Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2

Nama : Allicia Erviani


NIM : 857688615
Makul : PDGK4109 (Bahasa dan sastra Indonesia di SD)

Bacalah sebuah karya sastra (puisi atau cerpen), kemudian jelaskan unsur intriksik dan
ekstrinsik yang membangun karya tersebut. Jelaskan di mana letak keunggulan karya
tersebut.

K a t a p u i s i b e r a s a l d a r i b a h a s a Y u n a n i , y a i t u d a r i k a t a poety a n g a r t i n y a o r a n g
y a n g menciptakan sesuatu lewat imajinasi pribadi (berdasarkan pengalaman dan belum pernah
adasebelumnya). Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima,
sertapenyusunan larik dan bait.

DOA
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

(Karya: Chairil Anwar)

 Unsur intriksik puisi “DOA”


1.Tema : Tentang ketuhanan.
2.Nada dan Suasana :Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling)
atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana
berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan
puisi.Nada yang berhubungan dengan tema ketuhanan
menggambarkan betapa dekatnyahubunganpenyair dengan
Tuhannya. Berhubungan dengan pembaca, maka puisi `Doa
´tersebut bernadasebuah ajakan agar pembaca menyadari
bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuanTuhan.
Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan.
3.Perasaan :Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair.
Dalam puisi ´Doa´gambaran perasaan penyair adalah
perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari
diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut
nama-Mu, Aku hilang bentuk,remuk, Akutak bisa berpaling.
4.Amanat :Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ´Doa´ ini
berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan
selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan
amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung)
seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga
mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah
´pengembaraan dinegeriasing´ yang suatu saat akan kembali
juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai
berikut: Tuhanku,Di Pintu-Mu Aku mengetuk Aku tidak bisa
berpaling.

 Unsur entriksik puisi “ DOA”


1. Pemilihan kata
a) Perbendaharaan kata Dalam puisi Doa, penyair memilih kata-kata yang ditujukan
untuk mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Pada puisi ini tampak bahwa
penyair mengalami krisis iman. Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata
yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sehingga kata yang digunakan
pun mengandung makna ragu, lemah, bimbang dan rapuh. Misalnya:
/Tuhanku/, /aku hilang bentuk/, /remuk/, /Tuhanku/, /aku mengembara di negeri
asing/, /Tuhanku/, /di PintuMu/, /aku mengetuk/, /aku tidak bisa berpaling/ .
b) Urutan kata Dalam puisi, urutan kata bersifat beku artinya urutan itu tidak dapat
dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh
perpindahan tempat itu. Dalam puisinya yang ragu, lemah, rapuh, dan bimbang
tersebut, penyair memulai bait pertama dengan baris sebagai berikut: Tuhanku
Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Susunan kata-kata diatas tidak
dapat diubah walaupun perubahan itu tidak mengubah makna. Penyair telah
memperhitungkan secara matang susunan kata-kata tersebut. Jika diubah
urutannya, maka daya magis kata-kata itu akan hilang. Keharmonisan antar bunyi
yang terdapat didalamnya juga akan terganggu karena susunan kata tersebut
menimbulkan efek psikologis. Jika kalimat / dalam termangu / diganti dengan /
termangu dalam / , maka nada ragu yang ditimbulkan dari baris puisi tersebut
akan berkurang
c) Daya sugesti kata-kata Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang
sangat tepat untuk mewakili perasaan penyair. Dalam puisi Doa, penyair
mensugesti pembaca untuk merasakan apa yang hendak dikemukakannya. Rasa
berdosa penyair diekspresikan melalui kata-kata yang memiliki daya sugesti:
/cayamu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi/, /hilang bentuk/,
/remuk/, /mengembara di negeri asing/, /di pintuMu aku mengetuk/, /aku tidak
bisa berpaling/ Kata-kata tersebut dapat memberikan sugesti kepada pembaca
untuk ikut sedih, gundah, menyesal.

Anda mungkin juga menyukai