karakternya tersendiri.

Perbandingannya dapat dilihat pada karakteristik sosial anak. Seluruh

tahap perkembangan idealnya perlu menempuh menurut dari umur

sebab apabila tidak, nantinya dapat ditemukan persoalan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Dan juga dengan kebutuhan

sosial, seluruh anak pada tahap perkembangan terdapat kebutuhan

sosial yang beda-beda, sebab itu Sebagian berpengaruh pada pola asuh

orang tua.19 Setiap anak pastilah mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda, sama seperti perkembangan sosial emosional terhadap

anak, mereka mempunyai potensi dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan temannya, keluarga dan Masyarakat.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.

Untuk mengetahui karakteristik sosial anak, terlebih dahulu

harus dilakukan pengelompokan terhadap usia anak sebagai

berikut

a. Usia 0-3 bulan anak menjalin hubungan dengan orang lain dengan

tangisannya, ekspresi wajah, dan gerak badannya, tidak dengan

perkataannya.

19
Andi Agusniatih, Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Teori dan Metode Pengembangan, (Jawa
Barat: Edu Publisher, 2019), h. 10

29
b. Usia 4-6 bulan, kemampuan menjalin hubungan pada bayi akan

berkembang seiring dengan kebutuhannya untuk bertemu orang

lain dengan lebih sering.

c. Usia 7-9 bulan ia mulai menunjukkan sikap menarik perhatian

orang lain meski ia belum mampu berbicara dengan jelas.

d. Usia 10-12 bulan bayi akan menjalin hubungan dengan penuh

antusias dengan orang tuanya atau pengasuhnya.

e. Usia 13-18 bulan bayi akan menunjukkan kemampuan hubungan

sosialnya setelah melalui tahapan permainan solitary play.

f. Usia 19-24 bulan ia mulai mengembangkam kemampuan

membantah apa yang sudah ditetapkan.

g. Usia 2-3 tahun mulai menjalin hubungan pertemanan.

h. Usia 3-4 tahun hubungan pertemanan mulai meningkat,

peningkatan tersebut terjadi seiring dengan berkembangya aspek

moralitas pada anak.

i. Usia 4-S hubungan anak sudah mulai stabil, hal itu disebabkan

anak sudah memahami adanya aturan, bahkan tidak hanya bermain

di lingkungan sekolah, tetapi juga perilakunya di rumah.

j. Usia 5-6 tahun anak menjadi lebih banyak bermain dan bercakap-

cakap dengan anak lainnya.20

20
Nur aini, kolaborasi peran orang tua dan guru dalam pengembangan aspek sosial emosional
anak usia 4-5 tahun di RA Perwanida brawijaya pamekasan. Skripsi IAIN Madura. Hal. 26

30
Hurlock mengatakan bahwa karakter emosi pada anak usia dini

sangat kuat pada usia 2,5-3,5 tahun dan 5,5.6,5 tahun. Beberapa

ciri utama reaksi emosi pada anak adalah sebagai berikut:

1. Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespons suatu

peristiwa dengan kadar emosi yang sama Semakin bertambah usia

anak semakin mampu memilih kadar keterlibatan emosinya.

2. Reaksi emosi sering muncul pada setiap peristiwa dengan cara

yang diinginkannya, Anak dapat bereaksi emosi kapan saja, ketika

mereka ingin menangis saat bosan atau dalam keadaan yang tidak

jelas.

3. Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi

lain. Bagi anak sangat mungkin sehabis menangis akan langsung

tertawa keras ketika melihat kejadian lucu

4. Reaksi emosi bersifat individual, artinya meskipun peristiwa

pencetus emosi sama, namun reaksi emosinya dapat berbeda-beda,

Hal ini terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhi

perkembangan emosi salah satunya pengalaman-pengalaman dari

lingkungan

5. Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku

yang ditampilkan. Anak sering mengalami kesulitan dalam

mengungkapkan emosi secara verbal. Emosi anak mudah dikenali

dari tingkah laku yang ditunjukan, pentingnya mengenali tingkah

31
laku yang ditunjukkan agar tidak mengalami kesulitan dalam

mengungkapkan emosi.

6. Karakteristik ini akan membantu pendidik dalam memberikan

stimulus atau rangsangan emosi yang tepat bagi anak.

Keterbatasan pemahaman emosi anak seringkali menimbulkan

ketidaktepatan pendidik dalam merespon emosi anak.21

3. Strategi Perkembangan Kemampuan Sosial Emosional

Adapun strategi perkembangan kemampuan sosial anak sebagai

berikut:

a. Penerimaan

Penerimaan mulai dengan penghargaan terhadap tingkat

pergaulan apa saja yang dibawa anak-anak sekolah. Pada anak usia

4-6 tahun anak -anak menjadi semakin mampu bersosial. Apabila

anak sudah merasakan perhatian yang responsive dan

menyenangkan pada saat anak masih usia dini, dan anak akan

terpenuhi kebutuhan mereka sebagai layaknya kasih sayang kepada

mereka, maka mereka akan lebih mampu mengendalikan perilaku

sosial mereka dan selalu bersedia bermain dengan orang lain yang

ada di lingkungan mereka.

b. Membuat persahabatan

Salah satu bagian dari proses sosialisasi anak yaitu mampu

menciptakan sebuah persahabatan yang akur dan penuh dengan

21
Luh ayu tirtayani. Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini, (Yogyakarta: GRAHA
ILMU, 2014), 9

32
kasih sayang. Penelitian mampu menunjukkan bahwa anak-anak

yang mempunyai teman dan sahabat itu popular, anak dapat

memiliki komunikasi yang baik dengan teman sebaya.

c. Bekerja sama

Salah satu dari ciri khas keterampilan sosial yang berkembang

itu ialah belajar kerja sama. Belajar kerja sama yang melibatkan

banyak aspek perkembangan kognitif dan sosial. Anak-anak

mampu menerima perspektif pribadi lain dan melihat sudut

pandang mereka.22

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sosial Emosional Anak.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi sosial emosional anak

sebagai berikut:

a. Faktor Hereditas

Faktor Hereditas merupakan karakteristik bawaan yang

diturunkan dari orang tua biologis atau orang tua kandung kepada

anaknya Mudahnya, faktor hereditas ini berhubungan dengan hal-

hal yang diturunkan dari orang tua kepada anak cucunya Jadi

dapat dikatakan, faktor hereditas merupakan pemberian biologis

sejak lahir. Faktor Hereditas mempengaruhi kemampuan

intelektual yang salah satunya dapat menentukan perkembangan

sosial dan emosi anak

b. Faktor lingkungan

22
Mursid, perkembangan pembelajaran PAUD. (Bandung: PT remaja rosdakarya,2017) hal. 56-57

33
Faktor lingkungan ini sering disebut dengan istilah nurture.

Faktor lingkungan diartikan sebagai kekuatan yang kompleks dari

dunia fisik dan sosial yang memiliki pengaruh terhadap susunan

biologis serta pengalaman psikologis, termasuk pengalaman

sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah ia lahir.

Faktor lingkungan ini meliputi semua pengaruh lingkungan,

termasuk lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

c. Faktor Umum

Faktor umum ini maksudnya merupakan unsur-unsur yang

dapat digolongkan kedalam kedua faktor di atas (faktor hereditas

dan faktor lingkungan). Mudahnya, faktor umum merupakan

campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan Faktor

umum yang dapat mempengaruhi sosial dan emosi anak usia dini

antara lain: Jenis kelamin, kelenjar gondok, dan Kesehatan.23

23
Naily kholidia. Peran guru dalam mengatasi permasalahan perkembangan sosial emosional
anak usia dini di taman kanak-kanak (TK) Kelompok A Matsaratul huda panempan pamekasan.
Skripsi IAIN Madura. Hal. 17

34
5. Aspek -aspek perkembangan sosial emosional anak

Sebagai orang tua tentu kita tidak hanya memperhatikan

kesejahteraan anak, tetapi juga kesejahteraan emosi anak. Tentu antara

kesejahteraan fisik dan kesejahteraan emosi akan saling berkaitan dan

mendukung. Anak akan gembira jika secara fisik dan emosi memang

sehat, ditambah dengan lingkungan yang sehat akan menyebabkan

anak tumbuh dengan rasa aman dan sehat. Perkembangan emosi

adalah perkembangan di mana anak mampu mengenali diri sendiri dan

bagaimana perasaannya sendiri, sedang perkembangan sosial

emosional adalah di mana anak mampu memahami perasaan orang

lain, dapat bergaul dengan baik Bersama teman, dan mampu

membangun hubungan dengan orang dewasa disekitarnya.

Dengan mampu mengenal perasaannya sendiri, emosinya

sendiri, maka ia akan mampu mengendalikan dirinya sendiri. Tetapi

semua anak perlu diajarkan, dilatih, yang akhirnya akan menjadi

otomatisasi dalam pengendalian emosi dan perilakunya. Pada

dasarnya, ada lima aspek pembelajaran berketerampilan Sosial

emosional pada anak sejak anak usia sangat dini sekali. Kelima aspek

ini yaitu, self-awareness (kesadaran akan diri sendiri, motivasi,

pengelolaan, empati, dan keterampilan bersosialisasi.

a. Perkembangan self-awareness

Self-awareness adalah kemampuan anak dalam mengenal diri

sendiri. Kapan perkembangan self-awareness ini telah diketahui

35
oleh para psikologi melalui bukti percobaan yang dilakukan oleh

Daniel Stern pada tahun (1985), Daniel Stern membuat percobaan

terhadap bayi dan mengamatinya kapan bayi itu mampu mengenal

dirinya sendiri. Percobaan dilakukan dengan menggunakan

cermin yang di perlihatkan pada bayi-bayi itu dan diamati apakah

bayi mengenal dirinya sendiri melalui cermin. Dari percobaan itu

tampak bahwa bayi-bayi usia seputar 18 bulan sudah bisa

mengenali dirinya sendiri melalui cermin.

1) Self-Concept Dan Self-Esteem

Dari mengenal diri sendiri, maka berkembanglah apa yang

disebut self-concept atau konsep diri. Self-concept adalah

bagaimana persepsi seorang anak terhadap dirinya sendiri,

perasaannya, dan perilakunya. Self-concept ini akan banyak

mempunyai peranan dalam membentuk diri seorang anak,

mengembangkan motivasi, dan rasa percaya diri. Secara garis

besar, self-concept mempunyai banyak dimensi, salah satu yang

terpenting adalah self-esteem atau rasa harga diri. Self-esteem

adalah bagaimana anak menilai tentang bagaimana nilai dirinya

sendiri. Self-esteem berkaitan dengan bagaimana konsep tentang

dirinya, yang mengacau pada karakteristik fisik, psikologis,

gender, ras, etnis, dan identitasnya. Self-esteem juga dipengaruhi

oleh nilai-nilai budaya setempat.

36
b. Empathy

kemampuan seseorang untuk Empathy adalah memahami

perasaan orang lain dari sudut pandang orang lain, bukan dari

sudut pandangnya. Empathy akan melahirkan belas kasih

terhadap orang lain. Empathy datang dari dalam sendiri, tidak

dipaksa orang lain. Setiap orang mempunyai tingkat empathy

yang berbeda, karena perkembangan empathy dipengaruhi oleh

genetik, faktor perkembangan neurobiologis, pengasuh, dan

lingkungan. Empathy merupakan prekursor penting terhadap

pembentukan perilaku motivasi yang prososial, atau dorongan

untuk menolong orang lain. Empathy berkembang sejak anak

berusia sangat dini yaitu seputar usia 18 bulan Empathy sendiri

dalam perkembangan terbagi menjadi dua yaitu emosional

empathy dan kognitif empathy. Pada anak yang sangat dini

perkembangan dimulai dengan emosional empathy di mana ia

dapat merasakan anak-anak lain yang sedang bersedih atau

menangis. Sedang saat mana ia beranjak agak besar di usia antara

4-5 tahun anak-anak mulai berpikir dan empatinya berkembang

menjadi kognitif empati.

c. Pengelolaan Emosi

Setiap anak kecil akan berkembang bersama dengan emosi

yang intens, yaitu rasa sedih, senang, marah, dan takut. Dalam

situasi tertentu anak akan menunjukkan perasaannya, seperti

37
tertawa, menangis, temper tantrum dan mengamuk atau

ketakutan. Tetapi anak-anak belum mengerti nama dari emosinya

itu. Tetapi ekspresi dari emosinya sering kali sangat cepat

berubah. Para ahli menganjurkan agar para orang tua

mengajarkan nama-nama emosi ini dan diajarkan hal-hal yang

membuatnya sedih, marah, atau ketakutan itu akan terjadi, juga

menyelesaikan masalah itu. Dengan keterampilan pengelolaan

emosi ini, anak akan mempunyai perkembangan sosial emosional

yang baik.

d. Keterampilan Bersosialisasi

Salah satu syarat anak sukses dalam pergaulan,pendidikan,

dan kelak dalam dunia kerja tergantung dari keterampilan

bersosialisasi. Keterampilan ini banyak dipengaruhi oleh bawaan

(faktor genetic) dan juga pengasuhan. Untuk anak yang tidak

banyak mengalami masalah dalam perkembangannya,

kemungkinan keterampilan bersosialisasi akan mudah dengan

sendirinya dikembangkan mengikuti lingkungan yang

mengasuhnya.24

24
Julia maria van tiel. Perkembangan sosial emosional anak gifted. Jakarta: PRENADA 2019, 21-
24

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

deskriptif, maksudnya dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan

bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari wawancara,

catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi

lainnya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alami dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Adapun jenis peneliti yang telah digunakan adalah deskriptif yang

berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau

menggambarkan sesuatu hal, misalnya: keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki suatu keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian.

Jadi penelitian deskriptif merupakan penelitian yang sederhana namun

dilakukan dan dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lainnya,

39
karena dalam penelitian ini tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau

wilayah yang diteliti, maksudnya dalam penelitian tersebut, peneliti tidak

mengubah, menambah tau mengadakan manipulasi terhadap objek atau

wilayah yang telah diteliti. Dalam kegiatan penelitian, peneliti hanya bisa

memotret dengan apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang sudah

diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan

penelitian secara lugas, seperti apa adanya.

1. Kehadiran Peneliti

Dalam jenis penelitian kualitatif ini, wajib adanya seorang peneliti,

karena dengan adanya peneliti akan mempermudah untuk mendapatkan

data yang mendalam, peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian

pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Karena peneliti

bertindak sebagai instrumen utama dalam memperoleh kevalidan data

yang diperlukan oleh peneliti, sehingga kehadiran peneliti dilapangan

sangatlah penting dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti.

Sedangkan prosedur penelitian yang peneliti tempuh kelapangan

dengan menggunakan prosedur purposive yakni dimulai dari kepala

sekolah RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan sebagai orang yang paling

berperan. Kemudian guru yang berperan sebagai pengawas terhadap

keberlangsungannya masalah penelitian dan memberitahukan tentang

penelitian ini, kemudian yang terakhir pengumpulan data yang ada.

40
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat non

partisipan artinya dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan

pengamatan dan mendengarkan secara cermat. Karenanya peneliti

dilapangan sangat mutlak hadir atau terjun langsung dalam melakukan

penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam mengumpulkan data

peneliti berusaha menciptakan hubungan yang baik dengan informan yang

menjadi sumber data agar data-data yang diperoleh betul – betul valid dan

sesuai dengan yang diinginkan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan salah satu langkah awal yang harus

ditetapkan dalam suatu penelitian, hal ini guna mencari tahu mengenai hal-

hal yang dapat diangkat menjadi sumber data. Untuk menjamin penelitian

ini terlaksana dengan jelas, maka diperlukan pembatasan ruang lingkup

lokasi penelitian, supaya dapat mengarah pada sesuatu yang akan diteliti

agar tidak terjadi masalah yang akan dibahas. Lokasi penelitian dalam

penelitian ini adalah RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, Karena

ditempat tersebut layak guna dalam mengetahui seperti apa kolaborasi

orang tua dan guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan

kemampuan sosial emosional pada anak usia dini yang ada di lembaga

tersebut.

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini yaitu, sumber data yang berasal dari manusia yang bertindak sebagai

41
praktisi pendidik yang ada di sekolah yaitu kepala sekolah dan beberapa

guru kelas khususnya pada guru kelompok B dan Orang tua anak yang ikut

berkolaborasi dalam kegiatan market day

Target data yang diinginkan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian

ini adalah pengumpulan data data sebanyak banyaknya, utamanya yang

berkaitan dengan data Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan

Market Day Terhadap Pengembangan Aspek Sosial Emosional Anak Usia

Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah yang paling utama dalam penelitian adalah teknik

pengumpulan data, karena memperoleh data adalah tujuan utama didalam

penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi teknik

observasi, wawancara, dokumentasi.

a. Observasi

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau

menyelidiki tingkah laku nonverbal yakni dengan menggunakan

teknik observasi. Apabila kita mengacu pada fungsi pengamat dalam

kelompok kegiatan, maka observasi dapat dibedakan lagi dalam dua

bentuk yaitu:25

1) Participant Observer

Dimana dalam observasi ini pengamat (observer) secara

teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.

25
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2014), hlm. 384.

42
Dalam hal ini pengamat mempunyai fungsi ganda, sebagai

peneliti yang tidak diketahui dan dirasakan oleh anggota yang

lain, dan kedua sebagai anggota kelompok peneliti berperan aktif

sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.

2) Non-Participation Observer

Penelitian ini adalah suatu bentuk observasi di mana

pengamat (atau peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan

kelompok, atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta

dalam kegiatan yang diamatinya.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-

Participant observer dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam

kegiatan yang diamati.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada

suatu masalah tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan tatap muka (face to

face) maupun dengan menggunakan telepon.26

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah suatu bentuk wawancara di

mana pewawancara dalam hal ini peneliti menyusun secara

terperinci dan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan

menurut pola tertentu dengan menggunakan format yang baku.

26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.
137.

43
Dalam hal ini pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang

telah disusun dan kemudian mencatat jawaban sumber informasi

secara tepat.

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang

mengajukan pertanyaan secara bebas tanpa mengacu pada

pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis.

3) Wawancara semi terstruktur

Wawancara semi terstruktur merupakan gabungan antara

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Adapun wawancara yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang

merupakan gabungan antara wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur. Karena dengan wawancara semi

terstruktur peneliti bisa menemukan permasalahan secara lebih

terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat dan ide-idenya dalam melakukan wawancara, peneliti

perlu menyimak secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

44
dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek

tersebut.27

Oleh karena itu, peneliti akan memperoleh informasi berupa

hasil wawancara dan foto dokumentasi informasi yang berupa hasil

wawancara akan diperoleh pada saat peneliti selesai melakukan

wawancara dengan pihak yang bersangkutan tentang materi yang

berhubungan dengan judul penelitian ini. Selain itu, beberapa yang

diidentifikasi diantaranya adalah dokumen kurikulum, program

tahunan, jadwal kegiatan, hasil penilaian anak.

Sedangkan informasi yang berupa foto dokumentasi akan

dihasilkan pada saat peneliti sedang melakukan observasi atau

setelahnya dengan pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini

seperti kepada sekolah, guru pengajar dan anak usia dini.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.28

27
Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data dalam Perspektif
Kulatitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), hlm. 52.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 244.

45
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah di analisis terasa belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,

diperoleh data yang dianggap kredibel.

Tahap-tahap analisis data:29

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi
29
Ibid, hlm. 247.

46
Kesimpulan dalam penelitian bukan merupakan suatu

karangan atau diambil dari pembicaraan-pembicaraan lain, namun

hasil suatu proses tertentu. Penarikan kesimpulan harus didasarkan

atas data dan bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti.30

6. Pengecekan Keabsahan Data

Agar diperoleh temuan-temuan hasil penelitian dengan interpretasi

yang absah dari data yang berhasil dikumpulkan, dilakukan pengecekan

keabsahan data sebagaimana berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di

lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat

namun membutuhkan perpanjangan keikutsertaan, sehingga dapat

menguji kebenaran data yang diperoleh.31

b. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Peneliti melalui ketekunan pengamatan berupaya untuk

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat

relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci Peneliti

30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2014), hlm. 385.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2014), hlm. 327.

47
mengadakan pengalaman secara teliti, rinci dan berkesinambungan

terhadap faktor-faktor yang menonjol.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan peneliti dengan memanfaatkan penggunaan berbagai

sumber data, metode pengumpulan data, temuan penelitian terkait

dan kesesuaian teori.32

d. Pengecekan teman sejawat

Pengecekan teman sejawat merupakan cara menguji

keabsahan data dengan memanfaatkan masukan dari peneliti yang

tidak ikut serta melakukan penelitian. Cara terbaik meminta

masukan masukan teman sejawat adalah pada waktu penelitian

belum selesai sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki atau

memperdalam temuan.

e. Pengecekan anggota

Pengecekan anggota adalah saling berdiskusi, cek dan ricek

dengan teman yang ikut serta dalam penelitian sebagai anggota

peneliti. Dengan demikian, penelitian dapat terus diperbaiki. Jika

penelitian dilakukan sendirian, peneliti bisa mencari masukan dari

orang-orang yang diteliti.

f. Analisis kasus negatif


32
Ibid, hlm. 330.

48
Analisis kasus negatif adalah mencari dapatkan kasus-kasus

yang bertentangan atau tidak bersesuain sebagai cara untuk

membandingkan dan memaknai hasil-hasil penelitian.

Analisis kasus negatif dapat dilakukan dengan beberapa

cara.Pertama, carilah di dalam lingkungan komunitas itu, adakah

anak yang perilakunya sama sekali berbeda dengan anak- anak

pada umumnya.Kedua, apakah ada anak yang ikut serta dalam

program PAUD, perilakunya tidak berubah atau berubah

sekedarnya saja. Jika ada, teliti lah anak itu secara khusus.

Keberadaan anak itu pasti membuat peneliti tidak sembarangan

membuat kesimpulan.

g. Kecukupan referensial

Kecukupan referensial merupakan upaya untuk melengkapi

pengumpulan data menggunakan alat bantu seperti perekam suara,

kamera, handycam. Peralatan digunakan untuk memper cermat

pengumpulan data. 33

Dalam menetapkan keabsahan data peneliti menggunakan teknik

triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data dengan memanfaatkan berbagai sumber data. 34 Yang paling

umum digunakan untuk menguji keabsahan data oleh peneliti

diantaranya:

33
Nusa Putra& Ninin Dwilestari , Penelitian Kualitatif PAUD Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012),hlm. 88-92.
34
Lexy J Moloelang,Metodologi penelitian kualitatifkuantitatif, (Bandung : PT
RemajaRosdakarya, 2021), 331

49
Satu, triangulasi metode, dilakukan peneliti untuk pencarian data

tentang fenomena yang sudah diperoleh dengan menggunakan metode

yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Melalui 3

metode tersebut menunjukkan bahwa data yang diberikan humas itu

sesuai dengan hasil dokumentasi dan juga observasi maka data

tersebut sudah bisa dikatakan valid.

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda itu

dibandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang

dipercaya.

Kedua, Triangulasi sumber yaitu menggunakan sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan

mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut

pandang berbeda.Dalam triangulasi sumber yaitu kita menggunakan

tiga sumber dengan menggunakan satu metode. Maksudnya yaitu

ketika kita ingin menggunakan triangulasi sumber maka kita harus

mencari 3 orang atau lebih yang dijadikan sebagai narasumber

sedangkan metodenya kita bisa menggunakan metode wawancara.

Jika jawaban 3 narasumber yang diwawancarai tersebut sama maka

bisa dikatakan bahwa data valid. Sedangkan jika salah satu jawaban

narasumber tidak sama Sedangkan jika salah satu jawaban narasumber

tidak sama maka data tersebut belum valid dan peneliti harus mencari

narasumber lain untuk mendapatkan data mana yang benar.

50
Jadi Triangulasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan data

melalui sumber, teknik dan waktu, namun untuk pengecekan

keabsahan data dengan kepastian dilakukan dengan teknik uraian rinci

dari data yang telah diperoleh sebelumnya untuk dipaparkan lalu

dianalisis untuk menghindari ketidaksesuaian sehingga nantinya

menunjukkan kebenaran sebagaimana seharusnya. Triangulasi teknik

berarti peneliti melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama

namun dengan teknik yang berbeda. Sedangkan triangulasi sumber

berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

menggunakan teknik yang sama. Dan Teknik triangulasi pada

penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui alat dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif

dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang.

5. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

51
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan

– rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai

salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.

7. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini

meliputi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Pra-Lapangan

Tahap Pra-lapangan adalah ditetapkannya apa saja yang

harus dilakukan sebelum peneliti masuk ke lapangan. Ada enam

tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, diantaranya:

1. Menyusun rancangan penelitian

a) Latar belakang penelitian.

b) Tinjauan pustaka.

c) Pemilihan lapangan penelitian.

d) Penentuan jadwal penelitian.

e) Penentuan alat penelitian.

f) Rancangan pengumpulan data.

g) Rancangan perlengkapan penelitian.

h) Rancangan pengecekan keabsahan data.

i) Memilih lapangan penelitian.

j) Mengurus perizinan.

k) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

52
l) Memilih dan memanfaatkan informan.

m) Menyiapkan perlengkapan penelitian

n) Persoalan etika dalam penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan terbagi atas tiga bagian

yaitu:

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

b) Memasuki lapangan

c) Berperan serta sambil mengumpulkan data.

a. Tahap Analisis Data

Peneliti melakukan pengecekan, mengorganisasian

dan memaparkannya dengan mendeskripsikan hasil

temuan. Analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar.

Tahap analisis data dilakukan mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, menyinsetiskannya, mencari dan menemukan

pola apa yang penting, apa yang dipelajari serta

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.35 Tahap analisis data ini terdiri atas

pengorganisasian data, kategori data dan menceritakan

35
Lexy J Moloelang,Metodologi penelitian kualitatif kuantitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2021), hlm. 248.

53
atau mendeskripsikan data yang diperoleh dalam bentuk

laporan tertulis.

54
BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan temuan penelitian

Paparan data dalam peneliatian ini adalah deskripsi tentang hasil

penelitian yang diperoleh dilapangan yang diangkap penting baik dari hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti akan memaparkan sesuai

dengan fokus penelitian yang berkaitan dengan Kolaborasi Orang Tua Dan

Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek

Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

Bentuk deskripsinya meliputi:

1) Peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan

2) Implementasi kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan

aspek sosial emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan

3) Faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua dan guru

dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan sosial

emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

sebelum peneliti memaparkan tentang kolaborasi orang tua dan guru

dalam kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan sosial

emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, terlebih

55
dahulu peneliti akan memaparkan sedikit mengenai profil sekolah tempat yang

telah diteliti.

1. Sejarah Singkat RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan merupakan pendidikan

anak usia dini yang ada di desa kangenan kecamatan pamekasan kabupaten

pamekasan. Sekolah ini didrikan pada tahun 2018, sedangkan status tanah

wakaf.

Lembaga mempercayakan bapak imam sebagai kepala sekolah di

lembaga tersebut, karena diliat dari pengalaman dan latar belakang beliau

karena sudah mengajar dan mengabdi menjadi guru yang professional, di

samping itu beliau juga dikenal sebagai pribadi yang tegas, disiplin dan

memiliki jiwa pemimpin dan rasa ingin tahu yang tinggi akan banyak hal.

Bapak imam menjalankan program-program yang ada di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan dengan misi yang ada dan memfokuskan

pada keislaman.

Sejarah Singkat RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan didirikan pada tahun 2018 dibawah

naungan Yayasan Nurul Mustofa Tokoh yang paling berjasa dalam

membidani lahirnya RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan adalah H

Mustofa, Hj Khodijah, Drs K.H.Abd Ghoffar,M.HI,MZ dan Abd Rahman

merasa prihatin melihat banyak anak-anak usia 2-6 tahun yang

berkerumun tanpa ada aktivitas pembelajaran H Mustofa menyampaikan

kegundahannya kepada dua tokoh masyarakat yakni Drs. KH.Abd

56
Ghoffar,M.HI,MZ, Abd Rahman yang kemudian disepakati untuk

membuat kelompok bermain untuk mengelola kegiatan bermain anak

hingga lebih terprogram. Kegiatan awal dilaksanakan di amper masjid

dengan menggunakan alat permainan seadanya yang digelar bongkar

pasang. Ternyata sambutan masyarakat sangat antusias. Tanggal 21 Mei

2018 kelompok bermain berubah nama dengan nama “RA Al-Khodijah”.

Sebagai kepala sekolah pertama ditunjuk Ustadz Imam,S.Pd Sebagai

Kepala,Ustadzah Fatimatus S, Aulia fitriah damayanti, Lailatul H, Ayu

fitriani rahmawati, sebagai guru untuk peserta didik yang berjumlah 9

anak. Langkah berikutnya dilembagakan dan mengajukan perizinan ke

Kemenag Kabupaten. Surat Izin Operasional dari 'Kemenag nomor B-

1078/Kk.13.22.2/PP.04/4/2019 tercantum mulai berlaku tanggal 08 April

2019. Selanjutnya kami terus berbenah dan mengembangkan diri dengan

mengikuti pelatihan dan belajar mandiri. kami melakukan menggunakan

pembelajaran klasikal ke kelompok.

2. Identitas sekolah RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

a. Nama Lembaga : RA AL-KHODIJAH

b. Alamat/ desa : Kangenan

Kecamatan : Pamekasan

Kabupaten : Pamekasan

Propinsi : Jawa Timur

Kode Pos : 69317

No.Telepon : 081330670424

57
c. Nama Yayasan : Nurul Mustofa

d. Status Sekolah : Terakreditasi B

e. Status Lembaga RA : Swasta

f. No SK Kelembagaan : RA/28,0104/2017

g. NSM : 101235280582

h. NIS / NPSN : 69993363

i. Tahun didirikan/beroperasi : 2018

j. Status Tanah : Waqof

k. Luas Tanah : 840 m²

l. Nama Kepala Sekolah : Imam, S.Pd

m. Status akreditasi :B

3. Visi, Misi Dan Tujuan RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

a. Visi RA Al- Khodijah Kangena Pamekasan

Mendidik Anak Yang Berakhlagul Karimah, Cerdas, Kreatif Dan

Mandiri Sehingga Terwujud Generasi Yang Ourrota a'yun

b. Misi RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

1) Membiasakan Anak Didik Untuk Bersikap Dan Bertutur Kata

Meledani Rosululla Saw.

2) Mengoptimalkan Kecerdasan Sesuai Tahap Perkembangan Anak

3) Memberikan Kegiatan Pembelajaran Yang Membebaskan Proses

Perkembangannya Potensi Anak Dengan Aktivitas Dalam Bentuk

Permainan

58
4) Melatih Anak Belajar Mandiri, Percaya Diri Dan Bertanggung

jawab Dalam Hubungan Sosialnya

5) Menjalin KerjaSama Dengan Orang Tua Atau Pihak Lainnya Agar

Anak Memperoleh Pembelajaran Dan Pengasuhan Yang Terbaik.

c. Tujuan RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

1) Tertanamnya Akhlak Mulia Pada Anak Melalui Penanaman Dan

Pembiasaan Dalam Kehidupan Sehari -hari

2) Tercapainya Kemajuan Intelektual Anak Melalui Pembelajaran

Yang Aktif, Intens Dan Menyenangkan

3) Tertanamnya Kecerdasan Anak Dalam Beradaptasi Dengan

Lingkungan Yang Baru

4) Terbentuknya Watak Dan Sikap Mandiri Yang di Landasi sikap

tanggungjawab yang tinggi

5) Tercapainya pembelajaran dan pengasuhan yang baik di sekolah,

rumah dan lingkungan lainnya.

4. Struktur Organisasi

Ketua Yayasan : Abd. Rahman

Kepala Sekolah : Imam,S.Pd

Tata Usaha : Vildaus Tika Yuniatri.HR

Bendahara : Fatimatus S,S.Pd

Guru Kelas A : Lailatul Hostol Khotimah,S.Pd

Fatimatus S,S.Pd

Guru Kelas B : Ayu Fitriani Rahmawati, S.Pd

59
5. Peserta Didik RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan Pada Tahun

Pelajaran 2023/2024,

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti sudah melakukan penelitian langsung

ke lembaga RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, yakni lewat observasi,

wawancara dan dokumentasi, peneliti mencari keaslihan data lewat

berbagaisumber antaranya kepala sekolah dan guru RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan, peneliti akan memberikan hasil penelitian perihal Kolaborasi Orang

Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan

Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.

Terdapat 3 fokus yang akan dipaparkan oleh peniliti, pertama yakni

Bagaimana peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan? Bagaimana implementasi kegiatan Market Day

Untuk Meningkatkan Kemampuan aspek sosial emosional anak usia dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan? Apa saja faktor pendukung dan penghambat

proses kolaborasi orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan sosial emosional anak usia dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan?

Untuk memperoleh data-data terkait Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam

Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak

Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan maka dari itu peneliti

melakukan penelitian pada hari senin tanggal 02 Januari 2023 & hari senin

tanggal 16 Januari 2023, peneliti melakukan observasi pada saat guru sedang

60
menggunakan permainan ular tangga di kelas B yang pada saat itu juga ditemani

oleh kepala sekolah saat pembelajaran di kelas. lebih jelasnya peneliti akan

memaparkan temuan penelitian sebagai berikut:

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil temuan penelitian, disini peneliti mengumpulkan

menjadi satu dari berbagai macam pengumpulan data baik itu dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi, maka peneliti menemukan temuan

sebagai berikut:

1. Peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

Dari paparan data yang di peroleh peneliti, maka dapat diketahui

bahwasannya untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak

Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan ini guru

berkolaborasi dengan orang tua melalui kegiatan market day. Nah disini

untuk mengetahui peran orang tua dan guru dalam kegiatan market day

untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia dini di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, peneliti melakukan 2 kali penelitian

dengan hasil temuan yang berbeda. Adapun temuan penelitian yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

Hasil temuan di penelitian pertama yang dilaksanakan pada tanggal

02 Januari 2023 dari pukul 07.30 – 10.00 yakni, terlihat bahwa guru dan

orang tua melakukan rapat persiapkan kegiatan market day sebagai

61
kegiatan puncak tema. Dimana dalam rapat tersebut membahas terkait

hal-hal yang akan dibutuhkan dan juga keterlibatan orang tua dalam

mendampingi anak pada saat kegiatan berlangsung. Guru memberikan

arahan kepada orang tua agar ketika kegiatan market day berlangsung

tidak hanya orang tua yang berinteraksi tetapi orang tua hanya sebatas

mendampingi dan memberi arahan agar anak dapat melaksanakan

kegiatan market day dengan baik dan tertip.

Setelah memaparkan hasil observasi di atas peneliti juga

melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru dan orang tua di

RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan pada hari senin tanggal 02 Januari

2023 dari jam 10:10-11:00, disini peneliti melakukan wawancara karena

peneliti ingin mengetahui lebih dalam terkait Kolaborasi Orang Tua Dan

Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan

Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan.

Seperti yang telah di sampaikan oleh Ustadzah Ila bahwa terkait

Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini di

RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan pada anak yang sudah di lakukan

seperti:

“Baik saya sebagai guru kelas disini kegiatan market day yang ada sekolah
kami melibatkan peran orang tua didalamnya. Karena dengan melibatkan
orang tua didalomnya akan membantu kegiatan untuk terlihat lebih mudah
dan yang terpenting agar lebih mudah untuk mengembangkan dan

62
meningkatnya aspek sosial emosional yang ada pada anak. anak usia dini
memiliki karakter yang berbada bahkan tingkat emosi yang sulit ditebak
dengan keterlibatan orang tua sebagi pendamping anak memudahkan
seorang gurub dalam memberikan arahan dan stimulus didalamnya .”
Selain dengan ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ustad

Imam selaku kepala RA Al-Khodijah kangenan sesuai dengan hasil

wawancara sebagai berikut:

“ sekolah kami melaksakan kegitan ini sebagai media agar terjalin


kedekstan dan kekompakan antara sekolah dan wali murid. Kolaborasi
orang tua dilakukan anak anak nyaman dsn tidak merasa malu dalam
kegiatan market day karena oarag tua yang akan mendampinginya.
Kegitan ini selah kami infokan diawal semester. Disekolah kami semua
kegiatan yang melibatkan orang tua atau kegiatan besar, kami selalu
diumumkan di awal semester agar orang tua bisa mempersiapkan
semuanya. Mempersiapkan konsep yang akan diguankan atau tema yang
akan digunakan dalam kegiatan itu. Dengan begitu orang tua atau wali
merasa di hargai dan tidak semuanya tergantung guru. Saya sebagai kepala
sekolah hanya sebagai media atau wadah untuk selebihnya tergantung
komitmen dari orang tua dan guru ”
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara bersama mama Adiba

selaku wali kelas kelompok A RA Al-Khodijah Kangenan tentang

kolaborasi orang tua dan guru kegiatan market day untuk meningkatkan

aspek sosial emosional pada anak usia dini:

“ melibstksn orsng tua dalam setiap kegiatan merupakan cara agar anak
dapat berani dan tidak mal. Kegiatan market day yang ditujukan untuk
meningkatkan aspek sosial emosional pada anak sangatlah penting terlebih
pada anak saya yang memiliki karakter introvert yang cenderung pemalu
dan takut dalam berinteraksi dengan orang baru. Kolaborasi orang tua
dalam kegitan juga merupakan media informasi kepada orang tua agar
orang tua juga bisa tau tentang tingkat perkembangan anaknya, dan
meminimalisar salah paham antara orang tua dan guru yang sering terjadi
dilapangan.”
Peneliti selain melakukan observasi, dan wawancara, disini peneliti

juga melakukan dokumentasi untuk memperoleh keabsahan data di

63
lembaga RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan terkait kolaborasi orang

tua dan guru dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini. dimana pada saat

rapat persipan sampai pada hari pelaksanaan kegiatan market day

berlangsung orang tua mendampingi anak untuk merinteraksi dengan

benar

Dari hasil dokumentasi terlihat bahwa pada saat kegiatan market

day yang didampingi oleh orang tua, anak sangat gembira, semangat dan

antusias sekali dalam proses kegiatan berlangsung. Dan peneliti juga

menemukan pada saat kegiatan market day berlangsung orang tua menjadi

peran yang sangat penting karena orang tua membimbing anak lebih

berani dan tidak malu dan guru juga berhasil dalam mengatur dan

memberikan stimulus untuk memancing anak agar bisa berinteraksi

dengan baik dan ramah. Terlihat pada dokumentasi kegiatan market day

yang di lampirkan di poin selanjutnya.

2. Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan

Kemampuan aspek sosial emosional anak perlu dan harus

dikembangkan sejak usia dini. Kemampuan aspek sosial emosinal dapat

dikembangkan dengan berbagai kegiatan salah satunya dengan

memperbanyak interaksi dengan anak dan mengajarkan anak untuk bisa

mengontrol emosinya. RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

64
melakukan kegiatan market day di puncak tema sebagai bentuk kegiatan

untuk mengajarkan anak berwirausaha dan yang paling utama untuk

mengembangkan sosial emosional pada anak.

Untuk memaparkan hasil penelitian Implementasi Kegiatan Market

Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak

Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, peneliti telah

melakukan wawancara secara langsung kepada kepala sekolah, guru

kelas dan wali murid yang dilaksanakan pada tanggal 02 Januari & 16

Januari 2023 pada pukul 08.00 – 09.00 dan 10.00 – 11.00, dan selain itu

peneliti juga melakukan observasi untuk memerolah data di lembaga RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan terkait pengimplementasian kegiatan

market day pada anak. peneliti akan mendeskripsikan hasil observasi dan

wawancara dibawah ini:

Peneliti dalam hal ini telah melakukan observasi untuk

mendapatkan data terkait proses Implementasi Kegiatan Market

Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial Emosional

Anak Usia Dini di RA Al-Khodijah yang dilakukan pada tanggal

08 September 2023 dan tanggal 22 September 2023 Dimulai dari

jam 07:00-10:00 peneliti melakukan pengamatan (observasi) secara

langsung untuk mengamati bagaimana Implementasi Kegiatan

Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial

Emosional Anak Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan, disini peneliti datang ke lembaga langsung dan pada

65
saat peneliti mengamati peneliti mengetahui bahwa kegiatan

market day sangatlah penting untuk mengembangkan kemampuan

aspek sosial emosional anak serta dapat mempererat hubungan

orang tua dan anak.

Pada saat peneliti berkunjung ke di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan terlihat bahwa dihalama sekolah sudah

tertata dengan rapi tempat untuk kegiatan market day yang sudah

disiapkan kemaren harinya dan dihias dengan sangat cantik.

Sebelum kegiatan dimulai Di awal guru mengumpulkan seluruh

siswa beserta orang tua nya, Lalu guru menjelaskan terkait

peraturan kegiatan market day dan pembagian tempat

orang tua bergegas menempati tempat yang telah

disediakan bersama dengan anaknya. Dalam kegitan tersebut anak

ikut membantu orangtua nya untuk merapikan makanan. Dalam

kegiatan tersebut anak berpakaian layaknya pedagang. Dan orang

tua juga bemberikan arahan tentang cara menjual.

Selanjutnya, kegitan market day dimulai yang diawali

dengan Kepala sekolah memberikan sambuat sekaligus membuka

kegiatan market day sebagai acara puncak tema. Kepala sekolah

menuturkan bahwa kegiatan market day ini diadakan anak anka

dapat mengenal dan belajar untuk berwirausaha, mengembangkan

aspek sosial pada anak, agar anak terbiasanya berinteraksi dengan

orang banyak dan menjadikan anak lebih percaya diri dan juga

66
yang terpenting dalam kegitan ini untuk membangun rasa kasih

sayang antara orang tua dan anak, menjadikan anak lebih dekat

dengan orang tua dan mengajarkan orang tua anak bisa

meluangkan waktunya untuk anak.

Dalam kegiatan tersebut yang menjadi pembeli adalah

masyarakat sekitar dan guru . guru berperan sebagai pelangan

dengan tujuan memberikan stimulus kepada anak agar aspek sosial

emosional dapat berkembang dengan baik. Acara market day ini

dilaksanakan pada saat libur semester jadi masyarakat disekitar

lembaga bisa ikut berkunjung dalam kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan market day peneliti juga mengamati

bangimana anak menyapa pelanggan, memberi tau harga dari

makanan yang dijual, memberikan uang kembalian dan juga

mengucapkan terimakasih

Setelah memaparkan hasil observasi di atas peneliti juga

melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru dan orang

tua di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan pada hari senin

tanggal 02 Januari 2023 dan hari senin tanngal 16 januari dari jam

10:10-11:00, disini peneliti melakukan wawancara karena peneliti

ingin mengetahui lebih dalam terkait Implementasi Kegiatan

Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Aspek Sosial

Emosional Anak Usia Dini di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan yang hal ini tidak hanya perfokus pada itu saja akan

67
tetapi peneliti juga ingin mengetahui pencapaian perkembangan

anak melalui Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Anak Usia

Dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

Seperti yang telah di sampaikan oleh Ustadzah vilda

bahwa Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan pada anak yang sudah di lakukan

seperti:

“Baik saya sebagai guru kelas disini kegiatan market day sudah
berjalan cukup lama dan menuangkan respon positif dari orang tua
lebih lebih bagi anak. Kegiatan market day disamping menjadikan
anak lebih mengenal tentang wirausaha tetapi juga untuk
meningkatkan aspek sosial omosional pada anak. Anak disini dapat
antusias dan tersenyum pada saat pembeli datang Dalam kegiatan
tersebut anak mulai berani berinteraksi dengan orang yang baru
mereka kenal dan juga dalam kegiatan tersebut anak akan di
ajarkan mengenal mata uang dan mengerti lelahnya mencari
nafkah.”
Selain dengan ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh

Ustad Imam selaku kepala RA Al-Khodijah kangenan sesuai

dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“ dalam kegiatan market day ini guru menjelaskan terlebih dahulu


pada saat pertemuan sebelum market day dimuali. Guru
memberikan arahan kepada orang tua agar dapat mendampingi
anak dengan baik. Guru menjelaskan apa saja hal yang perlu
disiapkan. kami menerapkan kegiatan ini awalnya kita sempet takut
menoreh kritikan dari orang tua karena juga melibatkan orang tua
didalam nya ditengah sibuknya orang tua dengan segala
kesibukannya. Namun, setelah berjalan malah banyak orang tua
yang mengapresiasi kegiatan ini karena dengan kegiatan ini
menjadikan media untuk semakin dekat dengan anak. Walapun ada
sebagian orang tua yang mengeluh karena terlalu ribet namun kita
sebagai guru memberikan pemahaman kepada orang tersebut. Dan

68
juga yang terpenting dengan adanya kegiatan ini menjadikan anak
lebih bersikap kooperatif dengan orang tuanya. Anak dan orang tua
akan bekerjasama dalam kegiatan tersebut misalnya dalam
melayani pembeli, menyusun barang dan mengumpulkan sampah
dibawah.”
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara bersama Ustadzah

ila selaku guru kelompok A RA Al-Khodijah Kangenan tentang

kegiatan market day untuk meningkatkan aspek sosial emosional

pada anak usia dini:

“Kegiatan market day sangatlah dibutuhkan oleh anak untuk


mengajarkan anak untuk berinteraksi baik dengan orang lain dan
mengajarkan dari menghargai orang lain dan mempererat hubungan
orang tua dan anak oleh karena itu kita melibatkan orang
didalmnya. Selain itu untuk mengembangkan aspek sosial
emosional pada anak. Karena dalam kegiatan market day anak
diajari bangaimna menyapa pelanggan, memberi tau harga yang
dijual, memberikan kembalian dan mengucapkan terimakasih.”
Berdasarkan wawancara diatas dapat ditemukan bahwa dalam

kegiatan market day dapat mengembangkan aspek perkembangan

anak yaknik sosial emosional yang mana dalam kegiatan tersebut

adakan diajak untuk berinteraksi denan orang banyak, disamping

itu juga dapat menjadikan hubungna oang tua dan anak semakin

dekat dan tumbhnya rsa kasih sayang yang tinggi.

Peneliti selain melakukan observasi, dan wawancara, disini

peneliti juga melakukan dokumentasi untuk memperoleh keabsahan

data di lembaga RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan terkait

Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini. dimana

pada saat kegiatan market day berlangsung, ketika anak sedang

69
melayani pelangggan dan orang tua mendampingi anak untuk

merinteraksi dengan benar

Dari hasil dokumentasi terlihat bahwa pada saat kegiatan

market day yang didampingi oleh orang tua, anak sangat gembira,

semangat dan antusias sekali dalam proses kegiatan berlangsung.

Dan peneliti juga menemukan pada saat kegiatan market day

berlangsung orang tua menjadi peran yang sangat penting karena

orang tua membimbing anak lebih berani dan tidak malu dan guru

juga berhasil dalam mengatur dan memberikan stimulus untuk

memancing anak agar bisa berinteraksi dengan baik dan ramah.

Terlihat pada dokumentasi kegiatan market day yang di lampirkan

di poin selanjutnya.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Kolaborasi Orang


Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di
RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan
Pembahasan selanjutnya yakni mengenai faktor-faktor

pendukung dan penghambat dalam Proses Kolaborasi Orang Tua

Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan. Peneliti disini melakukan observasi,

wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan 2 kali pada tanggal

02 Januari 2023 dan tanggal 16 Januari 2023 pada pukul 10.00 –

11.00. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam terkait

70
apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam Proses

Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini di RA

Al-Khodijah. Penelii akan memaparkan hasil data yang diperoleh di

bawah ini:

Dari hasil observasi, peneliti melihat bahwa guru-guru di

lembaga RA Al-Khodijah Kangenan sangat memperhatikan sekali

terkait persiapan dalam kegiatan market day. Mulai dari rapat

persiapan, tempat dan yang terpenting terkait dengan arahan kepada

orang tua mengenai tujuan dari kegiataan market day.

Dari pemaparan hasil observasi di atas, dapat di perkuat

dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti, yang

dalam hal ini di sampaikan oleh Ustadzah Lia selaku guru tentang

faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua dan

guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan kemampuan

sosial emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah kangenan,

sebagai berikut:

“Baik faktor pendukung dalam kegiatan market day di lembaga


kami disini karena adanya kerjasama yang baik antara guru dan
orang tua. keterlibatan dan dukungan dari orang tua merupakan
faktor pendukung terkadap suksesnya acara market day karena
orang tua berperan penting dalam mendampingi anak. Faktor
penghambat dalam kegiatan market day yakni sempitnya tempat
kegiatan market day dan juga banyaknya orang yang berkunjung
sehingga kurang teratur dengan baik.“

Senada dengan yang disampaikan oleh Ustadzah vilda selaku

guru terkait faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi

71
orang tua dan guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan

kemampuan sosial emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah

kangenan:

“Dilembaga kami telah dilaksanakan market day sudah cukup lama


dan faktor penghambat dalam proses kegiatan market day adalah
kurangnya guru dalam mendampingi proses kegiatan market day
sehingga mudah terjadi keributan karena banyaknya pengunjung
yang berdatangan. Kegiatan market day ini dilaksanakan banyak
orang, karena kegiatan ini adalah seperti bazar, banyak keramaian di
dalam lokasi market day, sehingga guru harus lebih teliti dalam
mengontrol peserta didik dan pengunjung. Dengan kurangnya guru
pendamping guru tidak bisa mengontrol lokasi kegiatan sehingga
terjadi keributan.”

Pemaparan tersebut juga dikuatkan dengan hasil wawancara

yang dilakukan bersama Ustad Imam selaku kepala sekolah terkait

faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua dan

guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan kemampuan

sosial emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah kangenan,

sebagai berikut:

“Berkaitan dengan faktor pendukung dan pengahambat dalam proses


kegiatan market day di lembaga kami adalah, faktor pendukung nya
yaitu adanya kerjasama antara guru dan orang tua dan semangat
orang tua dalam mensukseskan acara market day ini. Diman
keterlibatan orang tua sangatlah penting karena tanpa peran orang
tua kegiatan market daya tidak akan berjalan dengan baik. Adapun
faktor penghambat dalam proses kegiatan market day ada dua, yakni:
pertama, terkait dengan kurangnya guru pendamping yang
meyebabkan keributan karena banyak pengunjung yang datang dan
kedua terkait dengan sempitnya tempat kegiatan”

Dari penjesalan diatas juga dikuatkan dengan hasil wawancara dari

salah satu orang tua murid yang mengungkapkan :

“ faktor pendukung dalam kegiatan market day ini semuanya berkat


dukungan dari orang tua dan semua guru dan untuk faktor

72
penhambat dari kegiatan ini adalah banyaknya pengunjung
sedangkan tempat yang disdiakan sempit. Dan kurangnya guru untuk
mendampingi anak-anak.”

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama

dengan guru, kepala sekolah dan orang tua murid RA Al-Khodijah

Kangenan terkait faktor pendukung dan penghambat proses

kolaborasi orang tua dan guru dalam kegiatan market day untuk

meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia dini di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasandapat dikatakan bahwa: terdapat

beberapa faktor pendukung dan penghambat yakni; untuk faktor

pendukung adanya kerja sama orang tua dan guru dalam

mensukseskan acara market day ini. Untuk faktor pemhambat

terdapat 3 faktor yakni: 1. Banyaknya pengunjung 2. Tempat yang

sempit 3. Kurangnya guru pendamping.

Data hasil observasi dan wawancara ini juga dikuatkan oleh

data dokumentasi yang berupa foto media pembelajaran yang ada di

lembaga RA Al-Khodijah Kangenan dan foto pada saatkegiatan

market day berlangsung. Dokumentasi ini ada dilampiran bawah.

C. Pembahasan

Di atas peneliti sudah memaparkan hasil penelitian yang berupa paparan

data dan temuan penelitian, dan peneliti disini akan memaparkan pembahasan

sesuai dengan fokus penelitian yang terdiri dari 3 sub pembahasan, sebagai

berikut:

73
1. Peran orang tua dan guru dalam kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran orang tua dan

guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan kemampuan sosial

emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan. Oleh

karena itu, peneliti mewawancarai kepala sekolah dan guru.

Kegiatan market day yang dilaksanakan di sekolah merupakan

Upaya dalam mempererat jalinan kekeluargaan antara orang tua dan

anak. peran orang tua bertanggung jawab sebagai motivator. Kegiatan

yang diberikan kepada anak disesuaikan dengan tingkat perkembangan

anak, kolaborasi dengan guru berperan aktif dalam kegiatan market day,

orang tua bertindak sebagai pelaksana kegiatan market day. Selanjutnya,

orang tua sebagai guru yaitu memiliki tugas mendidik dan mengajar

anak-anaknya untuk mengemangkan aspek sosial emosional pada anak

melalui kegiatan market day yang diberikan oleh guru. 36

Kolaborasi oang tua da guru dalam kegiatan market day di RA

Al-Khodijah merupakan suatu sarana untuk mempererat hubungan anak

dan orang tua dan menjalin hubungan baik antara orang tua dan guru.

Dengan kegiatan tersebut orang tua juga berperan penting dalam

meningkatkan tumbuh kembang anak.37

36

37
Ustad Imam. Kepala sekolah RA Al-Khodijah. Wawancara langsung pada tanggal 8 September
2023

74
Realisasi orang tua dalam mendukung kegiatan market day.

Kontribusi orang tua untuk anak usia dini di dunia Pendidikan sangat

berpengaruh pada berkembangnya Pendidikan anak. Kontribusi orang tua

pada Pendidikan harus dilakukan secara berkelanjutan dalam

memotivasi, memberi arahan dan memberi dorongan serta memberi

sarana agar dapat tercapai keidealan dalam mendidik anak. orang tua

memiliki tanggung jawab utama dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.

Kegitan market day yang ada di sekolah RA Al-Khodijah

merupakan salah satu kegiatan yang melibatkan peran orang tua di

dalamnya. Keterlibatan orang tua merupakan upaya untuk melakukan

penanganan terhadap anak yang sulit untuk ditangani. Dengan

keterlibatan orang tua didalmnya guru dengan mudah memberikan

arahan dan stimulus karena peranan orang tua sebagai media didalamnya.

Dapat disimpulkan peran orang tua dan guru dalam kegiatan

market day untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia

dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan sangatlah bagus dan baik

sesuai dengan teori yang ada diatas yang menyatakan bahwa keterlibatan

orang tua dalam kegiatan merupakan mempererat jalinan kekeluargaan

antara orang tua dan anak yang bertanggung jawab sebagai motivator.

orang tua juga sebagai guru yaitu memiliki tugas mendidik dan mengajar

anak-anaknya untuk mengemangkan aspek sosial emosional pada anak

melalui kegiatan market day yang diberikan oleh guru.

75
2. Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan

Pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan anak dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hal ini

merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang

pendidik ialah sebuah kreatifitas dan inovasi dalam merancang kegiatan

pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu, guru harus memperhatikan

media pembelajaran yang akan digunakan hal ini bertujuan untuk

tercapainya proses kegiatan belajar mengajar. Di RA Al-Khodijah

kangenan Dusun Penyepen melilih untuk menggunakan kegiatan market

day untuk mengembangkan aspek sosial pada anak.

Market day adalah kegiatan belajar entrepreneur, yang mana anak-

anak dibimbing caranya mempromosikan suatu produk pada temannya,

pendidik maupun untuk orang luar. Aktivitas tersebut umumnya

dilakukan bazar atau pasar yang dilaksanakan di sekolahnya. Market day

bisa saja menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya, meningkatkan

kemampuan berkomunikasi anak dan membentuk kecerdasan berbisnis

anak.38

Program market day merupakan sebuah program yang dirancang

untuk menstimulus jiwa kewirausahaan anak, banyak sekali manfaat

38
Indra zultiar dan leonita siwiyanti, menumbuhkan nilai kewirausahaan melalui kegiatan market
day, jurnal ilmiah ilmu ekonomi. Vol 6 edisi 11, oktober 2017, h. 19

76
yang dapat diambil dari program kegiatan market day ini, diantaranya

dapat menumbuhkan matematika aplikatif dalam kehidupan sehari-hari

seperti berhitung uang pengembalian, melakukan interksi sosial dengan

orang lain.39

Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang market day dalam

mengembangkan aspek sosial emosional adalah sebuah kegiatan atau

program yang diadakan oleh sekolah untuk mengenalkan anak dan

menstimulus anak jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aspek sosial

emosional pada anak karena dalam kegitan tersebut anak akan di

hadapkan dengan banyak orang dengan interaksi didalamnya.

kegiatan market day dapat menjadikan anak memiliki kesadaran

diri, dalam kegiatan market day anak-anak mulai berkembang sesuai

harapan, karena pasa saat kegitan tersebut anak-anak dapat mengenal

perasaan sendiri, mereka dapat melihatkan emosional mereka ada yang

senang, gembira dan bahagia dengan adanya market day ini

dilaksanakan. Memiliki rasa tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan

orang lain, dalam kegiatan market day ini paling dominan terjadi dalam

kegitan tersebut dalam indikator rasa tanggung jawab ini adalah

mengatur diri sendiri, karena dalam kegian ini anak dapat mengatur diri

mereka masing masing yang akan mereka lakukan ketika menjadi

seorang penjual. dan perikalu prososial, pada saat kegitan ini anak-nak

sangat senang berinteraksi dengan orang banyak karena didampingi oleh


Ririn Dwi wiresti. analisis aspek perkembangan sosial emosional dan Bahasa
39

dalam program market day di TK Khalifah Condongcatur Yogyakarta. jurnal


Pendidikan raudhatul athfal

77
orang tuanya. Mereka berinteraksi dengan bebas sesuai dengan

keinginnan nya.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti

terkait Implementasi Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan

Kemampuan Aspek Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah

Kangenan Pamekasan bahwasannya kegitan pembelajaran market day

sebagai kegiatan pembelajaran yang cocok dalam mengembangkan semua

aspek perkembangan aspek sosial emosional pada anak. Kegiatan market

day dimulai dengan guru mengumpulkan seluruh siswa beserta orang tua

nya, Lalu guru menjelaskan terkait peraturan kegiatan market day dan

pembagian tempat dan dilanjutkan orang tua bergegas menempati tempat

yang telah disediakan bersama dengan anaknya. Dalam kegitan tersebut

anak ikut membantu orangtua nya untuk merapikan makanan. Dalam

kegiatan tersebut anak berpakaian layaknya pedagang. Dan orang tua juga

bemberikan arahan tentang cara menjual.

Selanjutnya, kegitan market day dimulai yang diawali dengan

Kepala sekolah memberikan sambuat sekaligus membuka kegiatan market

day sebagai acara puncak tema. Kepala sekolah menuturkan bahwa

kegiatan market day ini diadakan agar anak dapat mengenal dan belajar

untuk berwirausaha, mengembangkan aspek sosial pada anak, agar anak

terbiasanya berinteraksi dengan orang banyak dan menjadikan anak lebih

percaya diri dan juga yang terpenting dalam kegitan ini untuk membangun

rasa kasih sayang antara orang tua dan anak, menjadikan anak lebih dekat

78
dengan orang tua dan mengajarkan orang tua anak bisa meluangkan

waktunya untuk anak.

Dalam kegiatan tersebut yang menjadi pembeli adalah masyarakat

sekitar dan guru . guru berperan sebagai pelangan dengan tujuan

memberikan stimulus kepada anak agar aspek sosial emosional dapat

berkembang dengan baik. Acara market day ini dilaksanakan pada saat

libur semester jadi masyarakat disekitar lembaga bisa ikut berkunjung

dalam kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan market day peneliti juga mengamati bangimana

anak menyapa pelanggan, memberi tau harga dari makanan yang dijual,

memberikan uang kembalian dan juga mengucapkan terimakasih.

Jika dibandingkan dengan pendapat teori dengan hasil pengamatan

dilapangan yang dilaksanakan oleh peneliti, kegiatan marketb day yang

dilaksanakan di RA Al-Khodijah sangatlah bagus dan tepat dalam

mengembangkan aspek sosial emosional pada anak.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Kolaborasi Orang Tua


Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan
Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah
Kangenan Pamekasan

Keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar tentu karena

adanya faktor-faktor yang mendukung di dalamnya. Nah dalam Proses

Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk

79
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan ini peneliti menemukan ada beberapa

faktor yang mendukung di dalamnya hal inilah yang membuat kegitan

market day berhasil di laksanakan. Berdasakan hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti terkait faktor pendukung

dalam proses kolaborasi orang tua dan guru dalm kegiatan market day

akan di paparkan sebagai berikut:

Semangat orang tua dan guru dalam mensukseskan kegiatan market

day, Kolaborasi orang tua dan guru merupakan hal terpenting dalan

terselenggaranya kegiatan market day ini. Karena tanpa dukungan dan dari

orang tua kegiatan market day ini tdak akan berjalan dengan maksimal.

Dan kerja keras guru dalm merancang kegian ini dalam meningkatkan

aspek sosial emosional pada anak.

Adapun faktor penghambat dalam Proses Kolaborasi Orang Tua Dan

Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk Meningkatkan Kemampuan

Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan

Pamekasan ini terdapat tiga faktor yang akan di paparkan sebagi berikut:

a. Banyaknya pengunjung

Kegitan market day yang di ada di sekolah RA Al-khodijah kangenan

melibatkan penduduk sekitar sebagi pembeli atau pengunjung. Banyak

pengunjung yang datang pada saat kegitan berlasung menjadikan

80
anak- anak sebagai penjual merasa kewalahan dan sampai terjadi

dorong-dorongan pada saat itu.

b. Tempat yang sempit

Tempat yang sempit merupakan faktor penghambat dalam kegitan

market day ini. Tempat merupakan hal yang terpenting sebagai

kenyamanan penjual dan pembeli. Banyaknya pengunjung pada saat

itu sedangkan tempat yang disedikan kurang luas.

c. Kurangnya guru pendamping

Guru pendamping sangatlah penting dalam kegitan ini, karena guru

yang anak mengatur semuanya. Kurangnya guru pendamping dalam

kegitan ini cukup membuat anak kurang terjangkau semua dan

stimulus tentang aspek sosial kurang maksimal.

Dari beberapa faktor pendukung dan penghambat diatas yang

sudah peneliti dapatkan dari hasil observasi , wawancara dan

dokumentasi hal ini lah yang mendukung dan menghambat keberhasilan

dalam Proses Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market

Day Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia

Dini Di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan.

81
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah di paparkan pada bab-bab sebelumnya tentang

“Kolaborasi Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk

Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Peran orang tua dan guru dalam kegiatan market day untuk

meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia dini di RA Al-

Khodijah Kangenan Pamekasan sangatlah bagus dan baik, keterlibatan

orang tua dalam kegiatan merupakan mempererat jalinan kekeluargaan

antara orang tua dan anak yang bertanggung jawab sebagai motivator.

orang tua juga sebagai guru yaitu memiliki tugas mendidik dan mengajar

anak-anaknya untuk mengemangkan aspek sosial emosional pada anak

melalui kegiatan market day yang diberikan oleh guru.

2. Program market day merupakan sebuah program yang dirancang untuk

menstimulus jiwa kewirausahaan anak, kegiatan market day dapat

menjadikan anak memiliki kesadaran diri, Memiliki rasa tanggung jawab

untuk dirinya sendiri dan orang lain dan memiliki sikap prasosial

3. Faktor pendukung dan penghambat proses kolaborasi orang tua dan guru

dalam kegiatan market day untuk meningkatkan kemampuan sosial

emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasandapat

82
dikatakan bahwa: terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat

yakni; untuk faktor pendukung adanya kerja sama orang tua dan guru

dalam mensukseskan acara market day ini. Untuk faktor pemhambat

terdapat 3 faktor yakni: Banyaknya pengunjung, Tempat yang sempit dan

Kurangnya guru pendamping.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas terkait kolaborasi orang tua dan

guru dalam kegiatan market day untuk meningkatkan kemampuan sosial

emosional anak usia dini di RA Al-Khodijah Kangenan Pamekasan,

berikut ini merupakan saran-saran dari peneliti dengan harapan dapat

dijadikan pertimbangan baik itu bagi kepala sekolah, guru kelas, dan bagi

peneliti yakni sebagai berikut:

1. Bagi lembaga RA Al-Khadijah Galis ( Kepala Sekolah dan Guru-

guru)

Dalam proses pembelajaran hendaknya guru dapat memperhatikan

lebih kepada anak-anak sehingga dapat mengetahui alasan anak yang

lambat dalam menerima pembelajaran dan teruslah menjaga konsisten

guru dalam memperhatikan media pembelajaran untuk keberhasilan

anak dalam proses belajar mengajar dengan inovasi dan kreativitas

guru.

2. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian yang sudah peneliti lakukan terkait Kolaborasi

Orang Tua Dan Guru Dalam Kegiatan Market Day Untuk

83
Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di RA

Al-Khodijah Kangenan Pamekasan, sudah bisa dikatakan berhasil dan

sempurna, namun bisa jadi masih banyak kekurangan di dalamnya

karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta analisis dari peneliti,

oleh karena itu harapan peneliti kepada peneliti selanjutnya untuk

mengkaji lebih dalam penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

84
Agusniatih, Andi. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Teori dan Metode
Pengembangan. Jawa Barat: Edu Publisher, 2019
Aini, Nur. kolaborasi peran orang tua dan guru dalam pengembangan
aspek sosial emosional anak usia 4-5 tahun di RA Perwanida
brawijaya pamekasan. Skripsi IAIN Madura.
Alucyna dan Aminoh kiya, pengaruh kerja sama orang tua dan guru
terhadap perkembangan sosial emosional anak kelas B paud IT
Bunayya, jurnal Pendidikan islam anak usia dini, volume 4
nomor 1 mei 2021
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014
Aulia, annisa isnaini. Meningkatkan keterampilan sosial melalui market
day pada anak kelompok B. Jurnal Pendidikan anak usia dini
edisi 6 tahun-8 2019
Ayu, Luh tirtayani. Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini.
Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2014
Dwi, Ririn wiresti. analisis aspek perkembangan sosial emosional dan
Bahasa dalam program market day di TK Khalifah Condongcatur
Yogyakarta. jurnal Pendidikan raudhatul athfal.
Hijriati, Puspa. penerapan kegiatan market day terhadap kemampuan
sosial emosional anak usia 5-6 tahun di TK IT mina Aceh Besar.
Universitas islam negeri ar-raniry banda aceh.
Kholidia, Naily. Peran guru dalam mengatasi permasalahan
perkembangan sosial emosional anak usia dini di taman kanak-
kanak (TK) Kelompok A Matsaratul huda panempan pamekasan.
Skripsi IAIN Madura.
Mardawani. Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data
dalam Perspektif Kualitatif. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020
Maria, Julia van tiel. Perkembangan sosial emosional anak gifted.
Jakarta: PRENADA, 2019

85
Mursid. perkembangan pembelajaran PAUD. Bandung: PT remaja
rosdakarya,2017
Nuraina, Yuliana. perspektif baru konsep dasar Pendidikan anak usia
dini. Jakarta barat: CV.campustaka, 2019.
Putra, Nusa dan Ninin Dwilestari. Penelitian Kualitatif PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012)
Selaras, Susianty Ndari. Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia
Dini. Jawa Barat: Edu Publisher, 2018
Siregar, Alfitriani Metode Pengajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini,
Medan:2018
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2016
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam
Berbagai Aspeknya. Jakarta:Kencana, 2014
Ummi, st hanik, dkk. Penerapan kegiatan market day berbasis pada
kolaborasi orang tua dan anak untuk mengembangkan
kemandirian anak di taman kanak-kanak pertiwi kragan.
Prosiding Seminar Nasional “digital learning untuk
pembangunan berkelanjutan menuju Merdeka belajar kampus
Merdeka”
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.
Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014
Zaini, Ahmad. Bermain Sebagai Metode Pembelajaran Bagi Anak Usia
Dini: Jurnal, Vol. 3 No.1 Januari-Jumi, 2015
Zultiar, Indra dan leonita siwiyanti, menumbuhkan nilai kewirausahaan
melalui kegiatan market day. jurnal ilmiah ilmu ekonomi. Vol 6
edisi 11, oktober 2017

86
Lampiran

87

Anda mungkin juga menyukai